[ Ruang Rahasia Kediaman Akahasa ]
Setelah Riyu dan TuanAkahasa tiba di Ruang Rahasia, Riyu bisa dengan jelas melihat berbagai senjata dan teknologi canggih yang ada di sana.
Tuan Akahasa kemudian berjalan ke salah satu senjata yang ada di sana, melemparkan sesuatu yang mirip dengan katana kepada Riyu.
Riyu menangkap itu dengan mudah.
Tapi dia cukup bingung sehingga dia menatap kakeknya sebentar. Dalam tatapannya, dia bertanya-tanya, mengapa kakeknya memberinya sebuah Katana? Apalagi itu bukan Katana biasa.
Katana yang dipegang Riyu adalah katana berwarna hitam. Pegangannya mungkin terlihat sederhana, tetapi auranya memberikan kesan yang berbeda. Tampak seperti menyimpan banyak misteri, terutama dengan beberapa pola kuno yang terukir di gagangnya.
Terdapat Tsuba atau pelindung tangan yang memisahkan antara gagang dan bilah katana itu.
Di permukaan tsuba itu, terdapat ukiran lingkaran berwarna hitam. Di tengah lingkaran itu, terdapat lubang. Karena itu, ukirannya membentuk sesuatu seperti lubang hitam.
Ketika Riyu mencabut katana dari sarungnya, dia melihat bahwa bilah pedang itu panjangnya sekitar 75 cm, berwarna hitam perak.
Di permukaan bilah itu, terukir huruf Aksara yang bertuliskan Angkasa.
.
(Penulis: huruf aksara dalam cerita ini adalah Aksara Sunda, polanya seperti dalam cover novel ini, atau cari saja di internet)
"Bawa kemanapun kamu pergi."
Tuan Akahasa berkata dengan tenang, menyuruh Riyu untuk membawa katana itu ke mana dia pergi.
Itu bukan hal yang sulit karena Keluarga Akahasa memiliki sesuatu yang mirip dengan >>penyimpanan yang pernah Riyu gunakan saat dia menyelinap. Beberapa benda yang perlu dibawa ke mana pun, bisa disimpan di dalam aksesori yang memiliki fitur tersebut.
"Mengapa Katana? Apakah kamu ingin aku membunuh seseorang?"
Riyu menyadari bahwa reaksinya mungkin sedikit berlebihan. Namun dalam pikirannya, dia berkata.
‘apa yang Anda harapkan dari seorang anak yang diberi pistol?’
Bahkan jika Riyu tahu itu berlebihan, dia masih tidak mengerti mengapa dia diberi katana.
"Ini hanya tindakan pencegahan. Setelah semua, situasi saat ini tidak terlalu pasti."
“Situasi saat ini?”
Riyu menatap kakeknya dengan serius. Dia tidak ingin melewatkan gerakan apapun darinya. Namun, bahkan setelah semua itu, tidak ada balasan apa pun dari kakeknya.
"Begitu…”
Riyu hanya bisa menundukkan kepala, kembali mengamati katananya. Di dalam pikirannya, dia mulai berpikir mengenai beberapa hal.
Riyu memang menyadari bahwa situasi dunia saat ini cukup tidak stabil. Ada beberapa Eternite yang bermunculan, tetapi itu masih bisa dikendalikan oleh ETER Union.
Mereka memiliki berbagai teknologi canggih dan beberapa prajurit yang tersebar di penjuru dunia. Apalagi alat pendeteksi mereka dapat mencegah terjadinya korban. Oleh karena itu, cukup aneh untuk sangat berhati-hati bahkan sampai memberinya sebuah senjata.
Selain itu, ada perasaannya juga.
Beberapa bulan terakhir, perasaannya mulai memberinya peringatan. Itu juga mengapa dia begitu tergila-gila dengan pelatihan.
Dia mulai memikirkan situasi orang yang dicintainya.
"Bisakah kakek memberiku senjata lagi?"
Ini mungkin hanya perasaannya saja, tetapi Riyu memang lebih suka mengambil tindakan pencegahan yang berlebihan daripada harus menyesal nantinya.
"Untuk siapa?"
Tuan Akahasa bertanya. Dalam hatinya, dia cukup terkejut karena ekspresi Riyu seolah menyadari sesuatu, dan yakin akan hal itu.
Dia juga sedikit terkejut karena Riyu tidak bertanya lebih jauh, malah dia meminta senjata lain.
Namun, bahkan jika Riyu terus bertanya, Tuan Akahasa tidak akan memberikan informasi apa pun. Dia tidak ingin mengganggu kehidupan normalnya. Terkait keamanan, dia juga tidak terlalu khawatir karena dia akan melindunginya jika terjadi sesuatu.
"Untuk Mei atau Maya, mungkin."
Riyu berkata, dia sedikit ragu bahwa Maya membutuhkan senjata.
Tuan Akahasa berpikir sejenak, kemudian berkata,
"Maya sudah memiliki senjatanya, sedangkan untuk kekasihmu... bisakah dia bertarung?”
Tuan Akahasa menatap Riyu. Dia bertanya mengenai Mei.
Tuan Akahasa mengetahui tentang Mei karena dia pernah bertemu dengannya beberapa kali, di masa lalu.
Saat itu, Tuan Akahasa hanya merasa bahwa Mei adalah gadis kecil yang luar biasa, tetapi tidak merasa bahwa dia berlatih bela diri.
"Aku akan mengajarinya."
Riyu menjawab dengan tenang. Dia tahu bahwa Mei tidak belajar bela diri karena dia fokus pada pengetahuannya, tetapi Riyu bisa mengajarinya.
Dengan begitu, dia juga mempunyai alasan untuk bisa menghabiskan waktu bersamanya.
Selain itu, Mei memiliki dasar untuk berlatih seni bela diri, terutama setelah dia melihat latihan Riyu. Dan menurut Riyu, dia sangat mudah dilatih.
Mendengar jawaban Riyu, Tuan Akahasa berpikir sejenak kemudian berkata.
"... senjata seperti apa?
"Katana, mungkin."
Riyu menjawab dengan sedikit ragu. Lagi pula, dia tidak tahu jenis senjata apa yang bisa digunakan Mei, tetapi dalam pikirannya yang cocok mungkin adalah katana.
Dia bisa membayangkan Mei membawa katana di pinggangnya. Itu akan sangat menarik.
Saat Riyu sedang membayangkan hal itu, Tuan Akahasa berjalan menuju Katana Riyu sebelumnya. Dia melihat ke arah sebuah kotak panjang yang ada di samping katana Riyu sebelumnya.
"Yah, mungkin ini takdir.”
Tuan Akahasa bergumam.
Setelah itu, dia membuka kotak berwarna ungu lalu meraih sebuah katana berwarna ungu gelap dan melemparnya.
“Ambil ini."
Tuan Akahasa melemparkan katana lain kepada Riyu, Katana itu tampak serupa kecuali warnanya yang berbeda.
“Kedua pedang itu pernah digunakan oleh kakek buyut dan nenek buyutmu.”
Riyu kemudian melihat pedang berwarna ungu di tangannya.
Pedang itu memiliki bentuk dan ukiran yang mirip dengan pedang hitam di tangannya. Hanya saja, warna dan pola ukirannya memiliki sedikit perbedaan, seperti pada pelindung tangan (tsuba) katana, ukirannya berupa sambaran petir.
Selain itu, ketika Riyu menarik pedang dari sarungnya, terlihat bahwa bilah pedang itu berwarna ungu gelap dengan huruf Aksara bertuliskan Penguasa.
Riyu menyarungkan kembali Katana itu kemudian menatap kakeknya.
"Ini sedikit mengejutkan. Apakah mereka juga memakai Warframe yang ada di sini?"
"Ya."
Tuan Akahasa menjawab rasa penasaran Riyu.
Dari cerita tentang kakek buyutnya, kemungkinan dua di antara Warframe yang ada di sini pernah dipakai oleh Ryoma dan istrinya.
Warframe yang mana itu, dia tidak tahu, tetapi karena hanya ada sedikit untuk pria, kemungkinan Warframe berwarna hitam atau putih pernah dipakai oleh kakek buyutnya.
"Bagaimana jika memberiku satu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments