Brak!!
Yanto menggebrak mejanya, sesaat setelah ditelfon Lukman, adik bungsunya yang memberitahu jika di rumah Yanto banyak warga berkerumun sedang mengguyuri air doa.
Beberapa bunga melati juga di tabur di teras rumah Yanto, mereka berharap Mirna tak sampai mengganggu warga yang tinggal di sekitar rumahnya nantinya.
"Ada apa Yan?"
Tanya Mbak Ukha yang baru dari dapur, dan membawa satu piring mie instan goreng untuk Yanto.
"Ini mie nya matang, tadi katanya ingin makan mie instan goreng."
Kata Mbak Ukha pula.
Yanto menghela nafas,
"Memang keterlaluan mereka."
Geram Yanto.
"Apa? Siapa yang keterlaluan?"
Mbak Ukha jadi bingung, ditatapnya Yanto yang kini tampak berdiri dari duduknya.
"Aku akan ke rumahku Mbak."
Ujar Yanto kemudian.
"Lho, Yan, ini mie gorengnya."
Mbak Ukha meletakkan piring mie instan goreng di atas meja, lalu mengikuti Yanto keluar rumah.
Mendengar suara ribut-ribut, Ibu yang tengah menidurkan dede bayi akhirnya keluar dari kamar dan ikut keluar rumah mengikuti kedua anaknya.
Yanto masuk mobilnya yang baru ia kredit satu tahun dua bulan karena Mirna memang selalu ingin beli mobil agar bisa pergi ke mana-mana mengajak Ibunya Yanto dan mereka tak perlu repot sewa.
"Yaan... Mau ke mana?"
Tanya Ibu menghampiri mobil Yanto.
"Ke rumah Bu."
"Belum makan apapun itu Bu."
Ujar Mbak Ukha.
Ibu menatap Yanto prihatin,
"Makan dulu, baru kalau mau tengok rumah kamu ke sana."
Kata Ibu pula pada Yanto.
"Tidak Bu, para tetangga di sana buat masalah, aku baru diberitahu Lukman, aku harus segera ke sana."
Yanto lantas menyalakan mesin mobilnya, dan kemudian membawa mobilnya keluar dari pelataran rumah untuk kemudian langsung melesat begitu ada di jalanan kampung depan rumah orangtuanya.
Ibu menoleh ke arah Mbak Ukha.
"Lukman ngomong opo Kha?"
Tanya Ibu pada anak perempuannya.
Mbak Ukha menggeleng.
"Tidak tahu Bu, wong Yanto ditanya tidak jelas jawabnya."
Ibu menghela nafas,
"Coba telfon Lukman, barangkali belum masuk kelas."
Kata Ibu akhirnya.
"Kalau jam segini yo pastinya sampun Bu, nanti saja Ukha kirim pesan, supaya jam istirahat dia buka dan bisa langsung telfon."
Mendengar keputusan Mbak Ukha, Ibu punya mengangguk setuju.
**--------------**
Flashback,
Dini hari tadi, pukul 01.45 WIB.
"Yakin kamu mau pulang sekarang? lagi gerimis tuh."
Kata Usup pada Jenal, salah satu temannya yang malam ini seperti biasa begadang main gaple sambil ngopi-ngopi dan ngobrol kurang berfaedah.
"Pulang sajalah, entar dimarahi Ibu kalau aku sampai dipecat lagi dari kerjaan gara-gara berangkat kesiangan."
Kata Jenal.
Usup mendengarnya tertawa.
"Lagian, kamu kerja di Koperasi, ya pasti berangkat pagi lah."
"Ya, namanya usaha supaya ada jenjang karir, sekalian cari jodoh yang punya karir bagus juga sesuai request Ibu."
Sahut Jenal sambil memakai hoody nya, lalu mengambil satu batang rokok milik Usup.
"Buat temen di jalan."
Kata Jenal yang kemudian menyulut rokoknya dan setelah itu pamit.
Tiga teman lainnya di karpet yang digelar di teras rumah Usup sudah tidur goleran macam ikan pindang.
Jenal melangkah menyusuri jalanan yang semakin jauh dari rumah Usup semakin sepi.
Selain memang jam sudah dini hari, cuaca juga gerimis tipis-tipis hingga akhirnya terasa lebih dingin.
Jenal tampak berjalan sambil merokok, sesekali ia bersiul untuk mengusir rasa takut yang tiba-tiba muncul begitu ia ingat jika tetangganya ada yang baru saja meninggal.
Meskipun jenazahnya dibawa dan di makamkan dari rumah orangtua suaminya, tapi tetap saja, yang meninggal dulunya tinggal di rumah yang letaknya di depan rumah Jenal.
Maka...
**-----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Bambang Setyo
Jenal di ganggu kayanya
2023-12-27
0
Bintang kejora
Siap²lah Jenal, dirimu pasti liat penampakan 🙈🙈..
Knp jg Lukman hrs tlp kakaknya, Yanto tp dia tdk ksh tau keluarganya yg lain prihal rmh Yanto yg di dtgi byk warga setempat?!
2022-07-07
0
◉✿✪⃟𝔄ʀⓂ️𝐚𝐰𝐚𝐫✿◉
Ealah.... digantung kek jemuran 😂😂😂
2022-06-16
5