"Kau butuh uang?"
Eve hanya bisa menelan saliva sesaat setelah mendengar pertanyaan bos tampannya.
"Tidak tuan"
"Kau pikir aku tidak mendengar pembicaraanmu di telfon?" Kellen memicing. Tatapannya miring seolah mengejek.
Evelyn, akan ku jebak kau, jika menerima tawaranku ini, itu artinya kau wanita murahan.
"Aku akan meminjamimu"
Eve mendongak, menatap wajah Kellen untuk mencari kesungguhan lewat pancaran matanya.
"Tapi ada syaratnya" Kellen semakin mendekat membuat jarak di antara mereka kian terkikis.
Kedua tangan Kellen menyentuh pundak Eve dengan sorot penuh intimidasi. Berkali-kali Eve berusaha menelan ludahnya yang agak sedikit tercekat.
Perlahan Kellen menuntun Eve untuk duduk sementara dia sendiri duduk di tepian meja.
Mereka diam saling menatap. Eve sedikit mendongak karena perbedaan level matanya yang lebih rendah.
"Syaratnya, kau harus mau satu ranjang denganku"
Mendengar kalimat Kellen, Eve reflek bangkit lalu berdiri di hadapannya. Dari bahasanya, jelas menggambarkan jika Kellen sudah merendahkan bahkan melecehkannya.
"Apa maksud tuan?" tanya Eve menahan diri agar tak meledak.
"Perlu di ulang?" Kellen bertanya balik.
Eve terkesiap, tak menyangka bahwa pria hebat dengan image baik bisa merendahkan karyawannya sendiri.
"Layani aku malam in_" Kalimatnya terhenti karena Eve tak lagi bisa menahan diri dan reflek menamparnya. Sepasang matanya berkilat menatap Kellen penuh benci.
"Berani kau menamparku?" Kellen memegang pipi bekas tamparan Eve lalu bangkit.
"Berani kau merendahkanku tuan muda?"
"Tapi kau menampar atasanmu"
"Itu karena kau melecehkanku tuan arogan" balas Eve. Sorot matanya kian tajam, setajam perkataanya yang langsung menghunus ke jantung Kellen.
"Saya masih menghargaimu Kellen Austin, dan maaf saya mengundurkan dari kantor anda"
Dengan pikiran yang masih berkecamuk, Eve meraih tasnya kasar, ia hendak pergi, namun langkahnya terhenti karena Kellen mencengkram pergelangan tangannya.
"Lepaskan!" pekik Eve dengan suara tertahan.
"Kau tidak bisa mengundurkan diri karena kontrak yang kau tanda tangani berlaku untuk dua tahun ke depan. Jika kau nekad, maka kau harus membayar royalti sebesar lima ratus ribu dolar"
Tak tahu harus melakukan apa, Eve seperti terjebak ke dalam permainan Kellen.
"Atau, jika kau tak mampu membayar royalti itu, maka kau harus masuk penjara"
"Aku tidak takut Kellen Austin, aku mengundurkan diri karena memiliki alasan kuat, kau melecehkanku"
"Apa kau punya bukti?"
Ah sial, ya aku tidak ada bukti.
"Dan cctv itu" tambah Kellen sarkas. "Mengatakan kau sudah menamparku, bukan namaku yang akan tercoreng, karena dalam cctv itu tidak merekam audio, dia menangkap gambar ketika kau menamparku"
Benar juga...
Menyerah, akhirnya Eve mengalah begitu saja.
"Tetap disini, atau kau dan mamahmu akan menderita"
Sebuah pilihan yang sulit untuk di tentukan.
"Aku akan meminjamimu uang itu, tapi kau harus tetap bekerja di sini, dan tanpa gaji sampai hutangmu lunas"
"Aku tidak bisa" sahut Eve cepat.
"Kenapa?"
"Kau pikir aku tak butuh makan, lantas mamahku mau di kasih makan apa?"
"Biar Ben yang pikirkan itu" Melepas cengkramannya
Kellen berbalik kemudian melangkah menuju ruangannya.
Membuka pintu, dan menahannya sebentar sebelum menutupnya kembali. "Soal tadi, aku minta maaf" katanya lalu menutup pintu.
Kau pikir aku takut denganmu tuan El? kau salah, kau pikir aku mau menerima ajakan mesummu? kau keliru.
***
Malam tepat pukul tujuh Ben sudah menjemput Kellen ke ruangannya, Ini adalah jam pulang kantor untuk mereka. Kellen, Ben serta Eve akan pergi dan pulang secara bersama-sama karena Ben akan selalu menjadi sopir untuk Kellen.
Setibanya di apartemen, Kellen dan Eve turun sementara Ben memarkirkan mobilnya.
Kellen berjalan satu langkah di depan Eve, tanpa peduli dengan kerepotan asistennya yang membawa tas kantor miliknya dan beberapa file.
Tak ada percakapan di antara mereka hingga lift berhenti di lantai lima belas.
"Langsung siapkan baju ganti untukku, setelah itu bikin makan malam. Aku ingin kau membuatnya sendiri tanpa bantuan Janet"
"Iya Kellen"
"Kau memanggilku tanpa embel-embel tuan? ckk tidak sopan"
"Apa perlu aku bersikap sopan terhadap bos cabul sepertimu?"
"Soal itu, aku minta maaf"
Mereka bergantian masuk. Dan Eve masuk terlebih dulu lalu di ikuti oleh Kellen yang langsung menutup pintu apartemen.
"Kau sudah melecehkanku, aku tidak bisa lupa itu"
"Kau memang keras kepala" desis Kellen lalu memasuki kamarnya.
Setelah meletakan tas dan beberapa file yang di bawanya dari kantor di ruang tengah, Eve langsung menyusul masuk ke kamar Kellen untuk menyiapkan baju ganti.
Kalau saja bukan karena terpaksa, aku pasti sudah berhenti dari pekerjaan ini.
Kalau saja aku ada bukti, pasti sudah ku laporkan ke polisi atas pelecehan seksual.
Tidak peduli meski kau adalah orang berkuasa di negri ini.
Selang sepuluh menit, Eve sudah menyiapkan segala keperluan Kellen.
Oke, baju ganti sudah siap, sekarang tinggal siapkan makan malam.
Eve keluar dari kamar Kellen lalu menuju dapur. Ia bahkan belum mengganti bajunya karena ingin segera menyelesaikan pekerjaan dan langsung pergi tidur.
Butuh hampir satu jam sampai makannan benar-benar siap dan tersaji, Eve bergegas memanggil sang bos untuk segera makan.
"El, makanan sudah siap" katanya datar.
El mengangkat satu alisnya heran sebelum kemudian beranjak dari kasur, lalu berjalan keluar kamar.
"Kau masih marah?" tanya Kellen ketika Eve hendak masuk ke dalam kamar.
"Menurutmu?"
"Kau sama sekali tidak takut dengan bosmu ini?"
"Untuk apa takut, bahkan aku siap jika harus kehilangan nyawaku saat ini juga"
Eve langsung menutup pintu kamar, namun dengan cepat Kellen mencegahnya.
"Keluar kita makan"
"Aku tidak lapar"
"Keluar kataku!" sentaknya dengan nada tinggi.
Melihat sorot mata Kellen yang berkilat merah, Eve pun menurut lalu melangkah menuju meja makan.
Menarik kursi, ia menyidukkan nasi untuk Kellen yang saat ini sudah duduk di kursi tempat biasa dia memimpin makan.
"Setelah makan kita bicara"
"Apa yang ingin kau bicarakan"
Hening, Kellen tak menjawab. Ia memilih menyuapkan nasi ke dalam mulutnya hingga di suapan terakhir.
"Ja, bereskan ini"
"Baik tuan"
"Dan kau Eve" Sorot mata Kellen tak teralihkan barang sejenak. "Ikut aku"
Pria itu bangkit kemudian melangkahkan kaki ke ruang kerja.
Apa yang ingin dia bicarakan?
Kenapa menjadi serumit ini si?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Lyzara
hahaa mantap
2022-06-18
0
Lyzara
good job ve, tampar terus
2022-06-18
0
mariyatni
fitokopiannya momy Nara 😍
2022-06-17
0