Coky menatap wajah Dirga yang ketakutan dan berkata "SELAMAT TINGGAL TUAN DIRGA, PERGILAH KE NERAKA!" Ia menekan bantal ke wajah Dirga, walau Dirga melawannya dengan semampu yang ia bisa, Namun tetap kalah kuat dengan Pria bertubuh kekar itu. Satu tangan Pria itu mengarahkan pistol ke bantal.
Dan....
"DOOR!!!!
"AAAAKKKHHHH!!!!
________
Dua jam sebelumnya, di kediaman Reno.
Vano yang berada di ruangan keluarga sedang menonton Tv dan mengobrol bersama Delena, Reno dan Devan tampak gelisah, beberapa kali netra nya menoleh pada jam yang mengantung didinding.
"Kenapa vana belum pulang ya Mom? ini sudah lewat dari jam sepuluh." tanya Vano khawatir
"Tadi jam 07.00 Mama telepon, Vana baru sampai rumah sakit PELITA, katanya ia akan mengambil tindakan operasi jantung pada dua orang pasien.
Vano hanya mengangguk sebagai respon.
"Van Kenapa wajahmu terlihat pucat dan tegang begitu, apa kau sakit?" tanya Delena melihat perubahan pada wajah anaknya.
"Entah lah Mom! tiba-tiba perasaan Vano tidak enak, kepikiran terus dengan Vana. Apa Vana sering pulang larut malam begini?
Delena menatap suaminya yang sejak tadi hanya diam. Delena mencubit pinggang Reno untuk membantu menjelaskan pada anak kembarnya.
"Ma'afkan Daddy, bukan Daddy tidak sayang pada adikmu. Setelah kejadian lima tahun lalu, rasa kecewanya begitu dalam pada sosok pria, ia habiskan hidupnya untuk belajar dan belajar. Di masa kuliah, Vana sibukkan diri di rumah sakit dan membentuk komunitas pelayan gratis bagi yang tidak mampu dan banyak lagi aktivitas lainnya. Ia tidak pernah lelah dan menyibukkan diri hingga larut malam."
"Apa Daddy dan Mommy tidak menegurnya?
"Tentu saja selalu menegur dan menasehatinya. Namun Vana selalu menunjukkan kegigihan dan mengatakan baik-baik saja. Berbagai cara Mommy dan Daddy memberikan saran, menurut Vana dengan cara ia bekerja dan banyak melakukan aktivitas, bisa melupakan rasa sakit hati dan trauma pada sosok Nathan."
"Siapa itu Nathan?' Vano menautkan kedua alisnya.
"Bukankah Mommy pernah cerita di telpon waktu itu? apa kamu lupa Van?
"Maybe..
"Aku penasaran pada Pria bernama Nathan, yang sudah berhasil membuat luka adikku bertahun-tahun! tangan Vano mengepal seakan merasakan luka dan sakit hati adiknya.
"Sebenarnya Mommy dan Daddy juga curiga sepertinya ada sesuatu rahasia yang sedang Vana sembunyikan, hingga menimbulkan luka yang begitu dalam?"
Vano menghela nafas dalam "Suatu saat akan Vano tanyakan pada Vana apa yang membuatnya berubah. Perasaan ku semakin tidak enak Mom! aku akan menyusul dan menjemput Vana ke rumah sakit!"
"Apakah anak kembar selalu seperti itu, bisa merasakan telepati? tanya Devan yang mulai ikut berbicara.
"Kau benar Dev! yang Om tahu seperti itu, anak kembar insting dan telepati nya sangat kuat. Kalau begitu susul lah adikmu bila kau tidak tenang." Reno ikut khawatir melihat anaknya gusar.
"Kalau begitu aku pergi dulu Dad! Mom!"
"Aku juga ikut Van! Devan mengekor setelah berpamitan pada Delena dan Reno.
***
Sementara di ruangan rawat inap Dirga.
Pistol masih menancap di pipi mulus Vana, melihat Pria bernama Coky mulai membidikkan pistolnya ke wajah Dirga yang tertutup bantal, secepat kilat tangan Vana menarik pistol pria itu dan menembakkan kearah Coky.
"DOOR!!!!
"AAAAKKKHHHH!!!!
Pria itu mengerang keras, pangkal tangannya tertembak dan mengeluarkan darah segar. Pria di samping Vana menarik pistol itu dan terjadilah aksi saling tarik-menarik. pistol itu berujung mengenai temannya sendiri, karena tangan Vana tepat mengarahkan pada Pria yang ingin membunuh Dirga.
"GOBLOK! KENAPA BISA KALAH SAMA SEORANG WANITA! LIHAT AKU TERTEMBAK! maki Rocy sambil mengerang kesakitan
"CEPAT KAU BUNUH PRIA ITU! SEBELUM TERLAMBAT! seru Pria di samping Vana sambil terus rebutan senjata api, pria di samping Vana berbadan besar sangat mudah bila ingin melumpuhkan Vana, Namun Vana bukankah wanita mudah menyerah dan gampang di taklukkan, Vana menyikut perut pria itu sekuat tenaga agar pistol itu terlepas, dan tepat, pistol itu terlempar ke bawah kolong ranjang Dirga. Coky yang masih berada di samping ranjang mulai mengarahkan pistolnya kearah kepala Dirga, dengan cepat Vana meloncat dan mendorong kuat ranjang Dirga hingga terdorong mentok ke dinding.
Tembakan tidak mengenai sasaran, dan Vana menendang tangan Coky, hingga pistol jatuh kelantai, saat pria satunya ingin mengambil pistol Coky dengan cepat Vana menendang pistol itu dan terlempar dekat pintu. Sebelum pria itu mengambil kembali Vana menghantam kan tendangan ke punggungnya.
"BRUKK! Pria itu tersungkur ke lantai, dengan membabi buta Vana memberikan hantaman ke seluruh tubuhnya.
Masih didalam ruangan, Coky berusaha mengambil pistol yang berada di sudut ranjang, sebelum senjata api itu dipungut Coky, Dirga tiba-tiba turun dari ranjang dan berusaha merebut pistol itu. Aksi rebutan pistol juga terjadi mereka saling pukul dan sama-sama lemah, sebab Coky tertembak di bagian tangan dan Dirga jantungnya yang sedang sakit, Namun, Dirga berusaha keras untuk melawan dan berhasil merebut pistol.
"DUGK!
Coky berhasil menendang dada Dirga hingga terdorong kebelakang, pistol yang sudah Dirga rebut berhasil terlepas dari tangannya. Coky berhasil meraih pistol itu dan menodongkan senjata api itu ke tubuh Dirga yang sudah tak berdaya di lantai sambil meremas dadanya yang terasa sakit.
"MATILAH LAH KAU! HIDUP MU SUDAH TAK BERGUNA!"
"DOORRRR!!!!!
"BRUKK!!
Dirga menutup matanya dan terlihat pasrah. Ia merasakan dingin di sekujur tubuhnya dan tidak merasakan detak jantungnya berhenti, bahkan tidak menemukan darah di sekujur tubuhnya. Dirga membuka matanya perlahan dan tercengang melihat Pria yang menodongkan pistol kearahnya tiba-tiba sudah berada dilantai bersimbah darah.
"Kau baik-baik saja Tuan Dirga? Vana berjalan mendekat dan berjongkok membantu Dirga untuk duduk karena kepayahan.
"Te-ri-ma ka-sih..." ucapnya dengan suara tertahan dan tercekat karena merasakan sakit di dadanya.
"Tuan harus secepatnya dioperasi."
Wajah pucat, tegang dan ketakutan terlihat jelas di wajah Dirga, Vana terlihat panik dan mengabaikan dua penjahat yang sudah ia lumpuhkan. Ternyata, sebelum Coky menembak Dirga, Vana lebih dulu mengeluarkan timah panas tepat di punggung Coky dan berhasil mengambil pistol di ujung pintu setelah melumpuhkan teman Coky, pria bertubuh besar yang tertutup masker.
Vana menyandarkan tubuh Dirga ke dinding dan melepaskan perawat yang terikat. lalu menyuruhnya panggil keamanan rumah sakit. Sedang perawat satunya masih pingsan dan belum sadarkan diri.
Darah dan bau anyir tercium didalam ruangan rawat inap Dirga Dengan terpaksa Vana menembak mati Coky, sementara teman satunya masih tengkurep tak berdaya dilantai. Beberapa menit kemudian, datang security dan perawat. Mereka tercengang melihat kondisi kamar yang berantakan.
"Cepat angkat mayat itu dan pria di depan pintu! perintah Vana pada security.
"Baik Nona!
"Dokter Vana...! apa yang terjadi? Dokter Fadly sudah berada didalam ruangan dan mendekati Vana.
"Aku tidak apa-apa, kau tidak perlu khawatir." Vana tersenyum walau keadaannya berantakan.
"Look? jas dan baju mu banyak noda darah!"
"Tidak usah pikirkan keadaan ku! kita harus selamatkan Tuan Dirga, lihat nafasnya mulai melemah seakan tidak bisa bernafas."
"Baiklah, kita harus ambil tindakan!" Dokter Fadly bersama para perawat mengangkat tubuh Dirga keatas banker dan mendorongnya untuk di bawa kerungan Operasi.
"VANA!!
Vana menoleh sumber suara itu.
"Kakak! Vana berjalan mendekat dan mereka saling berpelukan. Vana terlihat manja dan lemah hanya didepan Daddy dan kakak nya. Namun didepan orang ia sangat tegar dan kuat seperti tak terkalahkan.
"Apa yang sudah terjadi?" mengusap lembut kepala adik kembarnya.
"Ceritanya panjang kak!
"Ini Van, minumlah dulu." Devan memberikan botol berisi air mineral. Vana menerima dan meneguknya.
"Astaga ini sudah jadi mayat! Devan terkejut dan baru menyadarinya, ia menutup hidung karena bau anyir.
Tak lama petugas dan perawat mengangkat tubuh Coky keatas banker dan membawanya keruangan otopsi.
Vano melihat tubuh yang sudah tak bernyawa itu di bawa petugas medis "Dek! apa kau yang melakukannya?" tanya Vano seraya menatap wajah teduh yang terlihat lelah.
Vana mengangguk "Aku terpaksa kak! demi menyelamatkan tuan Dirga yang nyawanya sedang terancam."
Vano gelengkan kepala "Kakak takut terjadi apa-apa dengan mu. syukurlah kau selamat."
"Kakak tidak usah khawatir, Vana bisa jaga diri!"
"Tetap kau harus hati-hati. Kakak akan bantu bicara pada kepolisian dan kita harus mendatangkan Orang tua Dirga, apa mereka memiliki musuh hingga nyawa anaknya terancam."
Vana menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan, seketika perasaannya mulai lega. Semua di dalam ruangan sudah di bawa petugas medis.
"Ya sudah, ayo kita pulang, kau harus istirahat."
Vano merangkul pundak adiknya dan pergi meninggalkan ruangan itu bersama Devan yang mengekor dari belakang.
🔥🔥🔥
@Jangan lupa terus dukung karya Bunda dengan cara: Like, Vote/gift, Rate bintang 5 dan sertakan komentar kalian 😍😘
Follow IG Bunda 😍 @bunda. eny_76
@Bersmbung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yus Warkop
makin penasaran , makin gereget karyamu emang luar biasa thor 👍👍👍👍
oh iya mau tanya kelanjutan davina dan suaminya gimba thor dimna itu ceritanya
2024-05-12
0
Ade Fadjar
alhamdulillah semakin seru aja nih ceritanya
2023-08-02
0
LENY
MAAF THOR VANA DOKTER UMUM APA SPESIALIS JANTUNG? TAPI KATANTA BARU S1 BERARTI MSH DOMTER UMUM YA TAPI MENANGANI PASIEN JANTUNG SPERTI VANA DOKTER SPESIALIS JANTUNG YA MAAF KL SY SALAH.🙏🙏
2023-06-25
0