[ Tempat : Akademi Yozora // Waktu : Pagi ]
"Ini memang akademi yang luar biasa."
Saat ini, aku sedang berjalan di sekitar Akademi Yozora, tempat aku akan belajar di masa depan.
Seperti yang aku katakan, akademi ini memang luar biasa, mengingat berbagai fasilitas yang sangat mendukung, atau mungkin, lebih tepat untuk dikatakan terlalu mendukung.
Alasannya?
Aku akan menjelaskan secara singkat jadi dengarkan baik-baik oke.
Akademi Yozora berada di wilayah Prefektur Tokyo, di Distrik Bunkyo, Wilayah Khusus Kota Yozora. Prefektur Tokyo sendiri terkenal sebagai pusat pemerintahan, bisnis, pendidikan dan budaya.
Kota Yozora yang berada di wilayah Tokyo menjadi pusat pendidikan, teknologi dan inovasi. Kota itu merupakan rumah bagi banyaknya Universitas dan Lembaga Penelitian terkenal di dunia.
Dan yang membuat Kota itu terkenal salah satunya adalah Akademi Yozora.
Akademi itu mencakup semua tingkatan pendidikan, mulai dari pra-akademi, institusi teknologi tinggi, hingga lembaga penelitian khusus.
Pra-akademi dibagi menjadi 3 sekolah, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.
Terkait akademi, ada sekitar 10 universitas terkenal dan 5 lembaga penelitian.
Terlihat seperti kota? Yah, ini memang seperti itu.
Akademi ini adalah alasan mengapa Kota Yozora bisa disebut sebagai Kota khusus pendidikan.
Sebagai kota khusus, Akademi Yozora merupakan pusat pendidikan di Jepang.
Itu wajar mengingat wilayah akademi ini sangat luas dan sumber daya mereka sangat melimpah.
Tentu, tidak hanya itu. Sebagai pusat pengetahuan, Akademi memiliki peralatan terbaik dan terbaru di dunia.
Aku dan Mei akan bersekolah di SMA Yozora, salah satu sekolah di Akademi ini.
Omong-omong, ada lembaga penelitian Keluarga Akahasa di Akademi ini yang disebut Massive Void (MV).
Aku tidak bermaksud sombong, tetapi aku akan tinggal di sana dan sesekali akan mengurus berbagai hal. Itu akan menjadi pelatihan ku sebagai kepala keluarga yang baru.
( Anda masih tetap sombong )
Sudah aku bilang diam.
Nah, itu sebenarnya instruksi kakekku.
Hah… (menghela napas) waktu untuk menggoda para gadis semakin berkurang.
Uh, mari kita fokus pada hal yang lebih penting terlebih dulu.
Kau tahu, aku masih memiliki pertanyaan yang belum terjawab. Pertanyaannya adalah, di mana ini? Dan kemana aku harus pergi?
Apa? Jenius tersesat di sekolahnya sendiri? Omong kosong sialan!
Aku sangat senang hingga aku melupakan banyak hal, termasuk alat komunikasiku. Aku juga lupa untuk menghafal petanya karena aku ingin cepat pergi ke sini.
Bahkan aku meninggalkan Maya di mobil dan menyuruhnya untuk pergi ke lab MV sendiri. Dia mungkin sedang kesal sekarang.
Uh. Memikirkan saja sudah membuatku sakit kepala.
*sigh*
Oke oke, berhenti memikirkan hal-hal buruk.
Mari kita fokus pada hal penting terlebih dahulu.
Nah, apa yang harus aku lakukan?
Saat aku sedang berpikir, sambil terus berjalan, aku melihat wanita cantik yang cukup jauh dariku.
"Siapa dia?"
Wanita yang aku lihat memiliki rambut panjang berwarna merah tua. Dia mempunyai tubuh tinggi dan langsing, juga mata yang tajam dan mempesona.
Dia mengenakan setelan putih yang menonjolkan lekuk tubuhnya. Jujur saja, itu menggoda pria manapun yang melihatnya. Yah, untung saja, setelan putihnya ditutupi oleh jas ungu kehitaman. Warna hitamnya sama dengan rok yang dikenakannya.
Oh jangan lupa kacamatanya.
Itu membuatnya terlihat seperti ... seorang asisten, kepala sekolah, atau guru?
Hmmm (berpikir)..... Saya akan menepis semuanya.
Mengapa?
Karena dia mungkin, mungkin saja, ini mungkin oke, dia mungkin saja seorang mahasiswa di Akademi ini, siapa tahu kan?
Aku melihat pakaiannya, dan itu berbeda dari murid sekolah menengah. Karena itu, aku menjadi lebih yakin. Benar, aku yakin dia seorang mahasiswa. Itu pasti seorang mahasiswa dari universitas yang ada sini.
*percaya diri*
Kurasa aku harus berkenalan- ehem maksudku bertanya jalan kepadanya..
"Oke, mari kita menanyakan jalan padanya."
.
.
Sejujurnya, ini masih terlalu pagi. Itu sebabnya aku tidak melihat banyak orang. Terutama pria.
Memang, pria adalah makhluk yang malas! (Tidak menyadari bahwa dia adalah salah satu nya)
Selama aku membual tentang hal itu, tanpa aku sadari, aku telah menutup jarak sehingga aku cukup dekat dengannya.
Dia mungkin merasakan kedatanganku sehingga dia berhenti, berbalik, lalu menatapku atau… mungkin mataku?
"Maaf mengganggu senpai, bisakah aku menanyakan sesuatu?"
(Penulis : ‘senpai’ adalah nama panggilan untuk seorang senior di Jepang)
“......”
Apa dia tidak mendengarku?
Sebelum aku bisa memanggilnya lagi, senpai cantik itu tersadar dari lamunannya dan mulai memperhatikanku.
"Ah, maaf. Kau memanggilku apa?"
"Senpai?"
Aku memiringkan kepalaku, bertanya-tanya, apa ada yang salah?
"Bukankah kamu seorang mahasiswa di sini? Maaf, apakah itu salah? Haruskah aku memanggilmu nona? Tetapi kamu terlihat muda dan cantik jadi aneh rasanya memanggilmu nona. Selain itu, aku juga tidak tahu siapa namamu."
Apa? Aku menggodanya? Omong kosong. Aku hanya bertanya. Jujur, niatku murni, jangan dirusak. Lagi pula, aku masih pria yang polos.
-__-
Memang, memang, pada akhirnya aku menanyakan namanya, seolah-olah aku ingin mengenalnya lebih jauh, tetapi itu agar aku bisa lebih mudah memanggilnya.
Lagi pula, bisa saja aku salah dengan menyebutnya senpai. Itu hanya kemungkinan oke. Aku masih percaya bahwa dia adalah seorang mahasiswa.
Jika dia seorang mahasiswa di sini, bukankah aku punya banyak kesempatan untuk terus menggoda- ehem maksudku mengenalnya lebih dekat?
(Anda mengakui bahwa Anda ingin mengenalnya lebih dekat?)
Eh? Ma-maksudku. eh. em. Yah, kita akan membicarakannya nanti. Sebentar lagi dia akan menjawab.
"Ah, tidak. Panggil saja aku Scarllet. Benar, ada yang bisa saya bantu?"
"Jadi seperti ini Scarllet-senpai." (Terus memanggilnya senpai) "Saya Riyu, siswa pindahan dari luar kota. Saya ingin pergi ke SMA Yozora, tetapi saya tidak tahu di mana saya saat ini. Selain itu, saya tidak sengaja meninggalkan perangkat komunikasi saya. Jadi bolehkah saya bertanya, apakah Anda tahu dimana ini?"
Mendengar kata-kataku, Scarllet-senpai hanya tersenyum kecil.
Oh... aku benar kan? Dia mahasiswa kan? Hmm, sepertinya begitu. Awal yang bagus Riyu.
Apa katamu? Dia tersenyum karena sadar kalau aku menggodanya? Ti-tidak mungkin, itu pasti bohong, kalian menipuku.
“Ah, jika kamu ingin pergi ke SMA Yozora, jalan lurus saja ke sana, nanti kamu akan menemukan tulisan SMA Yozora.”
"Jadi seperti itu."
Aku mengangguk, mengerti dengan penjelasannya.
Mudah saja bukan? Tinggal jalan lurus dan selesai.
Lalu kenapa aku masih disini? Tentu saja untuk mengobrol dengannya. Saya harus membiasakan diri dengan mahasiswi yang ada di sini, kan? Itu adalah kewajiban dan kesopanan.
( Anda hanya mencari alasan untuk mengenalnya )
Melihat bahwa aku masih berdiri di sini, senpai mulai menawarkan untuk mengantarku.
"Apakah kamu ingin aku mengantarmu? Bagaimanapun, kita berada di jalan yang sama."
"Eh, bolehkah? Bukankah itu merepotkan?"
Aku berkata dengan sedikit ragu.
Aku merasa tidak enak jika dia ingin mengantarku. Tentu saja, dalam hati, aku senang jika dia bisa mengantarku.
"Jalan kita sama, jadi tidak apa-apa."
"Begitu... kalau begitu tolong bantu, senpai."
"Lewat sini.”
Dan kemudian dia membawaku ke tujuan.
Aneh, dia sedikit berbeda dari yang kurasakan. Perasaanku mengatakan dia menakutkan, tetapi karena itu juga, entah mengapa aku malah ingin menggodanya. Salahkan perasaanku di sini.
.
.
[ Beberapa Menit Kemudian ]
"Itu di sini."
Scarllet-senpai berkata dengan lembut.
Aku tiba di tempat tujuanku. Itu hanya beberapa menit berjalan kaki. Selama waktu itu kami mengobrol dengan cukup baik. Dia memberikan beberapa informasi, dan aku sangat berterima kasih padanya atas perhatiannya.
"Kalau begitu aku akan pergi. Tempatku di sana."
Scarllet-senpai berkata, dan menunjuk ke tempat tujuannya.
"Baiklah, terima kasih atas bantuanmu, senpai."
"Sama-sama."
Aku melihatnya pergi.
Tunggu sebentar,
Apakah dia menuju ke gedung staf? Apa dia bukan mahasiswa? A-aku mungkin salah melihatnya. Ha ha.
Atau... mungkin dia ada urusan dengan staf yang ada di sana? Itu pasti begitu. Em pasti.
Yah, jangan terlalu banyak berpikir, masuklah, mungkin Mei ada di sana. Aku harap begitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments