Maghrib berlalu, dan langitpun menjadi gelap. Suasana di dalam pemakaman begitu sepi. Pohon-pohon besar, tua, yang banyak berdiri di sekitar Yanto duduk di samping pusara isterinya terlihat semakin menyeramkan.
Angin bertiup sepoi-sepoi, gemerisik dedaunan terdengar di tengah kesunyian. Bersahut dengan suara serangga yang mulai terdengar mengisi ruang sepi di sekitar pemakaman.
Yanto menyeka air matanya, ia sudah lelah menangis, dan pelahan ia mulai sadar jika apa yang ia lakukan hanyalah kesia-siaan belaka.
Seperti apapun ia menangis dan merintih, isterinya tak akan pernah kembali. Perempuan yang telah menemaninya lebih dari sebelas tahun itu tak akan pernah hidup lagi.
"Mir, bagaimana aku dan anak-anak akan hidup tanpamu? Semua terasa sangat gelap Mir, sama seperti di tempat ini."
Lirih Yanto pada pusara Mirna.
Lamat-lamat tampak cahaya seperti senter mengarah pada Yanto, laki-laki itu menoleh ke arah kedatangan cahaya senter tersebut, yang tak lain adalah Munir.
"Yan, ayok pulang, sudah cukup, kau bisa ke sini besok lagi, tahlilan untuk isterimu akan segera digelar, apa kau akan melewatkannya juga?"
Munir bertanya sembari mendekat.
Yanto mengusap nisan Mirna lagi, baru setelah itu akhirnya beranjak, tepat ketika Munir berdiri di dekat makam Mirna.
"Ya Nir."
Kata Yanto menyetujui.
Ia membawa langkahnya menjauhi makam Mirna, meski sesekali ia tetap menoleh seolah enggan meninggalkan sang isteri sendirian.
"Berat sekali melepaskannya, harusnya aku yang lebih dulu pergi."
Kata Yanto lirih, Munir yang berjalan di dekat Yanto sambil memposisikan senter hp nya ke jalan di pemakaman yang akan mereka lewati tampak mengangguk mengerti.
"Semua butuh waktu Yan, tak usah dipaksa harus ikhlas sekarang, pelan-pelan, nanti kau akan bisa dengan sendirinya."
Ujar Munir.
Yanto menghela nafas, ia sungguh tidak yakin jika ia akan bisa menemukan seseorang lagi seperti Mirna.
Perempuan yang sangat mengerti akan dirinya, yang halus tutur bahasanya, dan sangat penyayang serta penurut pula.
"Untuk sementara, tetap tinggal saja di rumah Ibumu, toh anak bayi mu akan di urus beliau."
Kata Munir memberi saran.
Yanto kembali menghela nafas,
"Entahlah Nir, tinggal di rumah Ibu sudah penuh sesak, Mbak Ukha dan anak-anaknya, serta Lukman juga."
Kata Yanto.
Keduanya kemudian keluar dari pemakaman menuju tempat parkiran di mana Rahmat tampak menunggu dengan gelisah.
Laki-laki itu yang semula duduk di atas motor, begitu melihat Yanto dan Munir datang tentu saja langsung menyambut dengan senang.
"Ah kalian akhirnya datang, ayolah kita segera pulang."
Kata Rahmat tak sabar.
Yanto dan Munir yang tak tahu apa yang terjadi sebetulnya dengan Rahmat hanya menatapnya heran.
Munir lantas mendekati motornya sendiri, sedangkan Yanto memilih ikut Rahmat yang memang arah pulangnya sama.
"Makasih Nir, sampai rela menungguiku di sini."
Kata Yanto pada Munir.
Tampak Munir mengangguk.
"Tidak apa Yan, dulu waktu isteriku meninggal juga kau melakukan hal ini, aku yakin kau akan bisa melewati semuanya Yan, seperti aku."
Ujar Munir.
Yanto mengangguk.
Ya, Munir di usia pernikahan yang masih baru, isterinya juga meninggal. Waktu itu, Munir bahkan sempat seperti depresi, karena isterinya meninggal saat hamil dua bulan, dan dalam posisi pulang mengajar minta dijemput tapi Munir enggan, hingga isterinya terpaksa membonceng temannya yang ternyata apes kecelakaan.
Rasa bersalah pun terus menerus membuat Munir hampir gila, hingga satu tahun berlalu, ada seorang gadis masuk kelurahan dan akhirnya jadi dekat dengan Munir.
Munir pelahan bangkit lagi dari keterpurukannya, dan akhirnya berhasil move on lalu menikah lagi.
Rahmat naik ke atas motor,
"Ayok Yan."
Kata Rahmat.
Yanto menurut naik ke boncengan.
Deru mesin dua motor milik Munir dan Rahmat beradu, hingga kemudian motor Rahmat melaju lebih dulu, dan barulah Munir menyusul.
Angin berhembus lagi seolah dari area pemakaman, menerbangkan beberapa bunga Kamboja putih.
Aroma bunga tabur makam Mirna tercium oleh Munir, seraya sayup suara perempuan yang entah dari mana di sebelah kiri Munir.
"Yanto tak boleh menikah sepertimu..."
**-----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Mirna blm ikhlas klo Yanto menikah lagi,
lhaa.. jelas wong baru juga di makam kan ,
2025-03-26
0
🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Mirna blm ikhlas klo Yanto menikah lagi,
lhaa.. jelas wong baru juga di makam kan ,
2025-03-26
0
🇲 🇴 🇪 🇸 🇮 🇸
langsung deh dapat pesan WA..
tapi kalaupun yanto menikah atau tidak dan tidak ada pengaruhnya terhap mirna.Alias mirna tida di duakan.
nih mirna beda alam ada2 sj 😄.
apa mirna punya niat mau balik lagi ke alam dunia?🤣
2024-11-04
3