Bab 6 - Pengakuan

[ Tempat : Tidak Diketahui || Waktu : Saat ini ]

Wanita cantik yang kecantikannya melampaui dunia, masih dalam keadaan yang sama, tetapi juga berbeda. Dia mungkin masih terkurung dan masih menjadi bahan percobaan orang-orang gila yang ada di sana.

Namun, berbeda dengan kemarin dia tampak lebih tenang saat ini.

Dia dengan tenang melihat ke suatu tempat, seolah dia merasakan perasaan yang akrab. Itu perasaan yang sama yang dia rasakan saat bersama keluarganya, meskipun dia sendiri melupakan siapa keluarganya sebenarnya.

“Bawa dia.”

Seorang lelaki tua memerintahkan pemuda berjas putih untuk mengeluarkan gadis itu yang dijawabnya dengan anggukan.

Dengan kartu ID nya, pemuda itu membuka kurungan kemudian menghampiri gadis itu.

“Bangun, gadis!!”

Pemuda itu berkata dengan nada memerintah.

Namun, seolah tidak mendengarnya, wanita itu masih menatap ke suatu tempat tanpa memperdulikannya.

“Hey. Apa kau tidak mendengarku?”

Wanita itu masih diam.

“Hei, apa menurutmu karena kami disuruh untuk tidak menyakitimu, kami tidak akan melakukan apapun padamu!!”

Pria itu berteriak dan mengintimidasi wanita itu agar dia bergerak dari tempatnya. Namun sayang, wanita cantik itu masih diam.

“Sialan!!”

Ketika pria itu kehilangan kesabarannya, dia mencoba menjambak rambut putih wanita cantik itu. Tapi…

“Argh.”

Lengannya menghilang karena tembakan laser yang ditempatkan di kurungan. Tampaknya itu secara otomatis ditembakkan ketika ada yang mencoba melukai subjek.

“Lenganku, lenganku.”

Melihat bagaimana pendatang baru itu tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik, lelaki tua dengan pakaian putih itu masuk dengan wajah marah lalu melemparkan sesuatu yang membuat lelaki itu tidak merasakan sakit lagi.

“Hentikan!! apa kau pikir bisa menyentuh subjek yang berharga?!”

“Ma-maaf.”

Pria itu manahan keterkejutannya dan meminta maaf sambil memegang tangannya yang tersisa.

“Pergilah.” Pria tua itu menyuruh pemuda itu untuk pergi. “Cih, dasar orang baru.”

Pria tua itu akhirnya melihat wanita cantik yang saat ini sedang melamun itu kemudian berkata sambil menjilat bibirnya dengan menjijikan.

“Hey, cantik. Aku tidak tahu apa yangs sedang kau lamunkan, tetapi berhentilah bermimpi untuk melepaskan diri dari tempat ini. Bagaimanapun tidak perlu khawatir karena setelah penelitian ini berakhir, kau akan bebas. Maksudku, aku bebas melakukan apapun padamu… hahaha.”

Begitulah, sebelum penelitian itu berakhir tidak ada siapapun, bahkan orang yang paling tinggi yang boleh melakukan apapun yang bisa menyakiti gadis itu. Itu karena dia adalah subjek yang sangat berharga dan mungkin hanya satu dari sekian banyaknya subjek.

“Ayo, sekarang ikutlah bersamaku, aku akan mengambil darahmu, agar penelitian ini cepat berakhir.”

“Sebentar lagi, dia akan datang.”

Akhirnya wanita cantik itu berbicara dengan nada rendah yang sulit didengar siapapun selain dirinya.

“Hah, apa yang kau katakan? Sekarang bangunlah.”

.

.

[ Keesokan Hari, Taman ]

Di sebuah taman hiburan yang indah, terlihat dua orang yang tampak seperti sepasang kekasih. Mereka sedang berjalan bersama dan menikmati berbagai permainan yang ada di sana.

Pasangan itu tak lain adalah Mei dan Riyu.

Setelah Riyu mengajak Mei untuk berkencan, Mei cukup terkejut dan malu. Itu adalah pertama kalinya Riyu mengajaknya berkencan.

Baginya, kehidupan sehari-harinya hanya diisi dengan belajar, jadi dia tidak pernah memikirkan tentang kencan. Adapun Riyu, dia terlalu fokus pada pelatihannya sehingga dia juga tidak memikirkannya.

Namun, setelah Riyu memantapkan hatinya, dia mengajak Mei untuk berkencan, dia ingin menyegarkan pikirannya untuk mengambil langkah selanjutnya mengenai hubungan mereka. Selain itu, dia juga ingin mengalihkan pikiran Mei dari hanya sekedar membaca buku dan belajar.

Riyu tahu bahwa Mei begitu fokus pada tujuannya sehingga tanpa dia sadari, waktunya hanya diisi dengan buku dan pelajaran. Karena itu juga, Mei tidak menyadari kesepiannya.

.

[ POV Riyu ]

Mei dan aku pergi berkencan.

Pada awalnya kami bingung karena kami belum pernah berkencan sebelumnya.

Namun, setelah melihat banyak orang bersenang-senang, kami mulai menikmati waktu kami dengan mencoba berbagai hiburan yang ada di sini.

Terkadang kami juga berhenti hanya untuk melihat pemandangan atau menikmati makanan.

Beberapa kali aku juga melihat Mei tersenyum dan tertawa. Itu membuatku senang karena salah satu tujuanku tercapai.

Kami juga membeli beberapa barang yang ada di sana, tentu saja aku yang membayar semuanya. Jadi, dia tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

.

.

Saat ini, kami sedang berjalan di sebuah taman yang cukup sepi karena sebentar lagi akan malam. Kami berjalan bersama sambil berpegangan tangan.

Sejujurnya kami tidak menyadari bahwa kami mulai berpegangan tangan. Mungkin saja, itu terjadi saat dia sedang bersemangat, atau mungkin aku?

Yah, kami menikmatinya juga, jadi kami tidak mencoba melepaskan tangan kami.

Setelah berjalan cukup lama, kami bisa melihat kursi panjang jadi kami memutuskan untuk duduk di sana, menikmati pemandangan sore hari.

Dan di sini, kami akhirnya duduk, menyadarkan punggung kami sambil masih berpegangan tangan.

Bisa dibilang, kencan kami akan berakhir, membuatku merasa sedikit kecewa.

Dalam diam, kami tidak berkata apa-apa. Kami puas hanya dengan merasakan kehangatan tangan kami satu sama lain.

Suasana menjadi sempurna saat kami melihat taman yang diterangi oleh warna orange matahari.

"Bagaimana? Apakah kamu menikmatinya?"

Memotong keheningan ini, aku mulai bertanya kepadanya.

Meskipun aku tahu dari ekspresinya, aku ingin mendengarnya langsung.

Itu dijawab dengan anggukkan kepala dari Mei.

"Em, ini lebih menyenangkan daripada yang kupikirkan. Aku belum pernah merasa sebahagia ini sebelumnya."

Keheningan kembali lagi kepada kami.

.

Kami terus memandang taman indah yang diterangi oleh matahari sore.

Saat diam itu, aku mulai melamun mengingat pertemuan pertama kita.

Aku pertama kali melihat Mei di taman sekolah.

Mei selalu duduk di kursi panjang sendirian.

Di belakangnya ada pohon besar yang melindunginya dari cahaya. Saat itu, bunga sakura bermekaran. Itu adalah pemandangan yang indah, aku tidak akan pernah melupakannya.

Aku sendiri murid baru di sekolahnya pada saat itu karena aku tidak bersekolah seperti orang lain sebelumnya. Itu karena Keluarga Akahasa memiliki sumber daya.

Namun, ibuku menyuruhku untuk menikmati kehidupan sekolah jadi aku menurutinya.

Ketika aku melihatnya untuk pertama kalinya saat itu, aku bisa melihat aura dingin dan aura hangat di dalamnya. Aura itu tampak akrab, tetapi aku tidak tahu mengapa.

Pada saat itu, aku sangat tertarik untuk berbicara dengannya.

Jujur saja, itu cukup aneh bagiku karena saat itu aku masih kehilangan setengah perasaanku.

Awalnya Mei acuh tak acuh dan dingin seperti biasanya. Namun, setelah dia mengetahui pengetahuanku tentang bukunya, dia mulai tertarik padaku, setelah itu tanpa kami sadari, kami telah menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol.

Dan percaya atau tidak, tetapi aku jatuh cinta padanya saat itu.

.

.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Mei yang duduk di sampingku menoleh ke arahku.

Aku hanya tersenyum sambil terus menatap pemandangan sore yang indah.

“Aku hanya mengingat masa lalu. Saat itu kamu adalah gadis kecil yang cukup dingin. Kamu hanya memperhatikan tujuanmu dan tidak cukup waktu untuk melihat sekelilingmu.”

Aku terkekeh saat mengatakan itu lalu aku menoleh ke arahnya untuk melihat wajahnya yang cantik.

“Namun, sekarang, kamu terlihat hidup, senyumanmu penuh kehangatan. Itu membuatku bahagia."

Mei membuang muka agar aku tidak melihat pipinya yang merona. Dia juga sedikit menundukkan kepalanya, mungkin malu dengan apa yang aku katakan.

Aku menarik napas dalam-dalam, mengubah ekspresiku, sedikit lebih serius.

"Mei, aku mencintaimu. Maukah kamu menjadi kekasihku?"

"…."

Mei hanya diam, mungkin terkejut dengan apa yang kukatakan. Kemudian dia melihat wajahku untuk memastikan apa yang dia dengar.

Aku membalas dengan senyuman.

“Kau tahu, aku menyadari bahwa aku mencintaimu selama ini. Aku mengajakmu kencan agar aku bisa memberitahumu bahwa 'aku mencintaimu', Mei.”

Setelah memastikan apa yang dia dengar, matanya mulai sedikit berair.

Apakah dia sedih? Tidak. Dia mencoba tersenyum, apakah dia bahagia?

"Um."

Dia menganggukkan kepalanya dengan sedikit air mata.

Mendengar jawabannya, aku langsung menariknya ke dalam pelukanku.

Dia tidak melawan, malah membalas pelukanku. Kepalanya bersembunyi di dadaku, menutupi pipinya yang merona dan matanya yang memiliki sedikit air mata.

Aku tahu selama ini aku memang brengsek.

Aku membuatnya menunggu terlalu lama.

.

Setelah beberapa menit, Mei mulai mengangkat kepalanya untuk melihat wajahku. Aku tidak pernah mengalihkan perhatianku darinya sehingga tatapan kami mulai bertemu.

Saat itulah wajah kami mulai mendekat dan….

"Em."

Kami akhirnya berciuman. Itu mungkin ciuman pertama kami, tetapi entah mengapa kami tidak merasa canggung.

Kami ditemani oleh cahaya di sore hari, dan pemandangan taman yang indah, itu adalah gambaran yang sulit digambarkan.

Setelah kami melepaskan ciuman kami, dia berkata,

"Aku mencintaimu juga, Yu.

Terpopuler

Comments

jingga

jingga

ceritanya gk jelas menjijikkan sekali

2023-07-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Takdir yang Tidak Terelakan
2 Bab 2 - Kecantikan yang Melampaui Dunia
3 Bab 3 - Invasi Eternite Pertama
4 Bab 4 - Invasi Eternite Kedua
5 Bab 5 - Ingatan
6 Bab 6 - Pengakuan
7 Bab 7 - Invasi Selanjutnya
8 Bab 8 - Menyelinap ke Sebuah Penelitian Gila
9 Bab 9 - Kabar yang Mengejutkan
10 Bab 10 - Nemesis
11 Bab 11 - Kekuatan 5 Keluarga Besar
12 Bab 12 - Ruang Rahasia
13 Bab 13 - Warframe
14 Bab 14 - Sebelum Berangkat
15 Bab 15 - Scarllet senpai?
16 Bab 16 - Reuni
17 Bab 17 - Sensei?
18 Chapter 18 - Memperkenalkan Diri
19 Chapter 19 - Bertarung Dengan Si Kepala Pirang
20 Chapter 20 - Menjadi Akrab?
21 Chapter 21 - Memberikan Cincin
22 Chapter 22 - Masa Lalu Maya
23 Chapter 23 - Kamu harus bertanggung jawab
24 Chapter 24 - 5 Wilayah Besar
25 Chapter 25 - Mengapa Kamu Mencintaiku?
26 Chapter 26 - Sho
27 Chapter 27 - Pengaruh Ibu Riyu
28 Chapter 28 - Shiori
29 Chapter 29 - 2 Tahun Kemudian
30 Chapter 30 - Energi Unik
31 Chapter 31 - Jiwa Riyu
32 Chapter 32 - Keanehan Maya
33 Chapter 33 - Perasaan Maya
34 Chapter 34 - Keputusan Mei
35 Chapter 35 - Kondisi Riyu
36 Chapter 36 - Masa Lalu
37 Chapter 37 - Ruler of Ice
38 Chapter 38 - Identitas Maya
39 Chapter 39 - Pemimpin ETER Union Sebelumnya
40 Chapter 40 - Akhir dari Masa Lalu
41 Chapter 41 - Petugas Khusus
42 Chapter 42 - Sistem?
43 Chapter 43 - Seresa
44 Chapter 44 - Misi Pertama
45 Chapter 45 - Menggoda Scarlet
46 Chapter 46 - Berkencan Dengan Maya
47 Chapter 47 - Misi Darurat
48 Chapter 48 - Sampai
49 Chapter 49 - Pertempuran 1
50 Chapter 50 - Wanita Misterius dan Pertempuran 2
51 Chapter 51 - Final Boss
52 Chapter 52 - Akhir
53 Bab 53 - Pelukan Hangat
54 CH 54 - Mimpi Buruk?
55 CH 55 - Siapa Anda?
56 CH 56 - Kedatangan 2 Istri Cantik
57 CH 57 - Masalah Lainnya
58 CH 58 - Hadiah
59 CH 59 - Toko Senjata
60 CH 60 - Trisula Bali
61 CH 61 - Perasaan Shio
62 CH 62 - Amaterasu
63 CH 63 - Masalah Scarlet
64 CH 64 - Ini semua salahmu
65 CH 65 - Jawaban Scarlet
66 CH 66 - Rasa Sakit Scarlet
67 CH 67 - Anda sangat mesum hari ini
68 CH 68 - Pergerakan Di Balik Bayangan
69 CH 69 - Pulang Bersama
70 CH 70 - Mengakui Semuanya
71 CH 71 - Waktunya Mengatasi Masalah Berikutnya
72 CH 72 - Ini akan Sangat Merepotkan
73 CH 73 - Lebih Merepotkan Daripada yang Aku Pikirkan
74 CH 74 - Gesekan dengan Keluarga Kuro
75 CH 75 - Selamat Malam, Aku Mencintaimu
76 CH 76 - Assassin
77 Bab 77 – Terkejut
78 Bab 78 - Aku Perlu Energimu
79 Bab 79 - Penjelasan dan Mendorong ke Belakang
80 Bab 80 - Bagaimana rasanya, Senpai?
81 Bab 81 - Riyu vs Yami
82 Bab 82 - Penghianat
83 Bab 83 - Hallucination Technique
84 Bab 84 - Pertemuan yang Mengejutkan
85 Bab 85 - Alasan
86 Bab 86 - Misi dan Pertarungan Mei
87 Bab 87 - Peringatan !!
88 Bab 88 - Penyergapan
89 Bab 89 - Dimulainya Pertempuran
90 Bab 90 - Telecube
91 Bab 91 - Elf
92 Bab 92 - Menolong Daisy
93 Bab 93 - Perubahan Kaji
94 Bab 94 - Bantuan
95 Bab 95 - Maaf terlambat
96 Bab 96 - Sistem Level 2
97 Bab 97 - Maya Memperhatikan
98 Bab 98 - Golden Thunderlight God
99 Bab 99 - Berakhir?
100 Bab 100 - Mimpi Kedua dan PENGUMUMAN
101 Bab 101 – Masa Lalu Shiori
102 Bab 102 - Kekalahan Riyu di Awal Paginya
103 Bab 103 - Anak Perempuan Kita Sendiri
104 Bab 104 - Buku Kosong
105 Bab 105 - Kekhawatiran
106 Bab 106 - Fitur Ruangan
107 Bab 107 - Menemukan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1 - Takdir yang Tidak Terelakan
2
Bab 2 - Kecantikan yang Melampaui Dunia
3
Bab 3 - Invasi Eternite Pertama
4
Bab 4 - Invasi Eternite Kedua
5
Bab 5 - Ingatan
6
Bab 6 - Pengakuan
7
Bab 7 - Invasi Selanjutnya
8
Bab 8 - Menyelinap ke Sebuah Penelitian Gila
9
Bab 9 - Kabar yang Mengejutkan
10
Bab 10 - Nemesis
11
Bab 11 - Kekuatan 5 Keluarga Besar
12
Bab 12 - Ruang Rahasia
13
Bab 13 - Warframe
14
Bab 14 - Sebelum Berangkat
15
Bab 15 - Scarllet senpai?
16
Bab 16 - Reuni
17
Bab 17 - Sensei?
18
Chapter 18 - Memperkenalkan Diri
19
Chapter 19 - Bertarung Dengan Si Kepala Pirang
20
Chapter 20 - Menjadi Akrab?
21
Chapter 21 - Memberikan Cincin
22
Chapter 22 - Masa Lalu Maya
23
Chapter 23 - Kamu harus bertanggung jawab
24
Chapter 24 - 5 Wilayah Besar
25
Chapter 25 - Mengapa Kamu Mencintaiku?
26
Chapter 26 - Sho
27
Chapter 27 - Pengaruh Ibu Riyu
28
Chapter 28 - Shiori
29
Chapter 29 - 2 Tahun Kemudian
30
Chapter 30 - Energi Unik
31
Chapter 31 - Jiwa Riyu
32
Chapter 32 - Keanehan Maya
33
Chapter 33 - Perasaan Maya
34
Chapter 34 - Keputusan Mei
35
Chapter 35 - Kondisi Riyu
36
Chapter 36 - Masa Lalu
37
Chapter 37 - Ruler of Ice
38
Chapter 38 - Identitas Maya
39
Chapter 39 - Pemimpin ETER Union Sebelumnya
40
Chapter 40 - Akhir dari Masa Lalu
41
Chapter 41 - Petugas Khusus
42
Chapter 42 - Sistem?
43
Chapter 43 - Seresa
44
Chapter 44 - Misi Pertama
45
Chapter 45 - Menggoda Scarlet
46
Chapter 46 - Berkencan Dengan Maya
47
Chapter 47 - Misi Darurat
48
Chapter 48 - Sampai
49
Chapter 49 - Pertempuran 1
50
Chapter 50 - Wanita Misterius dan Pertempuran 2
51
Chapter 51 - Final Boss
52
Chapter 52 - Akhir
53
Bab 53 - Pelukan Hangat
54
CH 54 - Mimpi Buruk?
55
CH 55 - Siapa Anda?
56
CH 56 - Kedatangan 2 Istri Cantik
57
CH 57 - Masalah Lainnya
58
CH 58 - Hadiah
59
CH 59 - Toko Senjata
60
CH 60 - Trisula Bali
61
CH 61 - Perasaan Shio
62
CH 62 - Amaterasu
63
CH 63 - Masalah Scarlet
64
CH 64 - Ini semua salahmu
65
CH 65 - Jawaban Scarlet
66
CH 66 - Rasa Sakit Scarlet
67
CH 67 - Anda sangat mesum hari ini
68
CH 68 - Pergerakan Di Balik Bayangan
69
CH 69 - Pulang Bersama
70
CH 70 - Mengakui Semuanya
71
CH 71 - Waktunya Mengatasi Masalah Berikutnya
72
CH 72 - Ini akan Sangat Merepotkan
73
CH 73 - Lebih Merepotkan Daripada yang Aku Pikirkan
74
CH 74 - Gesekan dengan Keluarga Kuro
75
CH 75 - Selamat Malam, Aku Mencintaimu
76
CH 76 - Assassin
77
Bab 77 – Terkejut
78
Bab 78 - Aku Perlu Energimu
79
Bab 79 - Penjelasan dan Mendorong ke Belakang
80
Bab 80 - Bagaimana rasanya, Senpai?
81
Bab 81 - Riyu vs Yami
82
Bab 82 - Penghianat
83
Bab 83 - Hallucination Technique
84
Bab 84 - Pertemuan yang Mengejutkan
85
Bab 85 - Alasan
86
Bab 86 - Misi dan Pertarungan Mei
87
Bab 87 - Peringatan !!
88
Bab 88 - Penyergapan
89
Bab 89 - Dimulainya Pertempuran
90
Bab 90 - Telecube
91
Bab 91 - Elf
92
Bab 92 - Menolong Daisy
93
Bab 93 - Perubahan Kaji
94
Bab 94 - Bantuan
95
Bab 95 - Maaf terlambat
96
Bab 96 - Sistem Level 2
97
Bab 97 - Maya Memperhatikan
98
Bab 98 - Golden Thunderlight God
99
Bab 99 - Berakhir?
100
Bab 100 - Mimpi Kedua dan PENGUMUMAN
101
Bab 101 – Masa Lalu Shiori
102
Bab 102 - Kekalahan Riyu di Awal Paginya
103
Bab 103 - Anak Perempuan Kita Sendiri
104
Bab 104 - Buku Kosong
105
Bab 105 - Kekhawatiran
106
Bab 106 - Fitur Ruangan
107
Bab 107 - Menemukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!