Ep. 14 Rahasia Elias

"Saya belum tahu jam berapa harus pulang karena harus ke Rumah Sakit dulu, nanti saya hubungi begitu sudah selesai."

Kira-kira seperti itulah tadi yang dikatakan Wangi pada Galih lewan pesan. Dan sekarang Wangi beserta ke empat anggota timnya sedang berada di Rumah Sakit Universitas, tentu saja ada Elias yang juga berasamanya. Salah satu dokter senior spesialis kanker yang ditunjuk sebagai kepala tim beserta dokter spesialis bedah umum mengatakan bahwa hari ini kami akan khusus mengunjungi pasien VIP yang mereka tangani untuk menyapanya secara langsung. Karena sebelumnya pasien itu hanya bertemu dengan Prof. Dr. Slamet sebagai penanggung jawab dokter spesialis kanker. Dan sebagai anggota tim dokter yang akan ikut merawat mulai dari pasca operasi, operasi dan perawatan setelah operasi mereka harus menemui dan milihat langsung kondisi pasien.

"Dokter Wangi, anda sudah benar-benar mempelajari dan mengerti kondisi pasien saat ini kan? Jangan sampai anda gegabah melakukan tugas anda, karena pasien kita ini adalah salah satu orang penting di Rumah Sakit kita. Tentunya anda sudah tahu jika anda benar-benar membaca riwayat dan identitas pasien." Tutur Elies sarkas, seolah-olah memperingatkan Wangi jika dia melakukan kesalahan maka tamat sudah riwayat Wangi sebagai dokter.

"Tentu dok, anda tidak usah khawatir, saya sudah memperpendek jam tidur saya hanya untuk mempersiapkan hal ini." Jawab Wangi yang tak kalah sarkasnya. Wangi sangat geram dan agak tersinggung dengan ucapan Elias barusan. Bagaimana tidak? Elias seolah-olah dengan tidak berperasaannya meremehkan usaha Wangi selama ini. Wangi sadar dirinya memang pribadi yang agak srampangan, namun kalau sudah menyangkut pasien dia tentu akan melakukan tanggungjawabnya dengan serius, apalagi ini pasien yang secara langsung akan dia rawat. Urusan nyawa seseorang, Wangi tidak mungkin akan main-main. Tidak perduli itu orang biasa atau pejabat sekalipun.

"Dasar iblis tidak punya hati! Dia pikir selama ini aku hanya main dokter-dokteran apa?!" Gerutu Wangi dalam hati.

"Sabar, sabar... Biar bar-bar, rejekinya lebar. Amin. Aku tidak boleh terpengaruh oleh bisikan syaiton yang terkutuk." Lanjut Wangi menenangkan dirinya dalam hati.

Melihat reaksi Wangi yang membalas kata-katanya dengan ketus, Elias sadar bahwa dirinya sudah menyinggung Wangi. Apalagi melihat wajah Wangi yang terlihat masam dan akan melengos jika tidak sengaja mereka bertatapan. Sebenarnya Elias tidak bermaksud menyinggung apalagi menyakiti hati Wangi. Namun entah mengapa setiap melihat Wangi, Elias menjadi resah sendiri. Dia sangat ingin memperlakukan Wangi dengan lebih halus, namun setiap dia ingin melakukan hal itu yang keluar dari mulutnya selalu hal-hal yang tidak seharusnya. Mungkin itu adalah cara dirinya untuk menutupi kegugupan dan detak jantungnya dari orang yang ia sukai. Ya, Elias telah mengakui kepada dirinya sendiri bahwa dia telah jatuh hati pada Wangi. Bahkan rasa itu telah tumbuh jauh sebelum dirinya menjadi dokter hebat dan tampan seperti saat ini. Dan siapa yang tahu dulunya mereka berdua berasal dari sekolah SMA yang sama.

7 Tahun yang lalu...

Seorang anak lelaki beseragam SMA dengan rambut poni dan kaca mata bulatnya sedang dikerumuni tiga anak lelaki dengan seragam SMA yang sama di salah satu lorong sekolah yang kebetulan sepi. Sepertinya tiga anak yang mengerubungi tersebut sedang merundung anak lelaki berkaca mata itu.

"A apa mau kalian? A aku sudah tidak ada urusan dengan kalian lagi. Jadi biarkan aku pergi dari sini." Kata anak berkaca mata itu dengan tangan yang mengepal berusaha menahan tubuhnya yang bergetar karena ketakutan.

"Haha... Kamu bilang apa? Kalian dengar dia bilang apa barusan?" Kata salah satu dari anak perundung itu.

"Sorry bos kita gak dengar, soalnya dia ngomongnya kaya kumur-kumur." Sahut salah satu dari ketiga bocah nakal itu.

"Hahaha..." Dan satunya lagi langsung menertawakannya.

"Hehh bocah cupu! Kamu tahu kesalahan kamu? Gara-gara kamu kami bertiga kena skors dan harus mengerjakan soal-soal pelajaran Matematika satu semester ini." Tuduh anak yang dipanggil bos oleh dua temannya itu.

"Ke kenapa itu jadi salahku?" Tanya si anak berkaca mata itu tergagap.

"Kamu kan yang melaporkan kami saat sedang merokok di belakang perpustakaan saat jam pelajaran Matematika?!" Tuduh bos preman kecil.

"Bu bukan aku! Aku bukan yang melaporkannya!" Elak si anak cupu berkacamata.

"Hallahh... Gak usah bohong deh kamu! Karena hanya kamu yang berpapasan dengan kami waktu itu." Ujar si bos anak-anak itu yang tetap kekeh pada tuduhannya.

"Sumpah! Beneran bukan aku, mungkin ada anak lain yang melihat waktu itu." Kata si cupu yang berusaha membela dirinya sendiri.

Memang sialnya anak berkaca mata itu, dia tidak sengaja berpapasan dengan ketiga teman badungnya itu ketika hendak ke perpustakaan untuk mengambil beberapa buku yang disuruh oleh gurunya waktu itu.

"Hallahh... kebanyakan bacot! Udah hajar saja bos!" Kata salah satu anak nakal di sana.

"Iya, sikat saja biar jera!" Ujar anak yang lainnya.

"Kamu harus mengerjakan semua tugas Matematika kami, kalau tidak mau aku hajar!" Ancam si bos anak nakal tersebut.

"Maaf aku tidak mau, itu kan tugas kalian sebagai hukuman, bukan tugas aku." Tolak anak berkaca mata.

"Berani menolak ya kamu! Ini semua gara-gara kamu! Jadi kamu yang harus selesaikan hukuman kami." Seru bos anak nakal itu lagi.

"Aku kan sudah bilang, bukan aku yang melaporkan kalian." Si bocah berkaca mata itu masih berusaha membela dirinya sendiri.

"Dasar! Banyak bacot ya kamu!" Pimpinan anak-anak nakal itu langsung menarik krah seragam anak berkaca mata dengan tangan kirinya dan tangan kanannya hendak melayangkan pukulan ke wajah anak berkaca mata itu. Namun tangannya hanya melayang di udara ketika sebuah suara terdengar dari arah belakangnya.

"Waahh... Ada pertunjukan apa ini? Drama pengroyokan satu lawan tiga? Ckckck... Pengecut banget sih." Seorang gadis dengan seragam SMA yang sama dengan mereka sedang berdiri bersama phonsel ditangannya layaknya orang yang sedang merekam.

"Hei! Siapa kamu? Nggak usah ikut campur ya!" Gertak salah seorang dari mereka.

"Siapa yang ikut campur? Aku cuma merekam adegan drama kok, siapa tahu nanti bakalan viral setelah dramanya tanyang, kan kalian juga yang akan jadi terkenal." Ucap gadis itu santai tanpa rasa takut.

"Sialan! Dia merekam kita bos!" Ujar salah satu anak perundung di sana.

"Siniin phonsel kamu!" Ucap pemimpin anak nakal itu.

"Ehh buat apa? Setelah ngeroyok, kalian mau ngrampok juga? Ckckck... Emang ya kalian gak ada akhlak!" Sahut si gadis.

"Kelamaan bos, biar aku saja yang ngerebut." Salah satu dari anak nakal itu melangkah maju mendekati si gadis dan berusaha untuk mengambil phonsel miliknya. Anak cupu berkaca mata yang melihat itu dari tadi langsung berteriak.

"Lari! Cepat lari, bahaya!" Teriaknya pada sang gadis.

"Sudah diam kamu! Setelah urusan cewek itu selesai, nanti giliran kamu!" Gertak si bos anak nakal.

Sungguh sial anak yang berusaha merebut phonsel milik si gadis pemberani itu. Karena sebelum tangannya menyentuh phonsel milik si gadis, gadis tersebut langsung menendang tulang kering kaki anak nakal itu. Alhasil anak nakal itu merintih kesakitan.

"Auw! Dasar kurang ajar! Awas kamu!" Anak nakal itu berusaha lagi untuk mengambil phonsel gadis tersebut, namun lagi-lagi usahanya gagal. Tangannya langsung dipelintir memutar oleh sang gadis ketika berusaha menyerang gadis tersebut.

"Aarrgghh!! Sakiiitt! Sakit, sakiiitt... tanganku sakit bos, rasanya tanganku patah bos!" Anak nakal itu mengerang kesakitan merasakan tangannya yang terpelintir.

Melihat temannya merintih kesakitan begitu, salah satu anak nakal yang lainnya tidak terima dan menyerang balik sang gadis pemberani itu.

"Kurang ajar! Berani-beraninya kamu melukai temanku!" Anak nakal itu berusaha melayangkan pukulan ke arah si gadis, namun si gadis langsung menghindarinya. Akhirnya anak nakal tersebut malah menabrak tembok dibelakangnya dan jatuh tersungkur.

"Haha... Syukurin, nakal sih!" Ejek sang gadis sembari tertawa.

"Kalian berdua sama-sama gak becus! Ngadepin gadis kecil gitu saja gak bisa!" Rutuk si pimpinan anak nakal itu geram.

"Bawa sini phonsel kamu sebelum kamu benar-benar menyesal!" Gertak si bos anak nakal itu memaksa si gadis untuk memberikan phonselnya.

Namun ketika bos anak nakal itu sedang berebut phonsel dengan si gadis, tanpa sengaja si gadis terpeleset dan ketika akan terjatuh tangan si gadis refleks berpegangan pada celana si bos nakal itu. Dan tanpa diduga celana si kepala suku anak nakal itu melorot jatuh tepat di depan mata si gadis.

"Oh Em Gi... Spongebob?" Tampilan celana kolor kuning bercorak Spongebob terpampang tepat di hadapan wajah gadis itu yang membuat sang gadis dan juga anak cupu beserta dua anak nakal lainnya terperangah dengan mulut menganga. Dan cekrek!! Sang gadis refleks memfotonya.

"Aaarrggh!! Ada orang mesum!"

Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang juga salah satu siswa sekolah di sana yang tidak sengaja lewat dan berteriak ketika melihat adegan memalukan itu. Sontak anak-anak nakal itu terkejut dan lari terbirit-birit.

"Awas kamu Elias! Dasar cupu! Lihat saja nanti! Dan kamu... Argghh!" Si bos anak nakal itu masih sempat-sempatnya mengancam sebelum melarikan diri padahal dirinya sedang sibuk memegangi celananya yang melorot.

"Spongebob..." Ucap si gadis tanpa suara ketika si bos anak nakal melotot ke arahnya sebelum benar-benar pergi dengan rasa malu.

"Wangi, kamu gak apa-apa? Kok sampai jatuh gini sih? Anak-anak itu ngapain kamu?" Tanya teman sang gadis memberondong. Ternyata gadis pemberani itu adalah Wangi dan anak cupu berkaca mata tersebut adalah Elias.

"Tenang saja, aku baik-baik saja kok... Cuma kepeleset doang." Jawabnya sambil nyengir kuda dan beranjak berdiri dari jatuhnya.

"Terimakasih ya, sudah nolongin aku." Ucap Elias kepada Wangi.

"Santai saja kak... Ohh ya ampun! Kita musti balik ke kelas sekarang! Guru fisika kiler banget. Bye kak... Duluan ya!" Ujar Wangi yang langsung berlari pergi bersama temannya.

"Ehh tung... gu..." Seru Elias terhenti.

Dan sejak itu tatapan Elias hanya tertuju pada Wangi, gadis pertama yang menggetarkan hatinya. Elias yang sudah hampir lulus SMA itu hanya bisa melihat Wangi yang masih kelas satu dari kejauhan. Elias saat itu terlalu insecure untuk mendekati Wangi yang selalu ceria dan percaya diri hingga kelulusannya tiba Elias tetap tidak dapat mendekati Wangi. Elias bertekat setelah itu dia akan merubah penampilan dan membentuk dirinya sendiri agar lebih confidence agar suatu saat nanti dia bisa berdiri di hadapan Wangi dengan rasa percaya dirinya. Setelah dua tahun berlalu, seperti mendapatkan lotre, keinginannya untuk bertemu dengan Wangi kembali terwujud. Namun sayang, Wangi tidak mengingatnya sama sekali.

Masa sekarang...

"Huuff... Wangi, sampai kapan kamu akan mengingat diriku lagi? Si cupu berkaca mata yang kamu tolong." Gumam Elias lirih nyaris tak terdengar.

Akhirnya para anggota tim dokter sampai di depan pintu VIP ruang inap pasien. Dr. Slamet selaku profesor dan kepala tim dokter masuk terlebih dahulu.

"Selamat siang semuanya... Maaf menggangu sebentar, kami harus melakukan pemeriksaan dulu." Ucap Dr. Slamet.

Namun sebelum ada jawaban dari pasien maupun orang-orang yang menunggunya, tiba-tiba Wangi memotong pembicaraan.

"Papa? Kok papa ada di sini?"

Bersambung...

Episodes
1 Ep. 1 Kisah Sendu
2 Ep. 2 Kisah Sendu #2
3 Ep. 3 Wangi Prameswari
4 Ep. 4 I Love You
5 Ep. 5 Pagi Hari Penuh Kesal
6 Ep. 6 Antara Gosib dan Hari Tersial
7 Ep. 7 Calon Korban
8 Ep. 8 Cerita Di Meja Makan
9 Ep. 9 Tugas Sang Komandan
10 Ep. 10 Sopir Baru Wangi
11 Ep. 11 Sstt..!!
12 Ep. 12 Wangi VS Uler Keket
13 Ep. 13 Sumpah Wangi
14 Ep. 14 Rahasia Elias
15 Ep. 15 Ridwan Ketemu Calon Mantu
16 Ep. 16 Insiden Pulang
17 Ep. 17 Ada Apa Dengan Laras?
18 Ep. 18 Malu-Maluin
19 Ep. 19 Makan Malam Pertama
20 Ep. 20 Di Hari Operasi
21 Ep. 21 Akhirnya Galih Tahu
22 Ep. 22 Apa Sih Yang Aku Pikirkan?
23 Ep. 23 Omelan Wangi
24 Ep. 24 Info Dari Dino
25 Ep. 25 Berita Di Pagi Hari
26 Ep. 26 Merawat Elias
27 Ep. 27 Apakah Aku Sudah Terlambat?
28 Ep. 28 Gerah Hati
29 Ep. 29 Cerita Tak Terduga
30 Ep. 30 Cerita Tak Terduga #2
31 Ep. 31 Elias Berubah?
32 Ep. 32. Tamu Tak Diundang
33 Ep. 33 Suami Siaga
34 Ep. 34 Gara-Gara Soto Daging
35 Ep. 35 Koas Baru
36 Ep. 36 Perwita Sekar Arum
37 Ep. 37 Hati Yang Kacau
38 Ep. 38 Dasar Wangi!
39 Ep. 39 Galih Kena Gendam
40 Ep. 40 Untung Ganteng
41 Ep. 41 Undangan Makan Siang
42 Ep. 42 Gara-gara Pakaian
43 Ep. 43 Petir Di Siang Bolong
44 Ep. 44 Jawaban Galih
45 Ep. 45 Jawaban Wangi
46 Ep. 46 Syarat
47 Ep. 47 Bernapaslah Wangi
48 Ep. 48 Surat Terakhir Sang Mantan
49 Ep. 49 Surat Terakhir Sang Mantan #2
50 Ep. 50 Gosib di Rumah Sakit
51 Ep. 51 Menjahit Luka Gosib
52 Ep. 52 Siapa Dani?
53 Ep. 53 Nelangsa
54 Ep. 54 Gara-gara Salah Ngomong
55 Ep. 55 Sebuah Penyesalan
56 Ep. 56 Terbongkar Sudah
57 Ep. 57 Melepasmu
58 Ep. 58 Rahasia Wita dan Elias
59 Ep. 59 Makan Siang Berdua
60 Ep. 60 Kok Nangis?
61 Ep. 61 Josep dan Si Uler Keket?
62 Ep. 62 Kabar Dari Papa
63 Ep. 63 Curhatan Laras
64 Ep. 64 Terungkap
65 Ep. 65 Wangi Apa Monyet?
66 Ep. 66 Pengumuman Di Makan Malam
67 Ep. 67 Keputusan Galih dan Wangi
68 Ep. 68 Wangi Punya Adik Baru
69 Ep. 69 Rencana PDKT Buat Si Uler Keket
70 Ep. 70 Menjalankan Rencana
71 Ep. 71 Gara-gara Washtaple
72 Ep. 72 Sebuah Kabar Untuk Galih
73 Ep. 73 Bimbang
74 Ep. 74 Pasar Malam
75 Ep. 75 Setelah Dua Tahun
76 Ep. 76 Rujakan
77 Ep. 77 Lebanon... I'am coming..
78 Ep. 78 Apa Kabar Jantungmu?
79 Ep. 79 Kretek-Kretek Tahan Napas
80 Ep. 80 Makan Malam Penyambutan
81 Ep. 81 Telur Rebus dan Strawberry
82 Ep. 82 Kepikiran Galih Terus
83 Ep. 83 Zahara
84 Ep. 84 Haa... Kembar??
85 Ep. 85 Maaf Dari Galih dan Rahasia Romero
86 Ep. 86 Martabak Manis Yang Dirindu
87 Ep. 87 Roti Sobek Pagi Hari
88 Ep. 88 Masalah Hati
89 Ep. 89 Sstt..!! Diam!
90 Ep. 90 Langit Senja di Lebanon
91 Ep. 91 Zahara dan Romero
92 Ep. 92 Termakan Jebakan Wangi
93 Ep. 93 Kala Galih Menggoda
94 Ep. 94 Siapakah Mereka?
95 Ep. 95 Boss Gangster
96 Ep. 96 Serasa Di Dalam Drama Korea
97 Ep. 97 Makanya Jangan Nakal!!
98 Ep. 98 Rahasia Yang Ada Di Kota
99 Ep. 99 Pasien Tak Terduga
100 Ep. 100 Resah
101 Ep. 101 Joshua Franklin
102 Ep. 102 Bahaya Mengintai
103 Ep. 103 Introgasi
104 Ep. 104 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking
105 Ep. 105 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #2
106 Pengumuman Author
107 Ep. 106 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #3
108 Ep. 107 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #4
109 Ep. 108 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #5.Soledat
110 Ep. 109 Rencana Soledat dan Galih
111 Ep. 110 Gagak Siap Kembali Berburu
112 Ep. 111 Kecemasan Para Wanita
113 Ep. 112 Kasino
114 Ep. 113 OTW Bertemu Erisha
115 Ep. 114 Erisha dan Soledat Bebas
116 Ep. 115 Tertangkapnya Raja Kalajengking
117 Ep. 116 Siap-Siap Diomeli
118 Ep. 117 Mode Omelan On!
119 Ep. 118 Romi Terancam Punah
120 Ep. 119 Zahara OTW Ngerujak
121 Ep. 120 Romi, Bertahanlah...
122 Ep. 121 Bertemu Soledat Lagi
123 Ep. 122 Wangi Dilawan...?
124 Ep. 123 Tentang Mariam
125 Ep. 124 Piknik
126 Ep. 125 Persiapan Pulkam
127 Ep. 126 Bintang Di Bawah Langit Lebanon
128 Ep. 127 LDRan
129 Ep. 128 Kembali Pulang
130 Ep. 129 Kondangan
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Ep. 1 Kisah Sendu
2
Ep. 2 Kisah Sendu #2
3
Ep. 3 Wangi Prameswari
4
Ep. 4 I Love You
5
Ep. 5 Pagi Hari Penuh Kesal
6
Ep. 6 Antara Gosib dan Hari Tersial
7
Ep. 7 Calon Korban
8
Ep. 8 Cerita Di Meja Makan
9
Ep. 9 Tugas Sang Komandan
10
Ep. 10 Sopir Baru Wangi
11
Ep. 11 Sstt..!!
12
Ep. 12 Wangi VS Uler Keket
13
Ep. 13 Sumpah Wangi
14
Ep. 14 Rahasia Elias
15
Ep. 15 Ridwan Ketemu Calon Mantu
16
Ep. 16 Insiden Pulang
17
Ep. 17 Ada Apa Dengan Laras?
18
Ep. 18 Malu-Maluin
19
Ep. 19 Makan Malam Pertama
20
Ep. 20 Di Hari Operasi
21
Ep. 21 Akhirnya Galih Tahu
22
Ep. 22 Apa Sih Yang Aku Pikirkan?
23
Ep. 23 Omelan Wangi
24
Ep. 24 Info Dari Dino
25
Ep. 25 Berita Di Pagi Hari
26
Ep. 26 Merawat Elias
27
Ep. 27 Apakah Aku Sudah Terlambat?
28
Ep. 28 Gerah Hati
29
Ep. 29 Cerita Tak Terduga
30
Ep. 30 Cerita Tak Terduga #2
31
Ep. 31 Elias Berubah?
32
Ep. 32. Tamu Tak Diundang
33
Ep. 33 Suami Siaga
34
Ep. 34 Gara-Gara Soto Daging
35
Ep. 35 Koas Baru
36
Ep. 36 Perwita Sekar Arum
37
Ep. 37 Hati Yang Kacau
38
Ep. 38 Dasar Wangi!
39
Ep. 39 Galih Kena Gendam
40
Ep. 40 Untung Ganteng
41
Ep. 41 Undangan Makan Siang
42
Ep. 42 Gara-gara Pakaian
43
Ep. 43 Petir Di Siang Bolong
44
Ep. 44 Jawaban Galih
45
Ep. 45 Jawaban Wangi
46
Ep. 46 Syarat
47
Ep. 47 Bernapaslah Wangi
48
Ep. 48 Surat Terakhir Sang Mantan
49
Ep. 49 Surat Terakhir Sang Mantan #2
50
Ep. 50 Gosib di Rumah Sakit
51
Ep. 51 Menjahit Luka Gosib
52
Ep. 52 Siapa Dani?
53
Ep. 53 Nelangsa
54
Ep. 54 Gara-gara Salah Ngomong
55
Ep. 55 Sebuah Penyesalan
56
Ep. 56 Terbongkar Sudah
57
Ep. 57 Melepasmu
58
Ep. 58 Rahasia Wita dan Elias
59
Ep. 59 Makan Siang Berdua
60
Ep. 60 Kok Nangis?
61
Ep. 61 Josep dan Si Uler Keket?
62
Ep. 62 Kabar Dari Papa
63
Ep. 63 Curhatan Laras
64
Ep. 64 Terungkap
65
Ep. 65 Wangi Apa Monyet?
66
Ep. 66 Pengumuman Di Makan Malam
67
Ep. 67 Keputusan Galih dan Wangi
68
Ep. 68 Wangi Punya Adik Baru
69
Ep. 69 Rencana PDKT Buat Si Uler Keket
70
Ep. 70 Menjalankan Rencana
71
Ep. 71 Gara-gara Washtaple
72
Ep. 72 Sebuah Kabar Untuk Galih
73
Ep. 73 Bimbang
74
Ep. 74 Pasar Malam
75
Ep. 75 Setelah Dua Tahun
76
Ep. 76 Rujakan
77
Ep. 77 Lebanon... I'am coming..
78
Ep. 78 Apa Kabar Jantungmu?
79
Ep. 79 Kretek-Kretek Tahan Napas
80
Ep. 80 Makan Malam Penyambutan
81
Ep. 81 Telur Rebus dan Strawberry
82
Ep. 82 Kepikiran Galih Terus
83
Ep. 83 Zahara
84
Ep. 84 Haa... Kembar??
85
Ep. 85 Maaf Dari Galih dan Rahasia Romero
86
Ep. 86 Martabak Manis Yang Dirindu
87
Ep. 87 Roti Sobek Pagi Hari
88
Ep. 88 Masalah Hati
89
Ep. 89 Sstt..!! Diam!
90
Ep. 90 Langit Senja di Lebanon
91
Ep. 91 Zahara dan Romero
92
Ep. 92 Termakan Jebakan Wangi
93
Ep. 93 Kala Galih Menggoda
94
Ep. 94 Siapakah Mereka?
95
Ep. 95 Boss Gangster
96
Ep. 96 Serasa Di Dalam Drama Korea
97
Ep. 97 Makanya Jangan Nakal!!
98
Ep. 98 Rahasia Yang Ada Di Kota
99
Ep. 99 Pasien Tak Terduga
100
Ep. 100 Resah
101
Ep. 101 Joshua Franklin
102
Ep. 102 Bahaya Mengintai
103
Ep. 103 Introgasi
104
Ep. 104 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking
105
Ep. 105 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #2
106
Pengumuman Author
107
Ep. 106 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #3
108
Ep. 107 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #4
109
Ep. 108 Operasi Penangkapan Raja Kalajengking #5.Soledat
110
Ep. 109 Rencana Soledat dan Galih
111
Ep. 110 Gagak Siap Kembali Berburu
112
Ep. 111 Kecemasan Para Wanita
113
Ep. 112 Kasino
114
Ep. 113 OTW Bertemu Erisha
115
Ep. 114 Erisha dan Soledat Bebas
116
Ep. 115 Tertangkapnya Raja Kalajengking
117
Ep. 116 Siap-Siap Diomeli
118
Ep. 117 Mode Omelan On!
119
Ep. 118 Romi Terancam Punah
120
Ep. 119 Zahara OTW Ngerujak
121
Ep. 120 Romi, Bertahanlah...
122
Ep. 121 Bertemu Soledat Lagi
123
Ep. 122 Wangi Dilawan...?
124
Ep. 123 Tentang Mariam
125
Ep. 124 Piknik
126
Ep. 125 Persiapan Pulkam
127
Ep. 126 Bintang Di Bawah Langit Lebanon
128
Ep. 127 LDRan
129
Ep. 128 Kembali Pulang
130
Ep. 129 Kondangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!