"Aku tunggu di ruang kerja" Kata Kellen membuat garis samar di kening Eve muncul. "Kita bicara di sana"
Pria itu langsung beranjak setelah sebelumnya meneguk sisa air dalam gelas.
Dengan pikiran di penuhi tanya, Eve menghabiskan sisa makanan yang tinggal beberapa sendok. Hingga pada suapan terakhir, ia berusaha menormalkan perasaan mempersiapkan diri serta kata-kata untuk menyanggah setiap kalimat yang keluar dari mulut bosnya.
Sebelum bangkit, ia meneguk air putih berharap bisa mendapat sedikit keberanian untuk menghadapi Kellen.
Mengetuk pintu, Eve memutar handle pintu setelah di persilakan. Tampak di sana pria yang sudah menampilkan gestur serius bahkan wajahnya tampak sangat menyeramkan, tapi semua itu tidak membuat Eve kehilangan nyali. Justru ia semakin ingin melawan dan bahkan melemparkan pukulan.
Dengan kedua tangan saling meremat, Eve berjalan menuju meja kerja. Ia menarik kursi setelah Kellen menyuruhnya duduk.
"Berapa banyak uang yang kau butuhkan?" tanya Kellen dengan sorot serius.
"Aku tidak butuh uang sepeserpun"
Kellen tersenyum miring, ia yang sebelumnya duduk dengan kedua siku tangan bertumpu pada meja dan jemari tangan saling menyatu, kini bergerak menyandarkan punggung pada sandaran kursi dan otomatis tanganya terurai.
"Kau lupa dengan mamahmu? dia kritis loh, butuh dana untuk transplantasi ginjalnya"
Hening, Eve menunduk. Sementara pandangan Kellen tak teralihkan.
Ketika Eve tak kunjung bersuara, ia menarik laci lalu mengambil cek.
"Tulis berapapun yang kau butuhkan" pria itu menyerahkan selembar cek kosong dan bolpoint di atasnya. "Atau, kau mau transfer sekarang juga bisa" Kali ini Kellen menggeser ponselnya di atas meja.
"Aku tidak mau jika harus menemanimu tidur di ranjangmu" lirih Eve.
"Kau pikir kau siapa? Aku hanya menjebakmu tadi"
Pandangan Eve yang tadinya tertunduk, kini terangkat untuk mencari netranya.
"Apa?" desis Kellen sambil memicingkan mata menatap wanita yang duduk bersebrangan dengannya "Aku tidak doyan dengan tubuhmu, kau sama sekali bukan tipeku"
Eve tersenyum sinis. "Itu karena tawaranmu ku tolak, jadi kau bilang seperti itu. Coba ku iyakan ajakanmu, sudah pasti kau_"
"Sudah pasti kau murahan" potong Kennan cepat. "Dan aku tidak suka wanita murahan"
"Apa? kau mengataiku wanita murahan?"
"Tidak"
"Ckkk,, jelas-jelas kau mengataiku murahan barusan, tidak mau mengaku" Eve berdecih.
"Orang pintar dan pemberani sepertimu, seharusnya bisa mendevinisikan ucapanku" katanya santai.
"Cepat tulis berapa yang kau mau sebelum aku berubah pikiran"
"Apa syaratnya?" tanya Eve memastikan. "Kau tidak akan membawaku ke ranjangmu kan?"
"Sudah ku katakan tubuhmu tidak menggairahkan"
"Kau menghinaku?"
"Haist, kau terlalu berbelit-belit"
"Apa syaratnya?" sekali lagi Eve bertanya.
"Kau tidak akan mendapat gajimu sampai hutangmu lunas"
What?? Syarat macam apa itu, dia pikir aku tak membutuhkan uang untuk keperluanku? dasar pria sialan, seenaknya sendiri.
"Memangnya aku tak membutuhkan uang untuk keperluanku?"
"Kau sudah tinggal bersamaku, semua kebutuhanmu sudah di sediakan di sini, kau butuh uang untuk apa lagi?"
Memangnya dia tidak tahu betapa banyaknya kebutuhan wanita. Benar-benar pria pencabut nyawa, aku bisa mati berdiri kalau begini.
"Hallo"
Eve menghela napas panjang.
"Okey kalau begitu, semua kebutuhan mamahmu akan ku tanggung, Ben yang akan mengurusnya termasuk biaya perawatan serta transplantasi ginjal. Dan kau, tidak akan mendapatkan gajimu sampai hutangmu lunas"
"Tidak bisa begitu El"
Sumpah dia wanita pertama yang menentangku, bahkan tak sungkan memanggilku tanpa tuan atau pak atau sir.
"Ini peraturanku, jika kau tidak bersedia tidak masalah bukan aku yang rugi"
"Ya tapi semua harus ada hitung-hitungannya dong"
"Nanti setiap bulan akan di rinci oleh Ben"
"Tapi aku butuh uang untuk keperluan pribadiku"
"Apa saja keperluan pribadimu? catat!"
"Tidak bisa, aku mau gajiku di potong setiap bulan untuk mencicil hutang-hutangku, sisakan sedikit untuk keperluanku jika aku libur kerja"
"Kau tidak akan libur kerja, kau akan tetap bersamaku, meskipun itu hari liburmu"
Eve ternganga dengan mata melebar sempurna.
"Apa kau pikir aku robot, tidak boleh libur meski hanya sehari?"
"Kau akan libur dan beristirahat, tapi hanya di rumah, dan jika keluar, harus denganku"
"Tapi tetap saja aku perlu uang, kebutuhan wanita itu sangat banyak, dan aku tidak mau berhutang budi padamu, aku tidak sudi menerima uang secara cuma-cuma darimu"
Unik, bagi Kellen Eve adalah wanita yang unik. Di saat para wanita akan senang jika di suguhkan kemewahan darinya, tapi tidak dengan Evelyn. Dia justru menolak pemberian Kellen padahal banyak wanita yang ingin mendekatinya hanya karena kekayaannya.
"Catat semua kebutuhanmu. Keputusanku sudah final"
Eve bergeming sambil lekat menatap pria yang menampilkan raut sombong di level paling tinggi.
"Cepat" bentak Kellen.
Ragu-ragu Eve meraih bolpoint yang memang sudah tersedia di atas meja.
Selagi Eve menuliskan kebutuhannya, tatapan Kellen tak beralih barang sejenak. Sepasang matanya terus tertuju pada tangan Eve yang belum menuliskan satupun kebutuhannya.
Dasar bos sialan, bos gila.
"Ini tuan kaisar"
Kellen menerimanya dengan mata terus menyoroti manik hitam milik Eve.
Sedetik kemudian, matanya beralih ke kertas yang baru saja ia terima dari sang asisten.
"Hahaha"
Pria itu tergelak begitu membaca isi yang tertulis di sana.
Apa yang dia tertawakan? oh my God, ternyata aku seatap dengan orang gila. Semoga aku tidak ikut gila sepertinya.
"Kau bilang kebutuhan wanita sangat banyak, kenapa hanya satu yang kau tulis?"
"Sudah ku bilang aku tidak mau apapun darimu" Balas Eve menyombongkan diri.
Hah, memangnya cuma kau yang bisa sombong. Dasar laknat, camar, cabul, sialan. Kau pikir aku tidak bisa hidup tanpa uang, aku bahkan bisa hidup tanpa makan selama dua hari.
Gadis tak tahu diri ini benar-benar menantangku. Its ok, sampai kapan kau bisa bertahan tanpa memegang uang.
"Ingat, setiap hari minggu kau hanya akan stay di apartemen, kalaupun keluar itu harus denganku"
"Kenapa begitu? terus kalau aku ingin menjenguk mamahku, apa aku harus mengajakmu?"
"Tentu" jawab Kellen tersenyum miring.
Fix, dia gila.
"Kalau aku ingin berkencan, kau juga ikut?" tanya Eve memicing.
"Of course" Santai, sangat santai jawaban dari pria yang kini tengah menyandarkan punggung dan tangan kanan menopang dagu.
Benar-benar bedebah.
Sorot mata Eve berkilat penuh benci. Tunggu saja aku pasti bisa membalasmu.
"Kau belum mandi kan?" tanya Kellen yang tahu-tahu sudah berdiri di belakang Eve dengan punggung sedikit merunduk.
"Bersihkan badanmu, setelah itu segera ke kamarku"
"U-untuk apa?" tanya Eve sedikit gugup
"Bantu aku manicure pedicure"
"Hahaha"
"Kenapa kau tertawa?" Kellen mengernyit. "Ada yang lucu"
Sembari menahan tawa, Eve menggelengkan kepala.
"Pergi sekarang juga! ku beri waktu lima belas menit dari sekarang"
"Mau tidak mau, setuju tidak setuju, aku akan ke kamarmu setelah tiga puluh menit"
"Tidak bisa"
"Pokoknya tiga puluh menit" Setelah mengatakan itu, Eve bangkit lalu melangkah pergi.
"Kau!!!" geram Kellen lengkap dengan kepalan tangan.
bersambuny
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Itin
ngakak Mulu ,😂😂😂
2022-12-01
0
Lyzara
next lagi kak
2022-06-18
0
Yeni Mistuti
lnjut
2022-06-18
0