Bab 17 - Sensei?

[ 30 menit kemudian ]

Setelah Mei dan aku cukup puas menikmati waktu bersama. Kami segera pergi ke ruang guru untuk menemui wali kelas kami.

Sebenarnya, aku harus menemuinya terlebih dulu untuk mengurus beberapa hal lalu memperkenalkan diri pada teman baruku. Namun, aku langsung ke sini karena aku pikir aku akan bertemu Mei. Dan harapan itu tidak mengecewakan.

Oh ya, aku mengatur agar aku bisa sekelas dengan Mei. Itulah keuntungan koneksi kawan.

Yah, cukup tentang itu.

Saat ini aku dan Mei sedang berjalan bersama, tentu saja sambil berpegangan tangan.

Apa ada orang yang melihat kami?

Yah, ini masih sedikit pagi, tetapi beberapa orang sudah mulai berdatangan. Kami tidak terlalu peduli dengan satu atau dua orang yang melihat kami, atau lebih tepatnya, akulah yang tidak terlalu memperdulikan tatapan mereka.

Mei masih sedikit malu, tetapi aku memegang tangannya dengan erat.

“Bagaimana keadaanmu di sini?”

Untuk mengalihkan perhatiannya, aku mulai bertanya mengenai keadaannya di sini.

“Baik.”

Mei menjawab dengan singkat. Dia masih membuang mukanya, agar aku tidak melihat mukanya yang merona.

“Begitu. Yah, di sini memang luar biasa, aku rasa tempat ini akan cocok untukmu. Setidaknya, tidak akan membosankan.” Aku berkata sambil melihat sekeliling.

Aku bisa melihat banyak hal luar biasa di sini meskipun ini hanya SMA. Dan seperti yang aku katakan, tempat ini sangat cocok dengan Mei, sebab sumber daya dan fasilitasnya mendukung.

Dia bisa melakukan beberapa hal seperti, penelitian mungkin, daripada hanya menyimpan pengetahuannya di otaknya saja.

Sedangkan untukku, aku mungkin akan lumayan sibuk.

Selain bersekolah, aku harus berlatih, mengerjakan tugas di MV, dan menggoda Mei tentunya. Hah……

*Menghela napas*

“Mengapa kamu datang sepagi ini?”

Mei menoleh, bertanya kepadaku. Tampaknya dia sudah menenangkan diri sehingga kita bisa memulai percakapan.

“Aku ingin membuat kejutan dengan datang lebih awal. Meskipun aku tidak terlalu berharap, tetapi aku senang bisa bertemu denganmu.”

Yah, itu sedikit salah, aku sebenarnya sangat berharap.

“Bagaimana denganmu, bukankah seharusnya ini masih pagi?”

Aku bertanya balik.

“Aku memiliki beberapa tugas, tetapi sebelum aku bisa pergi, aku melihatmu memasuki kelas. Aku pikir aku salah, tetapi aku senang itu benar-benar kamu.”

Dia mengucapkan kalimat terakhir dengan nada kecil, seolah dia tidak ingin aku mendengarnya. Namun, inilah gunanya pendengaran super yang aku latih selama 5 tahun ini.

Untuk menguping? Tentu saja tidak.

Yah yang jelas, sekarang aku paham mengapa dia datang ke tempat ini pagi-pagi sekali.

“Jadi seperti itu.”

Dan dengan itu, kami menghentikan pembicaraan kami.

Mungkin bagi sebagian orang, mereka akan berpikir bahwa kami cukup canggung. Namun, tidak seperti itu, kami hanya ingin menikmati waktu sebaik mungkin, terutama kami ingin merasakan kehangatan tangan kami satu sama lain.

Meskipun… itu tidak berlangsung lama.

“Kita sudah sampai.”

Mei berkata dengan nada lembut, tetapi aku merasakan bahwa dia juga cukup sedih.

“Memang.”

Aku menjawabnya.

Mei melepaskan tanganku, bersiap untuk melanjutkan perjalanannya.

“Berhati-hatilah di sana. Sensei mungkin dipaksa untuk bangun lebih awal karena ulahmu. Dia mungkin sedang kesal saat ini. Kalau begitu sampai bertemu lagi di kelas.”

“Tunggu sebentar, Mei.”

Aku memegang tangannya menghentikannya pergi.

“Sepulang sekolah, bisakah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin aku berikan kepadamu.”

Sebelum aku lupa, aku harus cepat memberikan beberapa hal dan juga katana itu. Aku juga harus bertanya padanya mengenai niatku untuk melatihnya lebih serius.

Mengapa aku terburu buru?

Bagaimana aku harus mengatakannya. Entah mengapa perkataan kakekku agak sedikit salah, dan perasaanku juga mendukung itu.

“Em? Ya, tentu aku akan menunggumu.”

Mei berjalan pergi, aku menatapnya sebentar sampai bayangannya menghilang dari pandanganku

Setelah itu, aku menatap pintu wali kelasku.

“Huh… kalau begitu, mari masuk saja.”

.

.

Saat aku bertemu wali kelasku, aku merasakan ribuan panah menusukku.

Mengapa? Karena aku melihat kebenaran.

Kebenaran yang selama ini aku sembunyikan. Kebenaran yang aku tidak ingin benarkan. Kebenaran yang aku harap….. INI TIDAK BENAR!!!

Seolah nyala api kembali lagi, aku menegakkan posturku dengan percaya diri.

Benar, ini pasti tidak benar. Senpai mungkin sama saja denganku, dia memiliki urusan dengan wali kelas? Hemp, itu pasti benar.

Kepercayaan diriku kembali.

“Jadi, kamu yang membuatku harus bangun sepagi ini? Dan kamu malah membuatku menunggu dengan pergi ke kelasmu, hanya untuk bertemu dengan kekasihmu? Bukankah kamu terlalu merepotkan, bocah bermasalah.”

Apa yang dia katakan? Aku tidak mengerti.

(A : Anda hanya pura-pura)

Oke oke jangan terlalu banyak berpikir.

Dengan wajah polos, sepolos bayi aku berkata.

“Em… maaf Scarlet-senpai. Apa saya tanpa sadar telah memprovokasi Anda? Jika seperti itu, maafkan saya. Ah, bolehkah saya tahu di mana wali kelasnya? Saya ingin mengurus beberapa hal.”

Aku melihat sekeliling ruangan, untuk menemukan wali kelasku. Aku melihat urat kecil di kening Scarlet senpai. Yah, mungkin hanya perasaanku saja.

Mungkin marah dengan sesuatu, Scarlet senpai berdiri dari kursinya dan memelototiku dengan tajam

“Berhenti bercanda! Bocah bermasalah.”

Bercanda? Apa aku sedang bercanda?

Uh, dia tampak lebih tegas dan menakutkan daripada yang aku ingat terakhir kali. Ke mana senpai yang hangat dan menyenangkan sebelumnya? Aku bertanya-tanya.

“Panggil aku sensei!”

“Maaf senpai aku tidak mengerti.”

Aku memalingkan muka dengan tetes keringat di pipiku.

Scarlet senpai melangkah maju dan menatap wajahku dengan dingin.

“Panggil aku sensei!”

Cih, jika seperti ini, maka tidak ada pilihan lain selain menolaknya dengan tegas. Yah, meskipun aku berpikir seperti itu, tetapi tetap saja, ekspresinya menakutkan. Jujur saja, selama ini aku bertanya - tanya, mengapa wanita yang terlibat denganku begitu kuat dan menakutkan?

“Ti-tidak akan senpai, aku akan tetap memanggilmu senpai. Lagi pula, kamu sangat muda dan cantik, bagaimana mungkin kamu menjadi guru di sini.” Aku berkata.

Wajah Scarlet senpai memerah, cukup merah untuk mengatakan bahwa dia malu. Namun, aku tidak terlalu memperhatikannya karena aku lebih fokus meyakinkan diriku.

“*batuk* Oh… begitukah?”

Dia mulai berjalan perlahan ke arahku.

Apa yang dia lakukan? Tunggu, mengapa matanya menjadi menakutkan? Tunggu tunggu bukankah ini akademi? Tunggu apa aku-

(A : Riyu tidak bisa dihubungi untuk saat ini)

.

.

.

"Sensei."

Aku duduk seiza dan terpaksa untuk mengakui kesalahanku.

Tidak, aku tidak salah.

Mari kita sebut ini mundur sedikit untuk melesat ke depan.

(Apa yang terjadi? )

Jangan mengingatkanku.

“Murid baik, murid baik.”

Dia menepuk-nepuk rambutku, tertawa seolah menikmati keadaanku saat ini.

Oke oke, aku memang sangat berharap dia adalah siswa di Akademi ini. Dengan begitu, tidak ada hambatan atau batasan sepele, seperti status atau apalah itu yang bisa membatasiku untuk menggodanya.

Selain itu, aku pikir, aku bisa membuatnya senang dengan menyebutnya senpai. Siapa coba yang tidak senang ketika seorang pria tampan mengira Anda muda dan cantik?

Perasaanku juga mengatakan bahwa dia akan senang. Apa mungkin dia terlalu senang sehingga dia memukulku? Bisa jadi.

Oh iya, jangan salah paham. Aku tidak berbohong ketika aku menyebutnya muda dan cantik, dia memang seperti itu. Dia mungkin seumuran dengan Maya.

Haruskah menanyakan umurnya?

Seolah aku ingin mati.

Oke, kembali ke pikiranku, apa mungkin aku sudah keterlaluan dan menjengkelkan?

Yah, sebenarnya aku menyadari bahwa dia adalah seorang guru ketika banyak bukti menunjukkannya. Namun, pernahkah Anda mendengar pepatah mengatakan.

‘Untuk memenangkan perang, maka tipulah musuhmu. Dan untuk menipu musuhmu, maka tipulah dirimu sendiri.’

Apa? Tidak ada peribahasa seperti itu? Lalu buku apa yang aku baca? Apa aku ditipu?

Terpopuler

Comments

Ilfra Ilivasa

Ilfra Ilivasa

intinya adalah : tipu-tipu

2022-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Takdir yang Tidak Terelakan
2 Bab 2 - Kecantikan yang Melampaui Dunia
3 Bab 3 - Invasi Eternite Pertama
4 Bab 4 - Invasi Eternite Kedua
5 Bab 5 - Ingatan
6 Bab 6 - Pengakuan
7 Bab 7 - Invasi Selanjutnya
8 Bab 8 - Menyelinap ke Sebuah Penelitian Gila
9 Bab 9 - Kabar yang Mengejutkan
10 Bab 10 - Nemesis
11 Bab 11 - Kekuatan 5 Keluarga Besar
12 Bab 12 - Ruang Rahasia
13 Bab 13 - Warframe
14 Bab 14 - Sebelum Berangkat
15 Bab 15 - Scarllet senpai?
16 Bab 16 - Reuni
17 Bab 17 - Sensei?
18 Chapter 18 - Memperkenalkan Diri
19 Chapter 19 - Bertarung Dengan Si Kepala Pirang
20 Chapter 20 - Menjadi Akrab?
21 Chapter 21 - Memberikan Cincin
22 Chapter 22 - Masa Lalu Maya
23 Chapter 23 - Kamu harus bertanggung jawab
24 Chapter 24 - 5 Wilayah Besar
25 Chapter 25 - Mengapa Kamu Mencintaiku?
26 Chapter 26 - Sho
27 Chapter 27 - Pengaruh Ibu Riyu
28 Chapter 28 - Shiori
29 Chapter 29 - 2 Tahun Kemudian
30 Chapter 30 - Energi Unik
31 Chapter 31 - Jiwa Riyu
32 Chapter 32 - Keanehan Maya
33 Chapter 33 - Perasaan Maya
34 Chapter 34 - Keputusan Mei
35 Chapter 35 - Kondisi Riyu
36 Chapter 36 - Masa Lalu
37 Chapter 37 - Ruler of Ice
38 Chapter 38 - Identitas Maya
39 Chapter 39 - Pemimpin ETER Union Sebelumnya
40 Chapter 40 - Akhir dari Masa Lalu
41 Chapter 41 - Petugas Khusus
42 Chapter 42 - Sistem?
43 Chapter 43 - Seresa
44 Chapter 44 - Misi Pertama
45 Chapter 45 - Menggoda Scarlet
46 Chapter 46 - Berkencan Dengan Maya
47 Chapter 47 - Misi Darurat
48 Chapter 48 - Sampai
49 Chapter 49 - Pertempuran 1
50 Chapter 50 - Wanita Misterius dan Pertempuran 2
51 Chapter 51 - Final Boss
52 Chapter 52 - Akhir
53 Bab 53 - Pelukan Hangat
54 CH 54 - Mimpi Buruk?
55 CH 55 - Siapa Anda?
56 CH 56 - Kedatangan 2 Istri Cantik
57 CH 57 - Masalah Lainnya
58 CH 58 - Hadiah
59 CH 59 - Toko Senjata
60 CH 60 - Trisula Bali
61 CH 61 - Perasaan Shio
62 CH 62 - Amaterasu
63 CH 63 - Masalah Scarlet
64 CH 64 - Ini semua salahmu
65 CH 65 - Jawaban Scarlet
66 CH 66 - Rasa Sakit Scarlet
67 CH 67 - Anda sangat mesum hari ini
68 CH 68 - Pergerakan Di Balik Bayangan
69 CH 69 - Pulang Bersama
70 CH 70 - Mengakui Semuanya
71 CH 71 - Waktunya Mengatasi Masalah Berikutnya
72 CH 72 - Ini akan Sangat Merepotkan
73 CH 73 - Lebih Merepotkan Daripada yang Aku Pikirkan
74 CH 74 - Gesekan dengan Keluarga Kuro
75 CH 75 - Selamat Malam, Aku Mencintaimu
76 CH 76 - Assassin
77 Bab 77 – Terkejut
78 Bab 78 - Aku Perlu Energimu
79 Bab 79 - Penjelasan dan Mendorong ke Belakang
80 Bab 80 - Bagaimana rasanya, Senpai?
81 Bab 81 - Riyu vs Yami
82 Bab 82 - Penghianat
83 Bab 83 - Hallucination Technique
84 Bab 84 - Pertemuan yang Mengejutkan
85 Bab 85 - Alasan
86 Bab 86 - Misi dan Pertarungan Mei
87 Bab 87 - Peringatan !!
88 Bab 88 - Penyergapan
89 Bab 89 - Dimulainya Pertempuran
90 Bab 90 - Telecube
91 Bab 91 - Elf
92 Bab 92 - Menolong Daisy
93 Bab 93 - Perubahan Kaji
94 Bab 94 - Bantuan
95 Bab 95 - Maaf terlambat
96 Bab 96 - Sistem Level 2
97 Bab 97 - Maya Memperhatikan
98 Bab 98 - Golden Thunderlight God
99 Bab 99 - Berakhir?
100 Bab 100 - Mimpi Kedua dan PENGUMUMAN
101 Bab 101 – Masa Lalu Shiori
102 Bab 102 - Kekalahan Riyu di Awal Paginya
103 Bab 103 - Anak Perempuan Kita Sendiri
104 Bab 104 - Buku Kosong
105 Bab 105 - Kekhawatiran
106 Bab 106 - Fitur Ruangan
107 Bab 107 - Menemukan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1 - Takdir yang Tidak Terelakan
2
Bab 2 - Kecantikan yang Melampaui Dunia
3
Bab 3 - Invasi Eternite Pertama
4
Bab 4 - Invasi Eternite Kedua
5
Bab 5 - Ingatan
6
Bab 6 - Pengakuan
7
Bab 7 - Invasi Selanjutnya
8
Bab 8 - Menyelinap ke Sebuah Penelitian Gila
9
Bab 9 - Kabar yang Mengejutkan
10
Bab 10 - Nemesis
11
Bab 11 - Kekuatan 5 Keluarga Besar
12
Bab 12 - Ruang Rahasia
13
Bab 13 - Warframe
14
Bab 14 - Sebelum Berangkat
15
Bab 15 - Scarllet senpai?
16
Bab 16 - Reuni
17
Bab 17 - Sensei?
18
Chapter 18 - Memperkenalkan Diri
19
Chapter 19 - Bertarung Dengan Si Kepala Pirang
20
Chapter 20 - Menjadi Akrab?
21
Chapter 21 - Memberikan Cincin
22
Chapter 22 - Masa Lalu Maya
23
Chapter 23 - Kamu harus bertanggung jawab
24
Chapter 24 - 5 Wilayah Besar
25
Chapter 25 - Mengapa Kamu Mencintaiku?
26
Chapter 26 - Sho
27
Chapter 27 - Pengaruh Ibu Riyu
28
Chapter 28 - Shiori
29
Chapter 29 - 2 Tahun Kemudian
30
Chapter 30 - Energi Unik
31
Chapter 31 - Jiwa Riyu
32
Chapter 32 - Keanehan Maya
33
Chapter 33 - Perasaan Maya
34
Chapter 34 - Keputusan Mei
35
Chapter 35 - Kondisi Riyu
36
Chapter 36 - Masa Lalu
37
Chapter 37 - Ruler of Ice
38
Chapter 38 - Identitas Maya
39
Chapter 39 - Pemimpin ETER Union Sebelumnya
40
Chapter 40 - Akhir dari Masa Lalu
41
Chapter 41 - Petugas Khusus
42
Chapter 42 - Sistem?
43
Chapter 43 - Seresa
44
Chapter 44 - Misi Pertama
45
Chapter 45 - Menggoda Scarlet
46
Chapter 46 - Berkencan Dengan Maya
47
Chapter 47 - Misi Darurat
48
Chapter 48 - Sampai
49
Chapter 49 - Pertempuran 1
50
Chapter 50 - Wanita Misterius dan Pertempuran 2
51
Chapter 51 - Final Boss
52
Chapter 52 - Akhir
53
Bab 53 - Pelukan Hangat
54
CH 54 - Mimpi Buruk?
55
CH 55 - Siapa Anda?
56
CH 56 - Kedatangan 2 Istri Cantik
57
CH 57 - Masalah Lainnya
58
CH 58 - Hadiah
59
CH 59 - Toko Senjata
60
CH 60 - Trisula Bali
61
CH 61 - Perasaan Shio
62
CH 62 - Amaterasu
63
CH 63 - Masalah Scarlet
64
CH 64 - Ini semua salahmu
65
CH 65 - Jawaban Scarlet
66
CH 66 - Rasa Sakit Scarlet
67
CH 67 - Anda sangat mesum hari ini
68
CH 68 - Pergerakan Di Balik Bayangan
69
CH 69 - Pulang Bersama
70
CH 70 - Mengakui Semuanya
71
CH 71 - Waktunya Mengatasi Masalah Berikutnya
72
CH 72 - Ini akan Sangat Merepotkan
73
CH 73 - Lebih Merepotkan Daripada yang Aku Pikirkan
74
CH 74 - Gesekan dengan Keluarga Kuro
75
CH 75 - Selamat Malam, Aku Mencintaimu
76
CH 76 - Assassin
77
Bab 77 – Terkejut
78
Bab 78 - Aku Perlu Energimu
79
Bab 79 - Penjelasan dan Mendorong ke Belakang
80
Bab 80 - Bagaimana rasanya, Senpai?
81
Bab 81 - Riyu vs Yami
82
Bab 82 - Penghianat
83
Bab 83 - Hallucination Technique
84
Bab 84 - Pertemuan yang Mengejutkan
85
Bab 85 - Alasan
86
Bab 86 - Misi dan Pertarungan Mei
87
Bab 87 - Peringatan !!
88
Bab 88 - Penyergapan
89
Bab 89 - Dimulainya Pertempuran
90
Bab 90 - Telecube
91
Bab 91 - Elf
92
Bab 92 - Menolong Daisy
93
Bab 93 - Perubahan Kaji
94
Bab 94 - Bantuan
95
Bab 95 - Maaf terlambat
96
Bab 96 - Sistem Level 2
97
Bab 97 - Maya Memperhatikan
98
Bab 98 - Golden Thunderlight God
99
Bab 99 - Berakhir?
100
Bab 100 - Mimpi Kedua dan PENGUMUMAN
101
Bab 101 – Masa Lalu Shiori
102
Bab 102 - Kekalahan Riyu di Awal Paginya
103
Bab 103 - Anak Perempuan Kita Sendiri
104
Bab 104 - Buku Kosong
105
Bab 105 - Kekhawatiran
106
Bab 106 - Fitur Ruangan
107
Bab 107 - Menemukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!