#4

Makan malam hari ini, Bu Kades mengirimkan makanan untuk mereka karena mereka baru datang dan belum mengetahui di mana letak warung penjual sayuran.

Setelah salat Magrib, mereka bersama-sama makan di ruang tamu. Ruang tamu di rumah yang dijadikan posko mereka begitu luas. Jika disekat, ruangan itu bisa jadi dua ruangan.

“Eh, gue kok penasaran deh sama Dusun Alas. Kayak apa ya bentuknya? Gimana kalau kita coba masuk ke sana?” gurau Abid.

“Nggak usah macem-macem deh, pakai penasaran sama itu desa!” sahut Wulan dengan sinis.

“Kenapa sih lo? Takut ya?” Abid meledek Wulan.

“Ih, enggak! Cuma ngapain sih? Kurang kerjaan banget deh. Mending kita urus aja KKN kita yang bener. Nggak usah ngurusin hal yang nggak penting! Lagian, mana ada sih setan?! Kalau ada, mana sini ketemu sama gue!” ucap Wulan dengan sombong.

“Wulan! Nggak baik ngomong gitu!” ucap Tania dengan suara keras menghentikan ucapan Wulan.

Brak!

Tiba-tiba, terdengar suara pintu yang dibanting dengan sangat keras dari arah belakang.

Mereka semua saling pandang dengan wajah terkejut dan pucat.

“Mampus lo! Ngamuk tuh setannya. Makanya, jangan takabur gitu,” celetuk Saiful mengingatkan Wulan.

Sedangkan Wulan hanya bersikap biasa saja, seolah dia benar-benar tidak merasa takut. “Eh, gue beneran nggak takut! Mau bukti?” tantangnya.

“Ya udah, buktiin!” ucap Saiful.

Wulan bangkit berdiri dan langsung berjalan ke belakang sendirian untuk memeriksa asal suara tadi dengan penuh percaya diri.

“Wuih, keren tuh bocah,” gumam Ebot.

“Kalau ada apa-apa, gue nggak ikutan, ya!” Tania bangkit berdiri kemudian bergegas kembali ke kamarnya.

Riswanto hanya menatapnya diam.

Saat berjalan menuju kamar, Tania melihat ke arah belakang. Ternyata sosok yang dilihatnya di dalam kamar mandi tadi sedang berdiri sambil menatap ke arah ruang tamu. Karena antara ruang tamu sampai ke dapur tidak ada pembatas, jadi dengan mudah bisa melihat langsung saat melakukan kegiatan di dapur, begitu pula sebaliknya.

“Tan, tungguin!” pekik Tiwy yang langsung ikut menyusul Tania.

Aisyah dan Sekar juga ikut menyusulnya masuk ke kamar yang ditempati Tania. Sedangkan yang lain, masih duduk di teras dan ruang tamu untuk melihat Wulan.

“Heh, Tan! Ada apa sih? Kamu pasti lihat sesuatu, kan?” tanya Tiwy begitu ada di dalam kamar.

“Iya. Bentar lagi, pasti kesurupan tuh anak! Macem-macem pakai nantangin segala. Heran gue!” jawab Tania merasa kesal.

“Lah, terus kalau dia kesurupan beneran, gimana dong, Tan? Siapa yang bakal nolongin?” tanya Tiwy lagi dengan cemas.

“Ada Riswan. Dia bisa kok,” jawab Tania.

“Masa? Dia bisa?” tanya Aisyah tidak percaya.

“Kalian lihat aja nanti.”

Sesaat kemudian, terdengar seperti geraman dengan suara yang berat dari luar.

“Nah, kan?” Tania menatap Tiwy, Aisyah, dan Sekar.

Dengan penasaran, Aisyah pun membuka sedikit pintu kamar dan mengintip. “Wah, kacau nih. Wulan ngamuk!”

Di luar begitu berisik.

Brak!

Aisyah kembali menutup pintunya rapat-rapat, lalu menguncinya. Dia membelalakkan mata sambil menekan dadanya dengan napas tersengal.

Brak! Brak! Brak!

Tiba-tiba, ada yang menggedor-gedor pintu kamar dan berusaha mendobraknya dari luar.

Aisyah, Tiwy, dan Sekar menahan pintunya dengan tubuh mereka.

“Tan, gimana dong ini?” pekik Tiwy dengan panik.

“Ya nggak tahu. Jangan tanya ke gue dong!” jawab Tania sambil ikut menahan pintu bersama mereka.

Perlahan, pintu kamar mulai aman. Tapi, sepertinya keadaan di luar semakin gawat. Bahkan terdengar suara teriakan dari luar.

“Gimana? Kita keluar nggak nih?” tanya Aisyah ragu-ragu.

“Sebaiknya, kita keluar aja deh yuk!” jawab Tania merasa tidak tega dengan teman-teman lain yang kesulitan di luar.

Mereka pun keluar dari kamar dan mencoba membantu yang lain.

Keadaan di luar kacau balau. Kursi berjatuhan di sana sini. Dan ternyata, yang kesurupan bukan hanya Wulan, Vicky juga.

“Tan, lo bantuin Wulan ya?” pinta Riswanto sambil kewalahan memegangi Vicky yang mengamuk dan melukai Abid hingga kepalanya berdarah. Entah apa yang dia perbuat tadi.

“Syah, lo coba ke rumah Pak Karno gih, minta bantuan! Gue takut yang kesurupan makin banyak,” pinta Tania.

“Oke!” Aisyah pun mengajak Tiwy dan bergegas pergi ke rumah Pak Karno untuk meminta bantuan.

Tania kemudian meraih Wulan yang berteriak histeris di pojokan. Dia memegangi Wulan dibantu Saiful dan Vhie

Tania mencoba membacakan doa pada Wulan dan seketika Wulan memberontak hebat hingga tangannya terlepas dari genggaman Saiful dan hampir mencekik Tania. Tapi, Wulan seperti merasakan kepanasan ketika menyentuh leher Tania yang terdapat sebuah kalung pemberian Nathan.

Tania, Vhie dan, Saiful terus memegangi Wulan sambil membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Tak lama, Aisyah dan Tiwy kembali bersama Pak Karno dan juga beberapa warga Desa Bambu. Ada seorang ustaz juga.

Ustaz itu membaca doa, kemudian seperti menarik sesuatu yang tak terlihat dari tubuh Wulan. Seketika, Wulan melemas dan pingsan. Lalu, gantian Vicky yang dibacakan doa oleh ustaz dan tidak lama Vicky kembali sadar. Dia memegangi kepalanya yang terasa pusing.

Abid yang terluka langsung diobati oleh teman-temannya. Untung saja, lukanya tidak parah, hanya robek sedikit.

“Lain kali jangan diulangi lagi ya, Mbak!” Ustaz itu menasehati Wulan setelah dia sadar dan seolah tahu dengan apa yang telah dilakukan olehnya.

Wulan sendiri hanya menunduk dan terdiam, menyesali perbuatannya. Setelah keadaan tenang, warga pun segera kembali ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan mereka yang langsung kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena merasa begitu lelah akibat kejadian barusan.

Nathan gimana kabarnya, ya? gumam Tania dalam hati.

......................

Terpopuler

Comments

🕊️⃟🍁❥•

🕊️⃟🍁❥•

tu kam di bilang, ngadi ngadi bae sih , pake acara nantangin segala. pada kejang² kam sekarang

2022-06-15

1

🕊️⃟🍁❥•

🕊️⃟🍁❥•

santai banget ngomong nya tania 😂, kalo belum kesurupan gitu belum kapok

2022-06-15

1

🕊️⃟🍁❥•

🕊️⃟🍁❥•

eh Wulan nya malah ngomong kek gitu, yang nunggu marah nanti lo

2022-06-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!