Tama membuka pelan pintu rumah yang ditempati Laras, mata Tama terbelalak melihat Laras yang tertidur disofa, tubuh ramping Laras terlihat menggiurkan, pahanya sangat putih mulus, belum lagi gundukan indah dada Laras, Tama mendekati istrinya, dasar putri tidur, Tama tersenyum menatap wajah teduh Laras, ahh..apa sih yang aku pikirkan kenapa aku jadi mesum gini pikir Tama.
Tama langsung masuk kekamarnya tanpa membangunkan Laras, kamarnya sangat wangi sepertinya baru saja dibersihkan, Tama merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya, tak lama kemudian Tama pun tertidur.
Laras terbangun karena merasa lapar.
"Ahh, masak apa ya, laper ". Laras membuka kulkas dan mulai memasak, Tama bangun dari tidurnya, dia mencium bau harum masakan, Tama keluar kamar dan langsung duduk dimeja makan, Laras tak menyadari keberadaan Tama, Laras masih saja asik memasak, Tama memperhatikan gerak gerik Lara, mata Tama tak lepas dari paha mulus istrinya membuat darah mudanya berdesir.
Laras hendak mengambil mangkok, Laras merasa ada seseorang yang memperhatikanya, bulu kuduk Laras berdiri, Laras memegang tengkuknya. benar saja ketika Laras berbalik, Laras sangat terkejut melihat Tama memakan cemilan di meja makan, Laras menutup mulutnya.
"Astafirullah" . Laras lansung menutup mulutnya, bagimana ini mana aku pakai baju kayak gini, batin Laras, Laras cepat cepat masuk kekamarnya dan mengganti pakaianya.
Tama sama sekali terlihat tak perduli pada tingkah Laras, padahal sebenernya dalam hatinya dia tertawa, dia lucu dan menggemaskan batin Tama.
Laras keluar kamar menggunakan kaos dan celana panjang, Laras menguncir rambutnya menjadi lebih rapi.
Laras membuatkan teh untuk Tama, tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir keduanya, Tama melirik Laras.
Laras melihat Tama meminum teh buatanya, dan masih saja memakan keripik yang ada dimeja, Laras menghidangkan masaknya dimeja.
"Eemm, Tuan mau makan" .jujur Laras takut, tapi dia sudah masak, masak ga nawarin, dia mau apa tidak yang penting dia udah buja suara, Laras tetap memberanikan diri bertanya.
"Heemm" .hanya itu jawaban Tama.
Laras mengambilkan piring untuk Tama, lalu mengambil nasi dan lauk, tetap tak ada kata keluar dari mulut mereka, kali ini Laras masak sayur bening bayam, tempe goreng dan juga ayam goreng serta sambal tomat.
Setelah mengambilkan Tama makan Laras megundurkan diri masuk kekamarnya.15 menit kemudian Laras keluar lagi, Laras melihat Tama duduk disofa ruang tamu sedang mengerjakan pekerjaanya.
Gantian Laras pun makan, setelah selesai makan dan membersihkan peralatan dapurnya, dan membersihkan sisa sisa makananya, Laras membuatkan kopi untuk Tama dan menghidangkanya.
"Ras".panggil Tama.
"Ya Tuan". Jawab Laras.
"Bantu aku mengerjakan ini".
"Baik tuan".
Laras mengembalikan nampan, menggosok giginya dan memakai kacamatanya, lalu Laras pun duduk dikarpet agar jauhan dengan Tama, pikiran Laras masih sama, takut dikatain bau lagi oleh Tama, dengan tekaten Laras menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh suaminya, Jika ada bagian yang dia ga ngerti maka dia akan bertanya dengan sangat hati hati, Laras benar benar menjaga emosi Tama.
Sesekali Tama melirik Laras, dia memang manis, Tama pun tersenyum, Laras sangat serius dengan Laptopnya, sesekali dia menghitung denga Kalkulator yang adadi ponselnya, Tama terus memperhatikan istrinya, Tanpa Laras sadari Tama beberapa kali mengambil gambar nya.
Tama tak mampu lagi menahan hasratnya.
"Laras". panggil Tama.
"Saya tuan". Laras mendongkakan kepalanya menatap suaminya.
"Sini" .Tama menepuk pahanya.
Laras hanya melonggo, dengan lembut Tama menarik tangan Laras, seperti terhipnotis Laras pun menurut, mata mereka saling menatap.
"Tuan mau apa". tanya Laras.
"Apa aku boleh meminta hak ku Ras ". Entah keberanian dari mana Tama berani meminta hak nya, Laras terlihat bingung, Laras menatap lekat mata suaminya, Laras hanya mengangukan kepalanya.
Tama mendekatkan wajahnya, Tama mengecup lembut kening Lara, lalu menciumi wajah Laras dan memangut lembut bibir Laras.
Kenapa dia pasif, bukankah dia janda batin Tama, Tama terus mencumbu Laras, Tama merasakan tubuh Laras gemetar, Tama tak perduli, otaknya sudah dikuasai birahi, Tama terus saja melancarkan aksinya.
Laras tak menolak toh ini kan haknya batin laras.
Tama menggendong tubuh munggil Laras ala bridal staly, Tama merebahkan tubuh mungil itu diranjangnya, Tama melakukan cumbuanya dengan sangat lembut, penuh perasaan seolah Tama mencintainya.
Ya laras iklas menyerahkan jiwa raganya pada laki laki yang meminangnya lima bulan lalu.
Laras menjerit ketika Tama mencoba menyatukan tubuh mereka, saat itu tama menyadaari bahwa istrinya masih gadis, Tama menghentikan aktifitasnya sejenak, dia melihat wajah istrinya memerah menahan sakit, tapi Tama seolah menutup pemandangan itu, Tama terus berusaha hingga ahirnya tubuh mereka pun bersatu, Laras mencakar punggung Tama. Tama membiarkanya.
"Apa sakit". Tanya Tama.
Laras menganggukan kepalanya dan menagis, Tama menghentikan aktifitasnya, posisi mereka masih menyatu.
"Tahan ya, Sebentar lagi gaa sakit"..Ucap Tama
Tama mencium kening Laras dan memangut bibir Laras, pantesan dia pasif, apakah ini berarti juga pengalaman pertamanya batin Tama.
Tama melanjutkan aktifitas sampai selesai, banyak sekali pertanyaan dalam benak Tama, aku akan tanyakan setelah ini batin Tama.
***bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Dee Na
sekalinya dateng lngsng bobol gaeang, si mas g cinta tp nafsu
2021-06-15
1
Aas Kuningan
Tama kaget jandanya rasa perawan
2021-03-09
0
indah auliya
janda rasa perawan oey
2021-01-11
3