Laras kembali keruanganya dengan muka datar, seolah tidak terjadi apa apa, ya Laras memang begitu selalu mampu menyembunyikan perasaanya.
"Hay Ras, gimana pak bos suka sama
desainmu".Tanya Sandra, Laras hanya tersenyum dan mengangguk anguk kan kepalanya seperti biasa.
"Ras, kamu hebat, eh gimana rasanya bisa masuk ke ruangan CEO?".Tanya Siska, Laras melirik Siska.
"Ya, begitulah".Laras memang tak biasa bicara banyak.
"Ras, gue bangga ama elo, elo luar biasa Ras"
Jonathan memberikan dua jempol padanya.
Sekali Laras tersenyum membalas semua yang temanya ucapkan.
Laras menyalakan lagi komputernya, Laras ingin menyelesaikan seluruh pekerjaanya hari ini tanpa sisa, biar besok dia bisa mengundurkan diri.
Cantika datang membawakan makanan untuk Laras dan tentu saja buat mereka bertiga yang selalu setia padanya.
"Hay geng, ni gue traktir, hari ini gue happy ye, gue puas dengan kerja kalian, makin semangat oke".Cantika memberikan paperbagnya pada Siska dan Siska pun membaginya. Laras hanya mendengarkan atasanya tanpa menyautinya, Cantika sangat mengenal Laras, jika Laras memikirkan sesuatu pasti mulutnya akan diam seribu bahasa, tak akan memperdulikan orang orang disekitarnya.
"Ras, lo kenapa?".Tanya Cantika.
"Laras ga kenapa napa bu, Laras hanya sedikit pusing".Jawab Laras.
"Kamu mau pulang Ras biar aku bikinin surat ijin buat kamu".Tawar Cantika.
"Ga usah bu, Laras mau selesain kerja Laras ja".Jawab Laras singkat.
Laras kembali mengutak atik komputenya, mencocokan dasain dikertas serta dilayar monitor komputernya, saat itu Laras baru menyadari bahwa ada beberapa desainnya yang tertinggal diruangan Tama, Laras mengusap kasar wajahnya. Laras memantapkan pikiranya untuk mengundurkan diri besok, lebih baik benar benar menjauhinya dari pada dia harus mendengar kata kata Tama yang menurutnya tak pantas didengar.
Laras membawa file nya masuk keruangan menejernya, Laras mengetuk pintu itu dan Cantika menyambutnya dengan baik.
"Sore bu".Sapa Laras.
"Sore Ras, masuk, ada apa?".Tanya Cantika.
"Sebelumnya Laras minta maaf, mungkin ini mendadak, tapi Laras rasa ini keputusan terbaik, walau sebenernya Laras sendiri juga berat bu".Laras mengawali keinginanya untuk mengundurkan diri.
"Kamu kenapa Ras, kamu ga seneng desain kamu lolos, atau kamu ada masalah lain?".Tanya Cantika penasaran.
"Tidak bu, bukan itu, sebenernya Laras sudah lama memikirkan ini bu, Laras ingin mengundurkan diri karena..."'Laras bingung harus beralasan apa.
"Kamu mau resign, why Ras?".Tanya Cantika, Cantika sangat menyayangkan jika seandainya benar Laras akan kekeh dengan keputusanya.
"Ga papa bu, Laras hanya jenuh aja".Jawab Laras sekenanya, ga mungkinkan Laras kasih alasan yang sebenernya kan. Cantika tersenyum mendengar jawaban Laras.
"Aku ada ide, biar kamu ga bosen plus fres lagi ".Jawab Cantika.
"Apa itu bu?".Laras memang kurang bergaul makanya lugu.
"Kamu ikut tour aja, traveling aja, jalan jalan, hangout, nikmati hidup".Jawab Cantika, seperti mendapat pasokan tenaga Laras langsung mengiyakan, setidaknya untuk beberapa hari ke depan, dia ingin mencari cara untuk menghadapi Tama.
***
Tama masih saja tak terima, Aldo memunguti berkas berkas yang Laras tinggalkan, Aldo terkejut menemukan sesuatu yang menurutnya super lucu, yaitu tulisan chat Laras dan juga Tama, dibelakangnya juga ada gambar Tama.
"Bos, ini apa?".Aldo menunjukan coretan tangan mereka, Tama menatap Aldo.
"Apa itu?".Aldo membacanya.
"Tuan jangan dekat dekat, siapa bosnya disini, beri aku satu ciuman maka aku akan pergi, nanti, kapan, pulang kerja, oke, hah, kalian sweet sekali, luar biasa, wah dia emang jago gambar bos, lihat aja anda terlihat tampan disisi?".Aldo tertawa sambil membaca tulisan tangan mereka.
"Siniin ga".Tama beranjak hendak mengambil lembaran kertas itu, Aldo malah berlari, Tama jadi geram.
"Bentar bos, jangan bilang sebelumnya bos modusin dia".Tama hanya diam, Tama duduk disofa, menyenderkan kepalanya disana.
Aldo tau siberuang kutup satu ini emang sedang menyiksa dirinya sendiri, Aldo duduk disebrang Tama dan menaruh kertas gambar itu didepan Tama.
"Bos udahlah, gengsinya jangan ditinggiin, kalo cinta ya diakui aja, lagian gue rasa non Laras juga sayang sama bos, bos beruntung lo dapet wanita baik kayak non Laras.". Aldo berusaha membuka hati abang batunya ini.
"Gue ga tau, barusan gue suruh dia pergi dan jangan kembali".Ucap Tama, tentu saja Aldo terkejut.
"Apa anda gila bos, emang non Laras salah apa bos Ya Tuhan, anda ini bodoh apa idiot sih, piciknya ga ketulungan, maaf bos gue gemes ama anda, seandainya gue ni non Laras ga bakalan nunggu besok, hari ini juga gue bakalan minggat ninggalin lagi bodoh idiot kayak elo, disayang ga ngerti".Ucap Aldo panjang lebar, seketika Tama beranjak dari duduknya dan segera pergi ke ruangan Laras, Aldo pun mengikuti abangnya.
"Bos, tunggu" Teriak Aldo, Aldo berusaha menghentikan abang nya.
"Apa sih, nanti dia pergi".Jawab Tama, seluruh kariawan yang Tama lewati menatap Tama dengan heran, ada apa dengan bos mereka, kenapa berlarian dikantor.
"Bos, semua orang liatin elo( Bisik Aldo, Tama pun menatap mereka satu persatu sambil berkacak pinggang, tentu saja mereka langsung menundukan kepala dan melanjutkan pekerjaanya), Bos jangan permalukan diri bos begini, biar aku yang cari Nona( Aldo tak menyebut nama, takut ada yang mendengar)".Tama menuruti kata Aldo, dengan langkah gontai Tama masuk keruanganya, dilihatnya kertas gambar milik Laras yang berisi chat sekaligus gambar wajahnya, Tama tersenyum melihat itu.
Tama kembali ketempat duduknya, dan melihat beberapa gambaran hasil karya istrinya yang tertingal tadi, disana ada desain tas, sepatu, baju baju malam, ya perusahan yang Tama pengang sekarang memang bergerak didunia fashion, kosmetik dan memproduksi peralatan sekolah.
Aldo kembali dengan muka kecewa, Aldo masuk keruangan Tama tanpa mengetuk seperti biasa.
"Mana dia?". Tanya Tama.
"Non Laras mengajukan surat pengunduran diri bos, tapi menejernya menyarankan dia untuk pergi liburan, Ibu cantika merasa tak bisa melepaskan karena nona memiliki bakat yang jarang dimiliki orang lain".Jawab Aldo. heh, sekarang mau apa lo, pergi kan dia, batin Aldo.
"Aaaagggghhh, dia mau pergi kan, biarkan saja".Tama berteriak, aneh tadi nyari sekarang balik lagi kesifat pura puranya.
Aldo malas meladeni Tama, Aldo mau membalikan badanya hendak keluar, tapi Tama mencegahnya.
"Mau kemana lo?".Tanya Tama pad Aldo.
"Kerjaan gue masih banyak bos, gue males ikutan mikirin urusan pribadi elo, biar gue ingetin juga lo bakalan ngeyel, gengsi lo ketinggian bos, muak gue".Kali ini Aldo berani menyuarakan isi hatinya.
"Berani lo ama gue hah".Hardik Tama.
"Bos, ni ye gue ingetin, gue disini karena siapa, karena mami minta gue buat jagain elo, kalo bukan karena mami gue juga males, panggil panggil elo bapak , emang siapa elo, kita sejajar man, biar gue cuma anak angkat juga gue tetep anak, eh denger kata kata gue ini, lo inget juga, biar umur gue lebih muda dari elo tapi kalo lo ga bisa ngehargain gue, gue juga males deket deket elo, cari sana asisten baru yang kiranya betah ngadepin beruang kutup kayak elo, nyahok sekarang bini lo pergi, pecat gue kalo kagak terima kata kata gue, mending gue kerja sama papi, papi jauh lebih baik dari pada elo, kalo bukan karena elo abang gue udah gue cekik lo, pakek dinyuruh panggil kakak ipar non lagi, dih kelewat kejam lo bos, bini disuruh panggil tuan, mungkin gue bisa terima aturan elo, karena gue tau otak lo agak konslet, harusnya bini ma disuruh panggil ayang beb, mas, atau apalah baby, lah ini tuan, lo kate bini lo pembantu lo, dasar manusia jadi jadian.".Tingkat kegemesan Aldo sudah memuncak, Tama hanya diam mendengarkan ocehan Aldo.
"Ah, pergi sana lo, bikin gue tambah pusing, jangan macem macem lo, awas ninggalin gue, gue potong gaji lo".Jawab Tama, Tama tak tau harus jawab apa sama Aldo, secara dia juga sayang sama adek angkat yang merangkap jadi asistenya ini.
"Gue kagak perduli, pecat aja gue, gue mau nyusul mami ama papi ke Jepang, silahkan nikmati hidup lo yang lo bikin ruwet sendiri, dicariin bini keren bukanya bersyukur malah yang ga enggak aja kelakuan lo, kalo lo ga berubah gue kasih tau mami papi, biar disuruh cerai lo".Aldo sekarang lebih berani.
"Bener bener lo ya, awas lo kalo kasih tau mami papi"..Hardik Tama.
"Apa lo kate gue takut ama elo hah, seandainya lo ga nyuruh gue ke Vietnam waktu lo kawin, udah gue bawa kabur bini lo, kasihan gue sekarang ama bini lo, hidup ama manusia aneh kayak lo". Aldo membalikan badannya dan melangkah pergi meninggalkan ruangan Tama, tinggalah Tama sekarang dengan berjuta kata berkecambuk didadanya, Tama tambah pusing dengan apa yang barusan adek angkatnya utarakan.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
sang author
adek nya bar bar bro
2022-06-26
0
Reichann~
aldo debesttt aku padamuu menyuarakan hati banget ya wkwwkwk
2021-04-19
0
Aniek Syifa
mwadool y bang also...ampe gtu amat😁😁😁
2021-01-23
0