Keharmonisan suami istri

Terdengar suara isak tangisan dari gadis cantik berbulu mata lentik itu.

"Van, kamu istirahat dan buat obat dulu. Biar Vira kakak yang jagain."

"Ya sudah aku keluar dulu. Tolong kak perhatikan makan dan minumannya."

"Iya Dek..."

Vana menghembuskan nafas lega dan meninggalkan kamar Savira.

"Vira, ayo buka matanya dulu." bujuk Vano yang terduduk di pinggir ranjang. "Minum dulu ya.. kalau Vira nggak mau minum, nggak mau makan, pasti Mama dan Papa Vira sedih." Vano juga tidak bisa menyalahkan sikap Savira Yang seperti ini, Sebab kedua orang tuanya juga bersalah, walau niat mereka tulus dan demi kebaikan Savira. Namun membiarkan masalah kematian kedua orangtua Savira sampai berlarut-larut, hingga menimbulkan masalah di kemudian hari. Seperti sekarang, Savira begitu syok dan terpukul setelah mendengar

"Hiks.. hiks... tangisan Savira semakin dalam. Vano mengusap lembut pucuk kepala Savira. "Minum dulu ya, biar kakak bantu dudukan."

Dengan perlahan Vano mengangkat punggung belakang Savira dan menyodorkan gelas berisi air teh manis hangat "Ayo di minum, sedikit-sedikit ajah nggak apa-apa, yang penting tenggorokan Vira nggak kering."

Akhirnya Savira membuka matanya perlahan dan melirik pada Vano.

"Diminum hmm.." menatap netra coklat itu dan tersenyum lembut. Savira meneguk sedikit demi sedikit hingga habis setengah gelas. Vano membaringkan kembali penuh hati-hati.

"Vir.. jngan banyak pikiran dulu ya.. kakak sedih lihat adik kak Vano sakit.

"Dimana kuburan Mama dan Papa..." hiks.. airmata Vira berjatuhan ke bantal. Vano menarik nafas dalam, ia merasa iba dan tak tega melihat seorang anak merindukan kedua orang tuanya, bahkan kuburannya pun belum pernah ia lihat. Vano ikut meneteskan air mata melihat gadis malang yang sudah menjadi yatim-piatu. ia mengusap tetesan air itu, satu tangannya mengusap lembut pucuk kepala adik angkatnya.

"Kalau Vira mau, besok kakak antar ke kuburan Mama dan Papa Vira bersama Mommy."

Savira terdiam, hanya terdengar helaan nafas panjang bersamaan isak tangisnya yang semakin dalam dan menyayat. Vano terus berusaha menenangkan gadis cantik yang sedang berbaring

"Tok! tok,! tok!

"Masuk!

Suara pintu dibuka dan masuklah Bik Surti membawa bubur yang baru ia buat. "Ini buburnya di makan dulu ya Non, bibik campur bayam dan wortel biar banyak vitaminnya."

"Biar saya saja yang suapin bii..." pinta Vano, mengambil mangkuk berisi bubur dari tangan bik Surti. setelah itu bik Surti keluar dari kamar.

"Ayo dimakan dulu baru minum obat, kalau Panasnya sudah turun besok kakak antarkan ke kuburan, Oke..."

Vano kembali membangunkan tubuh Savira dan mendudukkannya dengan penuh kelembutan. Vano menyendok bubur dan meniup-niupnya, lalu menyodorkan kedepan mulut Savira.

"Aa...."

."Ayo donk buka mulutnya, biar nggak sakit magh!" karena Vano terus membujuk penuh kelembutan, seperti dulu saat kembarannya Vana sakit dan nggak mau makan. Vano lah yang terus membujuknya sampai mau makan, sekarang iapun perlakuan Savira sama sudah seperti adik kandungnya. Akhirnya Savira mau membuka mulutnya. Vano tersenyum lega sambil masukkan bubur kedalam mulut adiknya.

"Sudah kak, perut ku mual." Savira menolak suapan dari Vano.

"Tanggung tinggal sedikit lagi, ini masih separuhnya belum di habiskan."

"Beneran kak aku mual." Savira menampilkan wajah menghiba.

"Ya sudah, ini minum dulu." Vano mengambil gelas berisi air putih hangat dan meneguk kan ke bibir tipis Safira.

"Ceklek!

"Kak! Vira sudah makan?" Vana masuk kedalam kamar dan memberikan beberapa obat buat Savira.

"Vir minum obatnya dulu ya.." Vana duduk di tepi ranjang dan memberikan beberapa butir obat untuk di minum.

"Hey adik cantik tidak boleh melamun. Ayo di minum, biar demamnya turun."

Pada akhirnya Savira meminum empat obat yang Vana berikan.

"Dek, kakak keluar dulu sebentar. Dari tadi nggak lihat Devan."

"Iya kak!

"Kakak keluar dulu ya Vir.. setelah minum obat, istirahat biar demamnya turun."

Savira hanya mengangguk.

***

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Vano dan Devan sedang mengobrol di depan teras mansion. Masuk sebuah sedan dan berhenti di halaman luas.

Brakk! suara pintu mobil ditutup setelah pria paruh baya yang masih memiliki kharisma berjalan kearah mansion.

"Daddy...."

"Vano..? akhirnya anak Daddy pulang juga." seru Reno seraya melebarkan kedua tangannya. Mereka saling berpelukan. Dua pria berbeda usia itu saling melepas rindu. Sama-sama memiliki wajah tampan, tubuh atletis, tinggi tegap. Bila mereka berdua bersanding, Orang tidak akan menyangka kalau mereka adalah fadher dan son. Mereka berdua layak di sebut kakak dan adik.

"Oiya Ded, aku pulang bersama Devan."

"Hey Dev! sapa Reno ramah.

"Malam Om! Devan mendekat dan bersalaman.

"Wah! kalian sudah tumbuh semakin dewasa. selamat atas kelulusan kalian berdua." Reno menepuk pundak Vano dan Devan sebagai kebanggaan. "Oke kalau begitu Daddy masuk dulu."

"Daddy bukankah kata Mommy, sedang berada di Singapur?"

"Daddy baru saja leading dan pulang lebih awal dari perkiraan."

"Ohhh oke Dad!

Reno melangkah masuk kedalam ruangan, Namun keadaan di dalam terlihat sepi. Ia memutuskan masuk kedalam lift dan berakhir di lantai dua menuju kamarnya.

CEKLEK!!

"Sayang..." Reno mengedarkan pandangannya, Namun tidak ada sosok istrinya di dalam kamar. "Kemana Delena pergi? ia membuang nafas kasar seraya melepaskan kemeja kotak-kotak dan jeans yang melekat di tubuhnya. Reno mengambil handuk dan membelitkan di pinggangnya yang tersisa boxser. Ia berjalan ke balkon, Namun tidak ada sosok wanita yang sudah menemaninya selama 23 tahun lebih.

Reno memutuskan untuk mandi, karena gerah setelah pulang dari Singapur.

"Ceklek!

Reno melihat sosok wanita yang sejak tadi ia cari berada di dalam kamar mandi, sedang berdiri di depan cermin dengan wajah tertunduk.

"Sayang.. Kenapa kau diam disini?"

Seketika Delena mengangkat wajahnya dan terkejut melihat suaminya sudah berdiri di belakangnya. ia membalikkan tubuhnya.

"Mas sudah pulang? loh katanya lusa baru pulang?"

Reno tersenyum dan menarik pinggang istrinya "Mas pulang lebih awal dari yang di jadwalkan, rasanya nggak bisa jauh darimu." mencium kening istrinya mesra. "Hey? kenapa wajahmu sembab? kau habis menangis?" tanya Reno, menarik dagunya dan mencium lembut bibir istrinya yang sudah menjadi candu.

"Why honey..? menatap netra istrinya

Delena membuang nafas berat, lalu tersenyum "Nanti saja kita bicarakan, Mas pasti lelah, mandilah dulu nanti aku siapkan makan."

Saat dilema ingin beranjak Pergi, Reno menarik tangannya "kau harus tetap disini bersamaku, mandikan aku baby."

Delena tersenyum lembut, tidak ada penolakan untuknya bila suaminya sudah meminta, begitu lah cara Delena memanjakan Reno, walau usia mereka berdua sudah tidak muda lagi, Namun mereka tetap mesra.

Delena menggosok punggung suaminya di dalam bahtub, berikutnya Reno gantian membalurkan sabun cair ketubuh istrinya yang putih mulus bercahaya. Padahal Delena sudah menolak kalau ia sudah mandi, ia hanya ingin bantu suaminya gosokan punggungnya. Namun seorang Reno tidak akan bisa di tolak bila keinginannya tidak terpenuhi.

"Honey, Mas sangat merindukanmu."

"Baru dua hari sudah bilang rindu.."

"Apa kau tidak kangen sama Mas, hmm.."

Delena tersipu malu-malu ditatap penuh cinta oleh suaminya. Reno mengangkat tubuh istrinya diatas pangkuan. Tangan Delena mengalungkan di leher suaminya. Nafas Reno keluar hawa hangat di depan wajah Delena. Tangan Reno menyentuh tengkuk istrinya dan mencium bibir Delena yang sudah menjadi candu. Didalam bathtub mereka melakukan permainan hangat penuh cinta dan gairah.

Satu jam bercumbu, mereka keluar dari kamar mandi dan memakai kimono.

"Mas apa Ingin makan?

"Tidak sayang, buatkan saja Mas kopi."

Delena turun kebawah untuk membuatkan kopi, lima menit kemudian ia kembali kedalam kamar dan menaruh kopi diatas nakas. Delena naik keatas ranjang dan membenamkan wajahnya ke dada bidang suaminya.

"Tadi kau bilang ingin cerita, bicaralah..."

Delena mendesah panjang "Mas, tadi Savira nekad loncat ke danau."

"Apa? Savira loncat ke danau? bagaimana bisa? Reno dibuat terkejut oleh cerita istrinya.

"Tadi saat kepulangan Vano, Mom dan vono ngobrol di ruangan keluarga, dan Vano menanyakan apa Savira belum tahu kematian kedua orang tuanya? Mommy bilang belum. Dan saran Vano secepatnya Mommy harus berterus-terang pada Savira karena dia sudah dewasa. Mommy setuju, tanpa Mommy sangka Savira mendengar obrolan kami berdua, bersamaan jatuhnya gelas yang ia bawa."

Delena terus menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi. Reno mendengarkan dengan serius seraya mengusap kasar wajahnya berkali-kali.

"Ya, memang kita bersalah sudah menutupi kematian kedua orang tua Savira. walaupun awalnya demi kebaikannya, Namun akhirnya menjadi bumerang. Ya sudah sebagai orang tua angkat kita harus terus beri kepercayaan pada Savira, apapun yang kita lakukan karena kita sayang padanya."

"Mommy hanya takut Savira membenci kita Mas, karena sudah menutupi selama empat tahun."

"Lalu bagaimana kondisi Safira sekarang?

"Vano dan Vana yang telah mengurus Safira."

"Syukurlah mereka sangat menyayangi Adik angkatnya. walau bukan dilahirkan dari rahim yang sama,Namun mereka sudah menganggap Safira adik mereka berdua."

"Mommy bangga pada mereka berdua, memiliki jiwa ulas asih dan penyayang."

Reno tersenyum "Sama baiknya seperti Mommy nya. Sampai Mas saja tidak bisa jauh darimu."

"Mas, aku bahagia. Sekarang Vano semakin dekat dengan Savira. Harapan ku semoga Vano menerima perjodohan dengan Savira. Agar niatku dan Alissa terwujud."

Reno mengusap lembut kepala istrinya "Sayang.. kalau menurut Mas, jangan memaksa Vano untuk berjodoh dengan Savira. Biarkan cinta itu mengalir apa adanya. Vano dan Savira sudah dewasa, biarkan mereka menentukan jalan hidupnya sendiri. Jodoh tak akan kemana, bila Vano dan Savira memang berjodoh, pasti mereka akan bersatu, walau tanpa campur tangan dari kita." ucap Reno bijak.

Delena menarik nafas dalam-dalam dan mengangguk setuju.

"Ya sudah sekarang kita tidur, ini sudah malam."

"Mas kopinya."

Reno menyeruput kopi hitam yang sudah hangat, lalu memeluknya istrinya dan tertidur pulas.

💜💜💜

@Jangan lupa terus dukung karya Bunda dengan cara: Like, Vote/gift, Rate bintang 5 dan sertakan komentar kalian 😍😘

Follow IG Bunda 😍 @bunda. eny_76

@Bersmbung....

Terpopuler

Comments

Meigha

Meigha

kalau aku sih sukax jodoh vano sama zara aja yaaaaaa😄😄

2023-03-09

1

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Senang nya mrk meski sdh 1/2 abat ttap romantis , indah nya...😍

2023-02-07

1

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Father Thor

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Kekesalan Seorang Gadis
2 Rencana Zara
3 Membalas Sakit Hati
4 Dia Wanita Ku
5 Ungkapan Perasaan Vano
6 Kedatangan Ular
7 Perdebatan Zara & Nessa
8 Kelulusan Vano dan Devan
9 Pulang Ke Jakarta
10 Terkuak Rahasia Delena
11 Kenekatan Savira
12 Kedatangan Dokter Vana
13 Keharmonisan suami istri
14 Ketulusan Kakak Angkat
15 Rencana Zevana
16 Pemberontakan
17 Melumpuhkan
18 Tindakan Operasi
19 Kepemakaman
20 Mulai Merindukan
21 Pengorbanan Bella
22 Pengusiran Zara
23 Sepasang kekasih
24 Pertemuan Dua Saudara
25 Masa lalu Nathan
26 Ungkapan Perasaan Dirga
27 Perasaan Saudara kembar
28 Kedatangan Seseorang
29 Pertolongan
30 Kepergian Vano & Devan
31 Karma Nessa
32 Menuai Karma
33 Kena Jebakan
34 Selalu Berada Dekat mu.
35 Mencari Bukti
36 Rahasia Davina
37 Merindukanmu
38 Rahasia Harta Karun
39 Tembak-Menembak
40 Perdebatan Ayah dan Anak
41 Hidup atau Mati
42 Kedatangan CEO Muda
43 Keputusan Tegas
44 Wanita penggoda
45 Perasaan Yang Hilang
46 Pemecatan Dua Karyawan
47 Ke Pemakaman
48 Pencarian Savira
49 Bucket Bunga Misterius.
50 Kembali Lagi
51 Sebuah Permainan
52 Ternyata Masih Mencintai
53 Pria Tak Terduga
54 Aksi anak macan Asia
55 Kelulusan Savira
56 Kedatangan Bella
57 Sikap Dingin Savira
58 Kedatangan Sekertaris Vano
59 Tugas Seorang Sekertaris
60 Perhatian Devan
61 Perasaan Devan
62 Pertemuan Yang Tak Terduga
63 Makan Bersama
64 Mendapat Ancaman
65 Ledakan Laboratorium
66 Sebuah Strategi
67 Pelacakan Bom
68 Penjinak BOM
69 Telepati dari sang Daddy
70 Identitas Ninja Bayangan
71 Luka Hati
72 Pertemuan
73 Andaikan Kau Tahu
74 Ancaman
75 Pertolongan
76 Perdebatan
77 Membawa Savira pulang
78 Kemarahan Delena
79 Selisih Paham Dua pria
80 Pertemuan Tak Terduga
81 Sebuah Rencana
82 Minta Pertolongan
83 Minta Pertolongan
84 Pencarian
85 Mencari Bukti
86 Pertengkaran
87 Kepulangan Reno
88 Teka-teki Peta
89 Gara-gara Zidane
90 Salah Tangkap
91 Kepergok Delena
92 Amarah Reno
93 Father and Son
94 Kecurigaan Vano
95 Mencari Informasi
96 Mulai ada titik terang
97 Pertemuan Yang tak sengaja
98 Melihat tanda Lahir
99 Sebuah peringatan
100 Kena Batunya
101 Kehilangan Zidan
102 Pencarian Zidane
103 Pencarian Zidane (epst 2)
104 Dalang penculikan Zidane
105 Pencarian Vano
106 keluarga Reno terancam
107 Perkelahian dan ketegangan
108 Ketakutan Savira
109 Kecemasan Dev
110 Perkelahian
111 Kekalahan si kembar
112 Kedatangan pria misterius
113 Pertolongan sang Daddy
114 Keadaan Darurat
115 Pengorbanan Reno
116 Kepanikan Vano
117 Teringat Masa lalu
118 Teringat Masa lalu (2)
119 Guncangan Savira
120 Kedatangan pria misterius
121 Kembalinya Nathan
122 Ketegangan antar dua Pria
123 Keterkejutan Delena
124 Sebuah kejutan
125 Ketakutan Vano
126 Sebuah Harapan
127 Firasat Buruk
128 Reno Beraksi
129 Kabar Baik
130 Pergerakan Reno
131 Wanita Tangguh
132 Pergerakan Reno ( episode 2)
133 Jebakan Maut
134 Meminta Syarat
135 Terlepas dari Jeratan
136 Kelicikan Sabrina
137 Mendatangi Genk kalajengking
138 Kehadiran Kekasih
139 Terbangun dari tidur
140 Melawan Genk kalajengking ( episode 1)
141 Mencari siasat
142 Siapa Ketua kalajengking (TAMAT)
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Kekesalan Seorang Gadis
2
Rencana Zara
3
Membalas Sakit Hati
4
Dia Wanita Ku
5
Ungkapan Perasaan Vano
6
Kedatangan Ular
7
Perdebatan Zara & Nessa
8
Kelulusan Vano dan Devan
9
Pulang Ke Jakarta
10
Terkuak Rahasia Delena
11
Kenekatan Savira
12
Kedatangan Dokter Vana
13
Keharmonisan suami istri
14
Ketulusan Kakak Angkat
15
Rencana Zevana
16
Pemberontakan
17
Melumpuhkan
18
Tindakan Operasi
19
Kepemakaman
20
Mulai Merindukan
21
Pengorbanan Bella
22
Pengusiran Zara
23
Sepasang kekasih
24
Pertemuan Dua Saudara
25
Masa lalu Nathan
26
Ungkapan Perasaan Dirga
27
Perasaan Saudara kembar
28
Kedatangan Seseorang
29
Pertolongan
30
Kepergian Vano & Devan
31
Karma Nessa
32
Menuai Karma
33
Kena Jebakan
34
Selalu Berada Dekat mu.
35
Mencari Bukti
36
Rahasia Davina
37
Merindukanmu
38
Rahasia Harta Karun
39
Tembak-Menembak
40
Perdebatan Ayah dan Anak
41
Hidup atau Mati
42
Kedatangan CEO Muda
43
Keputusan Tegas
44
Wanita penggoda
45
Perasaan Yang Hilang
46
Pemecatan Dua Karyawan
47
Ke Pemakaman
48
Pencarian Savira
49
Bucket Bunga Misterius.
50
Kembali Lagi
51
Sebuah Permainan
52
Ternyata Masih Mencintai
53
Pria Tak Terduga
54
Aksi anak macan Asia
55
Kelulusan Savira
56
Kedatangan Bella
57
Sikap Dingin Savira
58
Kedatangan Sekertaris Vano
59
Tugas Seorang Sekertaris
60
Perhatian Devan
61
Perasaan Devan
62
Pertemuan Yang Tak Terduga
63
Makan Bersama
64
Mendapat Ancaman
65
Ledakan Laboratorium
66
Sebuah Strategi
67
Pelacakan Bom
68
Penjinak BOM
69
Telepati dari sang Daddy
70
Identitas Ninja Bayangan
71
Luka Hati
72
Pertemuan
73
Andaikan Kau Tahu
74
Ancaman
75
Pertolongan
76
Perdebatan
77
Membawa Savira pulang
78
Kemarahan Delena
79
Selisih Paham Dua pria
80
Pertemuan Tak Terduga
81
Sebuah Rencana
82
Minta Pertolongan
83
Minta Pertolongan
84
Pencarian
85
Mencari Bukti
86
Pertengkaran
87
Kepulangan Reno
88
Teka-teki Peta
89
Gara-gara Zidane
90
Salah Tangkap
91
Kepergok Delena
92
Amarah Reno
93
Father and Son
94
Kecurigaan Vano
95
Mencari Informasi
96
Mulai ada titik terang
97
Pertemuan Yang tak sengaja
98
Melihat tanda Lahir
99
Sebuah peringatan
100
Kena Batunya
101
Kehilangan Zidan
102
Pencarian Zidane
103
Pencarian Zidane (epst 2)
104
Dalang penculikan Zidane
105
Pencarian Vano
106
keluarga Reno terancam
107
Perkelahian dan ketegangan
108
Ketakutan Savira
109
Kecemasan Dev
110
Perkelahian
111
Kekalahan si kembar
112
Kedatangan pria misterius
113
Pertolongan sang Daddy
114
Keadaan Darurat
115
Pengorbanan Reno
116
Kepanikan Vano
117
Teringat Masa lalu
118
Teringat Masa lalu (2)
119
Guncangan Savira
120
Kedatangan pria misterius
121
Kembalinya Nathan
122
Ketegangan antar dua Pria
123
Keterkejutan Delena
124
Sebuah kejutan
125
Ketakutan Vano
126
Sebuah Harapan
127
Firasat Buruk
128
Reno Beraksi
129
Kabar Baik
130
Pergerakan Reno
131
Wanita Tangguh
132
Pergerakan Reno ( episode 2)
133
Jebakan Maut
134
Meminta Syarat
135
Terlepas dari Jeratan
136
Kelicikan Sabrina
137
Mendatangi Genk kalajengking
138
Kehadiran Kekasih
139
Terbangun dari tidur
140
Melawan Genk kalajengking ( episode 1)
141
Mencari siasat
142
Siapa Ketua kalajengking (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!