Tawaran memuakkan

Hari-hari berjalan seperti biasa. Eve sama sekali tak kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Justru sebaliknya, ia bisa dengan mudah mengerjakan semua laporan, mengatur jadwal pertemuan meeting dengan para klien, mencatat point-point penting hasil rapat, sampai mengatur urusan pribadi sang atasan.

Dengan kegesitannya dan tepat sasaran dalam bekerja, Eve bahkan mendapat pujian dari Pandu dan juga Nayla, Alvin serta Delita. Tak sedikit karyawan lain pun kagum dengan kelincahan dan turut memuji hasil kerjanya yang memuaskan.

Mereka tidak tahu bahwa Eve terlahir dari wanita tangguh dan cerdas seperti mommynya. Sang daddy yang tak kalah cerdas pun mewariskan kepintarannya pada Evelyn.

Tepat ketika sedang berkonsentrasi dengan pekerjaan, suara interkom di meja berbunyi membuyarkan fokusnya. Ia buru-buru mengangkat panggilan yang kemungkinan dari bos bodohnya yang bodoh.

Menempelkan gagang telfon di telinga kiri, bukan suara seorang pria melainkan suara wanita yang tertangkap oleh indera pendengarannya.

"Selamat siang nona Eve" suara pegawai resepsionis terdengar sangat ramah.

"Selamat siang, ada apa Mey?"

"Nona, apakah ada jadwal pertemuan dengan nona Fiona?"

"Nona Fiona?"

"Iya nona, nona Fiona memaksa untuk masuk dan menemui tuan Kellen"

"Sepertinya tidak ada Mey, tapi saya akan konfirmasi terlebih dulu pada tuan Kellen, mungkin tuan membuat janji tanpa sepengetahuan saya"

"Baik nona, selamat siang"

Setelah panggilan terputus, Eve duduk terdiam sambil mengingat kembali tentang janji pertemuan Kellen dengan Fiona. Ia merasa tak pernah menjadwalkan pertemuan itu, bisnis yang Kellen jalankan bahkan berlawanan dengan bisnis orang tuanya yang berkecimpung di dunia kilang minyak.

Apakah si camar diam-diam mengundang Fiona? tapi sepertinya tidak, aku bahkan selalu mengecek ponselnya untuk memeriksa email serta pesan-pesan penting dari para klien. Tidak ku temukan percakapan si kurang ajar itu dengan Fiona di ponselnya.

Eve menarik sudut bibirnya ke arah kanan.

Ah, bukan urusanku...

Suara interkom kembali berbunyi saat Eve hendak bangkit dari duduknya.

"Iya" jawab Eve.

"Nona, nona Fiona memaksa masuk, mungkin sebentar lagi akan sampai di lantai tuan Kellen"

"Ya sudah tidak apa-apa Mey"

Baru saja Eve meletakkan gagang telfon, sosok Fiona tiba-tiba muncul lalu menerobos masuk mengabaikan Eve yang berada di meja depan ruangan Kellen.

Wanita yang tidak hanya cantik itu langsung masuk tanpa mengetuk pintu.

"Sudah ku bilang sekali lagi kau masuk tanpa mengetuk pintu, aku akan menghamilimu" Racau Kellen tanpa menatap wajah orang yang masuk ke ruangannya tanpa permisi. Kellen yakin yang datang adalah Eve, itu sebabnya ia mengatakan itu tanpa canggung.

"El"

Merasa bukan suara Eve yang ia dengar, ia langsung memusatkan bola mata pada wanita yang tengah tersenyum sangat manis.

"Fiona!"

"El, bercandamu sensual sekali" ucap Fiona seraya berjalan ke arahnya.

"Fio, maaf ku kira bukan kau"

"Lantas, untuk siapa candaan itu El?" Fiona duduk di kursi depan mejanya dengan sangat elegan.

"Untuk asistenku itu"

"Yang di depan ruanganmu?"

"Iya" jawab Kellen. "Ada perlu apa Fi? apa kita ada janji sebelumnya?" imbuhnya bertanya.

"Apa harus membuat janji dulu untuk bertemu denganmu jika itu aku El?"

"Tidak juga si" balas Kellen sedikit canggung. "Selamat atas pernikahanmu"

Alis Fiona menukik tajam. "Apa kau tak mendengar kabar yang beredar di kalangan para pengusaha El?"

Kellen mengernyit. "Kabar? kabar apa?"

"Putri dari raja minyak di Asia yang gagal menikah karena calon suaminya pergi dengan wanita lain?"

"Maaf, aku tidak mendengarnya"

Jelas Kellen tak tahu menahu soal gosip itu, dia sangat sibuk mempersiapkan rencana perjalannannya ke Indonesia. Sebagai seorang Investor beberapa perusahaan star up di Jakarta dan memiliki satu rumah sakit membuat pria berkebangsaan Macau dan keturunan Indonesia sering bolak-balik Macau-Indonesia untuk urusan bisnis. Selain itu juga ada kepentingan lain yaitu menyambangi makam kakek neneknya di Jogja.

"Ah El, aku menyesal sudah menolakmu waktu itu"

"Tidak masalah Fi"

Fiona tersenyum, berdiri lalu melangkah sejenak dan langsung duduk di meja tepat di depan Kellen.

"Sekarang, aku menerima lamaranmu El"

Ucapan dari sosok langsing dengan tinggi semampai ini cukup menunjukan sang wanita tidak hanya kaya tapi juga pintar.

"Maaf Fi, tapi tidak secepat ini"

"Kenapa El? bukankah kau tergila-gila padaku?"

Kening Kellen mengerut tajam.

"Ester yang memberitahuku"

Tepat dugaan Kellen, karena hanya Esterlah yang tahu perasaan Kellen terhadap Fiona.

"Itu dulu Fi"

"Apa maksudmu El?"

Menyadari Kellen yang jual mahal, Fiona mulai menggunakan daya tariknya.

"Aku bisa memberikan apa saja untukmu El, aku butuh obat untuk rasa sakit hatiku"

Apa yang dia katakan, apa dia berniat melampiaskan patah hatinya padaku?.

"El, aku mulai menyadari ketulusanmu" lanjut Fiona ketika Kellen terdiam.

"Kau mau apa El?" Fiona melingkarkan lengan di leher Kellen. "Katakan saja, aku akan memberikan apapun yang kau mau! apa saja"

Kali ini ucapannya di sampaikan dengan nada rayuan yang menggoda, dengan penegasan yang jelas mengandung makna tersirat.

Entah bagaimana caranya, tahu-tahu wanita itu berakhir di atas pangkuan Kellen. Ia duduk dengan posisi miring sambil merapikan busana yang ia kenakan. Tangannya menyingkap kain yang menutupi bagian atas tubuhnya, otomatis menampilkan pemandangan indah yang membuat setiap pria lupa diri.

Bahkan selanjutnya, bukan hanya sinyal, Fiona memberikan penawaran yang lugas.

"Do you want a ***?"

Kellen hanya diam seraya membatin.

Tak pernah ku duga, wanita ini tidak hanya cantik dan seksi, tapi cukup murahan, Hufftt aku semakin ilfil.

"Lets have a ***" katanya lirih. "Kau bisa memilih di sini, atau di hotel. Im ready for that"

Diam-diam Kellen mencari cara agar Fiona segera beranjak dari pangkuannya. Reflek, tangan Kellen mendarat di sisi pinggang Fiona berusaha agar wanita di depannya segera bangkit dan pergi dari ruangannya.

Saat Fiona mendekatkan wajahnya hendak mengecup bibir Kellen, dengan cepat Kellen menjauhkan wajahnya.

"Maaf Fi, ini kantor"

"Ayolah El, jangan munafik" Fiona kembali mengikis jarak berusaha menempelkan bibirnya.

"Aku tidak bi_"

Kalimat Kellen terputus ketika ada suara decitan pintu terbuka. Sepasang netranya langsung menangkap tubuh Eve yang berada di ambang pintu.

Mata Eve memanas dan dadanya berdebam sangat keras melihat tangan Kellen yang mendarat di sisi pinggang Fiona.

"M-maaf mengganggu" Eve kembali menutup pintu kali ini sedikit kasar.

Entah kenapa emosi Eve tersulut begitu mendapati Kellen tengah berbuat mesum di ruangannya. Hatinya merasa tercubit melihat keromantisan Kellen dan Fiona.

Dasar mesum, pria gila, psikopat, keterlaluan.

Ah,,, bedebah, sialan...!

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Itin

Itin

cemburu nih ye..

2022-12-01

0

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

jealous lah tu 😂😂😂😂

2022-06-25

0

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

mahunya tak bijak pandai, dia mewarisi genetik business orang tuanya

2022-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue (Awal permasalahan)
2 Pertemuan tak sengaja
3 Salah Tuduh
4 Panggilan Wawancara
5 Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6 Surat Perjanjian Kerja
7 Queen Lyzea Mahardani
8 Bukan anak kandung
9 Memasuki apartemen mewah
10 Tuan Kaisar
11 Rencana ke Indonesia
12 Pelecehan
13 Peraturan utang piutang
14 Debaran jantung
15 Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16 Tawaran memuakkan
17 Cemburu dan kesal
18 Jatuh Cinta??
19 Berencana balas dendam
20 Bertemu keluarga Panata & Star Company
21 Pria di balik koran
22 Hari ulang tahun
23 Cemburu tak kasat mata
24 Dimensia atau pikun
25 Anak siapa dia?
26 Dua malam sebelum pergi
27 Duduk satu seat
28 Welcome Indonesia
29 Senyuman yang mengusik pikirannya
30 Pertemuan kedua
31 IMC Hospital
32 Ikatan batin
33 Resusitasi jantung paru
34 Perasaan terikat
35 Naluri orang tua
36 Kesepakatan kerjasama
37 Opening Family Care
38 Panggilan pulang..
39 Rencana perjodohan
40 Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41 Flashback
42 Flashback dan tiket pesawat
43 Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44 Tanda lahir
45 Surat perjanjian pranikah
46 Pernikahan
47 Kerinduan
48 Malam Pertama yang mencekam.
49 Antara benci dan cinta
50 Comeback Indonesia
51 Ungkapan hati
52 Kedatangan Ester
53 Rahasia
54 Pisah ranjang
55 Pergi ke Family care
56 Kemarahan dan Emosi
57 Kemarahan Alvin
58 Fakta mengejutkan
59 Keluar dari rumah
60 Hamil
61 Rayuan maut
62 Amarah dan pertemuan
63 Sindrom Couvade
64 Probabbly Seratus Persen
65 Pelukan
66 Rencana ke Korea
67 Kehamilan simpatik???
68 Ancaman
69 Menolak
70 Kemarahan
71 Penangkapan Shella
72 Permintaan Rena
73 Berusaha merayunya.
74 Menjemput Pelita
75 Ektra part 1
76 Jangan ingatkan soal itu
77 Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78 Tidur bertiga
79 Di atas 15.000 ft
80 Keluar dari rumah sakit
81 Teriak Histeris
82 Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83 Pagi penuh cinta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prologue (Awal permasalahan)
2
Pertemuan tak sengaja
3
Salah Tuduh
4
Panggilan Wawancara
5
Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6
Surat Perjanjian Kerja
7
Queen Lyzea Mahardani
8
Bukan anak kandung
9
Memasuki apartemen mewah
10
Tuan Kaisar
11
Rencana ke Indonesia
12
Pelecehan
13
Peraturan utang piutang
14
Debaran jantung
15
Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16
Tawaran memuakkan
17
Cemburu dan kesal
18
Jatuh Cinta??
19
Berencana balas dendam
20
Bertemu keluarga Panata & Star Company
21
Pria di balik koran
22
Hari ulang tahun
23
Cemburu tak kasat mata
24
Dimensia atau pikun
25
Anak siapa dia?
26
Dua malam sebelum pergi
27
Duduk satu seat
28
Welcome Indonesia
29
Senyuman yang mengusik pikirannya
30
Pertemuan kedua
31
IMC Hospital
32
Ikatan batin
33
Resusitasi jantung paru
34
Perasaan terikat
35
Naluri orang tua
36
Kesepakatan kerjasama
37
Opening Family Care
38
Panggilan pulang..
39
Rencana perjodohan
40
Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41
Flashback
42
Flashback dan tiket pesawat
43
Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44
Tanda lahir
45
Surat perjanjian pranikah
46
Pernikahan
47
Kerinduan
48
Malam Pertama yang mencekam.
49
Antara benci dan cinta
50
Comeback Indonesia
51
Ungkapan hati
52
Kedatangan Ester
53
Rahasia
54
Pisah ranjang
55
Pergi ke Family care
56
Kemarahan dan Emosi
57
Kemarahan Alvin
58
Fakta mengejutkan
59
Keluar dari rumah
60
Hamil
61
Rayuan maut
62
Amarah dan pertemuan
63
Sindrom Couvade
64
Probabbly Seratus Persen
65
Pelukan
66
Rencana ke Korea
67
Kehamilan simpatik???
68
Ancaman
69
Menolak
70
Kemarahan
71
Penangkapan Shella
72
Permintaan Rena
73
Berusaha merayunya.
74
Menjemput Pelita
75
Ektra part 1
76
Jangan ingatkan soal itu
77
Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78
Tidur bertiga
79
Di atas 15.000 ft
80
Keluar dari rumah sakit
81
Teriak Histeris
82
Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83
Pagi penuh cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!