18. Tunggu Mama

Malam telah larut, hujan gerimis turun kembali tipis-tipis.

Udara malam benar-benar terasa lembab dan dingin, membuat tubuh terasa menggigil hingga ke tulang.

Yanto tampak masih duduk di depan TV, meski jam telah berkisar di angka sebelas malam, namun ia tak juga ingin beranjak masuk ke dalam kamar.

Ia tampaknya lebih ingin rebahan saja di depan TV, meski mata tak sepenuhnya fokus menikmati acara yang sedang ditayangkan.

Kamar Tita sendiri terlihat tenang, malam ini Winda berbaik hati menginap menemani Tita tidur.

Ya, Yanto tentu merasa cukup lega, melihat Tita yang langsung bisa menerima Winda masuk dalam kehidupannya begitu Mamanya tiada.

Memang masih terlalu dini memikirkan menikah lagi, tapi Yanto yang masih muda, tentu juga tak bisa terlalu lama menduda.

Apalagi, ia tak mungkin mengurus rumah dan anak-anak seorang diri. Itu jelas terlalu sulit. Belum lagi kebutuhannya sebagai laki-laki, di mana bukan hanya membutuhkan untuk teman tidur, tapi juga ia butuh seseorang yang akan bisa mendengarkan keluh kesahnya, dan bahkan membantunya memikirkan solusi saat ia dalam posisi memiliki masalah yang cukup pelik.

Ya...

Winda...

Tentu saja sosok itu bukanlah perempuan baru lagi dalam hidupnya.

Winda adalah kekasihnya yang bahkan usia pacaran mereka jauh lebih lama daripada usia pernikahannya dengan Mirna karena Mirna lebih dulu meninggal.

Ya Winda, gadis desa yang saat ini berubah menjadi janda kembang.

Yanto sejenak menatap pintu kamar Tita yang masih sedikit terbuka.

Tampak seulas senyuman tipis tergambar di ujung bibirnya.

Senyuman yang sungguh sulit di mengerti, di tengah masa berkabung yang sebetulnya belum sepenuhnya berakhir.

Apalagi, jelas sekali Yanto selama ini terlihat seperti terpukul dengan kepergian isterinya. Maka...

"Kau tersenyum Mas..."

Sesosok perempuan menatap Yanto dengan tatapan sedih.

"Bukankah kau baru saja meminta ku pulang Mas... Bukankah tadi kau seperti begitu merindukan ku Mas?"

Sosok itu melayang pelan dari sudut ruangan mendekati Yanto, ia ingin meraih Yanto, tapi tiba-tiba ia terpental.

Perempuan bergaun putih dengan rambut panjangnya yang tergerai itu menatap heran ke arah Yanto.

"Apa ini? Kenapa ada yang memagari dirimu Mas...."

Sosok perempuan yang tak lain adalah Mirna itu pun kembali melayang ke arah Yanto, dan lagi-lagi, Mirna terpental.

Mirna yang mendapati dirinya tak bisa menyentuh suaminya tampak marah. Matanya melotot dan kukunya terlihat menjadi runcing-runcing.

Ia menatap kamar Tita, ia yakin perempuan itu adalah...

Trrrtttt...

Trrtttt...

Trrrtttt...

Hp Yanto di atas meja terlihat ada panggilan masuk dari Lukman.

Yanto meraih hp nya, dengan malas ia menerima panggilan masuk adiknya.

Namun, begitu panggilan itu diangkat, yang terdengar bukannya suara Lukman, malah suara tangisan dede bayi.

"Man...Man... Anakku kenapa?"

Tanya Yanto panik,

Mirna melayang mendekati Yanto karena ia juga ikut mendengar suara tangis dede bayi.

"Anakku... Anakku..."

Lirih Mirna.

Keberadaannya di dekat Yanto terlihat cukup mengganggu Yanto dengan aroma bunga melati dan juga aroma daun panggang.

Yanto sejenak celingak-celinguk, memastikan jika tak ada sesuatu di sana, dan aroma bunga yang seperti saat memakamkan Mirna.

Tapi...

Apakah...

Brak!!

Tiba-tiba saja sebuah suara mengagetkan Yanto.

Yanto terlihat memandang ke arah meja kayu yang ada di ruang tamu, di mana meja itu juga digunakan untuk meletakkan banyak pernak-pernik, termasuk misal oleh-oleh khas kerajinan suatu daerah.

Vas bunga dari bambu yang dulu dibeli Mirna dari salah satu daerah yang ia kunjungi tampak terjatuh ke bawah.

Yanto mengeratkan kening, karena mustahil vas itu terjauh sendiri.

Ya, vas itu jatuh ke bawah dengan bunga berserakan di atas lantai, dan vas nya tampak bergerak-gerak di bawah.

Jelas dia ada yang menyenggol hingga sampai terjatuh.

Tapi, siapa yang menyenggolnya?

Sementara tak ada satupun manusia lain selain dirinya, karena Winda dan Tita jelas sedang tertidur pulas.

Yanto sejenak mengusap tengkuknya yang tiba-tiba saja merinding.

Meskipun sesungguhnya ia tak melihat sosok perempuan dengan gaun putih kini melayang menembus pintu rumahnya, ia melayang menuju rumah Ibunya Yanto.

"Mama datang sayang... Mama datang."

Sayup suara Mirna terbawa hembusan angin yang semilir membawa bulir gerimis tipis yang turun dari langit malam.

**--------------**

Terpopuler

Comments

Suharnani

Suharnani

Kayaknya ulah Winda

2024-09-06

0

novita setya

novita setya

mbok diikhlaske to yan..melas mirna

2024-04-20

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Curiga sama winda

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mirna...
2 2. Satu Sosok Di Pemakaman
3 3. Bisikan Lirih
4 4. Kasih Mama
5 5. Mama Di Sini
6 6. Sebuah Senyuman
7 7. Tita Ingin Ikut
8 8. Keluhan Warga
9 9. Emosi
10 10. Suara Tak Asing
11 11. Dia Bukan Kunti
12 12. Sebuah Tatapan
13 13. Desas Desus
14 14. Halusinasi?
15 15. Pulanglah Mirna
16 16. Mama
17 17. Ada Hantu
18 18. Tunggu Mama
19 19. Kuntilanak
20 20. Baru Meninggal
21 21. Hanya Menyapa
22 22. Sosok Dari Masa Lalu
23 23. Nyi Parijem
24 24. Harus Bagaimana?
25 25. Siapa Di Sana?
26 26. Aku Pulang Mas
27 27. Tamu Tiba-tiba
28 28. Sedihnya
29 29. Gempar
30 30. Syarat Isyarat
31 31. Undangan Pak RT
32 32. Ancaman
33 33. Ke Mana Dia?
34 34. Usir Saja
35 35. Mama Juga Rindu
36 36. Tita Sayang
37 37. Protektif
38 38. Simpan Dulu
39 39. Sedih
40 40. Tumbal Palsu
41 41. Bukan Aku
42 42. Benang Kusut
43 43. Sang Penjaga
44 44. Peringatan
45 45. Hantu Lain
46 46. Penampakan Lagi
47 47. Celaka
48 48. Kisah Kasih
49 49. Bincang Malam
50 50. Senyuman Mama
51 51. Misteri Cincin
52 52. Pertemuan
53 53. Mirna Yang Asing
54 54. Mirna & Marni
55 55. Dua Perempuan
56 56. Cerita Bu RT
57 57. Kembalinya Masa Lalu
58 58. Dia Milikku
59 59. Mencari Jawaban
60 60. Sedikit Lagi
61 61. Sulit Dipercaya
62 62. Mirna
63 63. Sang Perantara
64 64. Terungkap
65 65. Akhirnya Mengerti
66 66. Kotak Kayu
67 67. Tabirpun Tersingkap
68 68. Masa Lalu Yang Pahit
69 69. Ungkapkan Rasa
70 70. Ketulusan Mbak Ukha
71 71. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Mirna...
2
2. Satu Sosok Di Pemakaman
3
3. Bisikan Lirih
4
4. Kasih Mama
5
5. Mama Di Sini
6
6. Sebuah Senyuman
7
7. Tita Ingin Ikut
8
8. Keluhan Warga
9
9. Emosi
10
10. Suara Tak Asing
11
11. Dia Bukan Kunti
12
12. Sebuah Tatapan
13
13. Desas Desus
14
14. Halusinasi?
15
15. Pulanglah Mirna
16
16. Mama
17
17. Ada Hantu
18
18. Tunggu Mama
19
19. Kuntilanak
20
20. Baru Meninggal
21
21. Hanya Menyapa
22
22. Sosok Dari Masa Lalu
23
23. Nyi Parijem
24
24. Harus Bagaimana?
25
25. Siapa Di Sana?
26
26. Aku Pulang Mas
27
27. Tamu Tiba-tiba
28
28. Sedihnya
29
29. Gempar
30
30. Syarat Isyarat
31
31. Undangan Pak RT
32
32. Ancaman
33
33. Ke Mana Dia?
34
34. Usir Saja
35
35. Mama Juga Rindu
36
36. Tita Sayang
37
37. Protektif
38
38. Simpan Dulu
39
39. Sedih
40
40. Tumbal Palsu
41
41. Bukan Aku
42
42. Benang Kusut
43
43. Sang Penjaga
44
44. Peringatan
45
45. Hantu Lain
46
46. Penampakan Lagi
47
47. Celaka
48
48. Kisah Kasih
49
49. Bincang Malam
50
50. Senyuman Mama
51
51. Misteri Cincin
52
52. Pertemuan
53
53. Mirna Yang Asing
54
54. Mirna & Marni
55
55. Dua Perempuan
56
56. Cerita Bu RT
57
57. Kembalinya Masa Lalu
58
58. Dia Milikku
59
59. Mencari Jawaban
60
60. Sedikit Lagi
61
61. Sulit Dipercaya
62
62. Mirna
63
63. Sang Perantara
64
64. Terungkap
65
65. Akhirnya Mengerti
66
66. Kotak Kayu
67
67. Tabirpun Tersingkap
68
68. Masa Lalu Yang Pahit
69
69. Ungkapkan Rasa
70
70. Ketulusan Mbak Ukha
71
71. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!