Hari semakin malam, Kellen yang baru saja pulang kantor, langsung menuju ke sekolah Zea untuk menjemputnya karena mendapat perintah dari Nayla. Dan saat ini dia tengah menunggu Zea di sekolahnya.
Ini adalah tahun terakhir Zea dengan status anak sekolah. Gadis itu sudah tidak sabar supaya cepat-cepat lulus.
Karena apa?
Karena begitu dia masuk ke perguruan tinggi, dia akan mendapatkan jam pulang sedikit agak malam.
Untuk hal-hal tertentu, Sang daddy memang tidak seasik itu. Jangankan dirinya, sang kakak saja yang seorang laki-laki dan sudah membantu daddynya mengurus perusahaan masih terkena jam malam.
Bahkan, Zea pernah protes dan meminta bantuan pada Nayla untuk merayu Pandu agar mengijinkannya pulang sedikit terlambat. Zea tahu sang daddy adalah pria yang paling lemah jika berhadapan dengan sang mommy.
Selama ini apapun yang Nayla katakan dan perintahkan, meskipun terkadang Pandu sedikit berkelit, tapi pada akhirnya dia patuh dan memenuhi permintaan istrinya itu.
Dulu, Kellen dan Zea pernah membahas tentang daddynya yang begitu takut pada mommynya, tapi setelah usianya semakin dewasa, dia tahu... Itu karena secinta itu sang daddy pada mommynya.
Tapi sayangnya, ketika Nayla membantunya melobi Pandu agar memberikan jam malam, Pandu hanya bergeming, setelah itu berkata jika keputusannya sudah final. Dan Zea, harus mendapat dampingan dari sang kakak jika pulang terlalu larut.
"Kak" panggil Zea sembari berlari.
Kellen dan Ben yang tengah berdiri bersandar pada sisi mobil, kompak menegakkan badan dan Kellen mengeluarkan tangan yang ia sembunyikan di saku celana sementara Ben mengurai tangan yang ia lipat di dada.
"Dua pria tampan, tapi sayangnya tak laku di pasaran" seloroh Zea tersenyum.
"Masuk kakak antar pulang"
"Boleh mampir dulu ke bioskop kak?"
"Ini sudah malam, masuk ke mobil kita langsung pulang"
Tak berani protes, Zea pun menurut.
Setibanya di rumah, Zea langsung turun begitu melepas seatbelt. Pandangannya ia alihkan ke kanan untuk menatap wajah Kellen.
"Serius kakak tidak mau mampir dulu?"
"No, salam saja buat daddy mommy sama genma"
"It's ok, makasih ya om Ben, hati-hati"
"Jangan panggil om, saya ini seumuran dengan kakakmu"
Gadis itu hanya nyengir. "Zea masuk ya kak, bye"
Seperti biasa, Ben tak akan menjalankan mobilnya sebelum Zea benar-benar masuk.
Begitu memasuki rumah, Sepasang netra Zea menangkap sosok daddy dan mommynya di ruang keluarga. Mereka tengah menonton televisi berdua.
Pemandangan yang romantis bagi Zea. Ia sama sekali tak terkejut sebab ini adalah sesuatu yang wajar di rumah mereka, dan justru akan aneh jika kedua orang tuanya tak seromantis itu.
Nayla tampak memeluk Pandu dari samping, sementara tangan Pandu mengusap rambut Nayla dan tangan lainnya saling menggenggam. Bahkan, Pandu pakai acara nambahin cium-cium di kepala Nayla.
"Daddy sama mommy kayak lihat film di bioskop" Kata Zea lalu duduk di antara Pandu dan Nayla sampai genggaman tangan dari keduanya terurai. Tak berselang, Zea mengecup punggung tangan orang tuanya.
"Kok sampai malam?" tanya Pandu sambil mengusap kepala Zea.
"Iya dad, tadi ada latihan drama untuk acara perpisahan"
"Terus kak El mana?"
"Langsung pulang" jawab Zea lalu membenamkan kepala di pundak Nayla. "Kakak gimana mom, tadi pas di mobil sikapnya dingin, datar, dan irit ngomong, terus aneh tiba-tiba saja mau pindah tinggal sendiri"
Nayla mendengkus geli, sementara Pandu mengernyit dengan sorot penasaran.
"Sudah lebih baik kok. Tadi siang mommy sempat ke kantor kakak buat nasehatin kalau wanita di dunia ini bukan cuma Fiona"
"Memangnya kenapa sama kak El?" Pandu kian penasaran.
"Jadi kemarin kak El ketemuan sama Fiona, dia berniat melamar gadis itu dad, bahkan kak El sudah siapkan cincin" kata Nayla menjelaskan. "Tapi pas cincin itu di berikan pada Fiona malah di tolak. Fio bilang dia sudah bertunangan dan bulan depan akan menikah. Jadi Kellen sedikit patah hati"
"Apa kurangnya kakakku coba dad, cowok seganteng kakak, ganteng pake banget, dan jadi rebutan banyak cewek, tapi justru Fiona yang sok cantik itu menolak. Memang selain ganteng, kakak juga ngeselin di mataku, tapi tetap saja baiknya lebih banyak dari pada ngeselinnya, dan aku pastikan Fiona akan menyesal karena sudah menolak kakak"
"Ya tidak bisa nyalahin Fiona juga Ze, kakakkmu yang telat ngungkapinnya" sambar Pandu berusaha memberikan pengertian pada putrinya.
"huff,, Jadi pengin jahatin Fiona deh"
"No Zea" potong Nayla cepat. "Apapun alasanya, kau tidak boleh jahatin orang, itu tidak baik"
Bagi Zea, Nayla adalah sosok yang paling cinta damai. Apalagi soal dendam. Tidak ada dalam kamusnya. Kalau saja bisa, Zea bahkan ingin sekali memberikan penghargaan tingkat dunia pada Nayla sebagai sosok orang yang penuh cinta kasih dan anti dendam.
"Tapi kakak sering jahat tuh, suka kalahkan bisnisnya orang-orang"
"Kakakmu itu tidak jahat nak, dia hanya berperang dalam bisnis" sahut Pandu.
Zea mendengkus pelan.
"Heran, padahal daddy kemarin sudah marahin kakak karena sudah ngalahin dan merebut tender om Devano, tapi sekarang malah di belain"
"Jangan jadi orang jahat, dan jangan sampai jahatin orang" tegur Nayla. "Kalau ada orang yang jahat sama kita, jangan balas jahat. Karena orang jahat, tidak akan berubah jadi baik kalau setiap kejahatan di balas dengan kejahatan"
Nasehat Nayla yang sudah Zea hafal di luar kepala.
"Mommy, daddy, uncle Alvin, Genfa, Genma, tidak pernah mengajarkanmu seperti itu kan?"
Zea mengangguk sementara Pandu sudah kembali mengusap kepala putrinya.
"Tetap jadi orang baik, meskipun ada orang jahat, dan jangan jadi pendendam karena itu sama saja menyiksa diri sendiri. Kita tidak akan pernah bisa tenang kalau menyimpan dendam"
"Tapi marah boleh kan mom?"
"Boleh, tapi jangan terlalu larut dan jangan kelewat di turuti emosinya, nanti yang rugi kita sendiri, misalnya kalau kita terlalu kebawa emosi, kita bisa dengan mudah menyakiti atau bahkan membunuh orang. Nah kalau sudah begitu, siapa yang rugi?"
"Jadi marahnya yang sopan dan santun ya mom"
"Pokoknya jangan jadi pemarah kalau bisa" sahut Nayla.
"Masuk kamar sekarang, dan bersihkan badanmu terus tidur, ini sudah pukul sembilan lewat"
Kalimat Pandu, membuat Zea reflek melirik jam dinding.
"Tapi belum ngantuk dad"
"Tapi harus tidur"
"Bilang saja daddy mau peluk-peluk mommy lagi, iya kan?"
Pandu terkekeh dengan ledekan putrinya.
"Ya sudah Zea naik dulu dad, mom"
Gadis itu mengecup pipi kanan dan kiri Nayla. Hal yang sama juga ia lakukan di pipi kanan dan kiri pandu.
"Good night daddy mommy"
"Good night honey"
Pandu kembali merapatkan tubuhnya dan mereka kembali berpelukan.
"Nah kan peluk-peluk lagi" Batin Zea ketika sempat berhenti di anak tangga dan menoleh ke belakang.
Bukan karena acara televisinya yang menarik hingga mereka betah duduk berlama-lama sambil peluk-peluk. Mereka hanya sedang menikmati waktu yang terbuang karena mengurus Kellen dan Zea. Selain itu, Pandu adalah sosok pekerja keras yang jarang sekali di rumah. Itu sebabnya ketika ada waktu berdua, itu merupakan kesempatan bagi mereka menghabiskan waktu untuk saling bermanja.
Meskipun duduk di depan televisi, tapi bukan televisi yang menyala terang yang mereka lihat. Pandu dan Nayla justru lebih banyak memandang satu sama lain dari pada menikmati acara di TV. Bahkan Kellen dan Zea pernah memergoki mereka saling berciuman saat sedang menghabiskan waktu berdua.
Dan saking seringnya menyaksikan keromantisan orang tuanya, Zea bahkan menginginkan pria seperti Pandu untuk pendamping hidupnya kelak. Sosok Pandu yang baginya adalah seorang pria tegas, dan menjadi penjaga yang hebat buat istri dan anaknya membuat Zea kian mengagumi sang daddy. Namun di balik sikapnya, begitu berhadapan dengan Nayla, pria itu langsung tunduk seperti menyerahkan seluruh hidupnya.
....
"Kau langsung jemput gadis itu, Setelahnya kau bisa istirahat" Kata Kellen sebelum beranjak turun dari mobil. Kedua pria itu memang sudah sampai di apartemen yang akan Kellen tinggali. Property milik sang daddy yang juga di tempati oleh Ben. Meskipun berada dalam satu apartemen, Ben serta Kellen menempati unit dan gedung yang berbeda.
"Dan jangan lupa, suruh dia mempelajari tugas-tugas yang sudah kau catat, jangan sampai dia melakukan kesalahan dalam bekerja"
"Iya tuan muda" pria itu melirik kaca spion untuk melihat seperti apa ekspresinya.
"Apa kau berniat menjadikan dia mainanmu?"
"Tentu saja, dia sudah membuatku kehilangan nama baik di depan Fiona"
"Fiona menolakmu bukan karena itu, tapi karena dia sudah akan menikah"
"Tetap saja"
Terserah kau tuan muds, Gadis itu sangat cantik, aku bahkan jatuh hati padanya, tapi apa yang bisa ku perbuat jika Eve akan menjadi mainan kesukaanmu.
Ben berkata dalam hati.
Bersambung
Alvin-Delita : Ester Juwita Lee (Tere) & Astara tabrani Lee (Tara)
Pandu-Nayla : Kellen Austin Mahardani (El) & Queen Lyzea Mahardani. (Zea)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
mariyatni
cinta damai ✌ 😎
2022-06-14
0
Asri
menunggu kellen jatuh cinta pada eve 😁
2022-06-13
1
Yeni Mistuti
lnjut
2022-06-13
0