Semilir angin berhembus menggoyangkan daun-daun di pepohonan yang ada di sepanjang jalan kampung yang Jenal lewati.
Lampu-lampu teras penduduk yang tak seberapa terang tiba-tiba seolah berkedip-kedip akan mati lampu.
Gerimis masih turun tipis-tipis, ketika samar di telinga Jenal seperti terdengar suara perempuan yang menyanyikan lagu pengantar tidur anak-anak.
Suara itu seolah terbawa angin dan entah berasal dari mana.
Jenal mempercepat langkahnya. Bayangan Mbak Mirna tetangga rumahnya yang meninggal karena melahirkan pun semakin membayang di depan matanya.
Hingga akhirnya di tikungan menuju rumah Jenal yang di sebelah kanan tikungan adalah rumah Yanto, terlihat seseorang berdiri menghadap pintu rumah.
Seseorang itu berada tak jauh dari pohon Belimbing yang tumbuh di depan halaman rumah Yanto pula.
Jenal sejenak tertegun, sejatinya ia tahu tidak mungkin ada manusia berada di luar rumah di jam seperti ini, namun ia juga berpikir apa jangan-jangan saudara Mbak Mirna yang datang dari luar pulau dan tidak tahu bahwa Yanto tidur di rumah orangtuanya.
Sosok yang ada di halaman rumah Yanto itu memakai jilbab coklat dan gamis warna hitam menjuntai ke bawah.
Jenal antara takut dan penasaran akhirnya lewat seraya memandangi sosok itu dari jalanan.
Pikirnya jika orang itu melihat Jenal, pasti dia akan menyapa dan minta tolong.
Jenal berdehem,
"Ehm..."
Tapi sosok itu tetap mematung saja, tak ada reaksi, hingga akhirnya Jenal dalam posisi lebih jelas untuk bisa melihat wajah sosok perempuan itu, Jenal akan memberanikan diri melihat, namun tiba-tiba lampu mati.
Semua lampu mati di sekitar sana hingga keadaan benar-benar gelap.
Jenal sadar kondisi sudah tidak kondusif, ia akan lari, namun tiba-tiba ia mendengar suara.
"Aku mati anyar."
Suara itu jelas dari arah kanan Jenal yang tepatnya di halaman rumah Yanto yang kini berarti hanya dibatasi pagar tanaman perdu saja.
Jenal yang hafal suara Mbak Mirna, akhirnya tanpa harus melihat ke arah kanannya lagi langsung lari pontang-panting dan menabrak pintu rumahnya sendiri.
"Buuu... buka Buuu, adduuuuh bukaaaa Buuu..."
Berisik suara Jenal membuat bukan hanya ibunya yang bangun, tapi juga tetangga di sekitar rumah.
Bapak-bapak yang tinggal di sebelah-sebelah dan di depan rumah Jenal keluar dari rumah mereka.
"Ngopo Nal?"
Tanya mereka nyaris sama dan nyaris bersamaan pula.
Jenal celingak-celinguk dengan wajah pucat
Ibunya Jenal yang mendapati anaknya berdiri
ketakutan di depan rumah akhirnya menarik masuk Jenal ke dalam rumah dan memberinya segelas air minum.
Beberapa bapak tetangga yang sudah kadung keluar akhirnya mendatangi rumah Jenal dan bertanya ada apa sebetulnya.
"Ad... Ada penampakan Mbak Mirna."
Kata Jenal.
Dan demi mendengar kata-kata Jenal, semua pun terperangah.
Meski mereka sebetulnya sudah menduga akan ada penampakan yang menyerupai Mirna, tapi mereka tak menyangka akan langsung seheboh ini.
"Di mana lihatnya Nal?"
Tanya laki-laki bertubuh kurus berkacamata.
"Di... di... di depan rumah Mas Yanto, Pak. Saya tak lihat jelas wajahnya, tapi saya dengar suara yang bicara itu adalah suara mendiang Mbak Mirna."
Tutur Jenal.
Semua saling berpandangan.
"Memangnya dia bilang apa Nal?"
Tanya Ibunya Jenal takut dan juga penasaran.
Jenal meminum air putih lagi, lalu...
"AKU MATI ANYAR."
Flashback berakhir,
**--------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Desy Desy Sulistia W
ceritanya bikin merinding tapi bagus
2024-04-08
0
Bambang Setyo
Itu mirna apa jin yang nyamar jadi mirna
2023-12-27
1
Unyil_unyu
merinding trus gw......tp penasaran
2022-12-24
0