[ Bumi, Abad Ke - 21 ]
Bumi saat ini telah memasuki era yang melampaui apa yang bisa dibayangkan manusia di masa lalu.
Bukan hanya karena perkembangan teknologi yang telah melampaui era sebelumnya dengan kecepatan yang sangat cepat, tetapi juga karena manusia sendiri telah memasuki evolusi dan layak untuk disebut sebagai zaman keemasan yang bahkan tidak pernah dibayangkan oleh manusia itu sendiri.
Pernahkah anda berpikir bahwa dulu, kita mungkin hanya bisa menatap langit, berharap untuk bisa terbang. Tapi sekarang, kita sudah menguasai langit dan bisa terbang kapanpun kita mau.
Dulu, senjata laser, robot, AI, pulau terbang, dan kota yang dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, mungkin hanya ada di dalam imajinasi manusia. Tapi sekarang, itu adalah hal yang biasa yang bisa kita lihat dimana-mana.
Dan bukan hanya itu,
Dulu, mengeluarkan api, kilat, air, dan elemen lain mungkin hanya dianggap mistis, fiksi, atau semacamnya, tetapi sekarang, itu sebenarnya bukan tidak mungkin.
Fiksi ilmiah, dulu hanya sebuah fiksi yang mungkin bisa diwujudkan di masa depan yang jauh. Tapi asal kalian tahu bahwa sekarang, kita telah berhasil mewujudkannya.
Tapi, bagai sebuah lelucon yang tidak layak ditertawakan, semua hal itu memiliki harganya. Banyak nyawa yang harus dikorbankan. Dan semua itu hanya mungkin karena adanya Eternite, musuh besar umat manusia saat ini.
Musuh yang telah memukul telak kesombongan manusia dan memaksa mereka untuk tunduk agar tidak melampaui batasan mereka.
Dan yang lebih lucunya, kita tidak tahu siapa mereka, darimana mereka, dan apa tujuan mereka.
Energi, kekuatan, teknologi, sumber daya, dan evolusi. Berapa banyak harga yang harus manusia bayar untuk mendapatkan semua itu?
Tidak ada yang tahu.
Tapi yang hanya bisa kita lakukan adalah terus berjuang.
Saat ini, umat manusia bersatu membuat sebuah organisasi untuk melawan invasi Eternite yang ingin menginvasi bumi.
Meski begitu, apakah umat manusia memang sudah bersatu? Karena di dalam kegelapan, tersembunyi keserakahan, arogansi, dan kesombongan manusia yang tidak pernah ada habisnya.
Lima keluarga tersembunyi mungkin sudah keluar, keberadaan yang kuat mungkin telah tercipta, dan ‘dia’ mungkin sudah lahir.
Tapi…
Terlepas dari semua itu, ‘dia’ masih belum lahir seutuhnya, masih belum terbangun sepenuhnya.
Kapan dia akan bangun?
Siapa yang tahu, kita hanya bisa mengamatinya.
.
.
.
[ Perpustakaan Pribadi || Waktu : Saat ini ]
"Yu, sudahkah kamu menemukannya?"
"Belum."
Aku Akahasa Riyu dari keluarga Akahasa. Aku pria tampan.
‘....’
Aku tahu, aku tahu. Apakah aku terlalu percaya diri? Yah, aku tidak ingin sombong bahwa aku memiliki rambut putih kehitaman dan mata aqua keputihan yang mempesona.
‘....’
Apa? tidak percaya?
'....'
Baiklah baiklah, aku akan mengakuinya. Tidak semua orang mengenali ketampananku. Mei, wanita cantik yang bersamaku sekarang, dia adalah satu-satunya orang yang tidak peduli tentang ketampananku.
Apa yang dia pedulikan hanya satu, yaitu buku pelajarannya.
Jujur saja itu menodai harga diriku.
Apa? Kau bilang itu masalah sepele?
Omong kosong. Ini bukan masalah sepele. Aku kalah dengan buku yang membosankan itu? Itu hanya akan terjadi di cerita fiksi! Lihat saja, suatu hari nanti ketampananku akan mengalahkan buku sialan itu.
‘....’
Ehem, baiklah baiklah, anggap itu sebagai hanya 99% alasanku tertarik padanya. Satu persen sisanya adalah karena aura dan kejeniusannya. Aku tekankan, bukan pintar, tapi jenius.
Dapatkah Anda bayangkan seorang anak berusia 10 tahun bisa memahami mata pelajaran tingkat universitas? Apa-apaan itu. Itu Cheat, itu pasti Cheat.
*menghela nafas*
Aku tidak iri oke, aku tidak iri. Tidak percaya? terserah.
Bagaimanapun aku dengan senang hati-, ehem, maksudku dengan rendah hati akan mengatakan bahwa aku juga jenius.
Tidak percaya? Untuk yang satu ini Anda harus percaya kawan.
.
Baiklah, aku lelah. Jadi masuk ke intinya.
Apa yang sedang aku lakukan saat ini?
Aku sedang mencari buku dan jujur, itu sangat sulit karena lemari di perpustakaan ini tidak masuk akal. Itu seperti perpustakaan tingkat nasional.
Dan lebih sulit lagi karena aku tidak bisa mengeluh karena ini adalah permintaan teman masa kecilku, Mei.
Dia sebenarnya adalah kecantikan seorang dewi jika Anda bertanya, khususnya auranya. Maksudku, dengan kemampuan mataku, aku bisa melihat auranya yang sangat indah. Dia mengeluarkan aura yang berbeda tergantung situasi.
Terkadang dia mengeluarkan aura dingin sehingga dia bisa mengusir pria manapun yang mendekatinya (hanya dengan tatapannya).
Terkadang dia juga mengeluarkan aura hangat seperti istri penurut dan tradisional.
Tapi, ada juga ketika dia mengeluarkan aura kuat sehingga dia bisa memerintahkan orang lain seperti seorang diktator- Ehem, maksudku pemimpin yang cakap.
Seperti saat ini.
"Cepatlah!"
Dia menuntut dengan tidak sabar saat aku sedang mencari buku untuknya.
"Oke oke."
Aku menjawabnya dengan lemah.
Benar, dia seperti diktator, memerintahkanku untuk mencarikan buku yang dia inginkan. Sementara dia hanya duduk dengan nyaman di kursi panjang di perpustakaan ini dengan tangan dan kepalanya beristirahat pada meja dengan nyaman.
Bagaimana aku bisa menemukan teman masa kecil seperti itu?
Hmmm... ceritanya cukup panjang.
.
.
.
Oh ya, aku hampir lupa. Terkadang, dia juga sangat menakutkan dan -
"Kau mengatakan hal-hal buruk tentangku, kan?"
Dia berkata dengan dingin.
"Glup."
*menelan ludah*
Sial, inilah mengapa aku sangat berhati-hati ketika berbicara tentangnya (bahkan di dalam hatiku).
Intuisinya sangat tajam. Dan saat ini, ketika menatapku dengan intens, intuisinya menjadi lebih tajam. Itu bahkan membuatku merinding.
"Hahaha, tentu saja tidak. Aku tidak punya keberanian untuk mengatakan hal buruk tentangmu."
Aku menggaruk bagian belakang kepalaku.
"Hmmm... begitu?"
Dia berkata dengan curiga.
Dia menatapku lebih intens, dan inilah aku, berkeringat.
Dalam sepersekian detik, aku menggunakan 100% pikiranku untuk mencari solusi dan kemudian aku melihat sesuatu yang aku butuhkan.
"Ah, aku menemukannya."
Aku pura-pura berusaha mengambil sebuah buku sambil terus berharap bahwa diai akan melupakan intuisinya.
"Bawa ke sini!"
Syukurlah, setidaknya aku selamat untuk saat ini.
Aku mulai berjalan menuju teman masa kecilku. Dia memiliki rambut dan mata berwarna ungu gelap dengan rambutnya yang panjang, tubuhnya yang ramping, kakinya yang menggoda.
Dan harus aku akui, kecantikannya benar-benar keluar dari dunia ini.
Setidaknya aku belum pernah melihat gadis yang melebihi kecantikannya baik dalam aura atau penampilan.
Tapi...
‘sigh’
"Mengapa aku menjadi pelayan di rumahku sendiri."
Aku mengeluh tentang situasiku saat ini, melihat dia dengan santai tersenyum padaku ketika aku menaruh buku di depannya.
"Jangan mengeluh, Yu.”
"Oke oke ."
Itu saja, aku menjadi pelayan- Em? kata-katanya kurang tepat. 'Aku membantu teman masa kecilku menemukan bukunya' seperti itu baru tepat.
"Apa kamu yakin ingin membaca ini? Ini terlalu rumit menurutku."
"Tidak masalah. Aku akan membaca semua buku yang ditulis oleh ibumu."
"......"
Aku hanya bisa diam karena itu mengingatkanku pada kejadian 5 tahun yang lalu.
"Maaf, aku tidak bermaksud-"
Mei meminta maaf dengan nada khawatir.
"Tidak perlu. Aku sebenarnya bangga karena kamu mengagumi ibuku."
Aku berkata dengan tenang, meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.
Jika aku tidak salah, 6 tahun yang lalu, Mei berbicara dengan ibuku beberapa kali. Dan dari yang aku tahu, Mei sangat mengaguminya. Ibuku juga sama, kurasa.
Jika orang tuaku tidak menghilang karena apa yang terjadi 5 tahun yang lalu, ibuku mungkin akan mengambil dia sebagai muridnya.
"Fokus saja pada bukumu. Jika ada pertanyaan, tanyakan saja padaku."
Aku menyuruhnya untuk membaca bukunya, tanpa perlu mengkhawatirkan apa pun.
Setelah itu, aku berjalan dengan ringan, duduk di kursiku.
Melihat buku di depanku, aku berkata.
"Kurasa aku harus membaca buku ini ya."
.
[ Tempat : Tidak Diketahui || Waktu : Saat ini ]
Di suatu tempat, terlihat seorang wanita cantik dengan pakaian polos sedang terbaring lemas di dalam sebuah kurungan kaca. Gadis itu akan terlihat seperti dewi yang kecantikannya keluar dari dunia ini jika saja ekspresi pucatnya menghilang.
Melihat dari pakaiannya, dia tampak seperti objek penelitian yang dibuktikan dengan beberapa pria berjas putih yang sedang mengamatinya di balik kaca itu.
Tampaknya, dia bukan satu-satunya orang yang sedang dalam keadaan buruk, beberapa remaja laki-laki dan perempuan yang ada di sana juga mengalami hal yang sama. Beberapa bahkan terlihat lebih buruk.
“Siapa saja, tolong...”
Meskipun lemah, suara gadis itu terdengar merdu, dan itu juga tampak keluar dari dunia ini.
Suaranya mampu melelehkan hati siapa saja yang mendengarnya. Bahkan seorang penjahat akan terpengaruh oleh suaranya dan tanpa pikir panjang akan menolongnya. Namun sangat disayangkan, karena orang-orang yang ada di tempat itu, apakah mereka bahkan masih bisa disebut manusia?
“Tolong... kami...”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Memet
Gaya penulisannya sedikit aneh, tapi dalam arti positif. Hanya mendefinisikan satu cewek aja lu butuh berapa kata? Jelaskan juga situasi dan keadaan karakter mu.
Apa yang kau lakukan? Dan untuk apa kau melakukan itu? Jelaskan juga latar belakangnya dari keadaan/situasi nya, biar lebih bagus
Hanya saran
2022-07-06
0