Selepas waktu Maghrib, Yanto akhirnya memutuskan pergi untuk membeli sate untuk makan Tita, anaknya.
Tita disuruhnya mengunci pintu karena takut ada yang asal masuk. Belakangan ini, ada satu fakta mengejutkan, bahwa pelecehan pada anak-anak meningkat sangat tinggi.
Mungkin karena selain mereka dianggap lemah, polos, mudah diintimidasi, hingga tak akan berani bicara pada siapapun, orang-orang yang menjadi pelaku juga pada dasarnya sudah kesetanan, sakit jiwa, dan bisa dibilangnya tidak ada otaknya.
Dan mengerikan sekali, jumlah mereka cukup banyak di sekitar kita, hingga negeri kita ada yang bilang surganya pelaku kejahatan ini.
Tentu saja, ini bukan sebuah prestasi membanggakan.
Setelah sempat ada berita aborsi pada remaja di kita dibilang tertinggi di Asia, belum lagi juga penyumbang pencemaran laut terbanyak, perusakan hutan, ada lagi dibilang sampah, ada lagi terbanyak korup, dan masih banyak hal lain yang menyedihkan, sekarang dibilang surganya para pelaku kejahatan pelecehan pada anak.
Ini jelas menjadi ketakutan untuk orangtua yang memiliki anak-anak, yang lebih mengerikannya lagi, korban pelecehan justeru adalah anak laki-laki, bukan anak perempuan.
Jadi tak heran, jika Yanto meminta Tita mengunci pintu rumah karena saat ini ia berada sendirian di rumah.
Sepeninggal Ayahnya, Tita pun berjalan masuk kamar lagi, ia sempat melihat ke arah ruang makan yang jika dari pintu kamar Tita bisa dilihat dengan jelas.
Ruang makan yang semula lampunya menyala, tiba-tiba mati sendiri. Tita menatap ruang makan dengan ekspresi sedikit takut.
Hantu kah?
Batin Tita.
Hingga kemudian Tita mendengar seperti keran air menyala di tempat cucian piring di dapur.
Dapur yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan dan posisinya tepat di sebelah kamar Tita.
Tita yang yakin dia sendirian di rumah, akhirnya berlari ke dalam kamar, ia baru akan menutup pintu, saat tiba-tiba sebuah tangan menyelonong menahan pintu kamar agar tak perlu menutup.
Tita kaget, ia mundur beberapa langkah dengan tubuh gemetaran.
Kedua matanya yang bulat lucu menatap pintu yang kini pelahan kembali terbuka, dan...
Tak ada siapapun, Tita makin ketakutan, ia lari naik ke atas tempat tidur dan meringkuk di bawah selimut.
"Jangan ganggu Tita... Jangan ganggu Tita... Sungguh Tita bukan anak nakal."
Kata Tita di bawah selimut.
Sayup kemudian, Tita mendengar suara cekikikan perempuan, suara itu seolah berada di belakang Tita yang kini meringkuk di atas tempat tidurnya.
Tita jelas makin takut,
Seluruh tubuhnya merinding. Apalagi ketika dirasakannya sebuah tangan menyentuh lengannya dengan lembut.
"Tita... Ini Mama..."
Terdengar suara yang seperti terbawa angin.
Tita mengerutkan kening.
Saat kemudian selimut yang dipakai Tita untuk bersembunyi itu ditarik pelan tangan tak terlihat, dan Tita merasakan tangan itu mengelus kepalanya.
"Mama...?"
Lirih Tita, namun belum berani menoleh.
"Kamu tak pernah benar-benar sendirian, Mama di sini, jangan takut."
Suara itu kembali terdengar, seiring dengan usapan lembut tangan tak terlihat itu di kepala Tita.
Merasa suara yang Tita dengar memang mirip dengan suara Mama, maka Tita pun pelahan memberanikan diri membuka matanya dan menoleh ke belakang.
Sepi...
Kosong...
Tak ada siapapun...
Hanya ada aroma bunga yang ditabur di pemakaman.
Dan...
Suara perempuan yang sayup terdengar mendendangkan lagu dari ruang makan, suaranya sayup-sayup saja, tapi Tita tahu arahnya dari sana.
Mama...
Ya Mirna memang biasanya seperti itu, saat menyiapkan makan malam, atau mengerjakan tugasnya mengurus rumah, ia akan melakukannya sambil bersenandung lirih lagu-lagu lama kesukaannya.
**-----------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
novita setya
gur tuku sate mbok anake digowo..eala yanto2
2024-04-17
1
Bambang Setyo
Penasaran mirna beneran apa bukan
2023-12-27
0
Bintang kejora
Tita aja sempat takut krn lampu mati sendiri & keran air pun nyala dg sendirinya.
Kasian Tita. jiwanya pasti resah krn dia tau mamanya sdh meninggal tp msh bs menemui dirinya.
2022-07-07
0