[ 1 jam kemudian ]
Setelah sesi kuliah, Scarlet-senpai dan aku pergi ke kelas.
Mengapa aku masih memanggilnya senpai?
Karena dia tidak akan bisa mendengarnya, jadi anggap saja seperti itu.
Saat kami sampai di kelas, terdengar beberapa bisikan dari beberapa siswa, terutama perempuan. Mereka mungkin bertanya-tanya siapa aku.
Aku tidak terlalu ambil pusing dengan semua itu, lagi pula aku sudah terbiasa.
Suara mereka sebenarnya cukup kecil, tetapi karena pendengaranku cukup tajam, aku bisa mendengar mereka cukup jelas.
Tidak semua wanita saling berbisik, ada juga yang hanya menatapku dengan mata penasaran.
Adapun para pria, mereka menatapku dengan tatapan tajam. Sungguh, tidakkah mereka menyadari bahwa apa yang mereka lakukan justru akan menurunkan citra mereka?
Aku tahu mereka cemburu, tetapi ayolah. Jika mereka berusaha atau setidaknya melakukan sesuatu, mereka juga akan mendapat perhatian.
Bagaimanapun, penampilan hanyalah salah satu daya tarik.
Setidaknya itulah yang aku pikirkan.
Sementara aku sibuk berpikir, pada saat yang sama, aku terus mendengarkan apa yang dikatakan gadis-gadis itu.
"Hei, siapa pria tampan itu."
"Entahlah, ini pertama kalinya aku melihatnya, tetapi karena dia memakai seragam sekolah kita, dia mungkin murid baru."
"Menurutmu dia punya pacar?"
"Aku tidak tahu, tetap aku harap tidak."
"Aku juga berpikir seperti itu."
Nah, itulah jenis pembicaraan yang aku dengar.
Oh ya, aku juga melihat Mei yang tersenyum dan sedikit melambaikan tangannya kepadaku.
Jika orang melihatnya tersenyum, mereka mungkin akan terkejut karena dia jarang sekali tersenyum. Sayang sekali perhatian mereka tertuju kepadaku, jadi hanya aku yang bisa menikmati senyumannya.
Saat aku menikmati senyum Mei, Scarlet-senpai mulai berbicara,
"Perhatian semuanya. Dia murid baru, sekarang dia akan menjadi teman sekelasmu."
Scarlet senpai berbicara kepada para para murid, nadanya cukup tegas dan lugas.
Sekali lagi aku berpikir, dia sangat berbeda dari senpai yang cantik, anggun, dan menggoda sebelumnya.
Setelah Scarlet senpai mendapat perhatian siswa, dia mulai menatapku lalu berkata,
"Perkenalkan dirimu." (nada dingin)
Apakah dia masih marah?
"Oke Scarlet- sen- sei."
Huh… aku hampir memanggilnya senpai, untung saja aku mengingatnya tepat waktu. Kalau tidak, aku akan dipukul lagi olehnya. Aku tidak ingin itu.
Asal kau tahu, pukulannya benar-benar menyakitkan, bahkan aku yang sudah berlatih cukup lama masih merasakan sakitnya. Dia mungkin mantan agen khusus atau semacamnya untuk mendapatkan kekuatan seperti itu. Atau mungkin dia sama sepertiku yang berlatih cukup keras karena keadaan dunia saat ini.
Entahlah, aku mungkin akan mendapatkan jawabannya di masa depan.
"Selamat pagi semuanya, nama saya Riyu, saya murid pindahan dari luar kota. Tolong jaga saya mulai sekarang." Aku berhenti sejenak lalu melanjutkan. "Dan terima kasih telah menjaga Mei saat saya tidak ada."
Aku menundukkan kepalaku dengan rendah hati.
Dan seperti yang diharapkan, kata-kataku menjadi bom bagi para siswa. Mereka bertanya-tanya, atau mungkin tidak mengharapkan aku untuk mengatakan hal seperti itu.
Perkataanku membuat mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya tentang hubunganku dengan Mei.
Dan aku menjawab dengan jujur bahwa dia adalah teman masa kecilku dan juga kekasihku.
Mei sendiri cukup terkejut, tetapi tidak menyangkalnya. Pipinya merona sehingga dia tidak berani untuk melihat temas sekelasnya, hanya mengangguk ketika ada yang bertanya sambil menoleh ke arah jendela, melihat keadaan di luar sekolah. Ekspresinya membuat para siswa percaya.
Banyak gadis kecewa, dan untuk para pria, mereka menatapku lebih intens. Mereka mungkin tidak menyangka bahwa gadis keren seperti Mei bisa memiliki kekasih.
Yah, tidak semua pria di sini menyedihkan, ada satu pria yang menarik perhatianku, itu adalah pria berambut pirang, berkulit putih, mata hitam, dan mengeluarkan sedikit energi hitam (gelap), tampak familiar untukku.
Dan energi yang aku maksud di sini sedikit berbeda, kita akan menjelaskannya nanti. Untuk sekarang, mari kita panggil saja dia “si kepala pirang”
Sejujurnya, ketika aku mulai masuk ke kelas, aku cukup memperhatikannya. Dia cukup tampan (tetapi tidak setampan aku). Dia memiliki aura yang cukup cerah berbeda dengan energi yang dia keluarkan. Namun, bukan itu yang menarik perhatianku. Yang aku perhatikan adalah matanya yang sering menatap Mei.
Apakah dia jatuh cinta pada Mei? Seolah aku akan membiarkannya.
Itu juga yang membuatku mengumumkan hubunganku dengan Mei, agar tidak ada "serangga" yang mengganggunya.
Dan begitu saja, aku disuruh duduk oleh Scarlet senpai dengan nada yang lebih dingin dari sebelumnya.
……
……
……
[ Setelah Pelajaran Selesai ]
"Riyu san, apa benar kamu pacar Mei?"
Setelah kelas berakhir, aku dikerumuni oleh banyak orang. Mereka mungkin masih memiliki pertanyaan terutama hubunganku dengan Mei.
"Ya."
Aku hanya menjawabnya dengan beberapa kalimat singkat. Sebenarnya obrolan ini tidak sepenuhnya sia-sia karena aku mendapat beberapa informasi dari mereka.
Misalnya, kepribadian Mei cukup terkenal meskipun dia murid baru di sini.
Dia mungkin wanita paling cantik di akademi ini, tetapi yang menarik perhatian orang lain adalah ekspresinya yang dingin dan acuh tak acuh.
Bahkan pangeran tampan yang digosipkan jatuh cinta pada Mei, juga kesulitan berinteraksi dengannya.
Dan kalian tahu siapa pangeran tampan itu? Itu benar, dia adalah si "kepala pirang"
Yah, aku juga mendapat beberapa informasi lain seperti situasi di akademi, beberapa bangunan menarik, dan sebagainya.
Aku sudah mengetahui hal itu dari buku yang aku baca.
‘Ngomong-ngomong di mana Mei?’
"Ah maaf aku harus mencari Mei. Kita bicara lain kali."
Tanpa menunggu jawaban mereka, aku langsung menerobos keluar dan berlari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments