"Bagaimana jika memberiku satu?"
Riyu bertanya tentang memberinya satu Warframe keren yang ada di sini.
Sebenarnya dia hanya ingin mencoba keberuntungannya, secara, Warframe itu sangat keren bahkan sebagai pajangan.
"Tidak. Kamu tahu tentang efek sampingnya bukan. Meskipun kamu tidak cukup bodoh untuk saat ini, tetapi di masa depan, kamu mungkin akan menjadi orang bodoh yang melakukan hal yang sama seperti kakek buyutmu.”
“......”
Riyu hanya terdiam mendengar penolakan tegas kakeknya.
Dalam pikirannya, memang, dia akan gila hanya dengan mengetahui Mei dalam keadaan bahaya, dan mungkin saja tanpa pikir panjang akan menggunakan Warframe itu.
Kemudian Riyu dengan cepat menepis pikiran itu. Dalam hatinya, dia bertekad bahwa kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi. Dan bahkan jika itu terjadi, dia akan membuat peluang 100 persen dimana dia dan Mei akan selamat.
Menjawab keheningan Riyu, Tuan Akahasa menghela napas dan melanjutkan perkataannya.
“Harga untuk menggunakan Warframe itu terlalu tinggi. Sebelum sempurna, jangan pernah berpikir untuk menggunakannya. Kamu adalah satu-satunya pewaris keluarga Akahasa jadi pikirkan tentang hidupmu."
"Baiklah, tidak perlu khawatir tentang hal itu. Aku juga mengerti posisiku."
Riyu menjawab perkataan kakeknya agar dia tidak mengkhawatirkannya.
Setelah Riyu mengatakan itu, dia mengingat sesuatu dari perkataan kakeknya.
”Oh ya, apa yang belum sempurna dari Warframe itu?"
“Itu Energinya. Energi yang dibutuhkan oleh Warframe itu terlalu abnormal sehingga Warframe itu akan menyerap energi kehidupan penggunanya. Orang tuamu berpikir untuk menggunakan energi Eternite. Yah, secara teori itu memang bisa, hanya saja, bahkan untuk energi Eternite, energi yang dibutuhkan masih belum cukup.”
“Begitukah…”
Riyu berbisik dengan suara kecil.
‘Bahkan energi Eternite tidak cukup. Seberapa besar energi yang dibutuhkan.'
“Di masa depan, itu akan menjadi tanggung jawabmu untuk menemukan solusinya."
"Aku mengerti."
Riyu menjawab dengan serius.
.
.
[ POV Riyu ]
Dalam pembicaraan kami, kakek memberikan beberapa instruksi lain kepadaku. Selain itu, dia juga bercerita sedikit tentang Ruang Rahasia ini.
Ruangan yang kita masuki adalah salah satu ruangan di Ruang Rahasia. Benar, Ruang Rahasia memiliki banyak ruangan lainnya.
Ugh, aku pusing. Berapa kali aku menyebutkan kata "ruang"?
Yah kembali ke topik.
Sebenarnya aku tidak melihat pintu lain, jadi aku cukup bingung dengan perkataannya. Namun, mungkin saja ada mekanisme tertentu, siapa tahu. Yang jelas diatidak ingin memberitahuku karena aku akan mengetahuinya di masa depan.
“Ngomong-ngomong kakek, apa nama pedang ini?”
Ini tentang nama dua pedang di tanganku. Tidak mungkin aku menamainya sendiri kan.
Mengapa? karena auranya cukup kuno. Itu berarti pedang ini sudah lama dibuat. Jika seperti itu, harusnya ini punya nama kan?
"Pedangmu disebut ‘Black Void Sword’ sedangkan milik kekasihmu adalah ‘Purple Lightning Sword’.”
Kakek menjawab pertanyaanku.
“Nama yang cocok.”
Memang, itu nama yang cocok.
“Kedua pedang itu disebut pedang kembar.”
“Pedang kembar?”
“Ya, bentuknya hampir sama, diciptakan pada waktu yang sama, oleh orang yang sama.”
“Oh siapa yang membuatnya?”
Aku bertanya dengan penuh rasa penasaran.
Meskipun aku sudah tahu bahwa pedang ini pernah digunakan oleh Ryoma dan Istrinya, bukan berarti mereka yang membuatnya kan?
"Entahlah.”
“Serius?”
"Memang seperti itu. Tidak ada yang tahu bahkan kakek buyutmu. Dia hanya tahu bahwa pedang itu berasal dari ruangan lain di Ruang Rahasia, hanya ada informasi singkat seperti itu.”
“Begitukah…”
Aku melihat kembali pedang yang ada di tanganku. Entah mengapa aku merasa akrab dengan kedua pedang ini.
Beberapa detik kemudian kakek tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari tangannya.
“Ini untuk memasuki Ruang Rahasia."
Benda yang dikeluarkannya adalah alat untuk memasuki Ruang Rahasia ini. Hanya saja, aku sedikit bingung,
"Apa ini? Mengapa bukan kunci?"
Apa yang diberikan oleh kakekku adalah sebuah kotak bercahaya dengan garis-garis hitam, mirip dengan kubus rubik 2x2, hanya saja, kubus itu berwarna perak dan di sana terdapat simbol angka/huruf kuno di setiap kotak.
Sejujurnya, huruf kuno yang ada di kubus sama dengan tulisan kuno yang ada di pedang.
Sejak awal, aku merasa familiar dengan tulisan kuno itu. Tidak, bukan hanya familiar, itu adalah deretan huruf yang selalu menghantuiku selama ini. Bahkan jika aku ingin melupakannya, aku tidak bisa.
"Kubus itu adalah jalan pintas menuju ke tempat ini. Itu berfungsi untuk membengkokkan ruang sehingga kamu bisa pergi ke Ruang Rahasia di mana saja. Untuk saat ini kamu hanya bisa memasuki salah satu ruangan yang ada di sini.”
Kakek menjelaskan bagaimana cara kerja kubus itu. Semakin lama aku mendengarkan, semakin aku kagum dengan Ruang Rahasia ini.
Bisa dibilang bahwa Ruang Rahasia adalah salah satu dimensi terpisah. Itu tidak ada di mana pun.
Ruang Bawah Tanah kediaman Akahasa hanya salah satu pintu masuk Ruang Rahasia.
Dan satu hal lagi, tentang sandi untuk memasuki ruang rahasia.
“Benar, inilah mengapa kamu harus menghafal huruf kuno yang disebut Aksara. Itu akan menjadi kunci dan sandi berbagai hal yang ada di keluarga Akahasa.”
Jujur saja aku cukup terkejut.
Mengapa?
Sebab itu menjawab salah satu misteri hidupku.
Asal kau tahu saja, ketika aku masih kecil, aku disuruh (serius) untuk menghafal sebuah pola huruf yang disebut Aksara yang aku tidak tahu untuk apa itu. Aku sudah bertanya berkali-kali apa gunanya, tetapi tidak ada jawaban.
Dan yang lebih menyebalkannya lagi, aku harus menghafal huruf itu setiap hari, selama setahun. Sampai-sampai aku tidak bisa melupakannya bahkan jika aku ingin. Itu langsung tertulis di otakku.
"Hahaha, melihat ekspresi mu sepertinya kamu mengingatnya. Yah, tidak perlu sedih, kamu bukan satu-satunya yang merasakannya.”
"Hah ...."
“Selain itu, huruf Aksara masih memiliki banyak misteri. Baca beberapa buku yang ada di sini, kamu akan mengerti."
“Baiklah.”
.
.
.
Setelah kami berbicara sebentar, aku dan kakek akhirnya keluar dari Ruang Rahasia.
Maya sudah menyiapkan semua hal untukku sehingga aku hanya perlu berangkat. Namun, kakek juga bersiap-siap untuk pergi lagi. Dia berkata bahwa ada beberapa hal merepotkan yang harus dia urus. Aku tidak bertanya apa itu karena dia tidak akan menjawab.
.
Setelah dia pergi, aku melihat kediaman Akahasa yang saat ini lumayan sepi. Aku hanya melihat beberapa anggota keluarga Akahasa yang dipercaya untuk mengurus beberapa hal di sini.
“Tuan muda, semuanya sudah siap.”
“Em, baiklah.” Aku berkata dengan lembut menjawab perkataan Maya.
Meskipun aku berkata seperti itu, tetapi aku masih diam melihat kediaman Akahasa saat ini. Yah, aku sedang mengingat beberapa kenangan yang ada di sini.
“......”
“Sungguh, tempat ini menyimpan banyak kenangan bukan?”
“Em.”
Maya mengangguk. Dia setuju dengan apa yang kukatakan.
Yah, dulu tempat ini adalah pertemuan pertama kita, jadi wajar jika ini menyimpan banyak kenangan. Selain itu, meskipun orang tuaku memiliki kesibukan, mereka selalu menyempatkan diri untuk pulang ke sini.
Bagiku sendiri, ini mungkin pertama kalinya aku akan meninggalkan tempat ini, dalam waktu yang cukup lama.
Hah….
“Baiklah, mari kita berangkat, menuju Akademi”
Aku berbalik, menuju kendaraanku.
.
.
.
[ 30 Menit Sebelum Riyu Berangkat ]
“Yo, pak tua aku datang untuk mengunjungimu. Tampaknya kau dalam kondisi sehat.”
Riyu memasuki sebuah ruangan yang tampaknya seperti sebuah penjara. Di sana dia melihat pria tua yang ada gedung penelitian gila yang dia hancurkan sebelumnya. Dia seperti orang tua menyebalkan yang sering ada di novel - novel.
Dan dia sebenarnya adalah lelaki tua yang sama yang memiliki niat buruk terhadap wanita cantik yang menjadi subjek penelitian di gedung penelitian gila yang ditemukan Riyu.
“Pewaris keluarga Akahasa? hehe kamu lebih baik bersiap karena sebentar lagi mereka akan memburumu. Mereka pasti sudah mengetahui tentang fasilitas kami yang kamu hancurkan. Bersiaplah untuk menderita. Dan kekasihmu dan wanita itu kami-”
Sebelum menyelesaikan perkataannya mata Riyu berubah menjadi hitam ungu dengan aksesoris berbintang. Kemudian tidak berselang lama sebuah rantai muncul lalu mengikat kedua tangan orang gila itu.
Riyu muncul di depannya kemudian menatapnya dengan dingin. Sebuah pisau tak terlihat seolah-olah ingin menyayat leher pria itu.
“Berbicara lagi dan aku akan menyiksamu.”
“Kekeke.”
Tapi pria itu semakin sombong setelah provokasinya tampaknya berhasil.
“Hah…”
Riyu menghela nafasnya untuk menenangkan diri. Kemudian dia membawa orang itu ke sebuah tempat. Di sana terdapat satu kapsul tidur.
“Kamu tahu, orang tua gila. Awalnya saya dalam suasana hati yang baik untuk menginterogasimu dengan cara yang mudah. Tapi melihat kesombonganmu, kupikir aku akan menempatkanmu di tempat yang tepat."
“A-apa yang ingin kau lakukan.”
Orang tua gila itu gugup setelah mendengar perkataan dingin Riyu. Dia mendapatkan firasat bahwa itu akan menyesal lagi karena telah memprovokasi monster sepertinya.
“Yah, kau tahu. Aku sedang membuat dunia virtual dimana satu hari di sini sama dengan satu tahun di sana. Aku berpikir untuk menggunakannya di masa depan agar aku bisa hidup dengan kekasihku ratusan tahun walaupun kami hanya memiliki umur puluhan tahun. Dan nampaknya aku harus mengujinya terlebih dahulu dengan menyiksamu selama beberapa hari atau mungkin bulan? tahun? yah siapa tahu.”
Mendengar itu, orang tua itu tidak bisa tidak merasa ketakutan memikirkan metode penyiksaan yang bisa dilakukan di sana dan melakukan itu sampai bertahun-tahun membuatnya ngeri.
“Tidak. Kau orang gila!! Kau akan menyesalinya jika kau melakukan itu padaku.”
“Shussst.”
“Tenang saja. Itu hanya dunia virtual jadi tubuhmu akan baik-baik saja. Yah, meskipun aku tidak yakin karena aku mungkin salah menyetel sensor perasamu menjadi 100% lebih. Yah, yang jelas selamat menikmati.”
Dan itulah ketika penyiksaan terburuk di dunia diciptakan dan digunakan. Tentu saja, itu hanya bisa digunakan oleh Riyu.
.
.
Di tempat lain.
Melihat bangunan bawah tanah yang tidak memiliki apa-apa selain kehancuran membuat orang itu geram saat dia menghancurkan alat komunikasi itu kemudian mencengkeram leher bawahannya.
“Siapa? Siapa yang berani menghancurkannya?!!”
“Ka-kami me-mendapat kabar bahwa keluarga Akahassa yang menemukannya, ta-tapi sepertinya bukan mereka yang menghancurkan tempat ini. Itu orang yang memakai topeng.”
“Akahasa… Sialan!! Pengganggu Sialan!! Lihat saja aku pasti akan menghancurkan kalian!! Beraninya kalian mengambil kelinci percobaanku yang berharga!”
Tidak dapat dipungkiri bahwa wanita cantik yang menjadi subjek penelitian di tempat itu merupakan subjek yang sangat berharga dan tidak ada yang mungkin bisa menggantikannya. Itu juga mengapa orang misterius itu menempatkannya di gedung normal agar rekan-rekannya tidak mengetahuinya sehingga dia dapat memonopoli hasil penelitian itu.
Sayang itu semua dihancurkan oleh Riyu.
Tapi tampaknya itu bukanlah akhir, entah Riyu akan menyadarinya atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments