Tok...
Tok...
Tok...
Terdengar ketukan di pintu depan rumah, Tita mendengarnya tapi tak berani keluar.
"Mas... Mas Yanto..."
Tak lama suara perempuan juga ikut terdengar.
Tita tampak mengintip dari balik selimut, masih terdengar suara di luar sana mengetuk pintu dan juga memanggil nama Bapak.
Haruskah Tita turun dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu?
Sepertinya itu suara manusia, bukan?
Atau...
Bruk!
Tiba-tiba pintu kamar Tita menutup sendiri, dan tampak jelas sekali pintu itu mengunci sendiri.
Klik.
Tita menjerit karena tak ada satupun bentuk makhluk terlihat di sana.
Mendengar suara jeritan di dalam rumah, ketukan di luar semakin menjadi.
"Mas... Ada apa? Mas??"
Suara di luar terdengar panik.
Perempuan yang kini berusaha mengeluarkan hp dari dalam tas nya terlihat tangannya gemetaran.
Hingga...
Ia melihat bayangan di balik tirai kaca rumah, jelas sekali bentuknya adalah sosok perempuan berdiri.
Perempuan yang di luar, yang tak lain adalah Winda memundurkan langkahnya sejenak, dengan tetap matanya menatap takut dan sekaligus juga penasaran ke arah kaca di mana kini sosok itu menghilang.
Winda celingak-celinguk,
"Ke mana dia? Ke mana dia?"
Winda menoleh ke kanan dan ke kiri, hingga bersamaan dengan itu, terlihat sorot lampu mobil yang mengenai wajahnya.
Winda yang matanya jelas saja merasa silau langsung berusaha menghindari sorot lampu mobil yang mengarah padanya.
Mobil itu bergerak mendekati halaman rumah, dan kemudian berhenti.
Tampak turun Yanto dari mobil membawa satu kresek sate pesanan Tita, dan begitu melihat Winda berdiri di dekat pohon, ia sedikit kaget.
"Kukira siapa, kenapa berdiri di situ?"
Yanto mengomel,
Winda menghela nafas, karena harusnya ia yang kini sedang ketakutan.
Perempuan itu berjalan mendekati Yanto, mengulurkan satu tas kain berisi rantang susun dua.
"Dari Ibu, tadi aku ke rumah Ibu, katanya kau pulang ke sini dengan Tita belum makan apapun."
Ujar Winda.
"Kau diperintah?"
Tanya Yanto sambil kemudian berbalik berjalan menuju pintu utama tanpa mengambil tas kain isi rantang susun dua dari tangan Winda.
"Masuklah."
Kata Yanto pula sembari menoleh sekilas, lalu sibuk membuka kunci.
Tapi...
Winda bertahan berdiri saja di tempat tadi ia bicara dengan Yanto di dekat mobil, menatap Yanto dengan posisi ragu untuk mengikuti.
Matanya melihat ke arah kaca jendela lagi, di mana jelas ia melihat bayangan perempuan berdiri di sana.
Pintu terbuka, Yanto kembali menoleh ke arah Winda.
"Ayo, masuklah."
Kata Yanto lagi,
Winda baru saja akan bicara, saat tiba-tiba suara Tita terdengar.
"Bapaaaak."
Tita lari dari dalam kamarnya menuju Bapaknya yang masih berdiri di dekat pintu.
Begitu di dekat Bapaknya, Tita memeluk Bapaknya tersebut,
"Pa, ada hantu."
Kata Tita tampak ketakutan,
Yanto membawa Tita masuk lalu menyalakan lampu ruangan depan rumahnya.
"Hantu apa?"
Tanya Yanto menatap anaknya,
Tita menggelengkan kepalanya,
"Tidak tahu Pak, tidak kelihatan, cuma suara saja dan pintu kamar Tita juga tadi menutup sendiri Pak."
Yanto celingak-celinguk, melihat ke sekitar.
"Tadi ada yang ketuk-ketuk pintu, Tita mau keluar tapi pintu kamar ditutup dan dikunci hantu."
Yanto lantas menoleh ke arah pintu utama yang kini akhirnya Winda memberanikan diri akan masuk ke dalam rumah Yanto.
"Aku juga lihat sosok perempuan berdiri di dekat kaca jendela Mas, sepertinya..."
Winda tak berani meneruskan, karena Yanto menatapnya tajam seolah tak mau Winda meneruskan kalimatnya.
Setelah Winda akhirnya memilih diam, Yanto kembali memandang Tita.
"Ini sate sama nasi, katanya pengin makan, sudah lupakan, tidak ada apa-apa."
Kata Yanto.
Tita meraih kresek nasi dan sate yang dibelikan Bapaknya.
"Tapi Tita takut makan sendirian."
Kata Tita,
"Tidak ada apa-apa Tita, sana ambil piring sama sendok, makan di sini juga tidak apa-apa."
Ujar Yanto, lalu...
"Mama tidak ada di sini, katanya Tita suruh pulang, tapi Mama tidak ada."
Lanjut Tita lirih, sambil duduk di kursi tamu.
Winda yang melihat Tita terlihat sedih akhirnya memutuskan mendekat,
"Ayuk Tita, makan sama Bibi saja,"
Kata Winda.
Yanto duduk di kursi ruang tamu, lalu bersandar malas di sana, dilihatnya Tita yang kini mau mengikuti Winda yang berjalan menuju ruang makan sambil menyalakan semua lampu.
"Tadi hantunya berisik di ruang makan Bi."
Kata Tita.
"Bukan Mama kan Tita?"
Lirih Winda sambil takut sebetulnya, Tita menggeleng,
"Mama, tidak ada Mama, tadi itu hantu, bukan Mama."
Kata Tita tak jelas,
Menurut Tita, jika yang terlihat adalah Mamanya itu bukanlah hantu, karena ini tak terlihat maka pasti itu adalah hantu.
Winda yang mendengarnya hanya bisa tersenyum sekilas saja, karena pastinya ia tahu betul, jika yang terlihat adalah sosok Mama nya Tita pun itu juga sama saja, itu adalah hantu.
**------------**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Devita Alya azzahra
siapa tau Mirna marah karna liat mereka berdua(Winda dan Yanto)
2024-04-24
0
Bambang Setyo
Masa anaknya sendiri di ganggu
2023-12-27
0
Bintang kejora
Namanya jg bocah, yg dia lihat berarti mamanya, bkn hantu. Yg tdk terlihat olehnya itulah hantu.
Hadeeeeh 🙉🙉🙉..., mkin ruwet hidupmu Yanto.
2022-07-07
1