Pagi pagi sekali Laras dan keluarganya sudah dijemput oleh orang suruhan keluarga Demitri, Laras disambut hangat oleh kedua orang tua Tama dia pun langsung dibawa masuk ke kamar tamu untuk ganti pakaian dan dirias seadanya.
Laras memakai kebaya putih dipadukan dengan kain sidomukti berwarna coklat kombinasi emas terlihat sangat cantik dan kontras dengan kulitnya yang putih.
Laras tidak bisa berbuat apa apa, ya dia memang tidak ditakdirkan untuk memilih.
Diluar Tama sudah selesai mengucapkan ijab qobulnya kini Tama berada didepan pintu kamar tamu untuk menjemput mempelainya.
" Cih was aja kamu aku ga akan bikin hidup kamu bahagia, siapa suruh kamu merenggut kebebasanku ." ancam Tama dalam hatinya.
Tok tok tok
"Masuk." jawab Laras dari dalam.
Tama pun masuk dia melihat Laras sangat cantik dengan kebayanya, Tama tertegun, wah cantik banget batin Tama.
Sedetik mata mereka saling menatap, hati mereka saling mengagumi, cepat cepat Laras membuang padanganya dia tak ingin membuat Tama marah.
"Ayo keluar tanda tangan dulu." ajak Tama kasar.
Laras mengangguk pelan, saat hendak melangkah tanganya dicekal oleh Suaminya.
"Tunggu." Laras pun menoleh.
"Denger baik baik ya janda aku menikah sama kamu karena terpaksa jadi kamu jangan besar kepala, setelah urusanku selesai dengan papi maka aku mau kita pisah, jangan macam macam padaku mengerti." hardik Tama, Laras menatap Mata Tama, Tama membuang padanganya, sekali lagi Tama terpesona dan mengagumi mata indah istrinya, jlegg pisah, itu artinya aku akan menjada lagi Ya Tuhan, apa aku tak pantas dicintai Kenapa aku selalu seperti ini apa salahku Tuhan jerit Laras dalam hatinya, disisi lain hatinga pun berkatan "Ah Laras bukankan kamu sudah biasa ditinggal heeemmm untuk apa sedih, jalani saja Ras iklaskan ya."
Laras selalu berusaha tegar Laras tersenyum lalu mengangguk.
" Baiklah selama aku jadi istrimu apakah aku boleh melaksanakan kewajibaku sebagai istri. ohh itu maksud saya menyipakan kebutuhanmu misalnya, masak atau mencuci bajumu barang kali?" tanya Laras gugup.
" Hah kamu ga usah berusaha mengambil hatiku janda sialan." jawab Tama dengan nada tingginya.
"Yaa Tuhan kenapa mulutnya pedas sekali, Laras jangan menangis didepanya Ras oke kamu pasti bisa." Laras menatap Tama dengan lirikan ketakutan nya, mulut Laras diam, Tama menarik kasar tangan nya Laras tau suaminya sudah mulai marah padanya.
"Kita keluar bersikaplah mesra padaku jika didepan orang tuaku paham jika diluar rumah aku ga mau orang lain tau bahwa kita suami istri pura puralah tidak kenal mengerti." ucap Tama Lagi Laras benar benar hancur sekarang, apalagi semua tak ada yang mau menganggapnya ada.
"Baik." jawab Laras.
Huuffff...ternyata aku benar benar masuk kekandang singa sekarang Ayah Bunda aku harus bagaimana aku merindukan kalian, bolehkah aku ikut kalian sekarang, jerit Laras dalam hatinya.
Laras keluar dengan digandeng Tama, mereka terlihat tersenyum bahagia kedua orang tua Tama terlihat menyayangi Laras paman dan bibi Laras terlihat cuek, Tama memeluk pinggang istrinya dengan mesra didepan para Tamu, jujur saat itu kedua jantung mereka susah dikendalikan.
Hari sudah mulai sore para tamu sudah pada pulang Tama masuk kekamarnya sendiri, Laras ragu haruslah dia masuk kekamar Tama atau kembali kekamar tamu.
Aku tak ingin membuat masalah denganya, sebaiknya aku kekamar tamu saja batin Laras.
"Laras kamu mau kemana?" tanya Ibu Arini.
"Kekamar tamu tant." jawab Laras.
" E, ngapain kamu ke kamar tamu, ayo mami antar kamu ke kamar suamimu, oia mulai sekarang jangan panggil tant ya, panggil mami oke." tutur mami Arini.
"Baik mi." jawab Laras lembut.
Ahirnya Laras pun diantar oleh mami Arini ke kamar Tama.
"Kamu yang sabar ya sayang ngadepi Tama, dia emang jutek terus jarang ngomong, cuekin aja jangan terlalu kamu pikir, sebenernya dia anaknya hangat kok." ucap Mami Arini sambil mengelus punggung anak mantunya.
"Iya mi Laras akan coba." jawab Laras pelan.
"Mami yakin Laras pasti bisa, yakinlah luluhkan hati suamimu nak, masuklah jangan takut." ucap Mami Arini, kenapa dia berucap seperti ini karena dia pernah diposisi yang sama seperti Laras, ditolak dan diacuhkan toh nyata nya sekarang papi Bram bertekuk lutut padanya.
"Baik mi." Laras pun masuk kekamar Tama terlihat Tama sedang tidur, dia melihat sekeliling kamar Tama kamar ini sangat besar batin Laras, lalu dimana pakaianku aku ingin ganti tapi tanya siapa dia sedang tidur, nanti kalau aku bangunin dia marah, tunggu saja lah.
Laras duduk disofa kamar Tama, lama Laras menunggu Tama ga bangun bangun.
Rasa kantuk pun menghampiri Laras ahirnya Laras pun tidur dengan posisi duduk.
Tama bangun dan meihat Laras tertidur disofa.
" Cih, gadis kampung." umpat Tama.
Tama bangun dan menghampiri Laras, Tama menendang kaki Laras dengan sekuat tenaga.
"Astaghfirullah, " ucap Laras kaget dan mengusap kakinya.
"Bangun kamu enak ya duduk disofa milik orang kaya, siapa yang ijinin kamu masuk ke kamarmu?" anya Tama dengan kasarnya.
Laras hanya diam dia pun berdiri dan menundukan kepalanya, Tama meraih kasar dagu Laras lalu melemparnya kasar.
"Kalau diajak ngomong tu jawab kamu tuli ya." bentak Tama geram.
"Mami mas." jawab Laras.
"Enak aja kamu panggil aku mas cih, aku ga sudi jadi mas mu kamu hanya boleh memanggilku mas jika didepan mami papi, jika tidak ada mereka panggil aku tuan mengerti." bentak Tama lagi, Laras tak berani mengangkat kepalanya Tama lebih galak dari paman dan bibinya ternyata.
"Baik tuan, maaf." jawab Laras menurut.
"Bagus, sana mandi dasar janda bau." umpat Tama lagi, Laras pun melangkah masuk ke kamar mandi dikamar mandi air mata Laras mengucur deras tanpa bisa dibendung lagi, penyiksaan babak baru untuknya lebih menyakitkan luar dalam, bukan hanya tubuhnya yang akan hancur kali ini, bahkan juga jiwanya, persiapkan dirimu Ras batin nya lagi.
"Ya Tuhan aku lupa bawa baju, terus gimana ini caranya buka bajunya, kancingnya ada dibelakang semua." guman Laras setelah selesai menghapus air mata dan make up nya.
"Aku keluar minta bantuan mami saja." Gumam nya lagi.
Laras keluar kamar masih memakai kebaya, sebenernya dia hanya ingin bertanya dimana kopernya tapi dia takut Tama kelewar cuek padanya terlihat dia memainkan benda pipih di tanganya.
"Kamu ngapain ga mandi ga sadar kamu ya kalo bau." tegur Tama, Laras menggigil ketakutan dia hanya memainkan ujung kebayanya.
"Maaf tuan, saya ga bisa buka kebayanya."
jawab Laras jujut.
Tama melotot padanya dia pun berdiri menghampiri Laras, Laras kembali ketakutan dan memundurkan langkahnya.
"Tuan mau apa?" tanya Laras.
" Ck, jangan kepedean, sekali ini saja aku bantu kamu." Tama membalikan tubuh Laras dengan kasar, Tama mulai membuka kancing kebaya yang dikenakan Laras, mata Tama terbelalak melihat bekas luka yang ada dipunggung istri yang dibencinya luka itu terlihat masih ada yang baru, mungkinkah dia?, Ahh untuk apa aku memikir kan janda sialan ini, bodoh amat, pikir tama.
Tanpa Tama sadari dia menghitung jumlah goresan luka yang ada di tubuh Laras.
"Ras."
"Iya tuan."
"Punggungmu kenapa?" tanya Tama tiba tiba.
Deg..
"Ya Tuhan aku lupa, bagaimana ini." batin Laras.
Laras kembali terdian pikiran nya kacau Laras pun tak berani menjawab pertanyaan suaminya.
Tama tertegun dan terlihat berfikir lamunan Tama buyar ketika Laras menanyakan sesuatu.
"Tuan, koper laras dimana ya?" tanya Laras.
"Ohh itu ada diruang ganti." jawab Tama gugup. Tama masih berdiri ditempatnya semula dia hanya melihat langkah Laras dan memperhatikan punggung Laras yang penuh luka itu.
"Terimakasih." Laras masuk keruang ganti ganti dan mengambil baju santainya.
Tama terlihat berfikir dan masih menatap kepergian Laras ketika Laras masuk keluar dari ruang ganti menuju kamar mandi.
"Apa dia sering disiksa kenapa banyak sekali luka ditubuhnya". Guman Tama bicara pada dirinya sendiri.
"Kenapa aku jadi mikirin dia sih ck, bodo amat". Tambahnya Lagi.
20 menit kemudian Laras keluar kamar mandi dia hanya memakai kaos oblong dan juga celana kulot panjang.
" Ck, lihat aja penampilanya kampungan sekali". batin Tama.
Tama malas melihat Laras dia pun memutuskan keluar dan memilih bersantai diruang kerjanya.
Laras bingung dirumah barunya aku harus ngapain batin Laras.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Mia
alurnyaa sama dg cerita Vina dan yoga ya kak....
jgn sedih Laras...nanti Tama akan melindungimuu... sabarr yaaa
2023-10-29
1
Endah Ing
auto mbrebes mili...
2021-09-18
0
Dewi Sartika Ayu
Thor......ini karya ke dua mu saya baca....semoga cerita nya baguss....
2021-09-06
0