#16

Tania memicingkan matanya agar dapat lebih jelas melihatnya.

Orang itu sepertinya tidak asing.

"Wulan?!" Pekik Tania sambil bangkit berdiri.

"Hah? Wulan? Mana?" Tanya Riswanto sambil celingukan.

Riswanto dan Nathan pun ikut berdiri dan melihat ke tempat yang sedang Tania tatap.

"Eh iya, bener tuh. Ngapain dia di sana?" Tanya Nathan.

"Bukannya dia di dalem tadi? Barusan aja gue lihat dia lagi tidur di kamarnya." Ucap Riswanto dengan ragu.

"Coba lo cek ke kamarnya, Ris!" Pinta Tania.

Riswanto kemudian berlari masuk ke dalam langsung menuju kamar Wulan.

Hal itu membuat beberapa teman yang sedang duduk di ruang tamu menatap bingung pada Riswanto. Namun, mereka hanya diam dan memperhatikan saja. Tania bisa melihat dari kaca jendela yang sedang dia lihat sekarang.

"Elu kenapa, Ris?" Tanya Ebot heran.

Riswanto tidak menjawab dan kembali berlari ke teras lagi. "Nggak Ada! Itu bener Wulan!" Pekiknya dengan napas terengah-engah.

Tania dan Nathan saling melempar pandangan. Kemudian Nathan menganggukkan kepalanya dan mereka berdua berlari mendekati Wulan.

Beberapa teman yang ada di dalam, keluar dari rumah karena melihat kehebohan di luar.

Tapi Wulan malah menjauh.

Tania dan Nathan berusaha mengejarnya disusul beberapa teman mereka.

"Gila! Cepet banget sih tuh anak larinya!" Seru Ebot dengan ngos-ngosan.

Mereka berhenti sejenak untuk mengambil napas karena Wulan berlari dengan sangat cepat. Bahkan, Nathan yang jago lari saja bisa kalah olehnya.

"Iya. Lari apa terbang sih dia?" Tanya Abid.

"Dia emang terbang!" Seru Saiful sambil menunjuk ke arah Wulan.

Tania pun mengamati dengan seksama. Wulan semakin jauh dan memang dia seperti melayang. Kakinya tidak menyentuh tanah.

"Wah, nggak beres nih! Kok dia bisa keluar sih?" Riswanto terlihat frustasi sampai meremas rambutnya sendiri.

"Iya. Padahal pintu belakang dikunci loh." Sambung Vicky.

"Lewat jendela juga nggak mungkin, kan?" Lanjut Kevin. Karena jendela pada setiap kamar berukuran kecil dan tidak muat untuk dilewati orang dewasa seperti mereka.

Saat mereka sedang berdiskusi tentang bagaimana Wulan bisa keluar dari rumah, tiba-tiba Tania tercekat dengan pemandangan yang ada di depannya.

Tania melihat ada segerombolan orang berjalan dengan sempoyongan. Jumlahnya banyak sekali. Segerombolan orang itu berjalan ke arah mereka berdiri saat ini.

Segerombolan orang itu penuh luka, ada juga yang kepalanya hampir putus, bahkan ada juga yang berjalan sambil membawa kepalanya sendiri. Mirip film zombie yang pernah Tania tonton.

Tania terbelalak, tangannya berkeringat dingin dan gemetar. Jantungnya berdesir karena ketakutan.

"Balik ke rumah, sekarang!" Teriak Tania.

"Eh, nggak jadi ngejar Wulan?" Tanya Riswanto.

"Liat di depan!" Pekik Tania dan langsung menarik tangan Nathan.

"Gila! Apaan tuh?!" Pekik Ebot sambil melotot.

Mareka semua sangat terkejut dengan apa yang ada di hadapan mereka.

"Lari!!!" Teriak Riswanto.

Aneh! Kenapa segerombolan orang itu tidak menghilang saat Tania memegang tangan Nathan?

Teman-teman yang lain berlari mengikuti Tania dan Nathan dari belakang.

Segerombolan orang itu juga ikut berlari seolah sedang mengejar mereka.

Sampai di teras rumah, Tania segera membuka pintu dan menunggu teman-teman yang lain masuk juga.

"Tutup! Kunci!" Seru Nathan setelah mereka semua masuk.

Mereka menutup pintu dan menguncinya. Mereka juga menutup semua korden pintu dan jendela.

Vhie, Tiwy, Aisyah dan Sekar yang tidak tahu apa-apa hanya menatap mereka dengan bingung.

"Ada apa sih?" Tanya Tiwy.

"Mending kamu masuk kamar aja ya, sayang. Bahaya!" Ucap Ebot sambil melangkah mendekati Tiwy.

Pintu dipukul-pukul dengan keras dari luar. Bahkan jendela juga. Terdengar begitu ramai dan riuh.

Mereka segera mundur menjauh.

Nathan menahan pintu dengan menarik kursi sehingga membuat pintu akan sulit dibuka.

"Ya ampun! Siapa sih mereka? Kenapa gedor-gedor gitu sih?" Tanya Aisyah heran.

"Mending nggak usah dilihat deh, sumpah!" Ucap Kevin sambil bergidik ngeri.

Mereka semua benar-benar merasa ketakutan malam ini dan bingung harus berbuat apa.

BRAKKK!

Mereka kembali dikejutkan dengan suara keras yang berasal dari dalam rumah.

"Astaga! Ya Allah!"

Mereka semua dengan kompak menoleh ke arah dapur karena suara berasal dari belakang rumah.

Mereka yang merasa terpojok, saling mendekat satu sama lain.

"Apaan tuh?"

"Siapa di belakang?"

"Jangan-jangan, mereka bisa masuk ke dalam!"

"Aku takut, gimana dong?" Tania memegang erat lengan Nathan.

"Biar aku lihat." Ucap Nathan datar.

Tapi, Tania menahan tangan Nathan. Dia menatapnya, lalu menggeleng dengan pelan.

"Nggak apa-apa, Tan. Sebentar aja, ya." Ucap Nathan sambil membelai kepala Tania agar Tania tenang.

"Tapi, Nath..." Nathan malah langsung mengecup kening Tania dan berjalan ke arah dapur.

"Gue ikut, Nath!" Riswanto segera mengikuti Nathan dan merdeka berdua berjalan ke dapur untuk mengecek.

Tapi, saat langkah mereka sudah sampai di tengah-tengah ruangan, di belakang sana terlihat jelas ada seseorang berdiri diam sambil menatap mereka dengan tatapan dingin dan menakutkan. Dan yang lebih mengejutkan lagi, di tangannya terdapat sebuah golok panjang yang cukup tajam.

"Mampus! Siapa dia?!" Pekik Vicky.

"Nathan! Ris! Cepat mundur!" Teriak Tania dengan panik.

Mereka berdua kemudian mundur dengan perlahan hingga mereka semua kembali berkumpul seperti semula.

Nathan berdiri di hadapan Tania bermaksud menutupinya dari sosok yang berada di hadapan mereka. Bahkan, Tania sendiri tidak tahu dia itu manusia atau makhluk astral.

"Gimana nih? Bisa mati kita kalau diem aja." Rengek Tiwy ketakutan.

"Masuk kamar!" Tegas Nathan.

Dengan segera mereka berlari beramai-ramai masuk kedalam kamar. Semua berpencar masuk ke dua kamar yang bersebelahan. Kamar Tania dan kamar Vhie, karena kalau semuanya berada di dalam satu ruang kamar, takutnya terlalu penuh dan sesak. Dan dua kamar ini yang paling dekat dengan ruang tamu.

"Tutup! Kunci!" Pekik Tiwy dengan panik.

Pintu langsung ditutup dan dikunci oleh Ebot. Nathan menarik kursi dan meletakkannya di belakang handle pintu. Setidaknya, ini membuat pintu sulit untuk dibuka dari luar.

......................

Terpopuler

Comments

imah

imah

untung bacanya sore

2023-02-06

0

Luzi Refra

Luzi Refra

kalo baca malam hari ,pasti lgsg ngga bisa tidur..sereeem

2022-07-17

4

Achmad Nurdafa

Achmad Nurdafa

ded degan takut tpi penasaran😱

2022-07-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!