Bab 19 Klub Malam

"Mau minum apa?" tanya seorang bartender pada pelanggan yang baru saja datang.

"Vodka!" jawabnya singkat.

"Oke, tunggu sebentar!" seru bartender mengerdipkan mata genit melihat sosok pria maskulin dengan piercing di daun telinganya.

Pria tersebut mengerdikkan bahu lantaran merasa geli dengan tingkah laku lelaki tulang lunak yang menggodanya itu.

"Ini pesananmu, handsome!" Bartender menyodorkan gelas berisikan vodka. Ia mencuri-curi kesempatan untuk menggenggam tangan lelaki tersebut. Lidahnya menjulur-julur seperti seekor ular yang ingin membidik mangsangya.

"Aku lelaki normal, tidak main pedang-pedangan. Tapi mainanku, ini!" Pria itu mengeluarkan senjata api dari dalam pinggang celana, kemudian menarik pelatuknya. Sang bartender langsung melepas genggaman dan buru-buru pergi sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Lelaki dengan tindik tersebut cengengesan, kemudian berjalan menuju sofa kosong sembari membawa serta minumannya. Ia duduk santai dengan tangan merentang di atas sandaran, beserta kedua kaki menjuntai ke lantai.

Ia menikmati hentakkan musik, mengangguk-anggukkan kepala seraya meneguk sedikit demi sedikit minuman beralkohol yang ia pesan tadi. Namun, kedua manik mata memperhatikan gerak-gerik perempuan muda yang tengah bercengkerama dengan dua orang wanita sebaya.

Sesaat kemudian, perempuan muda yang diperhatikan lelaki tersebut beringsut meninggalkan teman-temannya. Ia berlenggak-lenggok bak seekor kucing, menghampiri pria muda yang memiliki paras menawan.

"Boleh aku temani?" tanya perempuan berkisar usia tujuh belas tahun, bernetra cokelat pekat dan memiliki wajah khas Asia Tengah. Ia duduk begitu saja di atas pangkuan lelaki tersebut memamerkan payudara bulat juga padat. Pakaian serba mini seakan tidak mampu untuk menutupi lekuk tubuh indahnya.

"Seksi!" balas pemuda itu tanpa basa-basi.

"Laki-laki tampan dan hot sepertimu, kenapa sendirian?" tanyanya dengan tangan membelai dada bidang yang ditumbuhi rambut halus di tengahnya. "Milikmu bangun, baby! Mau aku puaskan?" tawar gadis itu dengan tangan berkelana di atas sesuatu yang mengeras seakan memberontak.

Lelaki itu menelan kasar saliva, kemudian menarik pinggang si gadis malam agar tubuhnya semakin merapat. "Harus! Kamu harus memuaskanku malam ini. Karena aku pria yang haus akan belaian perempuan nakal sepertimu."

"Tapi apa kamu akan kuat dengan goyanganku? Karena aku rasa, bermain satu ronde pun kamu akan kewalahan!" ledek si wanita malam. Wajahnya semakin mendekat, ia meniupkan napas hangat lantas menggigit ceruk leher pria tersebut. Bulu kuduk pria itu meremang, napasnya kian memburu karena sengatan gairah yang dilancarkan gadis tak tahu malu.

"Kita buktikan saja sekarang!" Lelaki tersebut mencolek dagu wanita malam lanjut berdiri. Ia menoleh ke arah gadis yang masih terpaku di tempatnya. "Kenapa masih duduk saja? Apa kamu takut dan mau berubah pikiran?"

Gadis malam itu menyunggingkan senyuman kemudian turut berdiri. "Tidak ada kata takut dalam kamusku untuk memuaskan pelanggan menggairahkan sepertimu!"

Pria itu membawa gadis malam keluar dari klub dan menuntunnya menuju kendaraan yang terparkir di bawah gedung. Tangannya tidak berhenti meremass bokong perempuan itu serta sesekali mengusap-usap pangkal paha. Membuat tubuh indah meliuk-liuk lantaran rasa geli dari sentuhan-sentuhan yang mengenai area sensitif.

"Kamu sudah tidak sabar?"

"Begitulah," desah si lelaki.

"Kita bermain di situ saja," saran si perempuan menunjuk pintu tangga darurat.

"Aku bukan anjing liar yang bercinta tidak melihat tempat!" tolak laki-laki tersebut.

"Kalau di dalam mobil, bagaimana?" usul si gadis yang sudah sama-sama tidak tahan untuk merasakan dahsyatnya kejantanan laki-laki tersebut.

"Baiklah, asal kau benar-benar memuaskanku!" Lelaki itu langsung berjalan tergesa-gesa agar segera sampai di tempat parkir. Ia sudah tidak sabar untuk meredakan sesuatu yang mendesak di ujung kemaluann. Memuntahkan semua cairan yang bersarang di dalamnya.

Sesampainya di depan pintu mobil, gadis malam itu didorong kasar tanpa perasaan. Tubuhnya terjungkal ke atas jok mobil dengan kepala menghentak keras. "Hey... pelan-pelan sedikit! Kamu menyakitiku!"

"Aku tidak biasa bermain pelan-pelan. Itu bukan gayaku!" ungkap si lelaki. Ia meraih beberapa utas tali yang sudah disiapkan sebelumnya, lalu digunakan untuk mengikat kedua tangan juga kaki gadis tersebut.

"Kenapa aku diikat? Kamu mau bermain kasar?" desah gadis itu masih berpikir kalau pelanggannya ingin bersenang-senang dengannya.

"Jangan banyak protes!!" hardik si lelaki yang tidak diketahui namanya. Ia pun menutupi mulut gadis itu dengan lakban agar tidak bisa membuat kegaduhan. "Nah... begini, 'kan, jadinya lebih bagus!" ucapnya kemudian tersenyum licik.

Gadis yang tidak mengerti apa-apa, kini hanya bisa menggerak-gerakkan badannya. Dengan mulut berusaha berteriak meminta tolong. Namun sayang, tertutupi lakban.

"Jangan macam-macam, kalau ingin selamat!" ancam si lelaki. Ia membanting pintu lanjut berjalan memutar dan masuk ke dalam mobil, duduk di belakang kemudi.

Gadis itu barulah menyadari kalau sekarang ia tengah disandera oleh seseorang. Ia berusaha memberontak, menggerak-gerakkan badannya juga menggeliat. Akan tetapi, tautan yang menyimpul di tangan dan kakinya tidak jua terlepas. Ia harus pasrah ketika seseorang yang tidak kenalinya tersebut, mulai melajukan kendaraan ke tempat yang jauh dari kata menyenangkan.

Bayangan akan ujung malam yang indah ternyata hanya sekedar khayalan semata. Sebab pria yang menyewa gadis itu bukanlah menginginkan tubuhnya melainkan informasi penting yang ia butuhkan mengenai mafia prostitusi bernama Lucas Denver.

...***...

Sementara itu, di markas utama milik Lucas sudah berjejer beberapa anak buahnya mengelilingi seorang pria mengenakan setelan jas berwarna abu muda dan kemeja putih yang ditemani oleh dua orang bodyguard-nya. Pria tersebut menyodorkan koper berwarna hitam ke arah Lucas lantas memperlihatkan isinya.

"Ini uangmu, mana barang yang saya minta?"

Lucas menggambil satu gepok uang kertas dari dalam koper lalu menghirup aromanya. Dia menarik benda berwarna hitam tersebut dan melemparkan ke arah salah satu anak buah. "Hitung jumlahnya!"

"Nominal uang itu pas, tidak kurang tidak lebih!" sahut pria berjas abu.

"Saya hanya ingin memastikan," jawab Lucas. Ia menepuk tangan memanggil orang kepercayaannya setelah mengetahui nominal uang tersebut. Seorang pria berwajah sangar mendekat sembari menenteng koper serupa.

"Ini barang yang Anda inginkan!" Lucas melemparkan koper ke arah salah satu body guard.

Pria yang mengenakan kaca mata hitam, membuka koper tersebut lalu mengecek keaslian isinya. Ia menyobek salah satu plastik pembungkus menggunakan pisau, kemudian menjilat benda tajam itu merasai heroin yang dipesan.

"Bagaimana?" tanya lelaki yang mengenakan jas abu-abu.

"Ini benar-benar barang bagus, Tuan!" sahut si body guard setelah mencicipi barang terlarang itu.

Pria berjas abu menyeringai puas. Ia mengulurkan tangan untuk berjabatan tangan dengan Lucas. "Senang rasanya bisa bekerja sama dengan Anda, Tuan Lucas Denver."

"Begitu pun juga dengan saya," balas Lucas seraya menggenggam erat. "Saya tunggu kerja sama berikutnya." Lucas melepaskan tangannya.

...*****...

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

setelah ini, serbuk itu melanglang buana merusak pemakainya

2022-07-17

1

langit biru

langit biru

apa itu ?di belai langsung mengeras???🤔

2022-06-17

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!