15. Pulanglah Mirna

Yanto yang tampaknya sudah terbawa emosi akhirnya tetap memaksakan diri membawa Tita pulang ke rumahnya sendiri.

Pikirannya yang ruwet kini rasanya seperti gelap seluruhnya.

Memang bisa dimaklumi, kondisi kejiwaan Yanto yang pada dasarnya memang sedang tidak tenang, kini semakin tak menentu karena kejadian pagi tadi dan juga di rumah orangtuanya.

Ibunya yang melihat Yanto membawa pulang Tita begitu saja, sampai menangis tersedu-sedu karena menganggap Yanto sangat keterlaluan.

Tapi Mbak Ukha dan Lukman menahan Ibu yang terus saja membujuk Yanto tetap tinggal meski sambil menangis dan sedikit emosi.

Adzan Maghrib berkumandang dari mushola dan masjid, saat Yanto kembali ke rumahnya sendiri bersama anak sulungnya.

"Kita tinggal di rumah lagi saja, tidak apa-apa, nanti dede bayi juga akan Bapak bawa pulang."

Kata Yanto pada Tita yang mengangguk sambil turun dari mobil.

Gadis kecil itu mengikuti Ayahnya menuju pintu utama rumah. Di atas sana langit sudah mulai surup.

Matahari telah benar-benar condong ke sebelah barat, bahkan sudah mulai tenggelam, tak terlihat lagi sinarnya yang terang benderang.

Yanto memutar kunci rumah, yang tak berapa lama kemudian ia akhirnya bisa membuka pintu itu.

Tita masuk lebih dulu, baru kemudian Yanto menyusul dan menutup pintunya.

Yanto menyalakan lampu ruangan tamu, sementara Tita berjalan langsung ke kamarnya yang berada di urutan kedua setelah kamar tamu.

Sedangkan kamar utama di mana kedua orangtuanya biasa tidur ada di seberang kamar Tita, namun dengan pintu menghadap ruang depan.

Tita masuk kamarnya, Yanto menyusul untuk membantu menyalakan lampu.

"Pa, Tita lapar."

Kata Tita.

"Kamu belum makan?"

Tanya Yanto.

Tita tampak menggeleng.

Yanto yang begitu mendengar Tita lapar jadi ingat ia juga beberapa hari ini tidak sempat makan, tiba-tiba ia juga jadi ingin makan sesuatu.

"Tita ingin makan sate ayam."

Kata Tita lagi.

Yanto mengangguk,

"Ya, nanti Bapak belikan."

Jawab Yanto.

Tita tentu saja senang.

Saat di rumah neneknya, Tita memang tak begitu semangat makan karena lauk di sana tidak sesuai seleranya.

Tita yang terbiasa makan selalu ditanya ingin makan apa, begitu di rumah Neneknya, ia harus makan yang sudah ada di atas meja.

"Lepas Maghrib nanti Bapak keluar sebentar, Tita tidak apa-apa ditinggal sendirian di rumah?"

Tanya Yanto.

Tita mengangguk,

"Tidak apa."

Jawab Tita santai, ia terlihat sibuk menata buku-buku sekolahnya yang ada di atas meja belajar.

Tita tidak mau jika nanti Mamanya akan memarahinya karena bukunya berantakan.

"Kalau ada yang bilang Mama jadi hantu jangan percaya."

Kata Yanto lagi, Tita mengangguk mengerti.

"Tita memang tidak percaya Mama jadi hantu, kan hantu itu menakutkan, sedangkan Mama tidak."

Kata Tita polos.

Yanto mengangguk saja, ia tahu jika Tita hanya sedang merindukan sosok Ibunya, tak ada yang salah bagi Yanto, jika Tita berhalusinasi sedikit, daripada dia sedih.

Begitulah aslinya Yanto berpikir.

Itu sebabnya, Yanto sangat kesal dan kecewa dengan apa yang dilakukan oleh kakaknya. Ia merasa Mbak Ukha terlalu berlebihan menyikapi Tita yang bicara mandi ditemani Mamanya.

Kenapa harus setakut itu?

Tita hanya anak kecil yang sedang sangat sedih ditinggalkan Ibunya.

Kenapa tak biarkan saja ia berhalusinasi agar kesedihannya bisa berkurang?

Batin Yanto.

Yanto pun berjalan menuju kamarnya sendiri, kamar yang beberapa hari kosong.

Tadi siang ia sempat tidur di rumah, tapi tidur di sofa ruang tamu saat mengobrol banyak hal dengan Winda.

Sadar-sadar, ternyata Winda sudah pulang, dan hanya meninggalkan pesan jika ia tak mau mengganggu Yanto yang sepertinya kelelahan.

Ah ya, benar, aku belum menghubungi Winda untuk minta maaf karena ia tinggal tidur saat Winda sedang sibuk bercerita tentang kisah hidupnya.

Yanto masuk ke dalam kamar, saat di mana ia masuk itu, entah kenapa ia seperti merasa ada hembusan angin dingin di sekitar tengkuknya.

Hanya sekilas, hanya selewat saja.

Yanto sempat menoleh ke arah belakangnya, namun tak ada apapun.

Dinyalakannya kemudian lampu kamarnya hingga kamar itu terang karena seluruh lampu di kamar itu menyala, termasuk juga lampu di figura foto Yanto dan Mirna saat menikah.

Foto pernikahan mereka, di mana Yanto dan Mirna tampak begitu serasi, dengan Mirna berbalut gaun putih cantik, dan Yanto dengan setelan jas hitam yang tampak gagah.

Sesaat Yanto menatap foto pernikahannya itu, teriris kembali hatinya, karena ia merasa waktu kebersamaan mereka ternyata sangatlah sebentar.

Andai Yanto tahu jika kehamilan Mirna yang kedua ini ternyata bermasalah dan berisiko untuk Mirna, pastinya Yanto sudah memilih agar Mirna menggugurkan saja sejak awal.

Yanto terduduk lemah di sisi tempat tidur, rasanya hatinya kembali hancur.

Ia merindukan Mirna lagi.

Wajahnya, senyumnya, aroma tubuhnya, kelembutannya, ah Yanto sungguh tak tahu apakah ia sungguh-sungguh akan bisa melewati semuanya ke depannya, sedangkan ini baru tiga hari saja rasanya begitu berat.

Yanto matanya kini tampak berurai air mata. Dadanya terasa seperti mau pecah karena kesedihan yang teramat besar.

"Mir... Mirna, pulanglah Mir... Aku merindukanmu."

Lirih Yanto yang lantas berbaring meringkuk di atas tempat tidurnya.

Tak menyadari sesosok perempuan berdiri di sudut ruangan menatapnya dengan tak kalah sedih.

Air matanya mengalir hingga membasahi wajahnya yang pucat. Air mata darah itu bercucuran, seolah tak mampu berhenti karena ia pun tak mampu melakukan apapun kecuali menatap Yanto dalam kesedihan yang sama.

**-------------**

Terpopuler

Comments

Suharnani

Suharnani

makannya pilih" alias rewel

2024-09-06

0

Suharnani

Suharnani

Ini nih, tanda"anak manja

2024-09-06

0

novita setya

novita setya

ikhlaskan & doakan mirna yan..nek ngene trs ngabot2i jln mirna plg ke rahmatullah

2024-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mirna...
2 2. Satu Sosok Di Pemakaman
3 3. Bisikan Lirih
4 4. Kasih Mama
5 5. Mama Di Sini
6 6. Sebuah Senyuman
7 7. Tita Ingin Ikut
8 8. Keluhan Warga
9 9. Emosi
10 10. Suara Tak Asing
11 11. Dia Bukan Kunti
12 12. Sebuah Tatapan
13 13. Desas Desus
14 14. Halusinasi?
15 15. Pulanglah Mirna
16 16. Mama
17 17. Ada Hantu
18 18. Tunggu Mama
19 19. Kuntilanak
20 20. Baru Meninggal
21 21. Hanya Menyapa
22 22. Sosok Dari Masa Lalu
23 23. Nyi Parijem
24 24. Harus Bagaimana?
25 25. Siapa Di Sana?
26 26. Aku Pulang Mas
27 27. Tamu Tiba-tiba
28 28. Sedihnya
29 29. Gempar
30 30. Syarat Isyarat
31 31. Undangan Pak RT
32 32. Ancaman
33 33. Ke Mana Dia?
34 34. Usir Saja
35 35. Mama Juga Rindu
36 36. Tita Sayang
37 37. Protektif
38 38. Simpan Dulu
39 39. Sedih
40 40. Tumbal Palsu
41 41. Bukan Aku
42 42. Benang Kusut
43 43. Sang Penjaga
44 44. Peringatan
45 45. Hantu Lain
46 46. Penampakan Lagi
47 47. Celaka
48 48. Kisah Kasih
49 49. Bincang Malam
50 50. Senyuman Mama
51 51. Misteri Cincin
52 52. Pertemuan
53 53. Mirna Yang Asing
54 54. Mirna & Marni
55 55. Dua Perempuan
56 56. Cerita Bu RT
57 57. Kembalinya Masa Lalu
58 58. Dia Milikku
59 59. Mencari Jawaban
60 60. Sedikit Lagi
61 61. Sulit Dipercaya
62 62. Mirna
63 63. Sang Perantara
64 64. Terungkap
65 65. Akhirnya Mengerti
66 66. Kotak Kayu
67 67. Tabirpun Tersingkap
68 68. Masa Lalu Yang Pahit
69 69. Ungkapkan Rasa
70 70. Ketulusan Mbak Ukha
71 71. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Mirna...
2
2. Satu Sosok Di Pemakaman
3
3. Bisikan Lirih
4
4. Kasih Mama
5
5. Mama Di Sini
6
6. Sebuah Senyuman
7
7. Tita Ingin Ikut
8
8. Keluhan Warga
9
9. Emosi
10
10. Suara Tak Asing
11
11. Dia Bukan Kunti
12
12. Sebuah Tatapan
13
13. Desas Desus
14
14. Halusinasi?
15
15. Pulanglah Mirna
16
16. Mama
17
17. Ada Hantu
18
18. Tunggu Mama
19
19. Kuntilanak
20
20. Baru Meninggal
21
21. Hanya Menyapa
22
22. Sosok Dari Masa Lalu
23
23. Nyi Parijem
24
24. Harus Bagaimana?
25
25. Siapa Di Sana?
26
26. Aku Pulang Mas
27
27. Tamu Tiba-tiba
28
28. Sedihnya
29
29. Gempar
30
30. Syarat Isyarat
31
31. Undangan Pak RT
32
32. Ancaman
33
33. Ke Mana Dia?
34
34. Usir Saja
35
35. Mama Juga Rindu
36
36. Tita Sayang
37
37. Protektif
38
38. Simpan Dulu
39
39. Sedih
40
40. Tumbal Palsu
41
41. Bukan Aku
42
42. Benang Kusut
43
43. Sang Penjaga
44
44. Peringatan
45
45. Hantu Lain
46
46. Penampakan Lagi
47
47. Celaka
48
48. Kisah Kasih
49
49. Bincang Malam
50
50. Senyuman Mama
51
51. Misteri Cincin
52
52. Pertemuan
53
53. Mirna Yang Asing
54
54. Mirna & Marni
55
55. Dua Perempuan
56
56. Cerita Bu RT
57
57. Kembalinya Masa Lalu
58
58. Dia Milikku
59
59. Mencari Jawaban
60
60. Sedikit Lagi
61
61. Sulit Dipercaya
62
62. Mirna
63
63. Sang Perantara
64
64. Terungkap
65
65. Akhirnya Mengerti
66
66. Kotak Kayu
67
67. Tabirpun Tersingkap
68
68. Masa Lalu Yang Pahit
69
69. Ungkapkan Rasa
70
70. Ketulusan Mbak Ukha
71
71. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!