12. Sebuah Tatapan

"Minumlah."

Kata Winda sambil meletakkan satu gelas air putih di depan Yanto.

Yanto mengangguk, lalu meraih air putih di depannya.

Winda memang akhirnya berhasil membujuk Yanto pergi dari kerumunan warga yang marah-marah padanya.

Yanto yang marah, lalu akhirnya malah jadi balik dimarahi para tetangganya karena merasa Yanto lah yang salah karena tidak mengadakan pengajian di rumahnya sendiri malah di tempat ibunya.

Winda yang berhasil membujuk Yanto pergi, kemudian mengajak Yanto pulang ke rumah Yanto sendiri.

Rumah minimalis dengan furniture modern kekinian yang tidak dimiliki banyak orang yang hidup di kampung.

Bukan sesuatu yang mewah sebetulnya, tapi karena beli di luar kota yang tak banyak orang tahu, akhirnya apa yang ada di rumah Yanto terkesan jadi istimewa, dan akhirnya membuat Winda merasa rumah Yanto sangat menarik.

"Aku buatkan kopi ya."

Kata Winda pada Yanto.

Yanto menghela nafas, ia pun mengangguk saja.

Yanto menyandarkan tubuhnya lagi ke sandaran kursi tamu ruangan utama rumahnya, matanya menatap plafon rumah.

Rasanya rumah ini kehilangan warna, semuanya jadi terlihat gelap karena sang ratu rumah tangga pergi untuk selama-lamanya.

Yanto masih terus mengenang kebersamaannya dengan isteri dan Tita anaknya di hari-hari sebelum isterinya itu meninggal.

Saat tiba-tiba Winda kembali muncul dengan satu mug hitam berisi seduhan kopi instan yang mengepul panas.

"Rumahmu sangat nyaman Yan."

Kata Winda, sambil mendekati Yanto lalu kembali meletakkan mug kopi di dekat gelas air putih yang sebelumnya ia letakkan lebih dulu, dan sudah tinggal setengahnya.

Yanto tampak menatap Winda.

Mantan kekasihnya itu masih tampak cantik, sama seperti dulu.

Winda duduk di salah satu kursi di sana, yang masih satu set dengan kursi yang Yanto duduki.

"Aku tidak percaya Mirna jadi hantu."

Kata Yanto.

Winda tersenyum kecut, karena Yanto menyebut nama Mirna terus sejak tadi.

"Sudahlah Yan, tidak usah terlalu dipikirkan, semua juga akan berlalu, kalau kau terlalu menanggapi mereka, kau akan tersiksa batin sendiri."

Ujar Winda.

"Tapi mereka keterlaluan, bagaimana bisa mereka menuduh seorang Ibu yang meninggal demi bisa melahirkan anaknya dengan selamat menjadi kuntilanak."

Kesal Yanto.

"Aku tahu itu keterlaluan Yan, tapi kita juga tidak tahu itu sekedar tuduhan tak berdasar, atau memang benar, maka saranku lebih baik kita diamkan dulu saja. Kalau nanti terbukti benar, aku ada kenalan orang pinter, jadi tidak usah khawatir."

Kata Winda.

Yanto menatap Winda.

"Orang pinter? Sejak kapan kamu suka kenal orang macam itu?"

Tanya Yanto.

Winda tersenyum,

"Sejak aku harus dagang Yan, aku harus menghidupi diriku, harus punya penghasilan, dan dagang sulit laris jika tak melibatkan mereka."

Kata Winda.

Winda lalu membenahi duduknya.

"Mantan suamiku begitu menikah tiba-tiba resign dari pekerjaannya, memaksaku harus mencari penghasilan sendiri, aku bersyukur kami bercerai, hanya saja anakku direbutnya."

Kata Winda tiba-tiba bercucuran air mata.

Yanto yang melihat Winda seperti itu jadi iba, sungguh ia bagaimanapun sebagai laki-laki tak tahan bila melihat perempuan yang dekat dengannya menangis.

"Sabar Win."

Kata Yanto yang sebetulnya sendirinya pun sedang rapuh malah sibuk menguatkan Winda.

Winda menatap Yanto, ia mengangguk,

"Kamu juga Yan, kamu harus kuat, jangan terlalu termakan kata-kata orang lain, kalau mereka bohong, kamu bisa urus mereka, kalau benar, ada orang pinter kenalanku yang bisa membantumu."

Ujar Winda.

Yanto mengangguk.

Keduanya pun kini saling bertatapan.

Sesuatu yang pernah mereka lakukan dahulu saat masih bersama sebagai kekasih sebelum akhirnya Winda memilih menikah dulu, karena Yanto masih saja sibuk kuliah.

Ya, keduanya saling menatap.

Tenggelam dalam perasaan masing-masing, sampai tak merasa ada sepasang mata lain yang menatap mereka.

Sepasang mata dari foto keluarga yang dipasang di dinding ruang utama.

Sepasang mata dari...

MIRNA.

**-------------**

Terpopuler

Comments

Ana Ajertoinn

Ana Ajertoinn

rasanya ni si winda ni...yg bikin mirna mati....

2024-05-25

0

novita setya

novita setya

mb winda..ati2 ya fitnah nti jdnya. masuk rmh duda cuma ber 2

2024-04-17

0

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Jangan tergoda mantan yan

2023-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mirna...
2 2. Satu Sosok Di Pemakaman
3 3. Bisikan Lirih
4 4. Kasih Mama
5 5. Mama Di Sini
6 6. Sebuah Senyuman
7 7. Tita Ingin Ikut
8 8. Keluhan Warga
9 9. Emosi
10 10. Suara Tak Asing
11 11. Dia Bukan Kunti
12 12. Sebuah Tatapan
13 13. Desas Desus
14 14. Halusinasi?
15 15. Pulanglah Mirna
16 16. Mama
17 17. Ada Hantu
18 18. Tunggu Mama
19 19. Kuntilanak
20 20. Baru Meninggal
21 21. Hanya Menyapa
22 22. Sosok Dari Masa Lalu
23 23. Nyi Parijem
24 24. Harus Bagaimana?
25 25. Siapa Di Sana?
26 26. Aku Pulang Mas
27 27. Tamu Tiba-tiba
28 28. Sedihnya
29 29. Gempar
30 30. Syarat Isyarat
31 31. Undangan Pak RT
32 32. Ancaman
33 33. Ke Mana Dia?
34 34. Usir Saja
35 35. Mama Juga Rindu
36 36. Tita Sayang
37 37. Protektif
38 38. Simpan Dulu
39 39. Sedih
40 40. Tumbal Palsu
41 41. Bukan Aku
42 42. Benang Kusut
43 43. Sang Penjaga
44 44. Peringatan
45 45. Hantu Lain
46 46. Penampakan Lagi
47 47. Celaka
48 48. Kisah Kasih
49 49. Bincang Malam
50 50. Senyuman Mama
51 51. Misteri Cincin
52 52. Pertemuan
53 53. Mirna Yang Asing
54 54. Mirna & Marni
55 55. Dua Perempuan
56 56. Cerita Bu RT
57 57. Kembalinya Masa Lalu
58 58. Dia Milikku
59 59. Mencari Jawaban
60 60. Sedikit Lagi
61 61. Sulit Dipercaya
62 62. Mirna
63 63. Sang Perantara
64 64. Terungkap
65 65. Akhirnya Mengerti
66 66. Kotak Kayu
67 67. Tabirpun Tersingkap
68 68. Masa Lalu Yang Pahit
69 69. Ungkapkan Rasa
70 70. Ketulusan Mbak Ukha
71 71. Selamat Tinggal
Episodes

Updated 71 Episodes

1
1. Mirna...
2
2. Satu Sosok Di Pemakaman
3
3. Bisikan Lirih
4
4. Kasih Mama
5
5. Mama Di Sini
6
6. Sebuah Senyuman
7
7. Tita Ingin Ikut
8
8. Keluhan Warga
9
9. Emosi
10
10. Suara Tak Asing
11
11. Dia Bukan Kunti
12
12. Sebuah Tatapan
13
13. Desas Desus
14
14. Halusinasi?
15
15. Pulanglah Mirna
16
16. Mama
17
17. Ada Hantu
18
18. Tunggu Mama
19
19. Kuntilanak
20
20. Baru Meninggal
21
21. Hanya Menyapa
22
22. Sosok Dari Masa Lalu
23
23. Nyi Parijem
24
24. Harus Bagaimana?
25
25. Siapa Di Sana?
26
26. Aku Pulang Mas
27
27. Tamu Tiba-tiba
28
28. Sedihnya
29
29. Gempar
30
30. Syarat Isyarat
31
31. Undangan Pak RT
32
32. Ancaman
33
33. Ke Mana Dia?
34
34. Usir Saja
35
35. Mama Juga Rindu
36
36. Tita Sayang
37
37. Protektif
38
38. Simpan Dulu
39
39. Sedih
40
40. Tumbal Palsu
41
41. Bukan Aku
42
42. Benang Kusut
43
43. Sang Penjaga
44
44. Peringatan
45
45. Hantu Lain
46
46. Penampakan Lagi
47
47. Celaka
48
48. Kisah Kasih
49
49. Bincang Malam
50
50. Senyuman Mama
51
51. Misteri Cincin
52
52. Pertemuan
53
53. Mirna Yang Asing
54
54. Mirna & Marni
55
55. Dua Perempuan
56
56. Cerita Bu RT
57
57. Kembalinya Masa Lalu
58
58. Dia Milikku
59
59. Mencari Jawaban
60
60. Sedikit Lagi
61
61. Sulit Dipercaya
62
62. Mirna
63
63. Sang Perantara
64
64. Terungkap
65
65. Akhirnya Mengerti
66
66. Kotak Kayu
67
67. Tabirpun Tersingkap
68
68. Masa Lalu Yang Pahit
69
69. Ungkapkan Rasa
70
70. Ketulusan Mbak Ukha
71
71. Selamat Tinggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!