[ Kediaman Akahasa, Keesokan harinya ]
[ POV Riyu ]
Aku sudah berlatih selama lima tahun dengan tekun. Hasilnya, baik stamina, kecepatan, dan kekuatan ku telah meningkat banyak. Selain Itu, aku juga menguasai semua jenis seni bela diri, seperti karate, jujitsu, dan silat. Aku juga belajar menggunakan senjata, seperti pedang, katana, tombak, panah, dan pistol.
Bisakah aku mempelajari semua itu?
Percaya atau tidak, tapi aku cukup cepat dalam menguasainya.
Aku tidak tahu mengapa, tetapi tubuh dan jiwaku seolah-olah telah melakukannya. Jadi, aku hanya perlu mengingat perasaan itu lagi.
Dan berkat itu juga, aku bisa keluar hidup-hidup dari bangunan gila yang aku kunjungi kemarin meskipun terluka dalam prosesnya.
Pada akhirnya, semuanya selesai dan ditangani dengan baik oleh keluargaku.
Ya, tampaknya aku membuat sedikit masalah, karena aku dikurung di rumahku sampai aku pergi ke Kota Yozora.
Ngomong–ngomong, semua orang yang menjadi objek penelitian di bangunan itu tampaknya masih tidak sadarkan diri. Dan keluarga Akahasa menempatkan mereka di sebuah tempat penampungan khusus.
Sedangkan wanita cantik itu, aku meminta mereka untuk menempatkannya di tempat yang aku sarankan dan tampaknya aku membuat sedikit kesalahpahaman. Tapi biarlah.
Kasus itu pada akhirnya tidak dipublikasikan karena beberapa pertimbangan dan aku tidak ingin memikirkannya karena… Aku tidak ingat apa yang telah aku lakukan di tempat itu, setelah aku tampaknya marah pada sesuatu.
Tapi kurasa aku ingat tentang kutukan dari orang–orang berjas putih, seperti pembalasan atau sesuatu semacamnya. Yah, mereka menjadi mirip seperti sekte sesat.
Terkait siapa mereka, atau apa yang mereka lakukan. Aku tidak ingin membahasnya saat ini.
Aku hanya ingin kekasihku.
Sigh.
.
.
.
[ 1 Minggu Kemudian ]
Saat ini aku sedang berbaring di sofa dengan malas, seolah-olah aku tidak punya alasan untuk hidup lagi.
Seperti seorang NEET, aku jarang keluar rumah dan hanya berdiam diri di kamar atau pergi ke tempat pelatihan. Berlatih atau membaca buku untuk mengalihkan perhatianku pada krisis kehidupan ini.
Selama enam hari ini, aku hanya akan bersemangat ketika aku mendengarkan suara kekasihku. Tapi setelah itu, aku akan kembali ke kondisiku saat ini.
"Tuan muda, kita akan berangkat sebentar lagi, jadi bersiaplah."
Itu adalah suara pelayan pribadiku, Maya.
Jika aku harus menggambarkannya, maka dia adalah kecantikan dewasa. Aku tidak tahu usianya (karena itu tabu), tetapi dari penampilannya dia berusia 20 tahun.
Maya memiliki rambut ungu muda panjang, tubuh langsing, dan kaki menggoda. Terkadang aku akan salah tingkah di depannya.
"Oke, apakah semuanya sudah siap?"
Aku berbicara tanpa semangat, sambil terus berbaring dengan malas di sofaku.
Oh ya, sebelumnya, aku segera menghubungi seseorang yang bisa mengurus kepindahanku. Aku menuntut agar mereka melakukannya dengan cepat. Bahkan sedikit mengancam mereka.
Apa? Diktator? Aku tidak peduli selama itu berhubungan dengan kekasih-ku.
"Kami telah menyiapkan semuanya. Sebentar lagi kami akan berangkat."
"Berapa lama lagi?" (Masih dengan nada malas)
"Sekitar satu jam."
"Terlalu lama, suruh mereka bergerak lebih cepat."
Aku sedikit merajuk.
Nah, siapa pun akan merasa sangat kesal melihat seorang pemalas yang hanya tahu cara menuntut.
"Hah..."
Dan benar saja. Maya tidak bisa menahan kekecewaannya. Dia mungkin sedikit lelah dengan tingkahku selama seminggu terakhir.
Untuk beberapa saat, dia hanya diam, tetapi setelah itu, auranya berubah menjadi gelap dan juga dingin. Itu juga sama dengan ekspresinya yang berubah menjadi menakutkan.
"Riyu kecil bisakah kamu cepat bangun, atau kamu ingin aku-"
Seolah-olah petir menyambar, aku segera bangkit dari sofaku.
"Ka-kakak Maya, tenanglah oke. A-aku sudah bangun. Aku akan bersiap-siap. Jadi tidak perlu ada kekerasan di sini. A-aku akan bersiap-siap di kamar. Tunggu sebentar."
Apakah aku takut? Ya, aku takut, dan tidak ada yang memalukan tentang itu.
Aku akrab dengan suara ini. Terakhir kali aku mendengarnya dan aku babak belur saat berlatih dengannya. Itu membuatku sulit untuk tidur. Dan begitu aku tidur, aku bermimpi buruk.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa aku setakut ini, padahal dia pelayanku? Mengapa aku memanggilnya kakak perempuan? Mengapa dia bisa bertindak seperti ini pada tuan mudanya? Aku akan menjawabnya nanti.
Sekarang ada hal yang lebih penting, aku harus pergi dari sini.
.
.
[ Maya POV ]
*Menghela Napas*
Minggu ini tuan muda tidak begitu antusias, padahal sebelumnya dia cukup bersemangat, baik dalam latihan maupun belajar. Dia bahkan tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Eternite.
Alasannya mungkin karena Mei.
Yah, sejujurnya aku cukup berterima kasih padanya. Tapi setelah aku mengetahui tentang hubungan mereka, aku sedikit cemburu.
Hmmm…. bagaimana? Apakah aku harus meminta izin untuk menjadi istri keduanya? Atau... haruskah aku mencurinya saja? Pilihan yang sulit.
Ah… Riyu kecil sangat imut, aku mungkin tidak akan bisa menahan diri di masa depan.
Ding dong (bel pintu)
Ups, aku pergi sedikit terlalu jauh.
.
.
[ Pintu Kamar Riyu ]
"Tok tok*
“Tuan muda, bolehkah saya masuk."
Saat ini aku berada di depan pintu kamar Riyu untuk melaporkan sesuatu.
"Masuklah."
Riyu menjawab saat dia tampaknya masih sedang bersiap-siap. Tapi karena dia sudah memberi ijin aku langsung membuka pintu kemudian aku melihat pemandangan yang luar biasa.
Riyu memang tampan, itu tidak diragukan lagi.
Dia memiliki rambut putih kehitaman, tubuh yang seimbang, dan wajah yang tampan. Tapi, matanya adalah yang paling menawan dari semuanya, itu bisa memikat siapa saja yang melihatnya.
Melihat matanya, entah mengapa aku merasa bahwa dia bisa melihat jiwa, kepribadian, dan rahasiaku.
Yah, aku sudah terbiasa dengan penampilannya.
Apa yang membuatku terkejut saat ini adalah bagian atas tubuhnya.
Saat ini, dia masih bersiap-siap memakai bajunya sehingga aku bisa melihat tubuh bagian atasnya yang gagah.
Itu lebih mempesona daripada yang aku tahu sebelumnya, mungkin hasil dari pelatihannya?
Oke, jangan pikirkan itu sekarang.
'Apakah dia sengaja menggodaku?'
Aku berpikir.
'Awalnya aku tidak ingin menghukumnya, tetapi kali ini aku berubah pikiran. Aku pasti akan menghukumnya.'
Meskipun aku mengatakan itu pada diriku sendiri, aku bertindak seolah-olah aku tidak peduli apa yang dia lakukan.
"Tuan muda, Tuan Akahasa menunggumu di ruang tamu."
.
[ POV Riyu ]
Aku tiba-tiba merinding.
Ada apa dengan perasaan ini? Apakah seseorang mengutukku? Apakah itu Mei?
... Aku kira bukan.
Nah, jangan pikirkan perasaan itu sekarang. Aku harus segera memakai bajuku. (tidak menyadari kesalahannya)
Ketika aku mendengar apa yang dikatakan Maya, aku cukup terkejut.
"Kakek? Mengapa dia datang ke sini. Apakah dia ingin bertanya tentang kepindahanku? Tapi, kupikir aku sudah menjelaskannya."
"Tuan Akahasa tidak menjelaskan apa-apa, tetapi dia bilang, dia ingin memberikanmu sesuatu sebelum kamu pergi."
Oh... apakah dia akhirnya akan memberikanku hadiah. Aku tak sabar untuk itu. Hmm…. tetapi ini agak salah jadi aku tidak akan berharap apa pun.
Yah, tetapi aku harap dia akan memberikanku superkomputer, game VR terbaru, atau apa pun asalkan itu canggih.
Apakah aku baru saja mengatakan "jangan terlalu berharap"? Betulkah?
"Begitukah? Yah, aku akan mendapatkan jawabanku begitu aku bertemu dengannya."
“......”
"Oke selesai, ayo kita pergi ke sana."
Aku selesai memakai bajuku lalu dengan cepat berjalan menuju pintu untuk bertemu kakekku.
.
.
.
[ Ruang Tamu ]
“Jadi bocah kecil, tampaknya kamu membuat beberapa masalah selama aku tidak ada.”
"Uh, ya begitulah. Jadi kakek yang terhormat, mengapa Anda datang?"
Aku tersenyum masam dan mengalihkan topik pembicaraan. Lagi pula aku tidak ingin membahasnya.
Aku berjalan ke arah kakekku yang sedang duduk nyaman di ruang tamu dengan secangkir kopi di tangannya.
Kakek ku, meskipun dia sudah cukup tua, tetapi tubuhnya masih kuat dan bugar, dan dia masih bisa bertarung dengan baik bahkan masih menerima misi yang sulit sebagai pemimpin para prajurit dari ETER Union.
Oh, perlu aku tekankan di sini bahwa dia adalah pria yang cukup tampan. Rambutnya berwarna putih sama sepertiku. Yah, rambutku sedikit bercampur dengan warna hitam dari ibuku.
Intinya, mungkin pada masanya dia adalah pria yang paling tampan, seperti yang diharapkan dari keluarga Akahasa.
Nah, anehnya mereka selalu memiliki satu istri.
.....???
Oke, itu normal, aku tahu. Namun ayolah, ketampanan itu malah terbuang sia sia. Dengan sumber daya Akahasa, itu malah menjadi lebih sia sia. Lagi pula, dengan jumlah pria yang menjadi lebih sedikit membuat harem, bukan tidak mungkin.
Ah jangan salah paham oke. Tentu saja aku tidak menyukai orang yang membuat harem di keluargaku karena aku akan iri.
Oke berhenti bercanda.
???
“Kau ingin mengalihkan topik ya. Yah, hal baik ketika kamu menyelamatkan gadis kecil itu.”
“Um?”
“Yah, tidak perlu membahasnya. Duduklah, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.”
Kakek berkata dengan tenang dan serius.
Aku duduk di kursi kosong yang berada di depannya dan tidak mengejar pernyataannya lebih jauh karena seperti yang aku katakan aku tidak ingin memikirkannya.
Maya ada di belakangku, berdiri.
“Apa ini pembicaraan yang serius?”
Aku melihat ekspresinya.
Dari yang aku lihat, dia tidak memiliki ekspresi hangat dan main-main yang biasanya. Jadi agak aneh untuk melihat ekspresinya saat ini.
“Ya, ini akan menjadi pembicaraan yang serius.”
Kakek menyesap kopinya lalu meletakkannya di meja.
“......”
Aku diam dan tidak mengganggunya.
Karena ini akan menjadi pembicaraan serius, maka aku memasang ekspresi serius juga.
Aku menunggu perkataannya sambil menyeruput teh yang ada di depanku. Ini mungkin disiapkan oleh Maya sebelum aku datang.
Saat aku meminum tehku, Kekek mulai berbicara,
“Kamu mempunyai tunangan.”
“Puuttt, uhuk uhuk uhuk.”
Aku memuntahkan kembali tehku karena terkejut.
‘Apa yang barusan orang tua itu katakan?’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Kouki Tsukasa
puuuttt, uhuk uhuk uhuk.
2022-08-11
0