Cemburu dan kesal

Entah apa yang memantik kekesalan Eve, yang jelas ia melampiaskan kemarahannya pada deadline yang sedang ia garap.

Bahkan suara gemerisik keyboard terdengar begitu berisik karena ke sepuluh jarinya bergerak dengan sangat lincah.

Wajahnya kian memanas kala bayangan sang atasan yang tengah memangku seorang wanita berkelebat bebas dalam pikirannya. Ia tak habis pikir jika fungsi kantor selain untuk bekerja ternyata juga untuk berbuat mesum.

Dasar camar, seharusnya kunci pintu jika mau bercinta. Benar-benar tidak sopan, tak ada etika, bos gila, tidak waras, hidup pula. Dan parahnya, aku seatap dengannya. Andai saja bisa, aku pasti sudah mengarak kedua orang itu ke lapangan, menunjukkan pada semua orang bahwa mereka adalah pasangan mesum.

Pandangan Eve terus tertuju pada layar monitor dan sesekali melirik kertas di sampingnya, jarinya terus menekan huruf dan angka, pikirannya jatuh pada Kellen, sementara batinnya menggerutu.

Meskipun fikirannya kacau, namun ia tetap bisa fokus dalam bekerja. Bahkan di setiap ketikannya tak ada kata satupun yang salah atau typo.

Aarrgghhh... Desisnya frustasi, lalu menekan tombol spasi dengan kasar.

Apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana?

Eve mengalihkan pandangan pada pintu yang tertutup rapat.

Apakah mereka sudah melepaskan semua pakaiannya?

Atau apa mereka bahkan sudah menyatukan tubuhnya?

Eve bergidik geli, bulunya meremang, dan jantungnya kian ribut.

Rasanya, ingin sekali ia mendobrak pintu itu, memasukinya, kemudian mencekik keduanya hingga tewas.

Eve, Eve, apa urusannya denganmu, mereka pasangan sempurna, sama-sama berkuasa, sama-sama bejad, dan sama-sema mesum. Mereka tampak cocok satu sama lain.

Tiba-tiba pintu terbuka membuat Eve sontak kaget. Reflek ia berdiri dengan tangan saling bertaut. Kepalanya menunduk tapi ekor matanya melirik pria yang kini tengah menutup pintu dengan tangan kirinya.

Pasangan mesum itu, tampak keluar bersamaan dengan ekspresi wajah yang entah apa artinya.

"Ve, ini sudah waktunya makan siang, kau bisa istirahat dan pergi makan siang" kata Kellen berusaha melepas tangan Fio yang menggamit lengannya.

"Tuan sendiri?" tanya Eve tanpa sadar.

"Aku akan makan siang dengan Fiona, ada sesuatu yang ingin kami bicarakan"

"Baik tuan"

Tak ayal, Kellen mengajak Fiona makan di luar sebab tak ingin dia semakin bebas berbuat semena-mena terhadap dirinya. Dan setelah sedikit berkelit, akhirnya Kellen berhasil membawa Fiona keluar dari ruangnnya. Ia benar-benar merasa muak pada wanita yang pernah ia kagumi. Sebagian dari pikirannya merutuki dirinya sendiri yang begitu bodoh pernah tergila-gila pada Fiona, sebagian lagi mengingat dirinya yang pernah melamarnya dan nyaris ingin menikahinya. Menikahi wanita yang ternyata sangat murahan serta tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita.

Dari raut wajahnya, tersirat sebuah kepuasan.

Eve menggelengkan kepala. Sepasang bola matanya terus mengikuti langkah Kellen dan juga Fiona. Ia tak melepas pandangan sampai tubuh mereka hilang tertelan pintu lift.

Menjijikan sekali, bisa-bisanya mereka melakukannya di dalam ruang kantor tanpa mengunci pintu.

Setelah kalian puas berbagi peluh dan kenikmatan, kalian merasa kelaparan. Rendahan sekali kalian berdua, melakukan hubungan tanpa ikatan pernikahan.

Ckkk Memuakkan!!!

Eve kembali duduk dengan pikiran yang carut marut menahan sesak yang entah dari mana datangnya. Yang jelas nyerinya kian menjadi ketika teringat tangan Kellen yang mendarat di pinggang Fiona.

Apa yang ingin mereka bicarakan? bukankah Fiona sudah menikah? tapi kenapa wanita itu dengan sangat berani berbuat senonoh dengan si camar? Eve bergumam dalam hati. "Selain pasangan mesum, apakah mereka pasangan selingkuh?

Eve mengangkat kedua bahunya merasa geli.

Amit-amit, aku tidak akan pernah berharap bisa jatuh cinta pada si kurang ajar itu. jangan pernah jatuh cinta padanya Eve.

"Ve" panggilan dari seseorang yang sudah Eve hafal suaranya, membuatnya tersadar dari lamunan.

"Pak Ben"

"Masih banyak pekerjaan?" tanyanya dengan seulas senyum. Wajahnya sangat teduh sosoknya juga terlihat lebih dewasa dari Kellen.

"Iya pak?"

"Selesaikan nanti, kita pergi makan siang dulu!"

"Maaf pak, saya tidak lapar"

"Tapi harus makan Ve. Kau jangan khawatir, tuan Kellen sudah berpesan padaku untuk mengajakmu makan siang, tidak perlu menunggunya karena tuan sedang makan siang dengan nona Fiona"

"Pak Ben duluan saja, sebentar lagi saya akan makan"

"Tapi bukankah kau tak pegang uang Ve?"

"Saya akan makan di rumah nanti pak" jawabnya gugup.

"Ayolah Ve, saya akan mengajakmu makan jagung bakar. Kau sangat suka jagung kan?"

Pasti mamah yang sudah memberi tahu makannan kesukaanku padanya.

"Kau juga suka olahan udang kan? Ayo, saya akan membawamu makan jagung dan udang sepuasmu"

Dengan berat hati, Eve menerima ajakan Ben. Ia berharap kepergiannya dengan Ben untuk makan siang mampu mengusir wajah Kellen dan Fiona yang berebut masuk memenuhi isi kepalan dan mengganggu jaringan kerja dalam otaknya.

"Mari pak"

Ben serta Eve berjalan bersamaan menuju lift yang akan membawanya ke lantai bawah.

Di tengah-tengah langkahnya, Eve terus melamun lengkap dengan suara batin yang terus meracau.

Ada apa denganku? kenapa aku begitu tidak suka dengan mereka? kenapa aku sangat membenci situasi ini? ada apa dengan perasaanku? kenapa menentang hubungan mereka?

Eve berperang melawan perasaan yang dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan dan apa yang sudah mendorongnya menjadi cemburu buta seperti ini.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JGN2 UDH GK PERAWAN TU FIONA... ANAK ORG KAYA, KLAKUAN SPRTI PELACUR, BHKN LBH MURAH DARI PELACUR

2023-07-02

0

Lyzara

Lyzara

kok ga up kak...??

2022-06-21

0

Asri

Asri

jangan jatuh cinta duluan donk ve, apalagi nunjukin ke si camar, kalo kamu sdh cinta dia. bs besar kepala dia, ve. 😂😂😂

2022-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue (Awal permasalahan)
2 Pertemuan tak sengaja
3 Salah Tuduh
4 Panggilan Wawancara
5 Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6 Surat Perjanjian Kerja
7 Queen Lyzea Mahardani
8 Bukan anak kandung
9 Memasuki apartemen mewah
10 Tuan Kaisar
11 Rencana ke Indonesia
12 Pelecehan
13 Peraturan utang piutang
14 Debaran jantung
15 Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16 Tawaran memuakkan
17 Cemburu dan kesal
18 Jatuh Cinta??
19 Berencana balas dendam
20 Bertemu keluarga Panata & Star Company
21 Pria di balik koran
22 Hari ulang tahun
23 Cemburu tak kasat mata
24 Dimensia atau pikun
25 Anak siapa dia?
26 Dua malam sebelum pergi
27 Duduk satu seat
28 Welcome Indonesia
29 Senyuman yang mengusik pikirannya
30 Pertemuan kedua
31 IMC Hospital
32 Ikatan batin
33 Resusitasi jantung paru
34 Perasaan terikat
35 Naluri orang tua
36 Kesepakatan kerjasama
37 Opening Family Care
38 Panggilan pulang..
39 Rencana perjodohan
40 Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41 Flashback
42 Flashback dan tiket pesawat
43 Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44 Tanda lahir
45 Surat perjanjian pranikah
46 Pernikahan
47 Kerinduan
48 Malam Pertama yang mencekam.
49 Antara benci dan cinta
50 Comeback Indonesia
51 Ungkapan hati
52 Kedatangan Ester
53 Rahasia
54 Pisah ranjang
55 Pergi ke Family care
56 Kemarahan dan Emosi
57 Kemarahan Alvin
58 Fakta mengejutkan
59 Keluar dari rumah
60 Hamil
61 Rayuan maut
62 Amarah dan pertemuan
63 Sindrom Couvade
64 Probabbly Seratus Persen
65 Pelukan
66 Rencana ke Korea
67 Kehamilan simpatik???
68 Ancaman
69 Menolak
70 Kemarahan
71 Penangkapan Shella
72 Permintaan Rena
73 Berusaha merayunya.
74 Menjemput Pelita
75 Ektra part 1
76 Jangan ingatkan soal itu
77 Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78 Tidur bertiga
79 Di atas 15.000 ft
80 Keluar dari rumah sakit
81 Teriak Histeris
82 Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83 Pagi penuh cinta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prologue (Awal permasalahan)
2
Pertemuan tak sengaja
3
Salah Tuduh
4
Panggilan Wawancara
5
Jawaban yang keluar dengan sangat indah
6
Surat Perjanjian Kerja
7
Queen Lyzea Mahardani
8
Bukan anak kandung
9
Memasuki apartemen mewah
10
Tuan Kaisar
11
Rencana ke Indonesia
12
Pelecehan
13
Peraturan utang piutang
14
Debaran jantung
15
Kesembuhan Pelita dan bayi tiga bulan
16
Tawaran memuakkan
17
Cemburu dan kesal
18
Jatuh Cinta??
19
Berencana balas dendam
20
Bertemu keluarga Panata & Star Company
21
Pria di balik koran
22
Hari ulang tahun
23
Cemburu tak kasat mata
24
Dimensia atau pikun
25
Anak siapa dia?
26
Dua malam sebelum pergi
27
Duduk satu seat
28
Welcome Indonesia
29
Senyuman yang mengusik pikirannya
30
Pertemuan kedua
31
IMC Hospital
32
Ikatan batin
33
Resusitasi jantung paru
34
Perasaan terikat
35
Naluri orang tua
36
Kesepakatan kerjasama
37
Opening Family Care
38
Panggilan pulang..
39
Rencana perjodohan
40
Gumaman pemimpin dapur rumah sakit
41
Flashback
42
Flashback dan tiket pesawat
43
Menginterogasi dan tatapan intimidasi
44
Tanda lahir
45
Surat perjanjian pranikah
46
Pernikahan
47
Kerinduan
48
Malam Pertama yang mencekam.
49
Antara benci dan cinta
50
Comeback Indonesia
51
Ungkapan hati
52
Kedatangan Ester
53
Rahasia
54
Pisah ranjang
55
Pergi ke Family care
56
Kemarahan dan Emosi
57
Kemarahan Alvin
58
Fakta mengejutkan
59
Keluar dari rumah
60
Hamil
61
Rayuan maut
62
Amarah dan pertemuan
63
Sindrom Couvade
64
Probabbly Seratus Persen
65
Pelukan
66
Rencana ke Korea
67
Kehamilan simpatik???
68
Ancaman
69
Menolak
70
Kemarahan
71
Penangkapan Shella
72
Permintaan Rena
73
Berusaha merayunya.
74
Menjemput Pelita
75
Ektra part 1
76
Jangan ingatkan soal itu
77
Diam-diam menghanyutkan dan Impas balas budi.
78
Tidur bertiga
79
Di atas 15.000 ft
80
Keluar dari rumah sakit
81
Teriak Histeris
82
Ketukan sepatu dari pijakan kaki
83
Pagi penuh cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!