Tama meninggalkan rumah yang ditinggali oleh Laras, Tama merasakan sedikit sesak didadanya, Tama telah menetapkan pilihanya, Tama memang bersikeras tak ingin terlalu terlibat dalam urusan wanita, Tama merasa bahwa dirinya lebih bebas tanpa wanita, baginya wanita itu merepotkan.
Tama ya Tama pria super aneh yang mengingkari perasaanya. Tama melajukan kendaraanya dengan kecepatan tinggi menuju sebuh club yang sangat terkenal di Jakarta, Aldo langsung merespon ketika bosnya memintannya untuk menemaninya malam ini.
Music berdentum sangat keras, lampu kerlap kerlip membuat pusing kepala yang melihatnya, malam ini Tama ingin mabok biar bisa melupakan perasaan yang iya rasakan untuk Laras.
"Lo kenapa sih bos" Aldo bingung dengan abang aneh nya ini, tadi baik baik saja waktu gue tinggal, happy happy aja waktu ngerjain bininya, lah sekarang malah kacau gini.
"Al".
"Ape bos".
"Wanita itu sialan, lo jangan pernah terlibat sama mereka". Racau Tama sambil memeguk minuman setan itu.
"Emang kenape bos?".Pancing Aldo.
"Mereka merepotkan".Jawab Tama.
"Bos, lo kenape sih, tadi fine fine aje waktu gue tinggal, berantem ama non Laras". Tanya Aldo.
"Ga, pokoknya lo jangan sebut nama dia lagi depan gue, gue ga mau terlibat lagi sama janda sialan itu, dia udah bikin hidup gue kayak gini".Tama merasa ini semua salah Laras.
"Emang doi ngapain lo bos, boongin elo, nipu elo apa selingkuh barang kali?".Aldo jadi tambah ga ngerti dengan apa yang ada dipikiran abang anehnya ini.
"Ga, dia ga nglakuin itu semua, dia cuma bikin gue mikirin dia mulu, ganggu aja, bikin gue ga tenang". Jawaban Tama membuat Aldo mengerti, simanusia anti wanita ini telah jatuh cinta dengan istrinya, tapi tak mau menerima kenyataan yang ada.
"Bos, bos, dimane mane yang namanya orang jatuh cinta tu happy, la ini jatuh cinta malah merana, astaga, ". Seandainya lo bukan abang gue udah gue lempar lo kejalanan, biar lo tau harusnya orang yang kayak gini tu orang yang patah hati, bukan orang yang jatuh cinta, ya elah, aya aya wae.
"Lo tau ga Al, kenapa gue kayak gini?"Tanya Tama mulai kacau.
"Kenape emang?".Aldo mulai gerah dengan sifat bos sekaligus abang nya yang tak masuk akal.
"Karena gue jatuh cinta sama orang yang salah. dia janda Al, gila aja gue jatuh cinta ama janda".Oh, Tama tak bisa terima kalau dia jatuh cinta pada Laras karena statusnya.
"Bos, janda apa bukan yang penting dia bukan milik orang, toh kalau dia janda juga statusnya jelas kan, dari pada bos jatuh cinta ama bini orang".Tambah Aldo geram, picik banget sih lo bang jadi orang.
"Kalau gue bos, mending gue jatuh cinta ama janda dari pada yang perawan tapi rasa janda." jawab Aldo ngawur, seketika Tama teringat bahwa Laras masih gadis waktu dia pertama kali menyentuhnya. Tama tersenyum sendiri, Aldo makin bingung dengan abang nya.
otaknya kenapa ni orang.
"Bos kita balik yuk, brisik disini".Ajak Aldo.
Dengan langkah sempoyongan Tama menuruti ajakan Aldo, baru beberapa langkah Tama dicegat oleh satu wanita yang sangat sexy, Tama bertambah geram dengan cepat Aldo meyuruh siwanita sexy ini menyingkir. Tama menatap wanita itu tajam dan membentaknya.
"Dasar wanita sialan, pergi sana." umpat Tama.
"Sudah bos ayo." Aldo memapah abangnya, mengajaknya pergi dari tempat laknat itu.
Dimobil Tama hanya diam, sesekali dia mengatakan Laras adalah wanita sialan, menyebalkan dan memuakan karena telah berhasil mengubahnya menjadi orang gila.
Aldo hanya mengeleng gelengkan kepalanya.
***
Malam itu juga Laras memindahkan semua barangnya kekamarnya semula, Laras tidak tau apakah dia harus senang atau sedih, bukan kah ini yang dia harapkan, mendapat kepastian, dia sudah mendapatkan nya bukan lalu apa lagi.
Laras merasa sangat lelah dengan hidupnya, tak ada yang menginginkanku lalu untuk apa aku berharap, semua sudah jelaskan sekarang, tadi dia bilang hanya terpesona dengan tubuhku, aku tetap janda bau dan sialan baginya, entah apa lagi setelah ini, batin Laras dalam hati.
Otak Laras berasa penuh dengan kata kata hinanan dari Tama, bohong kalo Laras tidak terluka, luka ini nyata ia rasakan, tapi anehnya dia tak bisa membenci Tama, dia malah merindukanya.
Anggap saja satu malam kemarin hanya mimpi yang indah buatmu Laras. dan sekarang kamu telah menghadapi kenyataan, sudahlah terima saja kamu pasti bisa, bukan kah kamu sering bilang sudah biasa sendiri, sudah biasa merasakan penolakan heemmm, kamu pasti sanggup melewatinya Ras, Laras berusaha menyemangati dirinya sendiri, dengan segala beban yang ada Laras pun tertelap.
Laras berasa enggan berangkat ke kantor, Laras merasa takut jika bertemu Tama, tapi dia tak mau mengecewakan atasanya yang selalu memberinya semangat agar tak mendengarkan orang yang hendak menjatuhkanya.
Dengan langkah agak malas Laras pun sampai di lobi tempatnya bekerja, Laras yang berjalan sambil melamun pun terkejut karena Siska dan Sandra mengagetkanya.
"Woeee, cewek cantik".Sapa Siska sambil merangkul pundak Laras, Sandra pun juga merangkul pundak Laras mereka bertiga pun tertawa.
"Hay, pagi". Balas Laras
"Andai gue cowok udah gue pacarin lo Ras"
Celetu Siska, seperti biasa Laras hanya tersenyum, bertemu dengan mereka adalah kebahagaiaan tersendiri buat Laras, hanya merekalah yang bisa menerima kekuranganya.
"Jangan kemakan omonganga Ras, Eh Sis lo selalu bilang mau jadiin Laras cewek elo kalo elo laki kenape?".,Tanya Sandra. Laras ikut menoleh ke arah Siska.
"Ga tau adem aja jiwa gue kalo deket dia hahahaha". Jawab Siska apa adanya.
"Soalnya dia cantik udah gitu mungil lagi, cocok buat dibully."Niat Sandra hanya bercanda tapi sedikit menyakitkan buat Laras, tapi Laras tetap menerimanya dengan senyuman.
Mereka tak menyadari jika dari tadi bos dan asistenya ada dibelakang mereka, Mereka malah asik menggoda Laras.
"San lo tumben sih semangat, pagi gini udah sampai, biasanya juga mepet jam lo baru dateng, udah gitu belum dandan lagi, sekarang tumben lo udah dandan, habis itu pagi pula datengnya?".Tanya Siska.
"Gue mau lihat idola nyata gue dong".Jawab Sandra.
"Uwiihh, roman romanya udah ada siap tebar jala ni".Goda Siska, Laras hanya diam menikmati obrolan mereka.
"Hahahaha, tapi gue ga yakin doi mau ama gue".Ucap Sandra, Laras jadi heran dan bertanya.
"Kenapa?".Celetu Laras.
"Karena orang yang gue suka berada diatas awan, singgasananya terlalu tinggi".Jawab Sandra.
"Emang lo suka sama siapa, jangan bilang lo naksir sama bos baru kita".Siska tak salah lagi, Sandra hanya tertawa, dibelakang mereka terdengar suara Aldo berdehem.
"Eeeheemmm".Mereka bertiga pun menoleh, Tama melepas kaca mata hitamnya.
"Kalian mau kerja atau bergosip".Umpat Tama, serentak mereka menunduk, Tama menatap Laras, Laras tak berani melihat kearah Tama.
"Maaf pak".Ucap Siska dan Sandra, Laras tak berani mengucapkan sepatah katapun.
"Hay kamu yang tengah, siapa namamu?".Tanya Tama, selalu batin Laras.
"Larasati tuan".Jawab Laras pelan.
"Semua temanmu minta maaf kenapa kamu tidak, sudah merasa hebat kamu".Hardik Tama, Aldo hanya geleng geleng kepala.
"Tidak maaf tuan".Ucap Laras, Tama memakai lagi kaca matanya dan pergi meninggalkan mereka menuju lift kusus untuknya, Lift keduanya pun telah terbuka, Sebelum masuk Tama menoleh ke arah Laras ,tak sengaja Laras pun sama hingga mata mereka bertemu, tapi tatapan Tama saat itu tak sama dengan tatapan yang Laras radakan beberapa hari yang lalu, tatapan itu sama seperti yang ia rasakan ketika pertama kali mereka bertemu.
"Galak banget sih dia, ga jadi aku naksir pria galak seperti itu".Umpat Sandra.
"Ama asistenya aja lo, cakep juga kok". Goda Siska.
"Ah ogak, mereka nempel terus kayak lem Uhu, malas aku sudah lihat keduanya". Laras hanya diam, lift yang mereka tumpangi pun sampai didepan ruangan mereka, selesai finger mereka pun masuk dan duduk dimeja masing masing.
Ibu Cantika masuk (Manajer Laras).
"Morning girls".Sama Cantika, dia emang cantik sesuai namanya, orangnya juga baik tak pelit ilmu, tak segan juga memberi hadiah jika timnya naik level atau sukses dengan proyek mereka.
"Girls kita ada proyek baru nih, kemarin gue udah setorin hasil kerja kita dan bos suka dengan desain Laras, entar lo ikut gue meeting ya baby, gue mau lo presentasikan desain lo sedetail mungkin, siapa tau desain lo bisa jadi brand lagi geng". Cantika emang super duper gaul abis, disamping umurnya hanya beberapa taun diatas mereka, Cantika juga menganggap mereka teman bukan bawahan.
"Saya bu ikut meeting?".Tanya Laras, tentu saja ia terkejut, biasanya walau pun dia berhasil dengan desainya, atasanya tak pernah membawanya meeting dengan para orang orang penting disana, terlebih lagi dia harus berani mempresentasikan karyanya.
"Iya sayang, ga papa bos baru kita baik kok, ga seperti yang lama, ga papa kan ada gue disamping elo".Cantika memberi semangat pada Laras, Laras menatap kedua sahabatnya, mereka pun mengangguk dan memberi dukungan pada Laras.
"Masalahnya bukan itu geng, aku malas berhadapan dengan manusia batu itu".Batin Laras dan langsung menjatuhkan kepalanya kemeja kerjanya.
***Bersambung***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Endah Ing
ini mah sdh bukan labil lg, ini mah songong si tama. lupa dia kl si janda baru pertama kali juga ma dia.
gethok aja pala tama thor
2021-09-18
0
indah auliya
trlalu lembek nih laras
2021-01-11
2
👀 oma 👀
napa perempuan harus lemah ya pd cintanya?? padahal sdh disakiti msh da ja rasa itu tdk bisa diubah benci ... entahlah 😥😥😥 padahal dia bisa bahagia dgn caranya sendiri tanpa hrs mencintai yg tak pantas untuk dicintai. deritanya dia sendiri yg buat. hidup itu pilihan bukan? bisa memilih bahagia napa malah pilih derita. jgn jd wanita bodoh karna cinta 😔😔😔 kalo bisa buat lelaki yg mengemis cinta jgn kita para wanita yg mengemis cinta 💙💙💙
hidup wanita!!!! 💪💪💪💪💪
2020-09-29
20