Aku berlari keluar untuk mencari Mei. Jika aku tidak salah, mereka mengatakan bahwa Mei ada di sekitar sini.
Dan benar saja, akhirnya aku bisa melihat Mei dengan... si kepala pirang?
Tunggu sebentar, apakah Mei sedang digoda? Tu-tunggu sebentar apa yang dia lakukan.
Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju Mei lalu-
BUK
"Gahh..."
Aku memukulnya dan dia terlempar jauh. Haha, apakah kau pikir bisa menggoda Mei-ku? Selama aku di sini, tidak ada yang bisa menyentuhnya.
Aku segera berbalik, melihat Mei yang membeku.
"Mei, apa kamu baik-baik saja? Apakah dia menyentuhmu? Apakah dia menyakitimu?"
"???"
"Apakah dia melakukannya? Biarkan aku memukulnya lagi."
Aku buru-buru menyarungkan tanganku, bersiap untuk memukul si “kepala pirang".
Mei terbangun dari kejutannya oleh kata-kataku. Kemudian dia buru-buru meraih tanganku, menghentikanku untuk melangkah lebih jauh.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Mei bertanya dengan nada biasa.
"Menolongmu?"
"Dari siapa?"
"Dari dia? Bukankah dia menggodamu? Apa… tidak?"
"Tidak (menggelengkan kepala), dia hanya ingin mengembalikan sesuatu dan aku kebetulan bertemu dengannya."
"Eh? Benarkah? Em... itu..."
Aku memang tidak berpikir panjang sebelumnya... tetapi…. Yah jangan terlalu memikirkannya.
Aku melihat "si kepala pirang" yang mencoba berdiri.
‘Nah, apa yang harus aku lakukan? Berpura-pura bodoh? Hmmm. Mari minta maaf.’
Saat aku berpikir untuk meminta maaf, dia kembali berdiri meskipun masih sedikit kesakitan.
"Apa yang kamu lakukan sialan!"
Oh, dia cukup kasar. Bagus, setidaknya aku tidak menyesal, aku malah ingin memukulnya lagi.
"Memukulmu?"
"Aku tahu itu! Namun, mengapa tiba-tiba memukulku? Ada apa denganmu."
"Em..."
Aku menatap Mei, meminta bantuan.
"Yami, namanya Yami."
Aku berbalik melihatnya lagi.
"Yami, maafkan aku. Ada sedikit kesalahpahaman di sini. Kupikir kamu mengganggu Mei jadi aku tanpa pikir panjang langsung memukulmu."
'Yah alasan lainnya karena aku memang ingin memukulmu juga'
"Apakah menurutmu ini akan berakhir dengan permintaan maafmu."
Oke, aku akan memukulnya lagi. Dia cukup menyebalkan meskipun aku memang yang bersalah di sini.
"Kepala Pirang, apa yang kamu inginkan? Aku akan memukulmu lagi jika kamu terlalu menginginkan sesuatu."
Tidak perlu sopan lagi. Mari bersiap memukulnya lagi.
"Hah..."
Mei menghela napas panjang dan menggelengkan kepalanya. Selanjutnya, dia menatap Yami kemudian menundukkan kepalanya sedikit.
"Yami, aku minta maaf untuk idiot ini. Aku akan menghukumnya."
Mei juga memaksaku untuk menundukkan kepalaku.
Melihat hal ini Yami sedikit terganggu karena dia seperti penjahat yang ingin memeras targetnya.
"Huh, baiklah aku akan memaafkannya." Lalu dia menoleh ke arahku. "Dia memang bodoh, aku tidak mengerti kamu bisa mencintainya."
"Oke, kepala pirang, sudah cukup. Kalau tidak salah ada tempat latihan bela diri di sini, bagaimana kalau kita ke sana supaya aku bisa menghajarmu."
"Riyu!”
Mei menatapku, sedikit marah dengan apa yang aku katakan.
"Tenang Mei, ini hanya latihan. Lagi pula, dia juga berlatih bela diri, kan?"
Dari mana aku tahu?
Nah, ketika aku memukulnya, dia sedikit menghindari pukulanku. Dari situ aku tahu bahwa refleksnya cukup bagus. Tubuh dan auranya juga mendukungnya.
"Oh, tentu. Ayo kita lakukan. Aku juga ingin memukulmu."
Yami membalas dengan percaya diri dan penuh semangat.
"Mendesah."
Mei menghela napas, kecewa dengan apa yang kami bicarakan.
Melihat hal itu, Yami berkata pada Mei.
"Tenang Mei, aku hanya akan membuat wajahnya tidak bisa dikenali. Aku tidak akan memukulnya lebih dari itu."
Dia berkata dengan percaya diri.
"Oh, kita lihat saja siapa yang akan memukul siapa."
Dan dengan itu, kami akhirnya pergi ke dojo.
……
……
POV Orang Ketiga
[ Dojo ]
Di sebuah dojo terlihat 2 orang pria sedang berdiri saling berhadapan. Siapa pun pasti akan tahu bahwa mereka berdua ingin memulai pertarungan. Kedua orang itu, tentu saja Riyu dan Yami.
“Datang.”
Riyu memprovokasi Yami dengan melambaikan jari telunjuknya, memberi Yami isyarat untuk maju.
Dan seperti yang diharapkan Riyu, Yami maju, menendang lantai sehingga mendorong tubuhnya ke depan dengan cepat. Kecepatan Yami di atas rata-rata. Jika ini adalah sebuah fantasi, maka akan terdengar hembusan angin saat dia bergerak maju.
Saat pukulan Yami sangat dekat dengan wajah targetnya, Riyu dengan cepat menghindar ke samping. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia memegang tangan Yami, menggunakan tangan lainnya untuk melempar Yami ke udara, seolah tubuh Yami tidak memiliki beban apa pun. Itu hanya beberapa saat sebelum Yami mengendalikan tubuhnya sehingga dia bisa mendarat dengan baik.
Yami menatap Riyu dengan serius, bersiap untuk memulai serangan lagi.
Setelah itu, dia melancarkan beberapa pukulan lain yang bisa ditangkis dengan mudah oleh Riyu.
Ketika ada kesempatan, Riyu menendang perut Yami
“Guhhh.”
Itu membuat pria berambut pirang itu meringis sambil membuka mulutnya. Namun, dia menahan rasa sakit itu, mencoba memberikan tendangan ke wajah Riyu.
Dengan reflek yang baik, tendangan itu dapat ditangkis oleh Riyu menggunakan tangannya, tetapi tendangan itu lumayan kuat sehingga Riyu sedikit mundur beberapa langkah ke samping.
‘Seperti yang diharapkan dari Keluarga Kuro.’
Riyu berkata dalam hati. Dia sudah mengetahui bahwa Yami adalah pewaris keluarga Kuro. Itu terlihat dari rambut emasnya.
Oh iya, sebenarnya hanya Riyu yang bisa melihat rambut emasnya karena pengaruh matanya.
Bagi orang lain, warna rambut Yami akan terlihat hitam karena pengaruh alat tertentu, mirip dengan ilusi. Nah, itu menggunakan cahaya sebagai dasarnya. Itu juga yang Riyu pakai untuk menutupi rambut putihnya, hanya orang-orang tertentu seperti Mei yang bisa melihat rambut aslinya.
Lima Keluarga Besar selalu merahasiakan beberapa identitas penting, seperti para pewarisnya. Itu dilakukan untuk keamanan atau untuk membuat mereka bisa hidup damai. Tergantung keluarganya.
Kambali tentang Keluarga Kuro.
Keluarga Kuro memiliki ciri, yaitu rambut dan mata berwarna emas.
Namun, dari beberapa rumor dan cerita kakek Riyu, kemungkinan pewaris keluarga Kuro memiliki mata gelap. Oleh karena itu, untuk memastikan apakah Yami memang berasal dari Keluarga Kuro, Riyu mengajak Yami bertarung.
Keluarga Kuro sangat terkenal dengan prajuritnya yang berarti pewarisnya pasti tidak lemah.
‘Mari mulai serius’
Mata Riyu mulai berubah tajam. Selanjutnya, dia mulai bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat dari pria pirang itu, berpikir untuk menyerangnya, atau mungkin memukulnya karena berani menargetkan wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments