"Minumlah."
Kata Winda sambil meletakkan satu gelas air putih di depan Yanto.
Yanto mengangguk, lalu meraih air putih di depannya.
Winda memang akhirnya berhasil membujuk Yanto pergi dari kerumunan warga yang marah-marah padanya.
Yanto yang marah, lalu akhirnya malah jadi balik dimarahi para tetangganya karena merasa Yanto lah yang salah karena tidak mengadakan pengajian di rumahnya sendiri malah di tempat ibunya.
Winda yang berhasil membujuk Yanto pergi, kemudian mengajak Yanto pulang ke rumah Yanto sendiri.
Rumah minimalis dengan furniture modern kekinian yang tidak dimiliki banyak orang yang hidup di kampung.
Bukan sesuatu yang mewah sebetulnya, tapi karena beli di luar kota yang tak banyak orang tahu, akhirnya apa yang ada di rumah Yanto terkesan jadi istimewa, dan akhirnya membuat Winda merasa rumah Yanto sangat menarik.
"Aku buatkan kopi ya."
Kata Winda pada Yanto.
Yanto menghela nafas, ia pun mengangguk saja.
Yanto menyandarkan tubuhnya lagi ke sandaran kursi tamu ruangan utama rumahnya, matanya menatap plafon rumah.
Rasanya rumah ini kehilangan warna, semuanya jadi terlihat gelap karena sang ratu rumah tangga pergi untuk selama-lamanya.
Yanto masih terus mengenang kebersamaannya dengan isteri dan Tita anaknya di hari-hari sebelum isterinya itu meninggal.
Saat tiba-tiba Winda kembali muncul dengan satu mug hitam berisi seduhan kopi instan yang mengepul panas.
"Rumahmu sangat nyaman Yan."
Kata Winda, sambil mendekati Yanto lalu kembali meletakkan mug kopi di dekat gelas air putih yang sebelumnya ia letakkan lebih dulu, dan sudah tinggal setengahnya.
Yanto tampak menatap Winda.
Mantan kekasihnya itu masih tampak cantik, sama seperti dulu.
Winda duduk di salah satu kursi di sana, yang masih satu set dengan kursi yang Yanto duduki.
"Aku tidak percaya Mirna jadi hantu."
Kata Yanto.
Winda tersenyum kecut, karena Yanto menyebut nama Mirna terus sejak tadi.
"Sudahlah Yan, tidak usah terlalu dipikirkan, semua juga akan berlalu, kalau kau terlalu menanggapi mereka, kau akan tersiksa batin sendiri."
Ujar Winda.
"Tapi mereka keterlaluan, bagaimana bisa mereka menuduh seorang Ibu yang meninggal demi bisa melahirkan anaknya dengan selamat menjadi kuntilanak."
Kesal Yanto.
"Aku tahu itu keterlaluan Yan, tapi kita juga tidak tahu itu sekedar tuduhan tak berdasar, atau memang benar, maka saranku lebih baik kita diamkan dulu saja. Kalau nanti terbukti benar, aku ada kenalan orang pinter, jadi tidak usah khawatir."
Kata Winda.
Yanto menatap Winda.
"Orang pinter? Sejak kapan kamu suka kenal orang macam itu?"
Tanya Yanto.
Winda tersenyum,
"Sejak aku harus dagang Yan, aku harus menghidupi diriku, harus punya penghasilan, dan dagang sulit laris jika tak melibatkan mereka."
Kata Winda.
Winda lalu membenahi duduknya.
"Mantan suamiku begitu menikah tiba-tiba resign dari pekerjaannya, memaksaku harus mencari penghasilan sendiri, aku bersyukur kami bercerai, hanya saja anakku direbutnya."
Kata Winda tiba-tiba bercucuran air mata.
Yanto yang melihat Winda seperti itu jadi iba, sungguh ia bagaimanapun sebagai laki-laki tak tahan bila melihat perempuan yang dekat dengannya menangis.
"Sabar Win."
Kata Yanto yang sebetulnya sendirinya pun sedang rapuh malah sibuk menguatkan Winda.
Winda menatap Yanto, ia mengangguk,
"Kamu juga Yan, kamu harus kuat, jangan terlalu termakan kata-kata orang lain, kalau mereka bohong, kamu bisa urus mereka, kalau benar, ada orang pinter kenalanku yang bisa membantumu."
Ujar Winda.
Yanto mengangguk.
Keduanya pun kini saling bertatapan.
Sesuatu yang pernah mereka lakukan dahulu saat masih bersama sebagai kekasih sebelum akhirnya Winda memilih menikah dulu, karena Yanto masih saja sibuk kuliah.
Ya, keduanya saling menatap.
Tenggelam dalam perasaan masing-masing, sampai tak merasa ada sepasang mata lain yang menatap mereka.
Sepasang mata dari foto keluarga yang dipasang di dinding ruang utama.
Sepasang mata dari...
MIRNA.
**-------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ana Ajertoinn
rasanya ni si winda ni...yg bikin mirna mati....
2024-05-25
0
novita setya
mb winda..ati2 ya fitnah nti jdnya. masuk rmh duda cuma ber 2
2024-04-17
0
Bambang Setyo
Jangan tergoda mantan yan
2023-12-27
0