#20

"Tania."

Tiba-tiba, Nathan sudah berdiri di dekat pintu dapur memanggilnya sambil menatap dingin Saiful.

Tania kemudian langsung bejalan melewati Saiful dengan kasar sambil membawa kopi yang dibuatnya ke teras rumah.

Sampai di teras, Tania menghempaskan tubuhnya di kursi dengan tangannya yang masih gemetar. Kemudian, Tania menyesap sedikit kopinya berharap dapat membuatnya kembali merasa tenang.

Tak lama, Nathan menyusulnya ke depan. "Tania, kamu nggak apa-apa, kan?"

Tania terpaku seperti melamun, namun tidak tahu apa yang dilamunkannya. Pikirannya kosong, menerawang entah kemana.

Nathan duduk di depannya dan meraih tangannya untuk digenggam erat. "Tan." Panggilnya lagi dengan lembut.

Tania menatap wajahnya yang teduh. "Aku nggak apa-apa, Nath."

Tania tahu kalau Nathan sedang mencemaskannya, tapi kemudian Nathan tersenyum lega.

"Bro, lu jadi balik besok?" Tanya Ebot yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Nathan menatap sekilas Ebot, lalu kembali menatap Tania dan menghela napasnya yang terlihat berat. "Kayaknya nanti sore deh, karena besok gue harus dines pagi-pagi benget.

Ebot melirik ke arah Tania sambil menahan senyumnya. Dia tahu kalau Tania tidak suka Nathan pergi.

"Tenang aja, Tan. Kalau Nathan libur, dia pasti dateng ke sini kok. Iya nggak, Nath?"

Nathan kemudian menatap Tania. "Iya. Aku pasti ke sini lagi. Aku nggak tenang kalau kamu di sini terlalu lama." Setelah bicara, Nathan seperti mengingat sesuatu. "Sebentar." Dia kemudian berdiri dan masuk ke dalam.

Ebot berdeham, lalu tertawa renyah membuat Tania langsung meliriknya sinis.

"Eh, Bot. Batas desa udah sampai tahap apa? Masih lama, ya?" Tanya Tania menghentikan tawa Ebot yang sedang mengejeknya.

"Pinter lu ngalihin topik." Ebot mendengus dan melanjutkan bicara. "Ya mungkin masih butuh waktu semingguan kalau kita ngerjainnya fokus tanpa ada kejadian drama horor kayak kemaren."

Setelah berbincang sebentar dengan Ebot, Tania masuk ke dalam dan meletakkan cangkir bekas kopinya di dapur. Lalu, dia kembali ke kamar untuk menyiapkan PROKERnya hari ini.

Saat sedang menyiapkan berkas-berkas prokernya, Tania mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. "Iya masuk aja!" Serunya tanpa menoleh karena sedang sibuk menyiapkan berkas-berkas prokernya.

Tania terkejut saat menoleh dan mendapati Nathan yang datang ke kamarnya.

"Aku ganggu, nggak?" Tanyanya.

"Nath? Enggak kok. Ada apa? Masuk sini!" Ucap Tania dengan tersenyum.

Nathan kemudian masuk dan duduk di tempat tidur Tania, sedangkan Tania duduk di kursi samping tempat tidur.

Dia masih diam dan terus menatap Tania yang sedang menyiapkan proker yang akan dikerjakannya nanti. "Kenapa, Nath? Kok diem?"

"Nanti aku pulang, ya?" Ucapnya dengan pelan.

Tania mendadak menghentikan gerakannya dan menoleh, lalu tersenyum pada Nathan. "Iya. Kamu hati-hati ya. Naik apa nanti?"

"Mobilku. Kan aku titipin di balai desa." Jawab Nathan.

"Oh iya, ya."

Mereka berdua kembali terdiam dengan pikiran masing-masing, membuat suasana menjadi kikuk.

Rasanya, Tania ingin sekali mengatakan dan meminta Nathan untuk tetap di sini saja. Namun, dia tidak boleh egois. Nathan punya tanggung jawab pekerjaan dan Tania tidak berhak mengatur hidupnya.

"Kamu nggak apa-apa aku tinggal?" Tanya Nathan merasa khawatir.

"Aku nggak apa-apa kok. Kamu nggak perlu khawatir gitu." Jawab Tania meyakinkannya.

"Tapi, Tan..."

"Kamu tahu nggak, Nath?" Tania menyambar ucapan Nathan yang membuat Nathan terdiam kembali. "Kalung kamu ini sama istimewanya sama kamu." Lanjutnya sambil memegang kalung pemberian Nathan.

"Masa?" Nathan mengerutkan kening.

"Iya. Saat makhluk astral coba deketin aku, mereka akan langsung mundur dan seperti kepanasan gitu."

"Waw, serius? Jadi bener dong kata Mama." Nathan merasa kagum.

"Mama kamu bilang apa?" Tanya Tania ingin tahu.

"Kalung ini dari Mekkah. Kata Mama, udah banyak di doain dan bisa menangkal hal-hal buruk. Tapi walau begitu, tetep kita harus selalu minta perlindungan dari Allah. Karena kalung itu hanya sebagai perantara aja." Ucap Nathan memberitahu.

Tania mengangguk mengerti. "Terus, nanti kamu balik jam berapa?"

"Jam empat sore. Maaf ya, nggak bisa nemenin kamu lagi." Jawab Nathan terasa berat. "Kalau aku ada waktu, aku pasti akan dateng ke sini lagi." Lanjutnya sambil menatap lekat Tania.

"Makasih ya, Nath. Kamu udah banyak bantu di sini."

"Eh, tunggu! Tadi kamu bilang kalau aku istimewa, serius Tan?" Tanya Nathan lagi sambil mendekatkan wajahnya dengan tatapan menggoda membuat Tania menjadi salah tingkah.

Tania kemudian memukul bahunya dan mereka tertawa bersama.

Setelah mengobrol dengan Nathan, Tania bersiap untuk proker dan Nathan juga ingin membantu teman-teman yang lain untuk menyelesaikan pembuatan batas desa, sehingga Tania tidak akan bersama Nathan untuk proker hari ini.

"Tan, udah kamu siapin semua kan?" Tanya Tiwy.

"Udah Wy, tinggal eksekusi aja." Jawab Tania santai dengan memakai tas ranselnya, bersiap untuk berangkat proker bersama Tiwy.

Mereka berdua berpapasan dengan Nathan, Riswanto dan yang lainnya. Mereka juga akan berangkat untuk menyelesaikan pembangunan batas desa.

"Hai, Neng, godain kita dong!" Seru Ebot melucu.

"Cowok lo kebanyakan makan micin ya, Wy?" Bisik Tania yang membuat Tiwy langsung tertawa renyah.

Riuhnya mereka semua yang berpura-pura sok tidak mengenal Tania dan Tiwy, memberikan hiburan tersendiri bagi mereka. Mereka terus meledek dan kedua gadis cantik itu hanya menanggapi dengan santai dan sinis.

Namun, Saiful bersikap dingin tidak seperti teman-teman yang lain. Dia memang terlihat aneh!

Tania kemudian menarik Tiwy dengan tiba-tiba saat Tiwy sedang asik mengobrol dengan Ebot.

"Eh eh eh, lu mau bawa kemana cewek gue?!" Pekik Ebot.

"Brisik lu!" Balas Tania sambil sekilas menatap Ebot.

"Eh, Tania! Lu kagak pamitan dulu ama babang Nathan?" Teriak Ebot yang melihat kedua gadis cantik itu pergi.

Tania tidak menghiraukannya dan terus berjalan pergi sambil memeluk lengan Tiwy. Suara tawa riuh masih terdengar oleh mereka berdua.

......................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!