Jawaban yang keluar dengan sangat indah

Setelah mendapat izin untuk memasuki ruang interview, Eve masih belum menyadari jika salah satu interviewer itu adalah Kellen, pria yang akan dia lenyapkan jika bertemu kembali.

Sementara Kellen sengaja menundukkan kepala.

"Namamu Evelyn Stevanie?" Tanya Ester tajam, setajam sorot matanya yang seakan menyelidik.

"Benar bu"

"Kenapa datang terlambat? bukankah seharusnya kau di sini sebelum pukul delapan?"

"Maaf bu, tadi a_"

"Tidak perlu kau jelaskan" Potong Ester. "Kali ini kami memberikan konpensasi untukmu"

Eve mengangguk paham. "Terimakasih"

Ck,,Dia sendiri yang tanya kenapa, giliran mau di jelaskan malah melarang. Ya Tuhan, dingin sekali wanita itu, bahkan ngalahin dinginnya Macau saat musim dingin.

"Baiklah, kita mulai wawancara ini. Pertanyaan pertama untuk peserta nomor nol nol empat"

Masih dengan tatapan tajam, Ester memindai tubuh Eve.

"Jika kau di terima di perusahaan kami, kemudian ada rekan kerja atau senior laki-laki yang melakukan pelecehan seksual terhadapmu, apa yang akan kau pilih demi kebaikan perusahaan? menutup mata dan diam saja, atau akan melaporkan kejadian tersebut?"

"Saya memilih untuk melaporkan kejadian itu. Pepatah bilang, Karena Nila setitik rusak susu sebelangga. Pelecehan seksual adalah tindakan kejahatan, jika kita membiarkan orang itu melakukan kejahatan di dalam perusahaan, maka akan menimbulkan rasa tidak percaya dalam tubuh perusahaan itu sendiri. Dan karena hal itu perusahaan tidak akan mendapat kepercayaan dari masyarakat meski kita melakukan suatu hal baik sekalipun"

Menurut Ben, jawaban Eve adalah yang terbaik dari pengalaman selama dia mewawancarai calon pekerja.

Kini giliran Ben yang bertanya.

"Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan. Pertanyaan saya, apa kelebihanmu?"

"Saya memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Dengan kemampuan ini, saya dapat menerima dan menyampaikan informasi dengan baik sehingga mengurangi terjadinya miskomunikasi. Karena komunikasi yang baik juga, koordinasi dengan anggota tim berjalan baik. Dalam pekerjaan ini memerlukan komunikasi yang baik kepada tim design, marketing strategy, dan tim pemasaran lainnya"

Kellen masih menunduk, ia sama sekali tak berani mengangkat kepalanya. Bukan berarti takut, ia sepertinya tengah berjingkrak kegirangan karena menemukan mainan baru.

Setelah menjawab pertanyaan Ben, sepasang mata Eve langsung bertemu pandang dengan Kellen tepat ketika pria itu mendongak.

Sempat bengong, Eve di buat terkejut dengan pandangan di depan mata.

Astaga, kenapa pria ca*bul itu duduk di sana?

Reflek Eve menelan ludahnya dengan setengah mati. Ia sama sekali tak menyangka jika pria yang duduk dengan angkuh itu adalah si pria yang membuatnya kesal berulang kali.

Dia pasti terkejut mendapatiku duduk di hadapannya saat ini. Haha dasar gurame, bisanya cuma marah-marah. Kellen.

Apa jangan-jangan dia pemimpin di sini? atau bahkan apakah pria itu Kellen Austin? penerus Panata Co.Ltd?

No, aku pasti sedang bermimpi.

Tidak mungkin si camar ada di sini.

"Halo"

Eve berjengit ketika suara bass dari mulut Kellen masuk ke dalam indera pendengaran.

"Apa kau sakit?" dia menegakkan duduknya sembari memainkan bolpoint di tangan, seolah meremehkan.

"T-tidak tuan"

Ya Tuhan, bagaimana bisa? kau memang sialan Eve, lebih sialan lagi saat kau mengatakan akan melenyapkannya. Bukan dia yang akan lenyap, tapi kau Eve.

"Kenapa kami harus menerimamu untuk bekerja di perusahaan ini?"

Pertanyaan Kellen dengan nada konstan membuat Eve tergagap. Konsentrasinya bahkan buyar hanya dengan menatap wajahnya.

Tatapan sinis dan senyum miring yang tersungging di bibirnya memantik Eve ingin sekali mencakar wajahnya.

Ckk,, bodoh kalau aku sampai melakukannya.

"Evelyn Stevanie!"

Mendengar nama lengkapnya di sebut, jantung Eve berdetak dengan sangat liar, seketika perasaannya mendadak was-was.

"Kau niat bekerja atau tidak?"

Tadinya si niat, tapi sekarang sudah tidak, karena jelas kau pasti tidak akan menerimaku.

"Evelyn!"

"I-ya pak"

"Apa kami harus menerimamu menjadi pegawai kami?" ulangnya geram. "Katakan juga alasannya"

Sebelum menjawab, Eve kembali menelan salivanya berharap mampu mengurangi rasa cemas yang terus bergelayut manja dalam dirinya.

"Saya melihat kemampuan manajemen waktu menjadi salah satu requirements posisi ini. Kemampuan manajemen waktu adalah salah satu kelebihan yang saya miliki. Selain itu, saya juga memiliki skill yang dibutuhkan untuk posisi ini. Saya akan memberikan yang terbaik jika diberi kesempatan bergabung di perusahaan ini.”

Oh my God, aku tak percaya bisa menjawab pertanyaannya dengan lancar dalam situasi mencekam seperti ini. Haha tapi itu bagus, setidaknya aku bisa menunjukan bahwa diriku sama sekali tidak takut dengan tatapannya itu.

"Wawancara untukmu selesai, kau bisa keluar dan menunggu di lobi" kata Kellen cuek tanpa melihat wajah Eve.

Loh, katanya setelah wawancara langsung tanda tangan kontrak kerja jika di terima, dan jika di tolak, mereka pasti akan menyuruhku pulang. Tapi kenapa si camar memintaku menunggu di loby? Duh, kenapa perasaanku jadi cemas begini?

Dengan membawa rasa putus asa dan takut tentunya, akhirnya Eve bangkit dari duduknya, lalu melangkah lesu keluar ruangan.

"Kak bukankah dia harus menunggu yang lain selesai wawancara, setelah itu kita rundingkan siapa di antara mereka yang akan kita terima?" Ester heran dengan keputusan sang kakak yang di ambil tanpa persetujuannya. Sementara Ben membenarkan ucapan Ester.

"Tidak perlu untuk dia"

"Tapi kak, ini lucu"

Tanpa memperdulikan sanggahan Ester, Kellen justru melanjutkan wawancara untuk peserta lain.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

konpensasi?
bukan dispensasi thor?

2025-03-19

0

UTIEE

UTIEE

Kellen sedang menjerat calon istri.. hahahahaha

2023-08-13

0

Asri

Asri

yg sabar eve, kita tunggu tanggal mainnya dr author untukmu yg bs menaklukkan hati kellen. hihihihi
lanjut kak 😁

2022-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue (Awal permasalahan)
2 Pertemuan tak sengaja
3 Salah Tuduh
4 Panggilan Wawancara
5 Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6 Surat Perjanjian Kerja
7 Queen Lyzea Mahardani
8 Bukan anak kandung
9 Memasuki apartemen mewah
10 Tuan Kaisar
11 Rencana ke Indonesia
12 Pelecehan
13 Peraturan utang piutang
14 Debaran jantung
15 Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16 Tawaran memuakkan
17 Cemburu dan kesal
18 Jatuh Cinta??
19 Berencana balas dendam
20 Bertemu keluarga Panata & Star Company
21 Pria di balik koran
22 Hari ulang tahun
23 Cemburu tak kasat mata
24 Dimensia atau pikun
25 Anak siapa dia?
26 Dua malam sebelum pergi
27 Duduk satu seat
28 Welcome Indonesia
29 Senyuman yang mengusik pikirannya
30 Pertemuan kedua
31 IMC Hospital
32 Ikatan batin
33 Resusitasi jantung paru
34 Perasaan terikat
35 Naluri orang tua
36 Kesepakatan kerjasama
37 Opening Family Care
38 Panggilan pulang..
39 Rencana perjodohan
40 Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41 Flashback
42 Flashback dan tiket pesawat
43 Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44 Tanda lahir
45 Surat perjanjian pranikah
46 Pernikahan
47 Kerinduan
48 Malam Pertama yang mencekam.
49 Antara benci dan cinta
50 Comeback Indonesia
51 Ungkapan hati
52 Kedatangan Ester
53 Rahasia
54 Pisah ranjang
55 Pergi ke Family care
56 Kemarahan dan Emosi
57 Kemarahan Alvin
58 Fakta mengejutkan
59 Keluar dari rumah
60 Hamil
61 Rayuan maut
62 Amarah dan pertemuan
63 Sindrom Couvade
64 Probabbly Seratus Persen
65 Pelukan
66 Rencana ke Korea
67 Kehamilan simpatik???
68 Ancaman
69 Menolak
70 Kemarahan
71 Penangkapan Shella
72 Permintaan Rena
73 Berusaha merayunya.
74 Menjemput Pelita
75 Ektra part 1
76 Jangan ingatkan soal itu
77 Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78 Tidur bertiga
79 Di atas 15.000 ft
80 Keluar dari rumah sakit
81 Teriak Histeris
82 Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83 Pagi penuh cinta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prologue (Awal permasalahan)
2
Pertemuan tak sengaja
3
Salah Tuduh
4
Panggilan Wawancara
5
Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6
Surat Perjanjian Kerja
7
Queen Lyzea Mahardani
8
Bukan anak kandung
9
Memasuki apartemen mewah
10
Tuan Kaisar
11
Rencana ke Indonesia
12
Pelecehan
13
Peraturan utang piutang
14
Debaran jantung
15
Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16
Tawaran memuakkan
17
Cemburu dan kesal
18
Jatuh Cinta??
19
Berencana balas dendam
20
Bertemu keluarga Panata & Star Company
21
Pria di balik koran
22
Hari ulang tahun
23
Cemburu tak kasat mata
24
Dimensia atau pikun
25
Anak siapa dia?
26
Dua malam sebelum pergi
27
Duduk satu seat
28
Welcome Indonesia
29
Senyuman yang mengusik pikirannya
30
Pertemuan kedua
31
IMC Hospital
32
Ikatan batin
33
Resusitasi jantung paru
34
Perasaan terikat
35
Naluri orang tua
36
Kesepakatan kerjasama
37
Opening Family Care
38
Panggilan pulang..
39
Rencana perjodohan
40
Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41
Flashback
42
Flashback dan tiket pesawat
43
Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44
Tanda lahir
45
Surat perjanjian pranikah
46
Pernikahan
47
Kerinduan
48
Malam Pertama yang mencekam.
49
Antara benci dan cinta
50
Comeback Indonesia
51
Ungkapan hati
52
Kedatangan Ester
53
Rahasia
54
Pisah ranjang
55
Pergi ke Family care
56
Kemarahan dan Emosi
57
Kemarahan Alvin
58
Fakta mengejutkan
59
Keluar dari rumah
60
Hamil
61
Rayuan maut
62
Amarah dan pertemuan
63
Sindrom Couvade
64
Probabbly Seratus Persen
65
Pelukan
66
Rencana ke Korea
67
Kehamilan simpatik???
68
Ancaman
69
Menolak
70
Kemarahan
71
Penangkapan Shella
72
Permintaan Rena
73
Berusaha merayunya.
74
Menjemput Pelita
75
Ektra part 1
76
Jangan ingatkan soal itu
77
Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78
Tidur bertiga
79
Di atas 15.000 ft
80
Keluar dari rumah sakit
81
Teriak Histeris
82
Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83
Pagi penuh cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!