POV Pelakor: Akulah Sang Pelakor
Seorang gadis muda sedang berjalan di bawah rintikan air hujan, sesekali kakinya terayun untuk menendang udara.
Lily Sasmita gadis berusia 23th. Gadis yang sejak pagi hingga petang menawarkan lembaran kertas ijazah dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun hingga berbulan-bulan kegiatan terulang itu belum juga membuatnya mendapatkan pekerjaan. Tak satupun dari mereka yang mau menerima gadis sepertinya untuk bekerja. Jangankan di terima di sebuah perkantoran, warung pinggir jalan saja tidak satupun menerimanya.
" Huffhhhh....," Helaan napas lelah terus menemani langkahnya untuk kembali di gubuk deritanya
Tidak seperti kemarin Lily yang beruntung masih bisa sarapan roti dua ribuan, sepanjang hari ini hanya segelas air putih yang gadis itu gunakan untuk menahan rasa laparnya.
Tes
Tes
Tes
Hujan yang semakin deras membuat Lily mau tak mau menghentikan langkahnya, matanya mulai buram karena terpaan air hujan yang semakin deras
Sebuah rumah terbuat dari bambu di ujung jalan menjadi tujuan nya untuk berteduh
" Kamu tenang saja sayang, aku akan segera mengabulkan permintaan mu asal kau mau menjadi istri rahasia ku"
" Tapi aku ingin dibelikan apartemen!"
" Tentu apapun akan ku berikan, maka jadilah istri rahasiaku, kau mau?"
Kaki Lily yang hampir menempel pada lantai bangunan pinggir jalan itu seketika mundur. Gadis itu tersenyum mencibir ' Sejak kapan hidup semudah itu? hanya dengan menjadi istri rahasia keterpurukan menjadi kesempurnaan' Ayolah!! Bahkan untuk mencari uang yang besarnya sepuluh ribu saja bagi Lily sangat sulit.
Sebenarnya Lily memang memiliki ciri fisik yang sedikit berbeda. Gadis itu memiliki warna kulit yang berwarna putih pucat seperti seorang vampir, bibirnya merah muda, mata yang tidak segelap mata orang Asia pada umumnya, di tambah seluruh bulu yang ada di tubuhnya berwarna pudar.
Akan tetapi hasil pemeriksaan mengatakan dia normal dan tidak samasekali mengidap Albinisme atau albino, dan dia juga benar-benar anak dari sepasang suami istri yang sejak dulu di rundung kemiskinan. Tidak hanya sejak kecil bahkan sampai tiada mereka tetap mewariskan kemiskinan pada keturunannya yaitu 'Lily.
Karena omongan sepasang pria dan wanita yang terasa lucu di telinganya, Lily sampai mengabaikan tubuhnya yang semakin basah kuyup karena terpaan air hujan. Gadis itu melangkah lebih cepat untuk segera kembali ke rumahnya
Setibanya di gubuk deritanya. Lily langsung Menganti pakaian nya yang basah dan segera menegak air putih sebanyak yang dia mampu untuk meredam rasa laparnya. Setelah itu dia memutuskan untuk beristirahat.
Lily yang membaringkan tubuhnya tidak juga bisa segera terlelap, obrolan dua orang tadi terus terngiang di telinganya.
Tiba-tiba hatinya menjadi perih, mengingat kehidupannya yang terus terlunta-lunta, entah sampai kapan dia terus bisa hidup jika sepeserpun uang tak ia miliki
Dimana dia akan terus bernaung jika bahkan gubuk Reok yang dia tempati akan segera di gusur pemerintah
Lily membayangkan hidupnya yang tiba-tiba serba tercukupi dengan dirinya menjadi istri simpanan, ternyata pemikiran itu mampu membuat tubuhnya menggigil seperti kedinginan
Dimana dia bisa menjadi istri simpanan?, siapa gerangan yang Sudi menjadikan gadis dekil sepertinya sebagai istri? bahkan hingga usianya 23th dia hanya mampu bercermin dari genangan air sisa hujan.
Tidak seperti gadis pada umumnya yang akan menangis meratapi nasibnya, Lily tidak seperti itu. Meskipun sering dia memikirkan hidupnya yang moton di setiap malam namun pada hari berikutnya dia tetap berangkat untuk melamar pekerjaan dari satu tempat ketempat lainnya tanpa lelah
Baju dekilnya juga menjadi tolak ukur orang untuk menilai dirinya, Namun Lily tidak pernah patah semangat untuk sekedar mencari keberuntungan.
Kadang dia mengais rosok di tempat sampah untuk di tukarnya sebungkus nasi atau bahkan se bungkus mie instan, hidup di dalam kemiskinan memang sangat menyakitkan dan Lily sudah terbiasa
Nyatanya Lily benar-benar tidak bisa terlelap, gadis itu masih membuka matanya hingga subuh dan tidak berniat untuk tidur, dia bergegas bangun, dia ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya untuk berkeluh kesah, rasa laparnya terlupakan karena tekad yang kuat.
Lily akan pergi ke pasar untuk mencari rosok atau barang bekas dan ditukar nya makanan nanti, tidak masalah asal dia masih bisa bertahan hidup.
Dengan riang Lily menyantap sebungkus nasi kucing yang dia dapatkan dari menukar botol-botol bekas, sebuah es cekek berada ditangannya. (es cekek yang di maksud adalah es yang di bungkus plastik dan di genggam di ujung plastik nya)
Gadis bermata pudar itu terus menyuap nasi hingga habis dan meminum es dua ribuan yang di genggam hingga tandas, dengan begitu semangat. Setelah ini Lily akan berkunjung ke pemakaman, tidak lagi membawa ijazahnya kemana-mana, dia butuh meluapkan rasa sedihnya dia ingin mencurahkan isi hatinya pada kedua orang tuanya yang sayangnya sudah di jemput oleh Tuhan lebih dulu.
Langkah gadis itu terseok-seok, sepertinya baru saja hujan membuat jalan menuju pemakaman itu sedikit licin, fokus Lily terbagi begitu percakapan sepasang kekasih itu kembali teringat, Lily masih terus melangkah hingga di ujung pemakaman tiba-tiba dia terserempet mobil hingga membuatnya tergelincir karena dirinya yang kurang fokus
'Bugh'
Tubuh itu terpental dan masuk ke dasar parit pinggir jalan
Lily segera bangun dan terengah-engah karena parit itu berisi air
Beberapa saat gadis itu masih meraih ketenangan hingga sebuah tangan kokoh ter ulur untuknya
" Hai..., apa kau tidak apa-apa?" Suara bariton seorang pria membuat membuat Lily mendongak dan menatap wajah pria dewasa itu dengan raut kaget
" Kemarikan tangan mu, aku akan menarikmu keluar dari sana!" Lagi-lagi pria itu bersuara
Lily tersentak, dan langsung berusaha untuk keluar dari parit dengan usahanya sendiri
Lily merasa sangat malu jika di bantu pria asing itu terlebih keadaannya sangat kotor, namun karena agak dalam dia cukup kesulitan meski dia sudah berusaha dengan keras
Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa
" Ayolah, apa kamu tidak ingin segera keluar dari kubangan kotor ini, aku tidak yakin jika di sana tidak ada ular yang bisa mengigit mu!"
Perkataan pria itu mampu membuat Lily merasa takut, Lily sangat takut dengan hewan melata tanpa kaki itu, gadis itu benar-benar takut bahkan bisa dibilang dia adalah fobia ular
Reflek gadis itu memejamkan matanya rapat. " To-tolong saya!" bibir Lily mulai bergetar
Pria dewasa itu melihat reaksi gadis muda itu sedikit berlebihan, Namun dia langsung berpikir bahwa gadis itu takut dengan ucapannya, siapa yang tak takut ular, sedangkan dirinya yang di takuti banyak orang saja juga takut dengan hewan melata itu.
" Tuan Sean, biar saya saja yang membantu !" seorang pria yang menjabat sebagai sopir Pria dewasa itu tiba-tiba datang dan berniat membantu orang yang sempat diserempet olehnya.
######
Jangan bully author karena novel ini, karena novel ini author buat sedikit berbeda , cukup kritik seperlunya, tegur author dengan cara baik dan tidak memaki. Karena reader adalah semangat seorang penulis, penulis tanpa reader bukanlah apa-apa, akan tetapi reader tanpa pengarang cerita juga sama tak ada artinya....
Terimakasih yang Sudi mampir, tinggalkan jejak agar memberi semangat, salam sayang dari author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
pipi gemoy
mampir Thor
2024-09-07
0
Sandisalbiah
ijin baca thor.. 🙏😊
2023-12-13
0
Sweet Girl
Yaa Alloh kasihan sekali...
2023-11-30
0