"Bang, ini yang namanya Izal yang aku rekomendasikan tadi". Aldo mengenalkan Izal dengan Tama.
"Hay, gue Tama calon bos elo". Dih sengak nya batin Laras. Aldo yang udah kenyang dengan kenarsisan abangya hanya tertawa kecil.
"Siap pak". Jawab Izal.
"Berapa umur lo sekarang? ". Tanya Tama.
"Tahun ini 27 pak". Jawab Izal sopan, Tama emang menyebalkan, hufff.
"Oke, besok lo kasih surat lamaran lo sama biodata lo, besok gue tunggu dikantor". Ucap Tama.
"Baik pak, terimakasih". Jawab Izal
Mereka bertiga duduk dimeja makan ruangan itu sambil berbincang, Laras menyiapkan teh untuk suami, adek ipar dan asisten baru suaminya.
"Zal, lo udah tau sedikit banyak tentang abang gue kan, doi narsisnya ga ketulugan, udah gitu anti perempuan kecuali ama ipar gue, yang paling penting lo harus tau selera abang gue mau mobil mau jas mau sepatu pokoknya item aja, selain itu ntar gue Wa tentang apa yang orang gila ini suka apa ga, satu lagi Zal, ipar gue kan kariawan disono juga, dikantor status mereka ga ada yang tau, lo mesti jaga itu, kalo lo liat mereka pacaran lo treak aja biar dia orang bubar paham". Aldo benar benar balas dendam sekarang ama abangnya. Tama hanya tersenyum mendengar penuturan adeknya, Tama pun membalas tak mau kalah.
"Bro, lo nurut aja ama adek gue yang udah kesambet akut ini, habis itu gaji juga lo minta dia". Tambah Tama.
"Loh, enak aja, kan kerjanya ama elo bang".Jawab Aldo.
"Lah, elo tadi yang ngatur atur, dia mesti gimana kan". Balas Tama.
"Ya kan gue cuma ingetin bang, kasih tau. kasihan kan udah capek capek kerja entar lo salah salahin ujung ujung nya gue lagi lo suruh buntutin". Aldo menyenderkan tubuhnya dikursi yang ia duduki.
"Bro, gue kasih tau, asal lo nurut kata gue lo selamet, paham kan? ".Ledek Tama, Aldo paham dengan akal bulus abangnya.
"Siap pak". Jawab Izal.
Tama dan Laras berpamitan, Tama kasihan pada Laras mungkin dia capek dan ingin istirahat, Tama berjanji ntar malam dia yang akan menjaga papinya menemani maminya dan mengantikan Aldo adek kesayanganya.
Mama Arini pun mengizinkan Tama mengantar istrinya pulang, diperjalanan Laras yang masih penasaran dengan kisah Aldo pun bertanya.
"Be, boleh nanya ga? ". Ucap Laras.
"Tentu sayang kenapa? ".
"Kok aku baru tau kalo kamu punya adek ya". Laras memiringkan tubuhnya menghadap Tama, Tama mengelus pipi mulus istrinya, Laras menangkap tangan kekar itu dan menciumnya.
"Aldo itu sebenernya anak pengasuh aku be, terus ayahnya meninggal karena kecelakaan, ayahnya tu supir pribadi papi, pas dia umur 4 tahun ibunya meninggal karena tumor otak kalo ga salah kata mami, kalo ayahnya meninggal pas dia masih diperut malahan". Tama mulai menceritakan kisah hidup Aldo pada Laras.
"Serius be, kasihanya ae".Laras merasa terenyuh dengan kisah hidup adek iparnya.
"Umur dia sama kamu ga beda jauh ja be? ". Tanya Laras.
"Ga be, cuma setaun doang, makanya kami ga terlihat seperti adek kakak kan, kasihan tau be dulu waktu disekolah dia sering dibully, katanya adekku tapi kok ga mirip, dia lebih seperti orang jawa pada umumnya kan, la kan orang tuanya jawa asli, dari kecil kami dididik sama oleh mama, makanya kami saling menyayangi dan membela kan, walaupun aku sering ledekin dia pakek kenarsisan aku dia ma cuek aja, dia udah hafal sifat aku kalo aku sebenernya cuma bercanda. ". Ucap Tama.
"Kapan dia tau kalo dia bukan adek kandung kamu be?". Tanya Laras lagi.
"Dari kelas 2 SD kami berdua udah dikasih tau, aku kelas 3 waktu itu be, sebenernya dia udah tau kan waktu ibunya pergi, dia udah umur 4 tahun, cuma ingatan anak umur segitu kan masih samar samar". Jawab Tama.
"Kasihan ya be, Ya Allah". Tama heran dengan istrinya, nasibnya sendiri saja ancur ancuran bisa kasihan sama orang lain, batin Tama.
"Dia itu luar biasa be, pinter, juara kelas terus, soal itung itungan jangan tanya, yang aku salut tu hatinya be, lembut banget, dia kalo udah manja sama aku heh, ngalah ngalahin anak Tk, makanya kalo dikantor aku suruh dia panggil aku bos, biar dia ga manja, kalo udah manggil aku abang bisa bergelut terus dilengan aku, ga kerja nanti aku, nurutin maunya dia mulu". Ooo, rupanya Itu taktik Tama supaya Aldo ga manja.
"Masak sih be, kalian kan udah pada gede, masak dia masih gitu? ". Laras masih penasaran walaupun sebenarnya dia juga melihat nya sendiri tadi.
"Kamu kan lihat sendiri tadi be". Jawab Tama.
"Iya be, aku tadi sampai heran, kok ada abang adek kayak pacar hahaha". Laras menutup mulutnya agar ketawanya ga terlalu kencang.
"Hehe, belum lama habis patah hati tu dia, cewek incarnya nikah ama yang lain". Tama mulai mau berbagi dengan istrinya.
"Oh, ya, masih belum jodoh be, Insya Allah ntar juga dapet, oia be emang beneran kamu ga pernah pacaran? ". Tanya Laras.
"Ga be".
"Kenapa? "
"Aku males aja diribetin ama cewek". Jawab Tama jujur.
"Pantesan kamu galak banget sama aku, sebenernya kamu cuma males kan be, ga beneran benci sama aku? ". Tanya Laras penasaran dengan penilaian Tama padanya.
"Kalo aku beneran benci ama kamu mana mungkin sih be, aku bobonya pelukin kamu dimalam pertama kita". Laras jadi ingat waktu itu, dia bangun dengan keadaan Tama memelukanya. Laras hanya tersenyum.
"Beneran be kamu ga mau pindah ikut aku diapartemen? ". Tanya Tama Lagi.
"Sampai hubungam kita bisa diterima di mata yang lain biarin aku disini dulu aja be, kamu kalo kangen ya dateng aja". Jawab Laras, Tama memarkirkan mobilnya dengan sempurna.
"Kok kamu jadi kayak istri simpananku sih be". Tama tertawa.
"Ga papa be, aku iklas kok jadi istri simpananmu seumur hidupku, asalkan cuma aku istrimu". Jawab Laras.
"Iya be, aku janji ga akan pernah ada yang lain selain kamu istriku, aku mohon sama kamu be ini adalah pertama kalinya aku jatuh cinta, dan aku berharap ini yang terahir be, aku sayang kamu istriku". Ucap Tama sambil mencium kening istrinya.
Mereka pun keluar dari mobil dan memasuki rumah yang Laras tempati.
"Lapar ga be? ". Tanya Laras.
"Laper be, pakek banget, tapi juga ngantuk". Tama menaruh kunci mobil ponsel dan juga dompetnya didalam tas Laras.
"Bobo dulu aja kalo gitu, aku masak dulu ya be, ntar kalo udah mateng aku bangunin". Jawab Laras.
"Ga mau, maemnya deliveri aja, temenin bobo". Dih manjanya, Tama memeluk Laras dari belakang dan membenamkan wajahnya ditengkuk Laras.
"Ya udah ayo, aku temenin bobo". Laras mengambil Tasnya.
"Loh kok tasku jadi berat". Celetuk Laras heran.
"Barang barangku ada disitu be". Jawab Tama.
"Oh". Laras masuk kedalam kamarnya, Tama pun mengikutinya. Laras meminta Tama membersihkan dirinya dan berganti pakaian santai, rasanya segar sekali batin Tama. indah juga karena ada yang melayani. Tama merebahkan tubuhnya diranjang Laras, Laras yang baru saja membersihkan dirinya juga ikutan naik keranjang bersama suaminya. Tama mencium bau harum istrinya.
"Kamu harum be, jadi pengen".Goda Tama.
"Ga ya be, jangan nakal tadi bilangnya ngantuk, bobo aja Laras temenin".
"Oke lah aku ga nakal, be maukah kamu berjanji padaku, bakalan nemenin aku saat susah maupun senang, dan ga akan ninggalin aku walau aku usir". Ucap Tama tiba tiba.
"Iya suamiku aku akan selalu ada untukmu, percayalah". Laras merebahkan tubuhnya disamping Tama, menjadikan lengan Tama menjadi bantalnya, dalam hati Laras berdoa agar Tuhan memanjangkan jodohnya dengan Tama, Tama mengecup mesra kening Laras, dan mereka pun terlelap sambil berpelukan.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
winter
saat ucapan jadi doa 🥺
2020-12-08
1
Sulistyowarni
indahnya kebersamaan...Alhamdulillah ...mreka akhirnya saling jatuh Cinta😍😍😍
2020-10-22
3
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
semangat kakak..
salam MDD
2020-06-22
2