NovelToon NovelToon

POV Pelakor: Akulah Sang Pelakor

Tergoda

Seorang gadis muda sedang berjalan di bawah rintikan air hujan, sesekali kakinya terayun untuk menendang udara.

Lily Sasmita gadis berusia 23th. Gadis yang sejak pagi hingga petang menawarkan lembaran kertas ijazah dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun hingga berbulan-bulan kegiatan terulang itu belum juga membuatnya mendapatkan pekerjaan. Tak satupun dari mereka yang mau menerima gadis sepertinya untuk bekerja. Jangankan di terima di sebuah perkantoran, warung pinggir jalan saja tidak satupun menerimanya.

" Huffhhhh....," Helaan napas lelah terus menemani langkahnya untuk kembali di gubuk deritanya

Tidak seperti kemarin Lily yang beruntung masih bisa sarapan roti dua ribuan, sepanjang hari ini hanya segelas air putih yang gadis itu gunakan untuk menahan rasa laparnya.

Tes

Tes

Tes

Hujan yang semakin deras membuat Lily mau tak mau menghentikan langkahnya, matanya mulai buram karena terpaan air hujan yang semakin deras

Sebuah rumah terbuat dari bambu di ujung jalan menjadi tujuan nya untuk berteduh

" Kamu tenang saja sayang, aku akan segera mengabulkan permintaan mu asal kau mau menjadi istri rahasia ku"

" Tapi aku ingin dibelikan apartemen!"

" Tentu apapun akan ku berikan, maka jadilah istri rahasiaku, kau mau?"

Kaki Lily yang hampir menempel pada lantai bangunan pinggir jalan itu seketika mundur. Gadis itu tersenyum mencibir ' Sejak kapan hidup semudah itu? hanya dengan menjadi istri rahasia keterpurukan menjadi kesempurnaan' Ayolah!! Bahkan untuk mencari uang yang besarnya sepuluh ribu saja bagi Lily sangat sulit.

Sebenarnya Lily memang memiliki ciri fisik yang sedikit berbeda. Gadis itu memiliki warna kulit yang berwarna putih pucat seperti seorang vampir, bibirnya merah muda, mata yang tidak segelap mata orang Asia pada umumnya, di tambah seluruh bulu yang ada di tubuhnya berwarna pudar.

Akan tetapi hasil pemeriksaan mengatakan dia normal dan tidak samasekali mengidap Albinisme atau albino, dan dia juga benar-benar anak dari sepasang suami istri yang sejak dulu di rundung kemiskinan. Tidak hanya sejak kecil bahkan sampai tiada mereka tetap mewariskan kemiskinan pada keturunannya yaitu 'Lily.

Karena omongan sepasang pria dan wanita yang terasa lucu di telinganya, Lily sampai mengabaikan tubuhnya yang semakin basah kuyup karena terpaan air hujan. Gadis itu melangkah lebih cepat untuk segera kembali ke rumahnya

Setibanya di gubuk deritanya. Lily langsung Menganti pakaian nya yang basah dan segera menegak air putih sebanyak yang dia mampu untuk meredam rasa laparnya. Setelah itu dia memutuskan untuk beristirahat.

Lily yang membaringkan tubuhnya tidak juga bisa segera terlelap, obrolan dua orang tadi terus terngiang di telinganya.

Tiba-tiba hatinya menjadi perih, mengingat kehidupannya yang terus terlunta-lunta, entah sampai kapan dia terus bisa hidup jika sepeserpun uang tak ia miliki

Dimana dia akan terus bernaung jika bahkan gubuk Reok yang dia tempati akan segera di gusur pemerintah

Lily membayangkan hidupnya yang tiba-tiba serba tercukupi dengan dirinya menjadi istri simpanan, ternyata pemikiran itu mampu membuat tubuhnya menggigil seperti kedinginan

Dimana dia bisa menjadi istri simpanan?, siapa gerangan yang Sudi menjadikan gadis dekil sepertinya sebagai istri? bahkan hingga usianya 23th dia hanya mampu bercermin dari genangan air sisa hujan.

Tidak seperti gadis pada umumnya yang akan menangis meratapi nasibnya, Lily tidak seperti itu. Meskipun sering dia memikirkan hidupnya yang moton di setiap malam namun pada hari berikutnya dia tetap berangkat untuk melamar pekerjaan dari satu tempat ketempat lainnya tanpa lelah

Baju dekilnya juga menjadi tolak ukur orang untuk menilai dirinya, Namun Lily tidak pernah patah semangat untuk sekedar mencari keberuntungan.

Kadang dia mengais rosok di tempat sampah untuk di tukarnya sebungkus nasi atau bahkan se bungkus mie instan, hidup di dalam kemiskinan memang sangat menyakitkan dan Lily sudah terbiasa

Nyatanya Lily benar-benar tidak bisa terlelap, gadis itu masih membuka matanya hingga subuh dan tidak berniat untuk tidur, dia bergegas bangun, dia ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya untuk berkeluh kesah, rasa laparnya terlupakan karena tekad yang kuat.

Lily akan pergi ke pasar untuk mencari rosok atau barang bekas dan ditukar nya makanan nanti, tidak masalah asal dia masih bisa bertahan hidup.

Dengan riang Lily menyantap sebungkus nasi kucing yang dia dapatkan dari menukar botol-botol bekas, sebuah es cekek berada ditangannya. (es cekek yang di maksud adalah es yang di bungkus plastik dan di genggam di ujung plastik nya)

Gadis bermata pudar itu terus menyuap nasi hingga habis dan meminum es dua ribuan yang di genggam hingga tandas, dengan begitu semangat. Setelah ini Lily akan berkunjung ke pemakaman, tidak lagi membawa ijazahnya kemana-mana, dia butuh meluapkan rasa sedihnya dia ingin mencurahkan isi hatinya pada kedua orang tuanya yang sayangnya sudah di jemput oleh Tuhan lebih dulu.

Langkah gadis itu terseok-seok, sepertinya baru saja hujan membuat jalan menuju pemakaman itu sedikit licin, fokus Lily terbagi begitu percakapan sepasang kekasih itu kembali teringat, Lily masih terus melangkah hingga di ujung pemakaman tiba-tiba dia terserempet mobil hingga membuatnya tergelincir karena dirinya yang kurang fokus

'Bugh'

Tubuh itu terpental dan masuk ke dasar parit pinggir jalan

Lily segera bangun dan terengah-engah karena parit itu berisi air

Beberapa saat gadis itu masih meraih ketenangan hingga sebuah tangan kokoh ter ulur untuknya

" Hai..., apa kau tidak apa-apa?" Suara bariton seorang pria membuat membuat Lily mendongak dan menatap wajah pria dewasa itu dengan raut kaget

" Kemarikan tangan mu, aku akan menarikmu keluar dari sana!" Lagi-lagi pria itu bersuara

Lily tersentak, dan langsung berusaha untuk keluar dari parit dengan usahanya sendiri

Lily merasa sangat malu jika di bantu pria asing itu terlebih keadaannya sangat kotor, namun karena agak dalam dia cukup kesulitan meski dia sudah berusaha dengan keras

Tiba-tiba terdengar suara orang tertawa

" Ayolah, apa kamu tidak ingin segera keluar dari kubangan kotor ini, aku tidak yakin jika di sana tidak ada ular yang bisa mengigit mu!"

Perkataan pria itu mampu membuat Lily merasa takut, Lily sangat takut dengan hewan melata tanpa kaki itu, gadis itu benar-benar takut bahkan bisa dibilang dia adalah fobia ular

Reflek gadis itu memejamkan matanya rapat. " To-tolong saya!" bibir Lily mulai bergetar

Pria dewasa itu melihat reaksi gadis muda itu sedikit berlebihan, Namun dia langsung berpikir bahwa gadis itu takut dengan ucapannya, siapa yang tak takut ular, sedangkan dirinya yang di takuti banyak orang saja juga takut dengan hewan melata itu.

" Tuan Sean, biar saya saja yang membantu !" seorang pria yang menjabat sebagai sopir Pria dewasa itu tiba-tiba datang dan berniat membantu orang yang sempat diserempet olehnya.

######

Jangan bully author karena novel ini, karena novel ini author buat sedikit berbeda , cukup kritik seperlunya, tegur author dengan cara baik dan tidak memaki. Karena reader adalah semangat seorang penulis, penulis tanpa reader bukanlah apa-apa, akan tetapi reader tanpa pengarang cerita juga sama tak ada artinya....

Terimakasih yang Sudi mampir, tinggalkan jejak agar memberi semangat, salam sayang dari author...

Pertemuan dan kebaikan pria dewasa

Pria yang bernama Sean Pramajha mengeleng pada sopirnya kemudian segera meraih tangan kecil gadis muda yang takut mendengar guraunya tentang binatang melata itu

"Awh...!"

Pekik gadis itu begitu berhasil di tarik naik, Lily membuka matanya perlahan dengan perasaan yang masih berdebar-debar karena rasa takutnya

" Biar ku antar pulang, sepertinya kakimu terluka!" Tuan Sean Pramajha memperhatikan lutut Lily yang berdarah

" Oh, tidak perlu Pak, saya bisa pulang sendiri!" Tolak Lily dengan rasa kikuknya, ayolah wajah pria dewasa itu sangat menakutkan, sebagian wajahnya tertutup bulu yang byasa orang sebut cambang

" Dimana rumahmu?" bukanya menanggapi penolakan Lily, Tuan Sean malah menanyakan dimana gadis itu tinggal

Lily menatap pria dewasa di hadapannya dengan wajah bingung

" Kamu setidaknya harus Menganti bajumu yang sudah kotor" Suara khas pria dewasa itu terdengar menegur

Lily jadi ikut memperhatikan keadaannya yang sangat kotor

" Bapak benar!" lirihnya sambil mengusap wajahnya yang basah. Ah, bahkan rambut Lily pun tercium bau menyengat

" Naiklah kedalam mobil, aku antar kamu pulang!" titah Tuan Sean pada gadis yang terlihat sangat memprihatinkan

" Saya benar-benar bisa pulang sendiri, Pak." tolak Lily keras kepala. Sebenarnya Lily merasa tidak pantas saja naik kedalam mobil sedangkan keadaan dirinya sangat kotor dan bau

" Naiklah, anggap saja sebagai permintaan maaf saya karena telah membuatmu jatuh dan terluka" dengan kemurahan hatinya Tuan Sean meminta maaf atas kesalahan sopirnya

Lelah menolak, pada akhirnya Lily bersedia juga untuk diantar pulang oleh Tuan Sean

Lily duduk dengan kikuk di samping pria yang begitu rapi dengan stelan jas di belakang kemudi

" Siapa namamu?" Tuan Sean sampai harus menoleh karena Lily yang belum menjawab pertanyaan nya

" Ah, iya. Bapak tadi tanya apa?" Lily memang sedang tidak bisa fokus, terlebih dia merasa sungkan sudah mengotori mobil pria asing yang berniat baik mengantarkannya

" Siapa namamu?" Ulang Tuan Sean Pramajha dengan sabar

" Lily Pak!" jawab Lily yang sedari tadi hanya menunduk

" Apa rumah mu masih jauh?" Tanya Tuan Sean

" Dari sini lurus hingga persimpangan, setelahnya belok kiri sampai ada tanggul, belok kiri lagi mentok di depan toko sembako ke kanan mentok sampai rumah penggilingan padi, rumah saya di belakang pasar tradisional Pak!"

" Kamu tadi naik apa?" Tanya Tuan Sean dengan bingung. Tidak mungkin kan gadis itu jalan kaki dengan menempuh perjalanan yang cukup jauh

" Jalan kaki " Jawab Lily meringis kecil

Tuan Sean sangat terkejut, hadir rasa prihatin di hati Tuan Sean.

Sean Pramajha adalah seorang pria dewasa yang memiliki nama cukup berpengaruh di kota tempat Lily tinggal. Tidak hanya itu, Tuan Sean Pramajha juga seorang CEO perusahaan ternama.

Setelahnya perjalanan kerumah Lily di selimuti keheningan, Lily yang merasa sungkan hanya diam sedang Tuan Sean Pramajha di sibukkan dengan ponsel di tangannya

" Mobil tidak bisa masuk sepertinya" Suara sopir Tuan Sean yang bernama pak Adi bersuara

" Ah iya, di dalam gang nya sempit, tidak papa sampai sini saja, saya sungguh sudah sangat berterimakasih" Lily berpaling untuk menatap Tuan Sean untuk sekedar pamit dan bergegas keluar dari mobil, siapa sangka Pria jangkung dan berjambang itupun ikut turun dan menghampiri Lily

" Eh...,!" kaget Lily saat melihat pria dewasa itu menghampirinya

" Kenapa kelihatan kaget?, aku sudah mengantarkan mu, tidakkah kamu menawarkan minum kopi atau teh sebagai rasa terimakasih?"

Lily meringis polos, ayolah...! kopi atau teh dari mana yang bisa Lily suguhkan? sedangkan uang di kantongnya sisa seribu rupiah.

" hehehe... mari" dengan kaki yang sedikit pincang Lily mempersilahkan tamu tak di undangnya untuk melangkah mendekati gubuknya.

Tuan Sean Pramajha sampai mematung melihat kondisi rumah gadis itu, bukan terkesima karena kemewahannya, namun lebih ke rasa tak percaya bahwa bangunan yang lebih mirip kubus dari tumpukan barang bekas itu menjadi tempat tinggal seorang gadis secantik Lily, Tuan Sean sangat tidak menyangka gadis seputih Lily tinggal di pemukiman kumuh yang sangat mengenaskan.

" Maaf Pak, kondisi rumah saya seperti ini, ayo masuk!" tawar Lily sopan

Masuk kemana? bahkan tinggi Tuan Sean lebih menjulang dari pada bangunan itu

Dulu memang ada rumah utama yang bisa Lily tinggali bersama kedua orang tuanya, sedangkan rumah yang ia tempati sekarang dulunya adalah kamarnya, namun karena dimakan usia bangunan itu runtuh dan meninggalkan sepetak kamar untuk di huni Lily sampai saat ini.

" Pak!" Lily menegur pelan Tuan Sean yang hanya berdiri diam

" Kamu bersihkan diri dulu, saya tunggu di mobil!" Putus Tuan Sean setelahnya

" Tapi Pak...'

" Saya masih belum mendapatkan balasan dari kebaikan saya, jadi kamu harus menemani saya minum kopi di luar!"

Minum kopi diluar? merinding Lily mendengarnya. Gadis itu merogoh kantongnya yang basah dan menunjukkan selembar uang seribu rupiah yang tergulung basah

" Maaf Pak, saya cuma punya uang segini, bagaimana saya bisa membelikan Bapak kopi?" Lily benar-benar masih sangat polos, dan tetap berprilaku polos pada pria dewasa di hadapannya

Tuan Sean hampir tertawa melihat kepolosan gadis di depannya, namun segera mampu mengatasinya karena rasa prihatin yang lebih dominan

Dan pada akhirnya Tuan Sean membawa Lily di sebuah warung makan yang cukup dekat dari pasar lingkungan Lily tinggal

" Terimakasih Pak, Anda sangat baik !"

Setelah makan Lily kembali diantarkan pulang oleh Tuan Sean

" Ini kartu nama saya, datanglah ke alamat itu jika kamu butuh pekerjaan!"

Lily menerima kartu nama Tuan Sean dengan senyum, kemudian membolak-balik kartu itu untuk di amati

" Saya belum pernah ke kota!" jujur Lily

" Kamu tinggal sebut nama perusahaan saya, sopir taksi sudah pasti tau" tutur Tuan Sean

" Taksi?" Lily justru mau tertawa guling-guling, orang kaya naiknya taksi, Lily boro-boro naik taksi naik ojek saja belum tentu setahun sekali

" Ambil ini!" Tuan Sean memberikan lima lembar uang berwarna merah pada Lily

" A-apa ini Pak?" kaget Lily

" Untuk ongkos!" jawab Tuan Sean Pramajha datar

" Ta-tapi"

" Aku akan memberikan pekerjaan untuk mu jika kamu datang, aku butuh banyak karyawan baru" setelah mengatakan nya, Tuan Sean Pramajha melangkah meninggalkan Lily yang menatap lembaran uang dari Tuan Sean di tangan nya

Saat Lily tersadar mobil Tuan Sean sudah pergi menjauh

Lily mengulum bibirnya. Berpikir apa yang harus dia lakukan, apa benar pria itu mau memberikannya pekerjaan? tetapi kebaikan pria itu juga tidak main-main, siapa dia yang tiba-tiba di beri uang yang begitu banyak.

" Sean Pramajha" ejanya membaca selembar kartu nama yang diberikan Tuan Sean " Apa aku menawarkan diri saja sebagai istri simpanan Pak Sean ya, sepertinya dia orang yang kaya dan baik!" gunamnya sambil terus menatap kartu nama di tangannya.

######

Tinggalkan jejak cintanya agar author semangat update setiap hari

Ragu

Pada akhirnya Lily benar-benar kalah dengan keadaan dan memilih pergi ke kota, setelah berpamitan pada teman-teman dan lingkungan sekitar yang sama susahnya dengan kehidupan dirinya, gadis bermata pudar itu bertekad untuk pergi dengan modal yang diberikan pria dewasa satu Minggu yang lalu

Satpam mengantarkannya pada meja resepsionis dan dari sanalah muncul keraguan besar di hati Lily. Ternyata tidak mudah untuk menemui pria yang bernama 'Sean Pramajha' Lily di tanyai banyak hal tentang tujuannya kesini, mulai apakah dia datang untuk wawancara kerja dan sebagainya.

" Jadi, pendidikan terakhir S1,S2,atau S3?" Tanya resepsionis seksi itu pada Lily

'S1,S2,S3???' batin Lily. ' apakah jaman sekarang menyebut sekolah itu dipersingkat jadi S gitu aja?. SD\= S1, SMP\=S2, SMA\= S3' dalam pemikiran konyolnya kepala Lily mengangguk-angguk

Awalnya sang resepsionis juga sedikit meragukan penampilan Lily yang tampak lusuh, namun melihat kartu nama Tuan Sean Pramajha yang Lily tunjukkan, membuat nya berpikir bahwa Lily datang untuk wawancara kerja

" Saya S2 mba!" Lily berucap percaya diri, padahal yang di maksud Lily S2 adalah SMP

Sang resepsionis terlihat mengangguk, sebelum meraih gagang telepon untuk menghubungi seseorang

" Kebetulan Tuan Sean Pramajha sudah selesai meeting, mba bisa langsung ke ruangan beliau"

Terlihat seseorang keluar dari pintu lift, dia adalah sekretaris Tuan Sean Pramajha, yang langsung mengantarkan Lily ke ruang orang nomor satu di perusahaan

Lily sama sekali tidak perduli dengan cara orang memandangnya, karena tatapan mencemooh, jijik, ilfil itu sudah menjadi temannya selama hidup. Bukan hanya soal kemiskinan nya saja, akan tetapi ciri fisiknya yang berbeda dari yang lain

Ternyata Lily hanya diantar hingga depan pintu ruangan yang bertuliskan nama Tuan Sean Pramajha dan jabatannya, setelahnya Lily diminta masuk seorang diri

Tuan Sean, yang tadinya duduk langsung berdiri begitu melihatnya dan langsung menyapa di sertai senyum kecil

Di pertemukan di tempat berbeda membuat aura Tuan Sean pun lebih terlihat maskulin dan juga lebih muda dari pertemuan sebelumnya, membuat perasaan Lily gugup

Pria tinggi, tegap, itu juga langsung menghampiri Lily yang hanya diam diambang pintu. Sebenarnya Lily bukan anak penakut dan juga pemalu tetapi dihadapkan dengan pria seperti Tuan Sean dia seperti kucing kecil. Penampilan Tuan Sean yang tampak selalu rapi dan berkelas tentu berbanding terbalik dengan penampilan Lily yang begitu lusuh

Tuan Sean, akhirnya mengajak Lily untuk duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut

" Ku kira kamu tidak akan datang, karena bahkan untuk menghubungi nomor yang kuberikan padamu pun tidak kamu lakukan!" Tuduh Tuan Sean dengan begitu berwibawa

" Maaf, tapi saya tidak punya ponsel"

Mendengar ucapan Lily sebenarnya Tuan Sean sangat terkejut, Namun pria itu pandai menyesuaikan diri, benar-benar mencerminkan sikap seorang pria yang sudah sangat berpengalaman mengatasi berbagai situasi. Seperti saat menghadapi gadis muda yang seumuran dengan putra nya

" Ada yang ingin kamu tanyakan?" ucap Tuan Sean mengamati Lily yang hanya sibuk memainkan tali tas dipangkuan nya

" Apa benar saya bisa mendapat pekerjaan, Pak? saya pikir penampilan saya yang seperti ini bisa membuat Bapak kurang nyaman nantinya jika mempekerjakan saya"

Tuan Sean sampai harus mengamati penampilan gadis yang duduk di sampingnya dengan kikuk.

" Kamu cantik Lily!" Tuan Sean malah menyimpulkan.

Sontak saja gadis bermata pudar itu langsung memandang lawan bicaranya sambil tersenyum tipis. Dia tak pernah di sanjung sebelumnya, membuat Lily merona karena pujian kecil Tuan Sean

" Jadi apa saya akan bekerja disini?" Tanya Lily

" Jika kamu merasa mampu tidak apa-apa" Jawab Tuan Sean santai

" Tapi mereka akan terganggu dengan kehadiran saya!" Lily merasa minder, karena dia bisa melihat tatapan semua orang padanya saat memasuki kantor Tuan Sean, segala macam tatapan tidak menyenangkan menyoroti nya

" Akan tidak seperti itu jika kamu bersedia mewarnai bulu-bulu yang ada di wajah mu!" Kali ini Tuan Sean berujar serius dan menatap gadis di sampingnya intens

Tuan Sean juga membelai Surai lembut Lily, memberi sedikit perhatian pada gadis yang seumuran putranya, kemudian dia mulai memperhatikan gadis itu baik-baik " Ayo!" ajaknya langsung menarik pergelangan tangan Lily untuk di bawa keluar

Selama ini Tuan Sean belum pernah terlihat berjalan bersama seorang wanita, bahkan dengan istri nya sendiri. Sangat mengejutkan saat tiba-tiba Tuan Sean mengandeng tangan seseorang seperti itu terlebih seorang gadis muda yang tampak aneh.

Lily dibawa ke sebuah rumah sakit ternama untuk melakukan beberapa tes kesehatan. dan Lily benar-benar tidak menyangka akan diperhatikan seperti itu jika seseorang akan dipekerjakan.

Setelah dinyatakan normal dan sehat.

Lily dibawa ke salon kecantikan dan di warnakan beberapa bulu diwajahnya, seperti alis, bulu mata dan rambut gadis itu agar tampak lebih gelap.

Sore hari penampilan Lily sudah sangat berbeda, rambutnya yang pudar kini berwarna coklat gelap, alis dan bulu matanya juga diberi warna kebiruan membuat penampilannya jauh lebih cantik dari gadis pada umumnya, terlebih kulit seputih susu menjadi lebih mencolok saat terkena cahaya sore

" Ternyata saran ku benar bukan, kamu seperti gadis pada umumnya saat ini, untuk bola matamu orang akan berpikir kamu mengunakan soflen " Komentar Tuan Sean Pramajha dengan tatapan kagum pada Lily

Rasa kasian mendorong Tuan Sean melakukan itu semua untuk Lily, gadis yang membuat pria seperti Tuan Sean terkagum-kagum dengan ketabahannya.

Lily tidak pernah menyangka akan dibawa pulang oleh Tuan Sean kerumahnya yang megah dan mewah. Saat ini gadis itu duduk di dapur bersama dua orang yang bekerja di rumah Tuan Sean.

" Jadi kamu akan kerja disini?" Tanya seorang wanita yang berumur akhir lima puluhan

" Saya tidak tau Bu"

" Lho kok gitu, apa kata Tuan Sean tadi?" Tanya seorang lagi yang tampak lebih muda

" Katanya besok saya sudah bisa bekerja"

" Kamu sangat cantik Lily, ku pikir kamu calon yang di pilih untuk Tuan muda, ngak nyangka kamu malah mau bekerja!"

Untuk kesekian kalinya Lily kembali tersenyum tipis

" Ini makanlah dulu, jangan terlalu perduli kan ucapan Yuyun dia suka mengoda" Ucap Ibu yang lebih tua

" Makasih Bu...

" Panggil Bibi Sum saja" Ibu itu memperkenalkan diri.

Lily mengangguk

" Apa tidak apa-apa saya makan?" Lily menatap sepiring kue yang di sodorkan oleh Yuyun

Lily pernah mendengar, dirumah orang kaya banyak peraturan nya. meskipun sekedar untuk makan ada jamnya tersendiri, membuat gadis itu takut melakukan kesalahan

" Tidak apa-apa Lily, Tuan tidak akan langsung memecat mu karena kamu yang ketahuan makan, Tuan Sean sangat baik.

Ah benar, Lily mengakui ke baikan Tuan Sean segenap hatinya

" Lily"

Lily yang sedang duduk langsung berdiri, dan mengikat rambutnya asal-asalan mendengar Pria yang telah menolongnya begitu banyak memanggilnya

" Kemarilah!" Tuan Sean menepuk sofa saat melihat Lily hanya berdiri kikuk

" Apa kamu nyaman jika aku pekerjaan di rumah ini? atau kamu ingin bekerja di kantor saja?"

Saat ini Lily sudah sangat bingung' di satu sisi dia ingin mencari uang, di satu sisi lagi dia ingin menyerah pada perjuangan nya, Lily hanya ingin dicukupi kebutuhannya, bukan hal muluk-muluk dia hanya tidak mau kelaparan, mungkinkah jika dia menawarkan diri untuk menjadi seorang istri rahasia, orang di hadapannya ini mau menerimanya??

" Pak, saya......

#####

Beri semangat untuk author....

love you reader.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!