Laras sudah dandan secantik mungkin, bibinya sudah menyiapkan dres untuk Laras kenakan, Laras sama sekalin tidak tau ini acara apa sebenernya, sekali lagi dia hanya bisa pasrah, Laras selalu berfikir positif bahwa yang terjadi padanya semua adalah kehendak Illahi.
Tamu yang ditinggu tunggu oleh paman dan bibi Laras pun datang, mereka disambut baik oleh yang empunya rumah.
"Silahkan masuk Pak Bram, Bu Arini, yang ini siapa?" tanya paman Antok paman Laras.
"Ini anak saya pak Antok namanya Tama." jawab pak Bram.
Tama tersenyum dan mengulurkan tangan pada paman dan bibi Laras.
"Monggo pak silahkan duduk." pinta Luna bibi Laras.
Pak Bram berbicang bicang dengan paman Antok tak lama Luna datang membawa Laras.
pak Bram dan ibu Arini tersenyum bahagia.
"Laras ya?" anya Ibu Arini.
"Iya tan." jawab Laras
"Kamu cantik sekali, terahir kita ketemu pas kamu umur 6 tahun lo oia kamu inget mas Tama ga?" tanya Ibu Arini, Laras tersenyum dan menggeleng, Syukurlah kamu ga ingget aku, apalagi aku tidak akan pernah sudi mengingatmu, batin Tama.
"Ya udah sini tante kenalin." ucap Ibu Arini seraya menggandeng tangan Laras mendekat pada Tama.
Tama tersenyum dan mengulurkan tanganya pada Laras, mereka pun berkenalan.
"Cih wanita kampungan model begini mami papi dipasar juga banyak." batin Tama lagi.
"Apa lagi ini Ya Allah." batin Laras sampai kapan ujianmu ini akan berahir Ya Allah.
Ahirnya pak Bram mengutarakan niat nya datang kemari.
"Oia nak Laras sebelumya kami minta maaf, mungkin ini terkesan mendadak tapi paman dan bibimu sudah setuju, maksud kami kesini adalah meminangmu nak, sesuai janji om sama almarhum Ayahmu dulu, bahwa kamu dititipkan sama om berhubung om punya anak laki laki maka om putuskan untuk menjadikanmu mantu kami biar Tama anak kami yang aka menjagamu." ucap pak Bram menjelaskan.
Laras bingung apa yang harus Laras jawab, tapi cubitan kecil dipinggangnya membuat Laras kaget dan langsung mengatakan iya.
"Baik om jika itu yang terbaik." jawab Laras, Aku tau ini babak baru kehidupan yang harus aku jalani, apa boleh buat semua alur sudah ada yang menentukan. batin Laras, Ibu Arini menangkap kesedihan yang mendalam diwajah calon mantunya, Ibu Arini berjanji akan membuat Laras bahagia jika Tuhan benar menakdirkan Laras sebagai menantunya.
"Tama maunya akad nikah dirumah aja boleh ga pi." ucap Tama.
"Ga masalah kalau itu mau kamu berarti akad besok juga bisa ya mi pak besan bu besan". jcap Papi Tama, jujur Tama terkejut ah mau besok mau nanti ini juga bakalan terjadi batin Tama.
"Kalau itu terserah papi yang penting tertutup aja." Tama mencoba menawar lagi.
"Kami ngikut aja pak besan." jawab Luna.
Laras hanya diam Laras tak tau harus ngomong apa.
Tama melihat Laras ingin rasanya ku tampar itu wajah sok polosnya batin Tama.
"Cih wanita kampungan lihat calon suaminya tampan kaya langsung aja jawab iya dasar janda genit." batin Tama.
Setelah pembicaraan panjang lebar ahirnya mereka pun menyetujuinya, Mereka bersepakat melaksanakan pertunangan sekarang juga dan pernikahan akan dilaksanakan besok pagi dikediaman keluarga Demitri.
Huuuffff setidaknya aku keluar dari sarang harimau ini batin Laras.
Apakah aku akan masuk ke kandang singa kita pikirkan nanti.
Malam pun semakin larut keluarga Demitri pun pamit, Pak Bram dan Ibu Arini paham bahwa putranya sangat kesal.
Dari masuk rumah sampai pulang Tama lebih banyak diam.
Ahh biarkan saja lah tak kenal maka tak sayang wit ing trisno jalaran soko kulino itulah salah satu prinsip hidup pak Bram karena dia menikah dengan ibu Arini juga karena perjodohan, toh sampai saat ini mereka masih langgeng.
Sesampainya dirumah Tama langsung turun dari mobil dan masuk kekamarnya.
"Pi."
"Biarkan saja mi dia akan tau nanti kalau dia sudah menjalani contohnya kita to kita nikah dulu juga dijodohin kan."
"Iya papi benar".
"Dan mami sayang kan sama papi?" tanya Papi Bram
"Percayalah mi, pilihan papi ga akan salah, anak kita jatuh ketangan yang tepat." Pak Bram sangat percaya bahwa Laras Wanita yang tepat untuk Tama.
"Semoga ya pi, mami lihat Laras memang gadis baik kok dia bisa janda sih pi suaminya kemana?" tanya Ibu Arini.
"Suaminya meninggal mi saat tugas, Suaminya dulu anggota TNI." jawab Pak Bram.
"Ooo kasihan ya pi". Ibu Arini sangat paham perasaan calon mantunya.
"Itu sudah jalan hidupnya mi semoga anak kita bisa bahagiain Laras kasihan dia mi, mami lihat sediri tadi, sebenernya dia mau nolak tadi cuma karena dicubit sama bibinya terpaksa dia menerima kan." ungkap pak Bram
"Papa juga lihat tadi?" tanya ibu Arini.
"Lihat mi"
"Kasihan ya pi sudah yatim piatu masih lagi disakiti."
"He em mi semoga ini jalan yang terbaik juga buat Laras ya mi."
"iya pi semoga Tama bisa menjaga dan menyayangi Laras ya pi ".
"Amin"
**Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Mia
alurnya ceritanya sama ya kak seperti novel kak athor yg satunya
semangat Laras... nanti juga bucin tuhh abang Tama nya
2023-10-29
0
🥀Novie🥀
aamiin.,.🤗
2021-09-14
1
Aas Kuningan
nanti juga Rama bucin.. skrg aja nolak
2021-03-09
0