19. Kuntilanak

Yanto masih berdiri tertegun di tempatnya, tubuhnya seolah kaku tak mampu bergerak karena baru kali ini merasakan ketakutan melihat benda terjatuh dari atas meja kayu seperti ada yang menyenggolnya padahal tak ada siapapun di sana.

Benarkah...

Benarkah ada hantu di rumahnya sekarang?

Hantu yang seperti Tita katakan?

Apakah...

Yanto menggelengkan kepalanya berusaha mengalihkan pikirannya untuk tidak berandai-andai jika hantu itu adalah mendiang isterinya sebagaimana yang dikatakan para tetangganya.

Tidak!

Tidak mungkin!

Mirna pasti sudah tenang di sana, dia pasti tidak akan kembali dan menjadi hantu.

Tidak.

Yanto berusaha untuk menampik semua kemungkinan itu. Ia tak mau mempercayainya. Ia tak mau berpikir bahwa apa yang dikatakan orang-orang di sekitar rumahnya adalah benar adanya.

Hingga...

"Mas, ada apa?"

Tiba-tiba terdengar suara Winda bertanya.

Yanto menoleh ke arah pintu kamar Tita di mana Winda tampak berdiri di sana.

"Win, apa kamu ngerasain ada sesuatu?'

Tanya Yanto,

Winda berjalan mendekati Yanto,

"Sesuatu? Apa?"

Tanya Winda.

Yanto lantas mengalihkan pandangan matanya ke ruang depan dan menunjuk barang yang berantakan di lantai.

"Ada yang menjatuhkannya, tapi tak terlihat."

Lirih Yanto.

Winda berdiri di samping Yanto,

"Mirna, aku rasa dia belum sepenuhnya mau meninggalkan kalian."

Ujar Winda.

Yanto yang tangannya kini gemetaran diraih Winda dengan lembut, dan menggenggam tangan itu seolah memberikan kekuatan.

"Tenanglah, besok kita pergi ke tempat orang yang aku bilang, dia pasti bisa mengatasinya."

Kata Winda.

Yanto menoleh ke arah Winda sejenak,

"Apa kau yakin itu pasti akan bekerja?"

Tanya Yanto.

Winda mengangguk.

Yanto kembali terduduk,

"Aku harusnya ke rumah Ibu, Dede bayi menangis."

Kata Yanto kemudian,

"Kau tak akan bisa melakukan apapun, lagipula Tita ada di sini, kau tak bisa meninggalkannya."

Lirih Winda,

Yanto sejenak terdiam, ada benarnya apa yang dikatakan Winda.

"Aku akan ambilkan air, atau kau ingin teh? Kopi?"

Tanya Winda,

Yanto menggeleng,

"Duduk saja, aku tak ingin sendirian dan berpikir mendiang isteriku kenapa menjadi hantu."

Kata Yanto.

Winda tampak sekilas menatap foto Yanto dan Mirna yang ada di ruangan depan yang bisa terlihat dari tempat mereka kini duduk di ruangan TV.

Ruang depan yang gelap dan hanya disinari lampu dari teras menembus kaca jendela yang hanya ditutup tirai putih tipis.

Winda juga merasa merinding, jelas memang tadi ia juga melihat bayangan sosok perempuan yang berdiri di balik tirai jendela.

Sosok yang tak mungkin itu Tita, karena jelas itu adalah sosok perempuan dewasa.

Winda menghela nafas,

Rumah yang sangat bagus ini, rumah impian banyak perempuan pastinya, kenapa harus ada hantunya?

Kenapa sudah mati tak istirahat saja dengan tenang? Kenapa harus mencampuri urusan manusia yang masih hidup?

Batin Winda kesal.

**-------------**

Lampu senter tampak menyorot ke kanan dan ke kiri, dua orang hansip kampung seperti biasa keliling kampung.

Jalanan sudah sangat sepi malam ini karena gerimis yang turun.

Meski di poskamling masih ada beberapa Bapak yang berkumpul minum kopi dan main catur, tapi di jalanan kampung sama sekali tak terlihat pemuda yang biasanya banyak nongkrong-nongkrong main gitar atau main gaple sambil haha hihi di depan teras rumah.

Dua hansip itu terus menyusuri jalanan kampung guna memastikan tak akan ada maling masuk desa mereka malam ini.

Lampu senter masih terus menyorot ke sana ke mari, kedua hansip yang memakai jas hujan plastik transparan demi melindungi diri dari guyuran gerimis itu sampai di perempatan mushola.

"Ke sana dulu."

Kata hansip satu sambil menunjuk ke arah kanan mereka, tampak hansip kedua setuju saja.

Mereka lantas berjalan mengambil langkah ke arah kanan.

Hingga sampai dekat rumah Ibunya Yanto, lampu jalan tiba-tiba saja padam.

Dua hansip itu tampak terkejut, mereka tampak celingak-celinguk.

Dilihatnya oleh mereka lampu jalan lain baik-baik saja, dan hanya lampu jalan dekat rumah Ibunya Yanto saja yang mati.

Dua hansip yang sudah mendengar selentang-selenting kabar penampakan mendiang Mirna, isteri pamong Yanto kini tampak saling berpandangan.

Jelas terlihat raut wajah mereka yang menggambarkan ketakutan.

"Kita balik lagi saja?"

Tanya Hansip kedua.

Hansip satu terlihat masih diam.

Antara ingin melanjutkan karena jelas ini adalah sudah menjadi tugas, tapi juga ia tak memungkiri kalau dirinya juga kini sedikit takut.

Hansip satu kemudian baru akan bicara, saat tiba-tiba tercium aroma bunga kantil yang sangat pekat di sekitar mereka.

"Kau... mencium aroma kembang kantil?"

Tanya Hansip kedua dengan wajah makin ketakutan.

Hansip satu mengangguk,

"Kita mungkin, sebaik... nya... kem... kem..."

Hansip dua yang semula akan mengajak putar arah, tiba-tiba melihat sosok perempuan bergaun putih menggelayut di jendela depan rumah ibunya Yanto.

Daun jendela kamar rumah Ibunya Yanto yang bagian depan memang jarang ditutup sejak ada acara tahlilan karena di teras terdapat banyak barang yang dibiarkan di luar sampai nanti acara tahlil selesai tujuh hari.

Perempuan bergaun putih itu bergelayut di daun jendela sambil melihat ke dalam kamar dari kaca jendela.

Gaunnya dan rambutnya yang panjang tampak meriap-riap tertiup angin yang semilir, membuat aroma bunga kantil dari tubuh perempuan itu tercium hingga ke jalan di mana dua hansip kini berada.

"Bu... Bu... Bu... Mirna..."

Hansip kedua tergagap, hansip satu yang sudah ingin mengompol langsung menarik tangan hansip kedua untuk kemudian lari tunggang langgang.

"Kuntilanaaaaaaak..."

Teriak mereka saat telah cukup jauh, membuat sosok perempuan di jendela itu menoleh pelahan.

Matanya yang terlihat ada lingkaran hitam itu menatap sekeliling, wajahnya pucat pasi.

Sosok perempuan itu kemudian menatap para pembaca,

"Haaaaii..."

Sapanya seraya menyeringai.

**----------------**

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

beda gender satu atap, kenapa g d grebek ngawur s yanto

2025-02-28

0

kalea rizuky

kalea rizuky

Winda ne kayak munafik alias sok baik

2025-02-28

0

Sri Ningsih

Sri Ningsih

iiih...gk lucu../Grimace/

2024-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mirna...
2 2. Satu Sosok Di Pemakaman
3 3. Bisikan Lirih
4 4. Kasih Mama
5 5. Mama Di Sini
6 6. Sebuah Senyuman
7 7. Tita Ingin Ikut
8 8. Keluhan Warga
9 9. Emosi
10 10. Suara Tak Asing
11 11. Dia Bukan Kunti
12 12. Sebuah Tatapan
13 13. Desas Desus
14 14. Halusinasi?
15 15. Pulanglah Mirna
16 16. Mama
17 17. Ada Hantu
18 18. Tunggu Mama
19 19. Kuntilanak
20 20. Baru Meninggal
21 21. Hanya Menyapa
22 22. Sosok Dari Masa Lalu
23 23. Nyi Parijem
24 24. Harus Bagaimana?
25 25. Siapa Di Sana?
26 26. Aku Pulang Mas
27 27. Tamu Tiba-tiba
28 28. Sedihnya
29 29. Gempar
30 30. Syarat Isyarat
31 31. Undangan Pak RT
32 32. Ancaman
33 33. Ke Mana Dia?
34 34. Usir Saja
35 35. Mama Juga Rindu
36 36. Tita Sayang
37 37. Protektif
38 38. Simpan Dulu
39 39. Sedih
40 40. Tumbal Palsu
41 41. Bukan Aku
42 42. Benang Kusut
43 43. Sang Penjaga
44 44. Peringatan
45 45. Hantu Lain
46 46. Penampakan Lagi
47 47. Celaka
48 48. Kisah Kasih
49 49. Bincang Malam
50 50. Senyuman Mama
51 51. Misteri Cincin
52 52. Pertemuan
53 53. Mirna Yang Asing
54 54. Mirna & Marni
55 55. Dua Perempuan
56 56. Cerita Bu RT
57 57. Kembalinya Masa Lalu
58 58. Dia Milikku
59 59. Mencari Jawaban
60 60. Sedikit Lagi
61 61. Sulit Dipercaya
62 62. Mirna
63 63. Sang Perantara
64 64. Terungkap
65 65. Akhirnya Mengerti
66 66. Kotak Kayu
67 67. Tabirpun Tersingkap
68 68. Masa Lalu Yang Pahit
69 69. Ungkapkan Rasa
70 70. Ketulusan Mbak Ukha
71 71. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Mirna...
2
2. Satu Sosok Di Pemakaman
3
3. Bisikan Lirih
4
4. Kasih Mama
5
5. Mama Di Sini
6
6. Sebuah Senyuman
7
7. Tita Ingin Ikut
8
8. Keluhan Warga
9
9. Emosi
10
10. Suara Tak Asing
11
11. Dia Bukan Kunti
12
12. Sebuah Tatapan
13
13. Desas Desus
14
14. Halusinasi?
15
15. Pulanglah Mirna
16
16. Mama
17
17. Ada Hantu
18
18. Tunggu Mama
19
19. Kuntilanak
20
20. Baru Meninggal
21
21. Hanya Menyapa
22
22. Sosok Dari Masa Lalu
23
23. Nyi Parijem
24
24. Harus Bagaimana?
25
25. Siapa Di Sana?
26
26. Aku Pulang Mas
27
27. Tamu Tiba-tiba
28
28. Sedihnya
29
29. Gempar
30
30. Syarat Isyarat
31
31. Undangan Pak RT
32
32. Ancaman
33
33. Ke Mana Dia?
34
34. Usir Saja
35
35. Mama Juga Rindu
36
36. Tita Sayang
37
37. Protektif
38
38. Simpan Dulu
39
39. Sedih
40
40. Tumbal Palsu
41
41. Bukan Aku
42
42. Benang Kusut
43
43. Sang Penjaga
44
44. Peringatan
45
45. Hantu Lain
46
46. Penampakan Lagi
47
47. Celaka
48
48. Kisah Kasih
49
49. Bincang Malam
50
50. Senyuman Mama
51
51. Misteri Cincin
52
52. Pertemuan
53
53. Mirna Yang Asing
54
54. Mirna & Marni
55
55. Dua Perempuan
56
56. Cerita Bu RT
57
57. Kembalinya Masa Lalu
58
58. Dia Milikku
59
59. Mencari Jawaban
60
60. Sedikit Lagi
61
61. Sulit Dipercaya
62
62. Mirna
63
63. Sang Perantara
64
64. Terungkap
65
65. Akhirnya Mengerti
66
66. Kotak Kayu
67
67. Tabirpun Tersingkap
68
68. Masa Lalu Yang Pahit
69
69. Ungkapkan Rasa
70
70. Ketulusan Mbak Ukha
71
71. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!