#19

Tania kemudian perlahan melangkah mundur, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Namun, langkah Tania terhenti ketika merasakan ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

"Tan, lo ngapain sih?" Tanya Tiwy yang membuat Tania berjengit kaget. Tiwy sedang membawa beberapa cangkir teh yang sudah dibuatnya.

Tania kemudian menunjuk ke jendela depan dan bicara dengan tergagap. "I-itu...di-depan..."

Tania kemudian langsung menarik dan bersembunyi dibelakang Tiwy.

Tiwy mengerutkan keningnya melihat tingkah Tania. Tapi kemudian, dia dan Kevin mendengar suara seperti yang didengar oleh Tania.

"Apaan itu?" Tanya Tiwy penasaran.

"Jangan dilihat! Gue yakin kalian bakal mual kalau lihat wujudnya." Pinta Tania.

"Ada apa sih?" Aisyah muncul dari kamar setelah mengecek Sekar.

"Sssttt!" Kevin memeberi isyarat agar Aisyah diam.

Aisyah langsung paham dan ikut bersembunyi di belakang Kevin.

Kevin melangkah maju, tapi Aisyah menahannya, karena mereka ketakutan. "Jangan, Vin! Lo nggak denger kata Tania tadi?"

"Terus kita harus gimana dong?" Bisik Kevin sambil menatap mereka bertiga, tapi mereka hanya diam tidak ada yang berani berkomentar.

"Eh, tunggu! Suaranya udah ilang kan ya?" Tiwy merasa heran kemudian meletakkan nampan yang berisi beberapa cangkir teh di atas meja.

"Cek coba, Vin!" Pinta Tania.

"Temenin dong!" Kevin pun mendekat ke jendela ditemani Aisyah.

Dia melongok ke jendela, melihat situasi di teras depan. "Nggak ada apa-apa." Ucap Kevin masih sambil melihat ke sekitar teras rumah.

"Kemana ya?" Tanya Tania.

Saat Aisyah menoleh ke arah Tania, tiba-tiba dia mematung sambil melotot karena terkejut. Tubuhnya pun gemetar. Dia mengulurkan tangan meraih Kevin yang masih sibuk memperhatikan keluar.

"Apaan sih, Syah! Gue pastiin dulu tuh setan udah pergi apa belum." Ucap Kevin tanpa melepas pandangannya dari teras depan.

"Tan, sini deh." Pinta Aisyah dengan suara lirih sambil melirik ke arah belakang Tania, terlihat sangat panik.

"Di belakang gue, ya?" Tanya Tania yang membuat Kevin langsung membalikkan kepala melihatnya dan seketika reaksinya sama seperti Aisyah tadi.

Tania sama sekali tidak berani menoleh ke belakang karena dia yakin kalau sosok yang dia lihat tadi sudah ada di belakangnya.

Tania mencoba melangkahkan kakinya dan ingin berjalan ke Kevin dan Aisyah. Tapi tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan.

Sedangkan Tiwy yang melihat ke arah belakang Tania, dia juga ketakutan sampai mengeluarkan keringat dingin yang membasahi wajahnya.

Tania terus berusaha menggerakkan kakinya, namun usahanya sia-sia.

Kakinya seolah telah terpaku di tempatnya berdiri saat ini. Dan entah kenapa, semua doa-doa yang sudah dia hafal sejak kecil mendadak tidak bisa dia ingat.

"Tania!" Pekik Tiwy yang terlihat semakin panik, entah apa yang dia lihat.

Tania akhirnya dengan perlahan memaksakan dirinya menoleh ke belakang. Rasa takutnya terkalahkan dengan rasa penasaran yang sejak tadi terbendung.

Dan, benar saja! Ternyata sosok yang dilihatnya tadi sudah berada di belakangnya dengan menyeringai sambil perlahan mendekati dirinya.

Tania benar-benar sudah tidak bisa bergerak lagi sampai bulir-bulir air hangat keluar dari kedua matanya.

Sosok itu semakin mendekat dengan tangan terulur seperti ingin meraihnya.

Tania memejamkan matanya, dia pasrah. Bahkan dia tidak peduli kalau dirinya terbunuh oleh sosok itu karena dirinya benar-benar merasa tersiksa dan lelah.

Tangan dari sosok itu kian mendekat dan mulai tercium bau busuk yang menyengat. Tangannya penuh luka, darah, sangat kotor dan seperti lengket yang entah berasal dari mana. Sangat...menjijikkan!

Saat tangan dari sosok itu menempel pada lehernya, tiba-tiba sosok itu langsung beringsut dan mundur sambil memegangi tangannya sendiri.

Tania membuka matanya dan dia mencium seperti bau gosong beberapa saat kemudian.

Tania merasa terkejut dan heran, lalu dia meraba sekitar lehernya sendiri, baru menyadari apa yang telah membuat sosok itu beringsut dan terlihat kesakitan.

'Kalung?!'

Sepertinya memang benar karena kalung dari Nathan yang dipakainya dan ini sudah beberapa kali terjadi.

"Subhanallah, terima kasih Ya Allah." Gumamnya lirih sambil menitikan air matanya kembali karena terharu dirinya masih dilindungi oleh Allah. SWT.

"Tania."

Tania merasakan sebuah tangan yang merangkulnya dari belakang.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanyanya dengan lembut dan terdengar cemas.

Seketika Tania menoleh dan melihat siapa yang merangkulnya.

Saat tahu kalau sosok tampan yang saat ini sedang merangkulnya, tubuh Tania langsung terasa lemas dan kemudian jatuh dalam pelukannya.

"Kamu nggak apa-apa, kan?" Tanya Nathan lagi dan Tania mengangguk pelan sambil tersenyum. Hatinya langsung terasa lega saat berada di dekat Nathan.

"Yang lain mana? Udah ketemu?" Tanya Tania setelah melepas pelukannya.

"Udah ketemu dan mereka baik-baik aja." Jawab Nathan sambil menghapus sisa-sisa air mata di sudut mata Tania.

"Alhamdulillah." Ucap Tania sangat bersyukur karena semua teman-temannya kembali dan baik-baik saja.

Keesokan harinya.

Ini adalah hari terakhir Nathan berada di posko karena besok pagi, dia sudah harus kembali bertugas.

Pagi-pagi sekali Tania sudah terbangun, kemudian mandi dan segera sholat subuh.

Selesai melakukan kewajibannya, dia keluar kamar.

Sepertinya, Nathan juga sudah bangun dan dia sedang mendengarkan musik, lagu kesukaannya. Tania mendengar saat dirinya berjalan melewati kamarnya.

Tania segera ke dapur membuat kopi untuk dirinya juga Nathan.

Di dapur, Tania berpapasan dengan Saiful dan hanya meliriknya sekilas. Dia sudah malas kalau harus berurusan lagi dengannya.

Saiful masih ada di dapur, entah apa yang sedang dia lakukan. Tania juga tidak peduli dan tetap fokus membuat kopi.

Saiful berdeham dan bertanya padanya. "Pacarmu, kapan perginya, sih?" Tanyanya yang terdengar tidak enak.

"Kenapa? Nggak ada urusannya juga kan sama lo!" Ucap Tania tanpa menoleh.

Walau Tania dan Nathan belum ada status pacaran, tapi Tania yakin yang dimaksud Saiful adalah Nathan.

Lagipula, selama di sini Nathan juga banyak membantu. Memang dasar aneh si Saiful!

"Ya jelas ada urusannya, lah. Dia bukan anggota KKN di sini." Ucap Saiful dengan sinis membuat Tania membalikkan badan dan melihatnya yang sedang berdiri di belakangnya sambil bersedekap.

"Kalau soal makan, gue bakal ganti selama Nathan ada di sini. Kalau soal tempat tinggal, Pak Kades udah memberi ijin ke dia dan juga Riswanto! Lagian, mereka lebih punya wewenang daripada lo! Nathan juga udah banyak membantu selama dia di sini! Jadi, apa yang buat lo merasa keberatan dia ada di sini?!" Tania tidak tahan lagi untuk tidak bicara dengan keras kepada Saiful.

Saiful tidak langsung menjawab. Dia malah menatapnya dengan tajam sambil melangkah mendekat pada Tania, membuat Tania melangkah mundur karena takut.

"Apa yang buat gue keberatan?!" Tanyanya dengan tatapan tajam membuat Tania langsung bersiap untuk menyerangnya kalau sampai Saiful bertindak nekat.

......................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!