Rumah Baru

Suasana dimeja makan menjadi hangat sekarang Laras membuat kedua orang tua Tama terlihat bahagia.

"Ras, makan yang banyak, lihat badan kamu kurus gitu." ucap mami Arini.

"Iya mi." jawab Laras.

"Kamu kerja Ras." tanya Papi Bram.

"Kerja pi." jawab Laras.

"Kamu kok hemat banget kalau ngomong Ras, cocok banget kamu sama Tama jarang ngomong hahaha, iya kan Mi." goda Papi Bram.

"Iya." jawab Mami Arini tersenyum, menurutnya mantunya ini sangat sopan, bahkan bicara pun dia sangat berhati hati sebenernya Tama muak dengan adengan ga penting ini tapi Tama berusaha menahan emosinya dia pun memberanikan diri membuka suaranya.

"Maaf Mi, Pi, Tama kan sudah menikah, Tama mau membawa istri Tama kerumah Tama sendiri." ucap Tama menyuarakan keinginan nya, tapi bagi Laras ini adalah penyiksaan babak baru yang akan berlanjut disana, persiapkan dirimu Ras batin Laras, ahhh pasrah saja kalau memang aku harus mati ditanganya ya sudah lah, mending mati dari pada begini terus capek kan, Laras selalu bisa menguatkan hatinya, hati yang sejatinya sudah tak berbentuk lagi itu menjadikanya merasa percuma jika melawan, toh sekarang jiwa ragaku miliknya, batin Laras lagi.

"Tentu, belajarlah mandiri." ucap Papi Bram.

"Tapi sering seringlah kemari, Oia Tama, papi sama mami juga mau balik ke jepang, mungkin kami disana agak lama, kamu baik baik ya sama istrimu disini". Tambah Papi Bram, Yes batin Tama siap siap kamu, ancam Tama dalam hatinya.

"Iya mi." jawab Tama sambil tersenyum licik, Laras tau itu.

.....

Malam semakin larut Tama dan Laras pun masuk ke kamarnya, Laras bingung harus tidur dimana dia mengambil kain bali yang ada di kopernya dan berjalan menuju sofa, Tama pun membuka suaranya.

"Hay kamu Ini masih dirumah mami Aku ga mau mami masuk kesini dan lihat kita tidur terpisah, naik kamu ke ranjang, sekarang". hardik Tama, Laras pun menurut tapi jahat nya Tama tak mengizinkan Laras memakai memakai bantal miliknya dia pun mengambilkan bantal baru untuk Laras.

"Aku ga sudi kamu pakai bantalku, nih (Tama melempar bantal baru itu ke muka Laras), selesai pakai taruh aja dilemarimu, kamu sudah punya selimutkan jangan pakai selimutku juga" Laras mengangukan kepalanya dia mengerti dengan apa yang suaminya mau, Tama masuk kedalam selimutnya dan berbaring senyaman mungkin, dengan hati hati Laras menyusun bantalnya, Laras memilih tempat agar berjauhan dengan Tama, Laras takut dikatain bau lagi, dia tau Tama tak menyukai aromanya tapi baru Tama yang mengatakan itu, setiap orang yang dekat denganya tak ada yang mengatakan itu, Laras menutup tubuhnya dengan kain Bali itu, walau tak semuanya tubuhnya tertutup, Tama melirik Laras, ribet banget sih, umpat Tama dalam hatinya, dia terus memperhatikan tingkah istri munggilnya Laras tidak tidur terlentang tapi miring condong tengkurap, Tama masih saja memperhatikan cara tidur Laras, mungkin punggungnya sakit batin Tama.

Tak lama terdengar dengkuran halus Laras, Tama masih tak bisa memejamkan matanya.

Laras tak bisa tidur dengan tenang, mungkin dia kedinginan, jelas aja dingin, slimutnya sangat tipis, Tak sengaja kaos Laras sedikit naik ke atas Tama penasaran, dibukanya kaos istrinya Tama tertegun banyak sekali goresan luka disana, dengan pelan Tama menaikan kaos Laras ke atas.m Tama tersenyum dengan tingkah nakalnya.

"Dasar tukang tidur dibuka bajunya bisa ga berasa." gumam Tama, dia juga membuka tali pengait bra Laras.

"Bodoh, udah tau kalau bobo ga boleh pakai bra masih aja." mempermainkan Laras membuat kepuasan tersendiri buat Tama.

"Ya Tuhan, ini memang luka baru siapa yang melakukanya" .Guman Tama, dia pun mengambil crem dan mulai mengolesi pelan luka luka Laras.

Tama penasaran apakah tendangannya tadi juga meninggalkan bekas luka, Tama pun mulai menyibak celana kulot Laras ke atas, betis dan paha putih Laras juga penuh goresan berwarna merah kebiru biruan, dipahanya juga ada luka bulat bulat seperti bekas cubitan. Tama merasa trenyuh dengan keadaan istrinya Tama menghela nafas dalam dalam tanpa dia sadari dia pu. mengelus rambut istrinya.

"Ya Tuhan bahkan dikakinya juga banyak luka, ngapain sih aku perduliin gadis kampung ini, dia sudah bikin hidupku sial." umpat Tama lagi Sebenernya dia kenapa sih, sadar atau tidak Tama mulai perduli dengan Laras, walau otaknya menolak dengan keras, tapi kenyataanya dia tak bisa mengabaikan ini, dia istriku sekarang, aku harus melindunginya.

Tama tak bisa tidur dia malah hanyut dalam pikiranya sendiri dia menyelimuti tubuh istrinya dengan selimutnya, Tama memeluk tubuh Laras, mencium aroma rambut dan tengkuk Laras dia wangi, Tama tersenyum dengan kelakuanya sendiri. lama Tama menciumi rambut dan juga tengkuk Laras, lama lama kantuk pun menghampirinya, Tama merasakan kenyamanan yang lain ketika tubuhnya berdekatan dengan tubuh Laras, dia hangat batin Tama, dia pun terlelap sambil mendekap Laras.

Pagi pun menjelang, Laras merasakan ada yang menindihnya dia terkejut melihat Tama memeluk tubuhnya, Laras menoleh kebelakang untuk memastikan pikiran nya benar itu Tama yang memeluknya, Laras mengangat pelan tangan Tama yang melingkari perutnya, agar Tama tidak terbangun, Laras takut jika Tama menyadari posisi mereka seperti ini Tama pasti marah padanya. ahirnya dengan susah payah dia pun bisa melepaskan tubuhnya dengan aman, lalu dia mulai membersihan dirinya dan keluar kamar.

Tak Lama Tama pun terbangun, Tama tak melihat siapapun di kamarnya, dia malah tersenyum mengingat tingkahnya tadi malam, enak banget ternyata punya guling hidup batin Tama, apa sih dasar bodoh, Tama memukul kepalanya sendiri dia menengok kekanan dan ke kiri memastikan tak ada yang melihat tingkah munafiknya.

"Kemana dia?" gumam Tama pelan.

Ahhh, bodo amat, ngapain aku mikirin dia batin Tama.

Tama pun beranjak dari ranjangnya dan segera membersihkan diri, Tama menyuruh salah satu maid disana untuk membawa koper Laras dan memasukan ke mobilnya.

Tama melihat Laras bersanda gurau dengan maminya didapur.

Tama duduk dimeja makan tanpa menghiraukan mereka.

"Mas mu sudah duduk sayang sana berikan sarapan teh dan sarapan padannya". Pinta Mami Arini.

"Baik mi". Jawab Laras.

Laras mendekati Tama, Laras memberikan teh hangat dan roti lapis untuk suaminya. Tama tak memperdulikanya dia hanya cuek sambil memakan roti yang diberikan Laras, Tama melirik Laras sekilas, tanpa make up aja dia cantik batin Tama.

"Mi, hari ini kami pindah ya." ucap Tama.

"Iya sayang oia mami ntar sore berangkat, tadi papimu udah jalan dulu," ucap Mami Airin.

"Perlu Tama antar mi?" tawar Tama.

"Ga usah mami sama mang Ujang aja." jawab Mami Arini.

"Baiklah, mami hati hati ya." tambah Tama.

"He em jaga istrimu ya, kalau sempet kamu sering seringlah kesini jangan biarkan rumah mami kosong cepat kasih mami cucu, biar rame rumah mami." Mami Airin menyenggol lengan Laras, Laras hanya tersenyum kecil.

Tama hanya diam tak menjawab.

Selesai sarapan Laras langsung dibawa Tama kerumah baru mereka, didalam mobil tak pembicaraan sedikit pun, bahkan duduk saja dia miring, pasti sakit sekali punggungnya, batin Tama. Sesekali Tama melirik Laras, Laras hanya membuang pandanganya ke luar jendela.

Tak lama mereka pun sampai ke rumah baru Tama, rumah ini tidak besar rumah dua lantai bercat oren dan berpagar coklat terlihat sangat indah dari luar, Tama memarkirkan mobilnya, lalu keluar dan membuka pintu rumah itu, Laras mengikutinya, Laras terlihat mengangkat kopernya sendiri.

"Hey, kamu." tegur Tama.

"Saya tuan." jawab Laras.

"Itu kamarmu." tunjuk Tama pada salah satu pintu kamar.

"Terimakasih." jawab Laras.

Tama tak berucap lagi dia langsung masuk kekamarnya, Laras pun sama, Laras melihat kamar yang akan ditempatinya, tidak terlalu besar, tapi lumayan dari pada kamarnya yang lama, kasurnya juga bagusan ini, batin Laras.

Laras bosan berada dikamarnya, dia pun lapar dia pun memutuskan keluar kamar, dia mencari sang pemilik rumah, tidak ada batin Laras.

Laras keluar mengecek mobilnya, Laras hanya melihat satu buah motor matic terparkir digarasi, mobil Tama sudah tidak ada, apa dia pergi ahhhh...biarlah.

Laras melihat secarik kertas dimenja makan bertuliskan.

jangan menungguku aku tidak akan pulang, itu kartu untuk memenuhi kebutuhanmu, aku akan mentranfer nafkah untukmu setiap bulan, pin nya tanggal lahirmu ingat perjanjian kita, kita hanya suami istri dihadapan mami papi, paham.

Laras menghela nafas dalam ya sudahlah, setidaknya aku bebas, tidak ada yang membentak dan memukulku lagi.

****Bersambung***

Terpopuler

Comments

🥀Novie🥀

🥀Novie🥀

beneran labil si Tama 🤣🤣🤣

2021-09-14

1

Aas Kuningan

Aas Kuningan

kasian laras

2021-03-09

0

Dewifitriani

Dewifitriani

😭😭😭sedih thor

2021-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Cepet Pulang
2 Pertunangan
3 Pernikahan
4 Rumah Baru
5 Berasa Sendiri
6 Terjadi Sesuatu
7 Fakta Tentang Laras
8 Dia Memang Begitu
9 Digantung
10 Kepastian yang Menyakitkan
11 Luka Ini Nyata
12 Manusia Aneh Cemburu
13 Rencana Resign
14 Menenangkan Pikiran
15 Mulai dari Awal
16 Mulai dari Awal (2)
17 Wujud Cinta itu Indahkan
18 Panggilan Sayang
19 Asisten baru
20 Sepakat
21 Kembali ke Kehidupan Normal
22 Tentang Izal
23 Salah Paham
24 Menghindar
25 Siapa Dia?
26 Beri Aku Kesempatan
27 Makin Buruk
28 Seharusnya Bahagia
29 Alasan Yang Tidak Logis
30 Hanya Butuh Sabar
31 Rasa Yang Terpendam
32 Malu Tapi Mau
33 Dia Suamiku
34 Ujian Ini Sungguh Berat
35 Memilih
36 Beratnya Meninggalkanmu
37 Kamu Selalu Dihatiku
38 Kesungguhan Cinta Laras Untuk Tama
39 Berada diantara Cinta Dalam Diam
40 Tama Sadar
41 Dia Memang Susah Dimengerti
42 Sahabat Sejati
43 Apa Salahku?
44 Berada Dititik Terendah
45 Buah Hatiku Sayang
46 Iklas
47 Jika itu Yang Terbaik
48 Siapa Sekarang
49 Dingin
50 Menjengkelkan
51 Hobi Baru Tama
52 Kejutan
53 Spot Jantung
54 Dia Luar Biasa
55 Langkah Tama
56 Mulai Terbuka
57 Awalnya Karena Cinta
58 Rahasia Luna
59 Diserang
60 Robin
61 Gelisah
62 Hati Robin goyah
63 Robin Beraksi
64 Bijaksana
65 Mirip Sekali
66 Kebenaran
67 Merasa Bersalah
68 Berjanji Dalam Hati
69 Ngerjain Kamu
70 Kena Kau
71 Tawaran Nikah Kontrak
72 Tidak Ada Kata Kembali
73 Pengakuan
74 Mak Comblang
75 Gerak Cepat
76 Gelisah
77 Kangen
78 Kembali nya Luna
79 Kabar Gembira
80 Jangan Pergi Lagi
81 Bagiku Kamu yang Terbaik
82 Pernikahan Impian
83 Malam yang Indah
84 Musibah tak Terduga
85 Bencana Rumah Tangga Laras dan Tama
86 Zia Ditemukan
87 Berahirnya Hubungan
88 Good Father
89 Robin Si Raja Singa
90 Berahirnya Petualangan Luna.
91 Kejutan Untuk Laras
92 Keputusan Laras
93 Rencana Bapak Bapak
94 Sama Sama Egois
95 Hati Ibu
96 Namanya Saja Hati
97 Cinta Ini Masih Ada
98 Maafkan Salahku
99 Vitamin Kehidupan
100 Zia
101 Kado Terindah
102 Kado Terindah (2)
103 Jangan Ada Kata Pisah Lagi
104 Bodoh atau Lugu
105 Salah Sasaran
106 Sadar Telah Terkena Jebakan
107 Sahabat Bu Bos
108 Salah Paham
109 Mencoba Mengahiri Hidup
110 Dia Pria yang Baik
111 Menikah dengan Syarat
112 Ini Mimpi Apa Nyata
113 Malam Pertama
114 Sama Sekali tak Mirip
115 Pengantin Baru
116 Ada Rasa
117 Aak Izal.
118 Hati oh Hati
119 Suami Siaga
120 Kebahagiaan Ini Milik Kita
121 Anak Adalah Segalanya
122 Bunga Cinta bermekaran
123 Livia
124 Gadis Itu
125 Dokter Cinta
126 Memantapkan Perasaan
127 Hari Bahagia (end)
128 Karya Baru
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Cepet Pulang
2
Pertunangan
3
Pernikahan
4
Rumah Baru
5
Berasa Sendiri
6
Terjadi Sesuatu
7
Fakta Tentang Laras
8
Dia Memang Begitu
9
Digantung
10
Kepastian yang Menyakitkan
11
Luka Ini Nyata
12
Manusia Aneh Cemburu
13
Rencana Resign
14
Menenangkan Pikiran
15
Mulai dari Awal
16
Mulai dari Awal (2)
17
Wujud Cinta itu Indahkan
18
Panggilan Sayang
19
Asisten baru
20
Sepakat
21
Kembali ke Kehidupan Normal
22
Tentang Izal
23
Salah Paham
24
Menghindar
25
Siapa Dia?
26
Beri Aku Kesempatan
27
Makin Buruk
28
Seharusnya Bahagia
29
Alasan Yang Tidak Logis
30
Hanya Butuh Sabar
31
Rasa Yang Terpendam
32
Malu Tapi Mau
33
Dia Suamiku
34
Ujian Ini Sungguh Berat
35
Memilih
36
Beratnya Meninggalkanmu
37
Kamu Selalu Dihatiku
38
Kesungguhan Cinta Laras Untuk Tama
39
Berada diantara Cinta Dalam Diam
40
Tama Sadar
41
Dia Memang Susah Dimengerti
42
Sahabat Sejati
43
Apa Salahku?
44
Berada Dititik Terendah
45
Buah Hatiku Sayang
46
Iklas
47
Jika itu Yang Terbaik
48
Siapa Sekarang
49
Dingin
50
Menjengkelkan
51
Hobi Baru Tama
52
Kejutan
53
Spot Jantung
54
Dia Luar Biasa
55
Langkah Tama
56
Mulai Terbuka
57
Awalnya Karena Cinta
58
Rahasia Luna
59
Diserang
60
Robin
61
Gelisah
62
Hati Robin goyah
63
Robin Beraksi
64
Bijaksana
65
Mirip Sekali
66
Kebenaran
67
Merasa Bersalah
68
Berjanji Dalam Hati
69
Ngerjain Kamu
70
Kena Kau
71
Tawaran Nikah Kontrak
72
Tidak Ada Kata Kembali
73
Pengakuan
74
Mak Comblang
75
Gerak Cepat
76
Gelisah
77
Kangen
78
Kembali nya Luna
79
Kabar Gembira
80
Jangan Pergi Lagi
81
Bagiku Kamu yang Terbaik
82
Pernikahan Impian
83
Malam yang Indah
84
Musibah tak Terduga
85
Bencana Rumah Tangga Laras dan Tama
86
Zia Ditemukan
87
Berahirnya Hubungan
88
Good Father
89
Robin Si Raja Singa
90
Berahirnya Petualangan Luna.
91
Kejutan Untuk Laras
92
Keputusan Laras
93
Rencana Bapak Bapak
94
Sama Sama Egois
95
Hati Ibu
96
Namanya Saja Hati
97
Cinta Ini Masih Ada
98
Maafkan Salahku
99
Vitamin Kehidupan
100
Zia
101
Kado Terindah
102
Kado Terindah (2)
103
Jangan Ada Kata Pisah Lagi
104
Bodoh atau Lugu
105
Salah Sasaran
106
Sadar Telah Terkena Jebakan
107
Sahabat Bu Bos
108
Salah Paham
109
Mencoba Mengahiri Hidup
110
Dia Pria yang Baik
111
Menikah dengan Syarat
112
Ini Mimpi Apa Nyata
113
Malam Pertama
114
Sama Sekali tak Mirip
115
Pengantin Baru
116
Ada Rasa
117
Aak Izal.
118
Hati oh Hati
119
Suami Siaga
120
Kebahagiaan Ini Milik Kita
121
Anak Adalah Segalanya
122
Bunga Cinta bermekaran
123
Livia
124
Gadis Itu
125
Dokter Cinta
126
Memantapkan Perasaan
127
Hari Bahagia (end)
128
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!