Surat Perjanjian Kerja

Setelah menunggu selama lebih dari satu jam, tiba-tiba seseorang menghampiri Eve. Dia yang tengah duduk sambil menahan kantuk di sofa loby kantor, sontak terkejut ketika mendengar suara pria memanggil namanya.

"Evelyn Stevanie!"

"S-saya pak?" Dia berdiri.

"Tuan El sudah menunggu anda di ruangannya, mari ikut saya! saya akan mengantar anda ke tempatnya"

Eve mengangguk pasrah, sementara Ben langsung berbalik.

Tuan El? siapa dia, apa si camar kurang ajar itu?

Ahh kalau benar, semoga saja aku masih hidup setelah bertemu dengannya.

Merasa langkahnya tak di ikuti, Ben kembali berbalik, pria seusia Kellen mengernyitkan kening ketika Eve hanya diam.

Dia menggelengkan kepala sambil bebisik dalam hati.

Nona Eve, ku harap tuan El tidak memenggal kepalamu setelah apa yang kau buat terhadapnya.

Tadi, setelah wawancara selesai, Kellen yang sudah memutuskan tiga calon karyawan, memlih Eve menjadi asisten pribadinya. Ia meminta sekertaris Ben untuk langsung membuatkan surat perjanjian kerja. Ben sempat terkejut dengan permintaan Kellen yang memaksanya menuliskan tugas-tugas konyol termasuk peraturan tinggal bersama di apartemennya. Selain itu, Kellen juga meminta agar Eve menyiapkan semua perlengkapan pribadinya yang jelas-jelas itu adalah tugas ART.

"Nona Eve"

"Yes sir!"

"Lets go"

"Iya pak, maaf"

Dengan langkah ragu Eve mengikuti langkah pria yang juga tak kalah tampan dengan Kellen. Pria yang menjadi sekertaris Kellen sekaligus sahabatnya.

"Silakan masuk nona Evelyn" Ben mempersilakan agar Eve masuk terlebih dulu setelah membuka pintu ruangan bosnya.

Dengan perasaan takut, gadis itu masuk dan sepasang netranya langsung menangkap sosok pria angkuh duduk di kursi kebanggaannya.

Bahkan tatapan Kellen seakan terus mengintimidasi begitu Eve melangkah menghampirinya.

"Silakan Nona Evelyn"

Sekertaris itu menarik kursi.

Ragu-ragu Eve mendudukkan diri di kursi depan meja Kellen.

Berkali-kali Eve menelan ludahnya sendiri, berusaha menghirup oksigen lebih banyak dari normalnya berharap hembusan nafasnya yang terasa berat mampu mengurangi rasa grogi yang merongrongnya.

Pandangan Eve jatuh pada map coklat yang baru saja di letakan oleh sekertaris Ben.

Apa itu? apa si camar menerimaku dan itu adalah map berisi surat perjanjian kontrak kerja?

Eve bertanya dalam hati sembari terus mempersiapkan diri dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi setelah ini.

"Senang melihatmu" kata Kellen dengan senyum miring.

Eve membalas senyumannya takut-takut.

Pria ini benar-benar sempurna jika di lihat dari dekat seperti ini. Auranya benar-benar kuat dan memukau.

Ah, kenapa aku kagum dengan si cab*ul?

Seharusnya aku mempersiapkan diri karena sebentar lagi langkahku akan sampai di neraka.

"Nona Eve?"

"I-iya tuan?"

"Aku sempat mendengar jika kau akan melenyapkanku jika bertemu denganku"

Itu kan sebelum aku tahu bahwa kau ini Kellen Austin, bodoh. Tapi setelah aku tahu, apa yang bisa aku lakukan, justru kaulah yang akan melenyapkanku.

Eve tergagap, bahkan untuk menghirup napas saja seolah tak berani.

"Nona Evelyn?"

"Iya tuan"

"Sepertinya kebiasaan anda yang suka marah-marah langsung sirna begitu tahu tentang fakta si_" Kellen menggantung ucapannya lalu melirik ke arah sekertaris Ben sekilas. "Cabul"

"Soal itu saya minta maaf tuan, tapi anda juga harus meminta maaf pada saya karena sudah meremat bagian dada saya, anda juga sudah menumpahkan kopi di kemaja saya sehingga saya terlambat datang untuk wawancara"

Kalimat tanpa jeda itu bisa keluar dengan sangat indah bahkan dalam kondisi sekujur tubuhnya gemetar.

Kellen mengangkat satu alisnya.

Gadis ini benar-benar menantangku, aku jadi ingin mengerjainya habis-habisan.

Ya Tuhan, apa sebentar lagi kepalaku akan lepas dari tempatnya? Eve sialan kau, kau menyulitkan dirimu sendiri.

"Sudah ku bilang aku tidak sengaja, aku juga sudah minta maaf. Apa kau tak mendengar ucapan maaf yang ku lontarkan berulang kali?"

"Tapi kau harus meminta maaf dengan baik, tuan"

Eve bisa melihat Kellen terkejut dengan kalimatnya barusan. Senyum tipis dari bibir Kellen pun terlihat begitu sinis.

"Baca isi map itu, pahami dan tanyakan jika ada yang tidak kau pahami"

"B-baik tuan"

Syukurlah, kepalaku masih utuh.

Perlahan tangan Eve terulur meraih map di atas meja. Meskipun gestur tubuhnya tampak santai, namun sejujurnya Eve merasakan ketegangan di atas batas normal, sementara jantungnya berdetak semakin tak karuan.

Ia menghela napas pelan agar pikirannya tetap bisa fokus dan jaringan di otaknya bisa bekerja dengan baik.

Pihak pertama : Kellen Astin Mahardani.

Pihak ke dua : Evelyn Stevanie.

Poin satu : "Pihak kedua harus patuh dan memenuhi setiap perintah dari pihak pertama"

Its ok, aku kan bawahannya, sudah pasti harus mematuhi ucapannya, yang penting aku dapat uang.

Poin dua : "Pihak pertama selalu benar"

Asataga, memangnya dia Tuhan.

Poin tiga: "Kesalahan pihak pertama, di timpalkan pada pihak ke dua"

Ternyata julukan malaikat maut memang benar adanya. Selain berhati dingin, dia juga egois. Dia yang berbuat salah, aku yang di salahkan.

Poin empat : "Jika pihak pertama salah, kembali ke poin dua, atau bisa lihat poin tiga"

Eve berusaha mencerna kalimat pada poin empat. Satu kalimat itu tersirat maksud jika Kellen salah, itu artinya Evelah yang harus bertanggung jawab.

"Maaf, boleh saya bertanya maksud dari semua aturan ini?"

Kellen menatap tajam dengan senyum menyeringai buas.

"Itu artinya kau harus mematuhi semua ucapan dan perintahku, kesalahanku adalah milikmu"

Kau pikir kau ini kaisar? bahkan aku ingin sekali merobek kertas ini lalu melempar puing-puingnya ke wajahmu.

"Deal?" kata Kellen dengan nada datar khas miliknya.

"Maaf, apa saya harus tinggal bersama tuan?"

"Jika keberatan, katakan saja, aku bisa cari yang lain"

Hufftt,, kalau saja bukan angka yang tertulis di peraturan paling akhir, mana mau aku jadi asistennya. Apalagi bonusnya yang bernilai lumayan.

Soal mama, nanti aku bisa cari ART buat temani mama, cukuplah tabangan buat bayar ART bulan pertama. Dengan slip gajiku, aku bisa mengajukan pinjaman ke bank untuk operasi mama.

Sabar Eve, kontrak dua tahun itu cepat. Setelah selesai, kau bisa cari kerja di tempat lain.

"Baik, saya setuju"

"Ben, antar dia kerumahnya, bilang padanya untuk mengemasi barang-barang yang akan dia bawa, malamnya kau jemput dan bawa ke Ritz apartemen"

"Mari nona, saya antar anda pulang untuk bersiap-si_"

"Saya sudah dengar tuan, dia mengatakannya di depan saya tadi" potong Eve cepat, yang langsung membuat sekertaris Ben mengatupkan bibir.

Setiap ucapan Eve sepertinya menjadi boomerang untuk Kellen, tapi ia harus menahan gejolak emosinya dan akan membalas semuanya setelah tinggal bersama. Apalagi jika teringat misinya yang gagal melakukan pendekatan dengan Fiona. Karena sekarang, Fiona benar-benar memandang rendah dirinya.

Kita lihat saja Eve, sampai dimana kau mampu menantang seorang Kellen Austin.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

queendah

queendah

seru/Grin/

2023-12-26

0

Micayla

Micayla

jadi dak dik duk ni

2023-08-28

0

JR Rhna

JR Rhna

ingatkan Eve pintar.rupanya

2023-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue (Awal permasalahan)
2 Pertemuan tak sengaja
3 Salah Tuduh
4 Panggilan Wawancara
5 Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6 Surat Perjanjian Kerja
7 Queen Lyzea Mahardani
8 Bukan anak kandung
9 Memasuki apartemen mewah
10 Tuan Kaisar
11 Rencana ke Indonesia
12 Pelecehan
13 Peraturan utang piutang
14 Debaran jantung
15 Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16 Tawaran memuakkan
17 Cemburu dan kesal
18 Jatuh Cinta??
19 Berencana balas dendam
20 Bertemu keluarga Panata & Star Company
21 Pria di balik koran
22 Hari ulang tahun
23 Cemburu tak kasat mata
24 Dimensia atau pikun
25 Anak siapa dia?
26 Dua malam sebelum pergi
27 Duduk satu seat
28 Welcome Indonesia
29 Senyuman yang mengusik pikirannya
30 Pertemuan kedua
31 IMC Hospital
32 Ikatan batin
33 Resusitasi jantung paru
34 Perasaan terikat
35 Naluri orang tua
36 Kesepakatan kerjasama
37 Opening Family Care
38 Panggilan pulang..
39 Rencana perjodohan
40 Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41 Flashback
42 Flashback dan tiket pesawat
43 Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44 Tanda lahir
45 Surat perjanjian pranikah
46 Pernikahan
47 Kerinduan
48 Malam Pertama yang mencekam.
49 Antara benci dan cinta
50 Comeback Indonesia
51 Ungkapan hati
52 Kedatangan Ester
53 Rahasia
54 Pisah ranjang
55 Pergi ke Family care
56 Kemarahan dan Emosi
57 Kemarahan Alvin
58 Fakta mengejutkan
59 Keluar dari rumah
60 Hamil
61 Rayuan maut
62 Amarah dan pertemuan
63 Sindrom Couvade
64 Probabbly Seratus Persen
65 Pelukan
66 Rencana ke Korea
67 Kehamilan simpatik???
68 Ancaman
69 Menolak
70 Kemarahan
71 Penangkapan Shella
72 Permintaan Rena
73 Berusaha merayunya.
74 Menjemput Pelita
75 Ektra part 1
76 Jangan ingatkan soal itu
77 Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78 Tidur bertiga
79 Di atas 15.000 ft
80 Keluar dari rumah sakit
81 Teriak Histeris
82 Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83 Pagi penuh cinta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prologue (Awal permasalahan)
2
Pertemuan tak sengaja
3
Salah Tuduh
4
Panggilan Wawancara
5
Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6
Surat Perjanjian Kerja
7
Queen Lyzea Mahardani
8
Bukan anak kandung
9
Memasuki apartemen mewah
10
Tuan Kaisar
11
Rencana ke Indonesia
12
Pelecehan
13
Peraturan utang piutang
14
Debaran jantung
15
Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16
Tawaran memuakkan
17
Cemburu dan kesal
18
Jatuh Cinta??
19
Berencana balas dendam
20
Bertemu keluarga Panata & Star Company
21
Pria di balik koran
22
Hari ulang tahun
23
Cemburu tak kasat mata
24
Dimensia atau pikun
25
Anak siapa dia?
26
Dua malam sebelum pergi
27
Duduk satu seat
28
Welcome Indonesia
29
Senyuman yang mengusik pikirannya
30
Pertemuan kedua
31
IMC Hospital
32
Ikatan batin
33
Resusitasi jantung paru
34
Perasaan terikat
35
Naluri orang tua
36
Kesepakatan kerjasama
37
Opening Family Care
38
Panggilan pulang..
39
Rencana perjodohan
40
Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41
Flashback
42
Flashback dan tiket pesawat
43
Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44
Tanda lahir
45
Surat perjanjian pranikah
46
Pernikahan
47
Kerinduan
48
Malam Pertama yang mencekam.
49
Antara benci dan cinta
50
Comeback Indonesia
51
Ungkapan hati
52
Kedatangan Ester
53
Rahasia
54
Pisah ranjang
55
Pergi ke Family care
56
Kemarahan dan Emosi
57
Kemarahan Alvin
58
Fakta mengejutkan
59
Keluar dari rumah
60
Hamil
61
Rayuan maut
62
Amarah dan pertemuan
63
Sindrom Couvade
64
Probabbly Seratus Persen
65
Pelukan
66
Rencana ke Korea
67
Kehamilan simpatik???
68
Ancaman
69
Menolak
70
Kemarahan
71
Penangkapan Shella
72
Permintaan Rena
73
Berusaha merayunya.
74
Menjemput Pelita
75
Ektra part 1
76
Jangan ingatkan soal itu
77
Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78
Tidur bertiga
79
Di atas 15.000 ft
80
Keluar dari rumah sakit
81
Teriak Histeris
82
Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83
Pagi penuh cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!