Kembalinya Sang Macan Asia
Assalamualaikum....
"Hay.. Akhirnya kita berjumpa lagi dalam serial "KEMBALINYA SANG MACAN ASIA" Mengisahkan perjalanan anak-anak dari Kelurga besar Mahesa. Alhamdulillah Bunda sudah menyelesaikan beberapa novel. Dan ini adalah Novel Bunda yang ke delapan. Kisah halu ini hanyalah pikiran dan hayalan Bunda semata. Dari kisah ini bisa kita ambil yang baiknya dan buang yang buruknya. Semoga cerita ini dapat disukai semua pembaca dan mendulang sukses dari Novel sebelumnya. Aamiin...
Tidak lupa Bunda mengucapkan banyak terima kasih pada readers yang masih setia membaca karya Bunda. Semoga kita tetap menjadi saudara di dunia maya. Besar harapan bunda semoga redear semua di beri kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan kesuksesan. Aamiin 🤲
@Episode Pertama
Deru suara nafas saling beradu, tampak di dalam kamar sepasang Pria dan wanita sedang memadu kasih dan bergelut diatas ranjang. Suara desah*n mereka bagai nyanyian yang mendayu-dayu. Sepasang bola mata bening membulat sempurna dan membekap mulutnya tak percaya. Hatinya begitu hancur melihat penghianatan kekasihnya. ia menelan salivanya berulangkali dengan tubuh gemetar, kedua tangannya mengepal kuat diiringi jantung yang berdebar tak karuan. Keringat jagung keluar dari pori-pori kulitnya. Hampir saja ia pingsan di tempat, bila teringat dirinya sedang berada di sebuah apartemen milik sahabatnya, Nessa.
Sebelum dirinya semakin hancur dan darahnya semakin mendidih. Gadis itu pergi dan berlari meninggalkan apartemen terkutuk itu. Sungguh ia tak menyangka atas penghianatan Darren kekasihnya yang sudah dua tahun ia pacari.
"Dasar wanita j4l4ng! bisanya kau rebut kekasih ku, dan kau Darren harus membayar semua penghianatan mu!" kau berselingkuh dengan sahabat ku sendiri!" rutuknya seraya melintasi jalanan raya yang sepi.
"Hey cantik! apa kau butuh tumpangan?" tiba-tiba sebuah mobil sports berhenti disampingnya, menyembul kepala seorang pria dari jendela mobil.
Gadis itu hanya diam tanpa menghiraukan godaan dari pria-pria itu, hatinya sedang panas dan hampir meledak.
"Ikutlah dengan kami! salah satu dari Pria itu turun dari mobil dan menghadang gadis cantik itu.
"Pergi kalian!!" teriaknya dengan nafas tersengal dan tatapan dingin.
"Sombong sekali gadis ini! kau akan menyesal bila menolak kami, semua wanita bangga naik mobil mahal ini!"
"Cih! jangankan hanya mobil sports seperti ini, bahkan showroom mobilnya pun Daddy ku sanggup beli!" Cetus gadis cantik itu dengan body proposional. Ia tak peduli tatapan kesal dari lawan bicaranya.
"Wah! wah! wah!" Hey.. kau ini hanyalah gadis biasa yang numpang hidup di Negara ku, baiknya jangan macam-macam pada kami!" teriak pria itu, dan turun dari dalam mobil.
"Minggir kalian, aku mau lewat!" bentaknya, hari ini ia sedang tidak baik. Hembusan angin malam menerpa kulit dan wajah cantiknya. Kota LA sangat dingin bila menjelang malam, dan berbicara pun kepulan kabut keluar dari bibir mereka.
"Kalau kami tidak mau minggir bagaimana?" Pria itu tersenyum sinis
"Aku bilang minggir! ya minggir..!" teriak gadis remaja itu seperti tidak takut dengan tiga pria di depannya.
Satu Pria menangkap tangannya kuat. "Lepaskan! tanpa di sangka gadis yang sedang frustasi itu mengigit lengan pria itu, setelah terlepas ia berlari untuk menghindar.
"Aagrrh! pekik Pria itu seraya memegangi tangannya yang terluka bekas gigitan.
"Cepat kejar, kita buat perhitungan dengan gadis sialan itu!" seru pria berbaju hitam dan berlari mengejar gadis itu.
"Kena kau!" pekik pria berbaju biru.
"LEPASKAN BRENGSEK! gadis itu menendang tulang kering salah satu Pria itu. Namun, ia masih bisa memegang kuat tangannya. Dua Pria itu menarik kasar gadis remaja berbalut kemeja kotak-kotak dan celana jeans hitam.
"Kau harus membayar semua ini, Ayo ikut kami!" menarik kasar gadis remaja itu. Disaat bersamaan, mereka dikejutkan dengan sebuah kendaraan roda dua dan berhenti tepat didepan mereka.
"Siapa kau berhenti di depan kami! jalanan masih luas bro!"
Pria yang masih duduk manis di atas motor membuka helmnya dan menatap tajam kearah tiga pria itu.
"Jodie?" pekik gadis itu, sepertinya ia mengenal Pria tampan dengan fostur tubuh tinggi berbalut jaket kulit hitam.
"Zara? kau sedang apa di sini? tanyanya polos seakan sedang tidak terjadi apa-apa.
Gadis bernama Zara itu membulatkan matanya sebagai respon. Ia bingung pada sikap pria itu yang berpura-pura tidak tahu.
"Ayo kita pulang, ini sudah malam!" pria itu turun dari motor dan berniat ingin mengambil tangan Calista dari jeratan dua orang pria itu.
"Hey, bro.. bro.. jangan seenaknya mau bawa gadis ini, dia sudah jadi milik kami."
"Ap-apa..? kalian pikir aku barang!" spontan gadis bernama Zara itu menginjak kuat kaki salah satu dari Pria itu, seketika pria berbaju hitam terpekik kesakitan dan melepas tangan Zara. Kini kesempatan Jodie memukuli kepala mereka dengan helm di tangannya.
BRUKK!
BRUKK!
"Aaagrrh!! Teriak mereka bersamaan.
Dengan cepat Jodie menarik tangan Zara dan membawanya keatas motor. "Pegangan yang kuat!" seru Jodie. Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, menjauhi mereka yang mulai mengejarnya dari belakang. Motor Jodie dengan mudah bisa menyalip dan menghilang dari pandangan tiga orang pria dalam mobil sports itu.
Motor menepi di sebuah alun-alun kota LA. Dari kejauhan nampak gedung-gedung pencakar langit dan bangunan apartemen menjulang tinggi berdiri dengan kokoh. Mereka berdua duduk di sebuah taman dekat hamparan bukit. Hawa dingin menembus kulit Zara. Jodie yang paham membuka jaket kulitnya dan menyematkan ke punggung Zara.
"Untuk apa kau memberi jaket padaku? bukankah kau juga kedinginan?"
"Aku sudah terbiasa dengan hawa dingin di negaraku. Sedangkan kau, belum tentu bisa beradaptasi."
"Hey! aku sudah dua tahun tinggal di LA. Setiap liburan akhir tahun, aku bersama keluarga ku pasti berlibur disini. Daddy dan Mommy ku memiliki mansion disini, tapi aku tidak mau tinggal disana."
"Why? kau bisa tempati mansion itu, dan tidak perlu tinggal di apartemen yang menurut ku sangat mahal sewanya.
"Jarak dari tempat kuliah ke mansion memakan waktu setengah jam dan aku tidak betah disana, terlalu besar buatku walau banyak asisten rumah tangga disana. Aku akan meminta Daddy untuk membelikan Apartemen."
Ck! Orang kaya bebas..." Jodie gelengkan kepala.
"Lalu Kenapa tadi kau berkeliaran di luar. lihatlah ini sudah jam sepuluh malam. Apa kau tidak takut jalan sendiri di tempat tadi. ingat Zara, kau seorang gadis. Di kota ini sangat rentan pemerkosaan."
Zara tertunduk sedih, satu tangannya mengusap tetesan airmata yang mulai berjatuhan. Jodie duduk di samping gadis itu dan memberikan tissue.
"Don't cry, is there anything that makes you sad?" Jangan menangis, apa ada yang membuat mu bersedih?"
Tiba-tiba zara tergelak, seakan menutupi lukanya dengan tertawa. "Tidak ada, sudah lupakan!"
"Sudah tahu sedang menangis, tapi Sok kuat! seloroh Jodie.
"Apa Darren menyakiti mu?"
Calista mendesah kasar "Untuk apa mengingatkan PRIA SIALAN ITU!!
"Kau tidak usah khawatir, Aku akan menghajarnya!"
"Untuk apa? itu bukan urusan mu. Tangan ku sendiri yang akan menghancurkan si penghianat itu!" Zara mengepalkan tangannya.
"Darren masih berhubungan dengan Nessa!
Zara menghempaskan nafas berat. "Dua orang itu akan mendapatkan balasan dari ku!
"Aku akan membantumu!
Zara beranjak dari duduknya dengan kedua tangan bersedekap seraya menatap pemandangan bukit didepannya "Kau pikir aku selemah itu? STUPID! berhenti mengaggap ku gadis lemah."
Drett.. drett.. drett...
Getaran ponsel dari dalam saku celana Zara, ia merogoh dan terkejut melihat nama si penelpon dari layar ponsel.
"Siapa...?
"Daddy..."
"Kenapa tidak kau angkat?"
"Aku sedang diluar, pasti Daddy marah."
"Bilang saja kau sedang makan malam bersama teman-teman mu."
"Jangan kau abay kan, siapa tahu itu penting?
"Hallo Dad..."
"Zara how are you today?
"Im fine Dad!
"Dua hari lagi Daddy dan Mommy akan berkunjung ke LA."
"Dua hari lagi, Dad?
"Daddy akan urus apartemen yang kau minta."
"Aldo dan Aldi akan ikut kah? Zara sangat merindukan mereka berdua."
"Tidak, hanya Daddy dan Mommy, kedua adikmu masih sibuk sekolah. Ya sudah Daddy sedang di kantor, jaga dirimu baik-baik."
"Okay Dad! salam sayang buat Mommy, Aldo dan Aldi."
Telepon berakhir...
"Pasti Daddy mu sangat tampan dan gagah." imbuh Jodie sok tahu
"Kau benar? kau tahu berapa usia Daddy ku sekarang?"
"Berusia 50 tahun kah?"
"No! tapi 59 tahun."
"Ohya..." Jodie sedikit terkejut.
"Tapi... Daddy ku awet muda." hahahaha...
"Temui aku dengan Daddy mu."
"Untuk Apa..?"
"Melamar mu..."
"What!!!
"BUGH! Zara meninju lengan Jodie.
"Wow pukulan mu, sakit juga!"
"Jangan berani ingin melamar ku! usiaku baru saja 20 tahun."
"Okeh aku akan menunggu mu." Jodie tergelak.
Zara memutar bola matanya malas.
"Ini sudah malam ayo aku antar pulang." Jodie menstarter motornya. Zara duduk diatas jok motor. Jodie mulai melajukan kendaraan roda duanya bersama hembusan angin malam menerpa kulit kedua sahabat itu.
💜
💜
💜
@Apakah kalian masih ingat? siapa gadis bernama Zara ini?"
@Jangan lupa terus dukung karya Bunda dengan cara: Like, Vote/gift, Rate bintang 5 dan sertakan komentar kalian 😍😘
@BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Yus Warkop
eh anaknya siska ya sama tomy
2024-05-12
0
Yus Warkop
anaknya fran dan fany kalo gak salah
2024-05-12
0
andryani
Zara anak Tommy dan Siska kan bun
2023-07-26
1