Ini sudah malam ayo aku antar pulang." Jodie menstarter motornya. Zara duduk diatas jok motor. Jodie mulai melajukan kendaraan roda duanya bersama hembusan angin malam menerpa kulit kedua sahabat itu.
Motor berhenti tepat di depan lobby apartemen mewah di bilangan New York. Zara turun dari motor.
"Besok kita kuliah bareng, aku akan menjemputmu."
Zara menaikkan satu alisnya "Hmm..."
"Kenapa..?"
"Baiklah, kau masih memiliki tongkat pemukul bola kasti bukan?
"Iya! untuk apa?"
"Tentu saja untuk di mainkan, bawa besok okey!
Jodie sedikit curiga pada sikap gadis cantik di depannya "Apakah Zara Ingin memukul Darren? Ahh... semoga saya pemikiran ku salah! bathin berkata lirih.
"Okey, aku akan bawakan."
"Thanks Jo, aku masuk dulu."
Setelah Zara berjalan kearah pintu lift, Jodie malajukan motornya.
Zara membuka pintu apartemen dengan menggunakan card id tanggal lahirnya, tidak semua bisa masuk kedalam apartemen pribadinya kecuali orang tertentu.
Berendam di dalam bahtub dengan air hangat, lalu menuangkan aroma buah-buahan dalam air, bertujuan untuk menghilangkan rasa lelah bercampur kesal yang baru saja zara alami. Fasilitas mewah yang diberikan kedua orang tuanya, tidak membuat gadis cantik itu manja, justru ia sangat mandiri dan berani dalam hal apapun. Zara.. sosok gadis remaja yang dingin dan terkenal jutek di kampusnya. Ia gadis pendiam dan tidak mudah akrab dengan siapapun, kecuali orang yang bisa membuatnya nyaman. Gadis pemilih ini memiliki karakter yang kuat dan dominan. Darren pria tampan bermata coklat dan berAlis tebal, adalah idola campus tempat Zara menimba ilmu. Pria itu adalah kakak kelas dua tingkat diatas Zara. Awal pertemuan dengan Zara saat Darren di daulat menjadi salah satu panitia ospek untuk anak baru. Dari sanalah awal benih-benih cinta bertaburan. Zara yang memiliki prinsip, pada dasarnya menolak kehadiran Darren dalam hidupnya, Namun Darren Pria yang tak mengenal putus asa, ia terus meyakinkan Zara dan membuat komitmen, pada akhirnya Zara menerima kehadiran Darren. Namun siapa sangka Darren berkhianat dengan sahabatnya sendiri, Nessa! wanita berasal dari negara yang sama dan mendapatkan pendidikan serta apartemen gratis dari Tommy ayahnya.
Selesai beraktivitas dalam bahtub, Zara berdiri atas balkon dan melihat pemandangan indah dari Penthouse. Malam yang tenang ditemani rembulan malam dan memancarkan cahayanya ditempat Zara berdiri, gadis berbalut kimono itu mendesah kasar, ia masih belum bisa melupakan penghianatan dua orang terdekat dalam hidupnya. Gambaran tubuh polos itu terlihat jelas matanya, suara desah4n dan erangan terdengar menyakitkan sampai ke hulu hati.
"Huft! kita lihat saja besok apa yang akan terjadi dengan dua pengkhianat itu! rasanya tak sabar menunggu hari esok." seringai licik terlihat menakutkan di wajah cantik Zara.
Zara mengambil sebuah gawai dan mencari nomor kontak Pria yang sudah menjadikan nya candu.
Lama menunggu akhirnya telepon di terhubung.
"Hiii baby.." sapa suara pria bariton di ujung telpon.
"Kau belum tidur Darren?
"Sebentar lagi, aku masih mengerjakan tugas dari dosen killer."
"Tapi... kenapa nafas mu seperti kelelahan, kau habis ngapain?" tanya Zara spontan. Ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu. Zara harus bisa menahan amarah dalam hatinya yang sudah tercabik-cabik. Agar tujuannya bisa tercapai.
"Oiya, barusan aku habis... Eeh.. Olahraga." ucapnya mencari alasan.
"Sialan kau Darren Pasti kau habis olah raga ranjang! batin Zara mencabik.
"Malam-malam begini olahraga? ini sudah jam setengah satu, kau itu semakin aneh tau nggak siih!
"Sudah lah sweety.. hal seperti itu jangan di perbesar, lebih baik kau istirahat, ini sudah malam."
"Kau tidak ingin terganggu dengan ku bukan? kau...!" hati Zara mulai panas dan hampir saja meledak.
"Bukan begitu sayang...
"I know you don't have to be complicated, good night!" Zara mematikan sambungan telepon sepihak, ia tak ingin tersulut emosi dan menggalkan rencananya.
"Kita lihat saja apa yang akan terjadi besok, Darren!
Esoknya....
Seperti janji Jodie, ia datang ke apartemen Zara untuk berangkat bersama ke kampus. Zara sudah menunggu di depan lobby.
"Mana tongkat pemukul kasti."
"Ini! Jodie memberikan tongkat itu yang terbuat dari kayu Pinus, berbentuk bulat dan panjang.
"Good! cameon kita berangkat! Zara naik keatas motor Jodie, dengan tak sabar ia sudah merencanakan semuanya dalam otaknya.
Setelah sampai kampus mereka berdua masuk kedalam ruangan dan mengikuti pelajaran selama dua jam. Bel berbunyi tanda jam istirahat untuk seluruh mahasiswa.
~Di kantin~
"Jo! pesankan aku coffe coklat! tunjuk Zara pada Jodie yang sedang mengantri minuman. Jodie mengangkat jempolnya.
"Zara!
Zara sudah tahu siapa yang memanggil namanya, ia tidak bergeming dan tak peduli kedatangan wanita itu.
"Kamu kemana saja? telpon ku tidak kamu angkat, pesan ku tidak kau buka? why..." gadis itu hempaskan bokongnya di kursi.
Zara memutar bola mata malas, melihat ular betina di depannya. "Sorry aku silent!"
"Za! besok ada pertandingan basket antar kampus, kau tahu? Darren terpilih untuk ikut ajang pertandingan." ucap Nessa riang.
"Ohya...? kau yang bukan kekasihnya Kenapa bisa lebih tahu dari aku?!" menatap tajam netra hitam didepannya. Seketika senyuman Nessa memudar.
"A-ku tahu dari anak-anak kampus kok! emangnya apa yang kau pikirkan, Za?
Zara menarik nafas dalam-dalam, hatinya kembali berdenyut nyeri, teringat tadi malam sahabatnya bergumul dengan kekasihnya. Hal yang belum pernah Zara lakukan selama menjalin hubungan dengan Darren.
"Ini pesanan mu! Jodie datang membawa dua cangkir coklat panas.
"Hey jo! sapa Nessa.
"Kenapa wajahmu seperti lelah, apa kau habis begadang? sindir Jodie
"Ahh masa...? semalam aku tidur tepat waktu." ucap Nessa santai seraya menyedot es Boba di tangannya
"Siapa tahu saja semalam ada cowok yang mengajak mu begadang." celetuk Jodie langsung pada intinya.
"Uhuk! uhuk! uhuk!
Tiba-tiba Nessa terbatuk-batuk.
"Tidurlah lebih awal, agar wajahmu tidak pucat seperti mayat! never take what is not yours! (jangan pernah merebut yang bukan milikmu!) tegas Zara dengan tatapan tajam.
"Ap-apa maksud mu Za?' wajah Nessa berubah pias dan pucat.
Zara tergelak "Kau jangan takut begitu Nes! tenang saja, aku yakin kau bukan wanita penggoda apalagi mau merebut Darren dariku, bukan?"
"Te-ntu saja tidak! imbuhnya dengan suara bergetar.
Zara menyeruput habis coffe coklat dalam cangkir itu. "Tak! menaruh cangkir di tatakan. "Sebentar lagi masuk kelas, aku pergi dulu!"
"Sayang...." tiba-tiba Darren sudah berdiri di belakang Zara dan mencium keningnya lembut. Tentu saja Zara terkejut, dulu ia sangat suka bila Darren mencium tangan dan keningnya. Namun setelah melihat kejadian semalam, ia seakan jijik dan muak pada kekasihnya.
Zara menoleh kearah Nessa, terlihat wajah gadis itu cemberut karena kesal "Baiklah aku akan bersandiwara sedikit untuk memberi peringatan pada kalian! batin Zara mencabik.
"Sayang... kau terlihat tampan hari ini." puji Zara, mengalungkan kedua tangannya ke leher Darren.
"Dari dulu aku memang tampan honey, banyak gadis-gadis yang tergila-gila padaku?" kekeh Darren.
"Termasuk Nessa kah!" menatap sinis gadis yang sedang membuang wajahnya.
Glek! Darren menelan salivanya.
"Why? kau terlihat tegang sayang..? bukankah kau bilang semua gadis tergila-gila pada ketampanan mu. Tidak salah bukan bila sahabat ku Nessa tergila-gila juga padamu."
"Iy-a tentu saja, hehehe..." Darren mencoba menutupi kegugupannya.
"Sayang, temuin aku nanti di belakang kampus, ada hal yang ingin aku bicarakan.' imbuhnya lembut.
"Tidak bisa hari ini, aku ada latihan basket."
"Okey tidak apa-apa baby." Zara menepuk pipi Darren lembut dan berlalu bersama Jodie meninggalkan Darren dan Nessa.
Bel berbunyi nyaring. waktu belajar mengajar telah usai. Zara dan Jodie bersiap untuk pulang.
"Jo! antarkan aku ke tempat latihan Darren. Sudah saatnya aku buat pelajaran dengannya."
"Kau yakin? disana banyak teman-teman Darren yang sedang latihan basket. Dan ingat, disini bukan Negara mu?"
"Kau tidak usah khawatir? walau ini bukan Negera ku, tapi yang aku akan bermain aman."
Jodie gelengkan kepala tak percaya "Kau jangan nekad Za! aku tidak ingin kau kenapa-napa! Jodie menghempaskan nafas kasar, melihat gadis keras kepala didepannya.
"Aku sudah hubungi bodyguard yang bekerja pada Om Reno, mereka ditugaskan untuk menjagaku, Om Reno memiliki perusahaan kapal pesiar di negara ini!" Zara berupaya meyakinkan sahabatnya seraya memakai sepasang sarung tangan putih. ia tersenyum puas.
"Ayo kita jalan! menepuk pundak Jodie. kuda besi Jodie melaju dengan cepat meninggalkan kampus.
"Jangan pernah bermain-main dengan Zara Aprillia Mahesa!! seringai licik tersungging di wajah cantik Zara.
Apa yang akan terjadi besok.....?
💥
💥
💥
@Sabar ya All, satu-persatu kita keluarin dulu peran anaknya Tommy, nanti gantian lanjut Vana, Vano, Devan, Bella, Savira, callista, dan Chika Mereka akan hadir dan meramaikan kisah Sang Macan Asia. Nanti kisah ini ada benang merahnya semua, saling berkaitan.
Susunan kelurga Mahesa
💜Reno ~ Delena
~Zevano Hendra. M
~Zevana Alea. M
~Zidan Abraham. M
💜 Tommy~ Siska
~Zara Aprillia. M
~Aldo. M
~Aldi. M
💜Frans~ Fanny
~Calista Anastasya. M
💜 Robert~Davina
~Chika Ananda Roberto.
@Yuk terus dukung karya Bunda, jangan lupa untuk follow IG @bunda.eny_76
@Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Sri Endaryati
Kayae nama zidan gnti y thor,,,, kok q jdi lupa "ingat 🤭🤭
2022-12-07
0
Arisha Putri
hampir aja lupa siapa Zara, maturnuwun sampun di elinganken🤭🤭🤭
2022-10-02
1
Ay
usir aja dari apartnya biar jadi gelandangan ☺️☺️
2022-09-24
1