Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan

Bekerja dengan penuh kesabaran, bersabar dengan penuh keikhlasan, tak terasa sudah satu bulan berlalu Eve bekerja menjadi asisten Kellen.

Pekerjaan yang di selingi dengan drama beradu argumen, berbeda pendapat, serta saling menyalahkan satu sama lain.

Kellen juga sempat mendatangi dokter pribadinya untuk memeriksa kondisi jantung yang selalu berdetak tak wajar ketika berhadapan dengan asisten pribadinya. Namun hasil lab mengatakan jika jantungnya normal bahkan bekerja dengan sangat baik.

Sedangkan Eve, tak jauh beda dengan Kellen yang juga merasakan hal yang sama. Ia berusaha keras menyembunyikan detak jantungnya yang berdetak semakin gila.

Tentang pekerjaanya, baru beberapa jam yang lalu Eve menandatangani slip gaji pertama, sayangnya ia tak mendapatkan uang sepeserpun dari gajinya. Tapi walaupun demikian, Eve merasa lega karena Pelita sudah membaik setelah melalui proses transplantasi ginjal. Meski belum di perbolehkan terlalu lelah, tapi setidaknya Pelita sudah bisa melakukan pekerjaan rumah tanpa bantuan Mareta dan juga Olivia. Mereka berdualah yang merawat Pelita selama satu minggu pasca keluar dari rumah sakit.

"Gimana pekerjaanmu Ve?"

"Baik mah" Eve menyumpit dimsum lalu memasukkan ke mulutnya.

"Kau harus bekerja dengan benar, patuhi semua peraturan atasanmu, dan jangan membantah"

Gimana tidak membantah, dia keterlaluan mah.

"Dia sangat baik Ve, setiap minggu mengirimkan beras, daging serta sayuran. Belum juga habis, tapi mereka sudah mengirimnya lagi. Dia juga suka menanyakanmu Ve"

Eve menghentikan gerakan menyuapkan camilan ke mulutnya sesaat setelah mendengar ucapan Pelita. Ben yang mendapat tugas dari Kellen, diam-diam menaruh hati pada Eve dan mengorek informasi lewat Pelita.

"Nanyain gimana mah?"

"Ya nanyain sudah punya kekasih atau belum, nanyain apa kesukaanmu, nanya kapan tanggal lahirmu"

Ngomong ngomong soal kelahiran, mendorong Eve ingin sekali menanyakan perihal jati dirinya yang masih belum ia ketahui sepenuhnya.

"Mah"

"Iya Ve?"

"Usia berapa saat mamah menemukanku?" tanya Eve ingin tahu.

Meletakkan sendok, Pelita meraih gelas di samping kanannya lalu meneguknya hingga tiga kali tegukkan.

"Dulu, pas mamah menemukanmu, di situ tertulis nama beserta tanggal lahirmu" Ujar Pelita mulai bercerita. "Setelah melihat tanggal lahirmu, mamah tahu bahwa saat mamah menemukanmu usiamu sudah tiga bulan"

"Itu artinya, Eve sempat di rawat oleh keluarga Eve selama tiga bulan mah?"

"Iya begitulah Ve, mungkin karena orang tuamu sudah tidak mampu, jadi mereka terpaksa menaruhmu di depan gereja, supaya ada yang menemukanmu lalu merawatmu. Meskipun demikian Ve" tambah Pelita seraya memegang tangan Eve. "Kau lebih beruntung dari bayi-bayi yang di bunuh oleh orang tuanya ketika mereka kesulitan ekonomi"

Apanya yang beruntung mah? mungkin akan lebih baik jika dulu aku di bunuh saja. Setidaknya aku tak perlu melewati hari-hari yang melelahkan begini.

Harus bekerja pada bos gila seperti Kellen Austin, dan bulan depan, kemungkinan aku akan meninggalkan mama sendiri, karena aku harus terbang ke Indonesia untuk mengurus rumah sakit keluarga Mahardani.

"Ve?"

"I-iya mah?"

"Mikir apa?"

"Tidak mah" elaknya. "Apa ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk untukku menemukan orang tua kandungku mah?"

"Hanya baju bayi itu yang mamah simpan Ve. Dulu sebelum papah meninggal, dia sempat membuat berita tentangmu, berharap ada seseorang yang mengaku sebagai orang tua kandungmu. Baju beserta kaos kaki dan sepatumu juga di siarkan dimana-mana tapi tidak ada yang mengakuimu"

Eve menarik napas panjang, dan entah kenapa mendadak ada rasa yang sangat menusuk hati hingga nyeri itu terasa menjalar di sekujur tubuh.

"Maafkan papa dan mama Ve, kami sudah berusaha, sampai papah meninggalpun dia belum berhasil menemukan orang tua kandungmu"

"Tidak apa-apa mah, Eve senang mamah dan papah menemukanku, Eve beruntung di temukan oleh orang baik seperti kalian. Andai harus memilih, Eve lebih baik tak mendengar tentang ini mah, karena sampai detik ini, Eve masih berharap kalau mamah dan papah adalah orang tua kandungku"

"Mamah akan tetap menjadi wali kandungmu Ve, tapi biar bagaimanapun, apapun alasannya kau berhak tahu tentang semua ini. Seperti mendiang papah yang merasa tak tenang, mamah juga merasakan ketidak tenangan jika terus-terusan menyembunyikan ini darimu, karena kami memiliki harapan agar kamu bisa tahu dari mana jati dirimu berasal"

Apa yang harus ku lakukan agar bisa menemukan orang tuaku? Aku tidak memiliki petunjuk apapun, bagaimana bisa aku menemukan mereka?

Mah, pah, daddy, mommy, ayah, ibu, apa kalian ingat padaku, bayi yang kalian buang?

Kenapa, daddy mommy? why?

Suara pintu, menyadarkan Eve dari lamunan. Kompak dia dan Pelita menoleh ke arah pintu.

"Biar ku buka mah"

Pelita mengangguk.

"Eve!!" teriak Olive begitu pintu terbuka. Dia langsung merengkuh tubuh Eve ke dalam pelukannya. "Aku merindukanmu"

"Oliv, aku juga merindukanmu"

"Kapan healing sama-sama Ve?" tanya Olive setelah pelukan terurai.

"Entahlah Liv, aku selalu sibuk. Kau tahu sendiri kan, hutangku sangat banyak"

"Ya ya, meskipun kau sibuk, tetap jaga kesehatan, jangan sampai kesibukanmu membuatmu sakit"

"Iya"

"Aunty, apa kabar?" Ganti Olive memeluk Pelita.

"Baik Nak, kau dan mamahmu gimana?"

"Baik juga aunty"

"Ayo duduk" Pinta Pelita. "Aunty bikinin minum ya?"

"Tidak usah aunty, aunty duduk saja di sini"

Pelita pun menurut. Mereka duduk sembari berbincang hingga petang menjelang.

Samar-samar terdengar suara deru mobil. Eve sudah bisa menebak jika pemilik mobil itu adalah Kellen yang di kendarai oleh Ben.

"Itu pasti bosku dan sekertarisnya mah"

"Apa itu Kellen Austin Ve?" tanya Oliv menyelidik.

"Of course, siapa lagi kalau bukan dia?"

"Ya ampun, aku akan bertemu dengan si malaikat maut?"

"Dia itu si bodoh yang bodoh Liv, tak perlu takut karena pria itu tak semenyeramkan seperti bayanganmu"

"Berani sekali kau bilang Kellen Austin si bodoh yang bodoh"

"Asal kau tahu, dia sangat menyebalkan"

"Permisi" Suara bas milik Ben menyela obrolan mereka.

"Astaga Ve, suaranya sangat menakutkan"

"Itu bukan suara si camar, itu suara Ben, sekertarisnya"

"Mamah akan membukanya"_____

"Selamat sore bu?" Sapa Ben ramah.

"Selamat sore"

"Kami datang menjemput nona Eve bu"

"Oh ya mari masuk"

"Tidak usah bu, saya akan menunggu di sini"

"Baik, saya akan memanggilnya"

Belum sempat Pelita menyuarakan panggilannya, Eve sudah lebih dulu keluar.

"Nah, ini Eve. Kau sudah di jemput nak"

"Mah, Eve pergi dulu ya, mamah selalu jaga kesehatan, jangan terlalu lelah"

"Iya nak"

Mereka berpelukan.

"Jaga kondisimu juga" Pelita mengusap punggung Eve lembut.

"Sampai ketemu lagi Ve" pungkas Oliv ketika ganti memeluknya untuk sesaat.

"Kita akan segera bertemu kembali"

Oliv mengangguk merespon kalimat Eve. "Hati-hati Ve"

"Iya, Pergi dulu ya"

Setelah di anggukan oleh Pelita dan Olive, Eve berbalik.

"Mari pak?"

Huufftt.... Kembali berperang melawan kesabaran.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yeni Mistuti

Yeni Mistuti

lnjut

2022-06-19

0

sryharty

sryharty

seneng kalo eve sama El lagi debat,,sebenarnya mereka udah ada rasa tapi belum menyadari semua,,

2022-06-18

0

Anne

Anne

😃😃😃😃😃

2022-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prologue (Awal permasalahan)
2 Pertemuan tak sengaja
3 Salah Tuduh
4 Panggilan Wawancara
5 Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6 Surat Perjanjian Kerja
7 Queen Lyzea Mahardani
8 Bukan anak kandung
9 Memasuki apartemen mewah
10 Tuan Kaisar
11 Rencana ke Indonesia
12 Pelecehan
13 Peraturan utang piutang
14 Debaran jantung
15 Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16 Tawaran memuakkan
17 Cemburu dan kesal
18 Jatuh Cinta??
19 Berencana balas dendam
20 Bertemu keluarga Panata & Star Company
21 Pria di balik koran
22 Hari ulang tahun
23 Cemburu tak kasat mata
24 Dimensia atau pikun
25 Anak siapa dia?
26 Dua malam sebelum pergi
27 Duduk satu seat
28 Welcome Indonesia
29 Senyuman yang mengusik pikirannya
30 Pertemuan kedua
31 IMC Hospital
32 Ikatan batin
33 Resusitasi jantung paru
34 Perasaan terikat
35 Naluri orang tua
36 Kesepakatan kerjasama
37 Opening Family Care
38 Panggilan pulang..
39 Rencana perjodohan
40 Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41 Flashback
42 Flashback dan tiket pesawat
43 Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44 Tanda lahir
45 Surat perjanjian pranikah
46 Pernikahan
47 Kerinduan
48 Malam Pertama yang mencekam.
49 Antara benci dan cinta
50 Comeback Indonesia
51 Ungkapan hati
52 Kedatangan Ester
53 Rahasia
54 Pisah ranjang
55 Pergi ke Family care
56 Kemarahan dan Emosi
57 Kemarahan Alvin
58 Fakta mengejutkan
59 Keluar dari rumah
60 Hamil
61 Rayuan maut
62 Amarah dan pertemuan
63 Sindrom Couvade
64 Probabbly Seratus Persen
65 Pelukan
66 Rencana ke Korea
67 Kehamilan simpatik???
68 Ancaman
69 Menolak
70 Kemarahan
71 Penangkapan Shella
72 Permintaan Rena
73 Berusaha merayunya.
74 Menjemput Pelita
75 Ektra part 1
76 Jangan ingatkan soal itu
77 Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78 Tidur bertiga
79 Di atas 15.000 ft
80 Keluar dari rumah sakit
81 Teriak Histeris
82 Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83 Pagi penuh cinta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prologue (Awal permasalahan)
2
Pertemuan tak sengaja
3
Salah Tuduh
4
Panggilan Wawancara
5
Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6
Surat Perjanjian Kerja
7
Queen Lyzea Mahardani
8
Bukan anak kandung
9
Memasuki apartemen mewah
10
Tuan Kaisar
11
Rencana ke Indonesia
12
Pelecehan
13
Peraturan utang piutang
14
Debaran jantung
15
Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16
Tawaran memuakkan
17
Cemburu dan kesal
18
Jatuh Cinta??
19
Berencana balas dendam
20
Bertemu keluarga Panata & Star Company
21
Pria di balik koran
22
Hari ulang tahun
23
Cemburu tak kasat mata
24
Dimensia atau pikun
25
Anak siapa dia?
26
Dua malam sebelum pergi
27
Duduk satu seat
28
Welcome Indonesia
29
Senyuman yang mengusik pikirannya
30
Pertemuan kedua
31
IMC Hospital
32
Ikatan batin
33
Resusitasi jantung paru
34
Perasaan terikat
35
Naluri orang tua
36
Kesepakatan kerjasama
37
Opening Family Care
38
Panggilan pulang..
39
Rencana perjodohan
40
Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41
Flashback
42
Flashback dan tiket pesawat
43
Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44
Tanda lahir
45
Surat perjanjian pranikah
46
Pernikahan
47
Kerinduan
48
Malam Pertama yang mencekam.
49
Antara benci dan cinta
50
Comeback Indonesia
51
Ungkapan hati
52
Kedatangan Ester
53
Rahasia
54
Pisah ranjang
55
Pergi ke Family care
56
Kemarahan dan Emosi
57
Kemarahan Alvin
58
Fakta mengejutkan
59
Keluar dari rumah
60
Hamil
61
Rayuan maut
62
Amarah dan pertemuan
63
Sindrom Couvade
64
Probabbly Seratus Persen
65
Pelukan
66
Rencana ke Korea
67
Kehamilan simpatik???
68
Ancaman
69
Menolak
70
Kemarahan
71
Penangkapan Shella
72
Permintaan Rena
73
Berusaha merayunya.
74
Menjemput Pelita
75
Ektra part 1
76
Jangan ingatkan soal itu
77
Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78
Tidur bertiga
79
Di atas 15.000 ft
80
Keluar dari rumah sakit
81
Teriak Histeris
82
Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83
Pagi penuh cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!