3. Bisikan Lirih

Maghrib berlalu, dan langitpun menjadi gelap. Suasana di dalam pemakaman begitu sepi. Pohon-pohon besar, tua, yang banyak berdiri di sekitar Yanto duduk di samping pusara isterinya terlihat semakin menyeramkan.

Angin bertiup sepoi-sepoi, gemerisik dedaunan terdengar di tengah kesunyian. Bersahut dengan suara serangga yang mulai terdengar mengisi ruang sepi di sekitar pemakaman.

Yanto menyeka air matanya, ia sudah lelah menangis, dan pelahan ia mulai sadar jika apa yang ia lakukan hanyalah kesia-siaan belaka.

Seperti apapun ia menangis dan merintih, isterinya tak akan pernah kembali. Perempuan yang telah menemaninya lebih dari sebelas tahun itu tak akan pernah hidup lagi.

"Mir, bagaimana aku dan anak-anak akan hidup tanpamu? Semua terasa sangat gelap Mir, sama seperti di tempat ini."

Lirih Yanto pada pusara Mirna.

Lamat-lamat tampak cahaya seperti senter mengarah pada Yanto, laki-laki itu menoleh ke arah kedatangan cahaya senter tersebut, yang tak lain adalah Munir.

"Yan, ayok pulang, sudah cukup, kau bisa ke sini besok lagi, tahlilan untuk isterimu akan segera digelar, apa kau akan melewatkannya juga?"

Munir bertanya sembari mendekat.

Yanto mengusap nisan Mirna lagi, baru setelah itu akhirnya beranjak, tepat ketika Munir berdiri di dekat makam Mirna.

"Ya Nir."

Kata Yanto menyetujui.

Ia membawa langkahnya menjauhi makam Mirna, meski sesekali ia tetap menoleh seolah enggan meninggalkan sang isteri sendirian.

"Berat sekali melepaskannya, harusnya aku yang lebih dulu pergi."

Kata Yanto lirih, Munir yang berjalan di dekat Yanto sambil memposisikan senter hp nya ke jalan di pemakaman yang akan mereka lewati tampak mengangguk mengerti.

"Semua butuh waktu Yan, tak usah dipaksa harus ikhlas sekarang, pelan-pelan, nanti kau akan bisa dengan sendirinya."

Ujar Munir.

Yanto menghela nafas, ia sungguh tidak yakin jika ia akan bisa menemukan seseorang lagi seperti Mirna.

Perempuan yang sangat mengerti akan dirinya, yang halus tutur bahasanya, dan sangat penyayang serta penurut pula.

"Untuk sementara, tetap tinggal saja di rumah Ibumu, toh anak bayi mu akan di urus beliau."

Kata Munir memberi saran.

Yanto kembali menghela nafas,

"Entahlah Nir, tinggal di rumah Ibu sudah penuh sesak, Mbak Ukha dan anak-anaknya, serta Lukman juga."

Kata Yanto.

Keduanya kemudian keluar dari pemakaman menuju tempat parkiran di mana Rahmat tampak menunggu dengan gelisah.

Laki-laki itu yang semula duduk di atas motor, begitu melihat Yanto dan Munir datang tentu saja langsung menyambut dengan senang.

"Ah kalian akhirnya datang, ayolah kita segera pulang."

Kata Rahmat tak sabar.

Yanto dan Munir yang tak tahu apa yang terjadi sebetulnya dengan Rahmat hanya menatapnya heran.

Munir lantas mendekati motornya sendiri, sedangkan Yanto memilih ikut Rahmat yang memang arah pulangnya sama.

"Makasih Nir, sampai rela menungguiku di sini."

Kata Yanto pada Munir.

Tampak Munir mengangguk.

"Tidak apa Yan, dulu waktu isteriku meninggal juga kau melakukan hal ini, aku yakin kau akan bisa melewati semuanya Yan, seperti aku."

Ujar Munir.

Yanto mengangguk.

Ya, Munir di usia pernikahan yang masih baru, isterinya juga meninggal. Waktu itu, Munir bahkan sempat seperti depresi, karena isterinya meninggal saat hamil dua bulan, dan dalam posisi pulang mengajar minta dijemput tapi Munir enggan, hingga isterinya terpaksa membonceng temannya yang ternyata apes kecelakaan.

Rasa bersalah pun terus menerus membuat Munir hampir gila, hingga satu tahun berlalu, ada seorang gadis masuk kelurahan dan akhirnya jadi dekat dengan Munir.

Munir pelahan bangkit lagi dari keterpurukannya, dan akhirnya berhasil move on lalu menikah lagi.

Rahmat naik ke atas motor,

"Ayok Yan."

Kata Rahmat.

Yanto menurut naik ke boncengan.

Deru mesin dua motor milik Munir dan Rahmat beradu, hingga kemudian motor Rahmat melaju lebih dulu, dan barulah Munir menyusul.

Angin berhembus lagi seolah dari area pemakaman, menerbangkan beberapa bunga Kamboja putih.

Aroma bunga tabur makam Mirna tercium oleh Munir, seraya sayup suara perempuan yang entah dari mana di sebelah kiri Munir.

"Yanto tak boleh menikah sepertimu..."

**-----------**

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

Mirna blm ikhlas klo Yanto menikah lagi,
lhaa.. jelas wong baru juga di makam kan ,

2025-03-26

0

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

🍭ͪ ͩ🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅

Mirna blm ikhlas klo Yanto menikah lagi,
lhaa.. jelas wong baru juga di makam kan ,

2025-03-26

0

🇲 🇴 🇪 🇸 🇮 🇸

🇲 🇴 🇪 🇸 🇮 🇸

langsung deh dapat pesan WA..
tapi kalaupun yanto menikah atau tidak dan tidak ada pengaruhnya terhap mirna.Alias mirna tida di duakan.
nih mirna beda alam ada2 sj 😄.
apa mirna punya niat mau balik lagi ke alam dunia?🤣

2024-11-04

3

lihat semua
Episodes
1 1. Mirna...
2 2. Satu Sosok Di Pemakaman
3 3. Bisikan Lirih
4 4. Kasih Mama
5 5. Mama Di Sini
6 6. Sebuah Senyuman
7 7. Tita Ingin Ikut
8 8. Keluhan Warga
9 9. Emosi
10 10. Suara Tak Asing
11 11. Dia Bukan Kunti
12 12. Sebuah Tatapan
13 13. Desas Desus
14 14. Halusinasi?
15 15. Pulanglah Mirna
16 16. Mama
17 17. Ada Hantu
18 18. Tunggu Mama
19 19. Kuntilanak
20 20. Baru Meninggal
21 21. Hanya Menyapa
22 22. Sosok Dari Masa Lalu
23 23. Nyi Parijem
24 24. Harus Bagaimana?
25 25. Siapa Di Sana?
26 26. Aku Pulang Mas
27 27. Tamu Tiba-tiba
28 28. Sedihnya
29 29. Gempar
30 30. Syarat Isyarat
31 31. Undangan Pak RT
32 32. Ancaman
33 33. Ke Mana Dia?
34 34. Usir Saja
35 35. Mama Juga Rindu
36 36. Tita Sayang
37 37. Protektif
38 38. Simpan Dulu
39 39. Sedih
40 40. Tumbal Palsu
41 41. Bukan Aku
42 42. Benang Kusut
43 43. Sang Penjaga
44 44. Peringatan
45 45. Hantu Lain
46 46. Penampakan Lagi
47 47. Celaka
48 48. Kisah Kasih
49 49. Bincang Malam
50 50. Senyuman Mama
51 51. Misteri Cincin
52 52. Pertemuan
53 53. Mirna Yang Asing
54 54. Mirna & Marni
55 55. Dua Perempuan
56 56. Cerita Bu RT
57 57. Kembalinya Masa Lalu
58 58. Dia Milikku
59 59. Mencari Jawaban
60 60. Sedikit Lagi
61 61. Sulit Dipercaya
62 62. Mirna
63 63. Sang Perantara
64 64. Terungkap
65 65. Akhirnya Mengerti
66 66. Kotak Kayu
67 67. Tabirpun Tersingkap
68 68. Masa Lalu Yang Pahit
69 69. Ungkapkan Rasa
70 70. Ketulusan Mbak Ukha
71 71. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Mirna...
2
2. Satu Sosok Di Pemakaman
3
3. Bisikan Lirih
4
4. Kasih Mama
5
5. Mama Di Sini
6
6. Sebuah Senyuman
7
7. Tita Ingin Ikut
8
8. Keluhan Warga
9
9. Emosi
10
10. Suara Tak Asing
11
11. Dia Bukan Kunti
12
12. Sebuah Tatapan
13
13. Desas Desus
14
14. Halusinasi?
15
15. Pulanglah Mirna
16
16. Mama
17
17. Ada Hantu
18
18. Tunggu Mama
19
19. Kuntilanak
20
20. Baru Meninggal
21
21. Hanya Menyapa
22
22. Sosok Dari Masa Lalu
23
23. Nyi Parijem
24
24. Harus Bagaimana?
25
25. Siapa Di Sana?
26
26. Aku Pulang Mas
27
27. Tamu Tiba-tiba
28
28. Sedihnya
29
29. Gempar
30
30. Syarat Isyarat
31
31. Undangan Pak RT
32
32. Ancaman
33
33. Ke Mana Dia?
34
34. Usir Saja
35
35. Mama Juga Rindu
36
36. Tita Sayang
37
37. Protektif
38
38. Simpan Dulu
39
39. Sedih
40
40. Tumbal Palsu
41
41. Bukan Aku
42
42. Benang Kusut
43
43. Sang Penjaga
44
44. Peringatan
45
45. Hantu Lain
46
46. Penampakan Lagi
47
47. Celaka
48
48. Kisah Kasih
49
49. Bincang Malam
50
50. Senyuman Mama
51
51. Misteri Cincin
52
52. Pertemuan
53
53. Mirna Yang Asing
54
54. Mirna & Marni
55
55. Dua Perempuan
56
56. Cerita Bu RT
57
57. Kembalinya Masa Lalu
58
58. Dia Milikku
59
59. Mencari Jawaban
60
60. Sedikit Lagi
61
61. Sulit Dipercaya
62
62. Mirna
63
63. Sang Perantara
64
64. Terungkap
65
65. Akhirnya Mengerti
66
66. Kotak Kayu
67
67. Tabirpun Tersingkap
68
68. Masa Lalu Yang Pahit
69
69. Ungkapkan Rasa
70
70. Ketulusan Mbak Ukha
71
71. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!