Bab 2 Matthew Alonzo

"Ayo Nyonya, tarik napas lalu buang perlahan dan tekan yang kencang..." titah seorang bidan yang membantu persalinan. Ia terus memberikan sorongan agar pasien mau berjuang demi bayinya.

"Dokter mana dokter? Saya ingin ditangani oleh dokter kandungan saya!" teriak wanita yang terbaring di atas verloss bed (ranjang bersalin) karena persalinannya tidak ingin dibantu oleh seorang midwife atau bidan.

"Mohon maaf, Nyonya. Dokter Alexander mendadak ada tugas keluar. Dan di Rumah Sakit ini tidak ada lagi dokter kandungan," jawab bidan di sela-sela kepanikan. "Tolong percayakan semuanya pada saya. Anda juga bayi Anda akan selamat."

"Ah... sakit. Saya tidak kuat, Nona." Pasien yang akan melahirkan tersebut, terus-menerus mengaduh kesakitan. Keringat bercucuran lantaran rasa nyeri yang tidak bisa digambarkan oleh kata-kata. Ia tidak mampu lagi untuk menjawab ataupun menyergah ucapan bidan.

"Anda harus kuat, Nyonya. Demi bayi kembar Anda." Bidan itu tidak ingin pasiennya menyerah. Karena bila si ibu menyerah, akan ada dua bahkan tiga nyawa yang terancam keselamatannya.

Wanita muda itu terus mengedan, dengan kedua tangan berpegangan erat pada besi yang berada di pinggiran ranjang. Ia sekuat tenaga mendorong agar bayi pertamanya itu bisa lahir dengan segera.

"Bagus, Nyonya. Ayo dorong terus, kepala bayi sudah terlihat!" Wanita yang mengenakan pakaian medis menantikan sesosok bayi mungil penuh harap-harap cemas. "Terus dorong Nyonya, tinggal sedikit lagi!" ucapnya lagi.

Suara erangan kini bersahutan dengan isak tangis bayi perempuan. Semua orang merasa lega. Namun, hanya untuk sesaat karena keadaan kembali menegang. Bayi kedua sudah mendesak ingin keluar dari dalam perut ibunya menyusul sang kakak.

"Sakit sekali..." rajuk wanita muda geleng-geleng kepala. " Aku sudah tidak kuat, Nona..." lirihnya dengan deru napas yang melemah.

"Tidak Nyonya, berjuanglah. Saya mohon ...."

Wanita yang terbaring lemah menggelengkan kepala, kedua kelopak mata perlahan mulai terkulai. Namun, semangatnya kembali pulih saat ia mendengar suara tangis mungil dan nyaring anak sulungnya.

"Laura...." lirih wanita itu. "Iya, Nak. Mommy akan berusaha sekuat tenaga agar adikmu lahir ke dunia dengan selamat," ujarnya menatap pilu ke arah bayi yang terbaring di atas ranjang.

"Ayo, Nyonya. Nyawa bayi kedua Anda ada di tangan Anda. Saya mohon, berjuanglah...."

Segala yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Di saat berada pada titik pasrah dan berserah, di sanalah kuasa-Nya hadir untuk memberikan kebahagiaan yang tak ternilai.

"Terus Nyonya! Tarik napas, lalu dorong bayinya." Bidan tersebut terus memberi arahan agar wanita yang ia tangani, bisa melakukan proses persalinan sesuai prosedur.

Di sisa tenaga yang ia miliki, wanita tersebut mengedan sekuat jiwa. Bayi mungil kedua akhirnya bisa keluar dari jalan lahirnya. Semua orang menghela napas lega karena kedua bayi kembar itu akhirnya selamat.

"Selamat Nyonya, bayi kedua Anda berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat tampan sekali..." puji bidan yang tengah menggendong bayi tersebut. Ia menatap penuh cinta, malaikat kecil yang baru saja melihat dunia.

"Dia mirip sekali dengan daddy-nya. Pria bajingan yang meninggalkan mereka sebelum terlahir ke dunia ini," sahut pasien bernada amarah juga berbalut kepedihan.

"Anda wanita yang kuat, Nyonya." Wanita dengan pakaian medis menepuk-nepuk tangan pasiennya. "Maaf, saya harus membawa bayi-bayi Anda segera ke ruangan khusus bayi untuk dimandikan. Beristirahat sajalah dulu di sini, nanti perawat yang akan mengantarkan Nyonya ke ruang perawatan," jelas bidan.

Wanita muda itu mengangguk pelan. "Nona... terima kasih banyak karena Anda sudah menolong saya. Semoga hidupmu selalu mendapat berkat dari Tuhan."

"Sama-sama, Nyonya. Itu sudah bagian dari tugas saya."

"Oh iya. Bolehkah saya tahu nama Anda?" tanya pasien lantaran papan nama bidan tersebut tertutupi jubah medis.

Bidan itu tersenyum begitu manis. "Tentu saja, Nyonya. Nama saya Amanda Shawnette."

"Nama saya Karla Guilfu."

"Nama yang indah," puji Amanda. "Baiklah, saya harus secepatnya membawa bayi Anda ke ruangan khusus. Sekali lagi, saya ucapkan selamat untuk bayi kembar yang sangat luar biasa." Amanda dibantu oleh asistennya membawa kedua bayi mungil tersebut. Karla memandang buah hatinya dengan tatapan penuh kasih meski di saat seperti ini, dia harus berjuang sendiri tanpa siapa pun di sisinya.

...***...

Seharian berjibaku dengan darah, tangis dan kehidupan baru. Dara berusia dua puluh tiga tahun itu menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Ia menghembuskan napas, membuang segala beban yang menghimpit kedua pundaknya.

"Ya Tuhan... lelah juga ternyata. Tapi aku bahagia ketika melihat senyuman tulus dari wajah malaikat-malaikat tak bersayap," gumam Amanda membayangkan paras semua bayi yang pernah lahir di atas telapak tangannya. Dia turut menyunggingkan senyuman lantas menengok ke arah tas selempang karena teringat sejak pagi hari sama sekali tidak mengecek ponselnya.

"Papa? Ada apa papa meneleponku sampai berpuluh-puluh kali?" Amanda menghubungi ayahnya kembali. Namun, nomornya tidak tersambung. "Mungkin handphone papa tidak aktif. Besok pagi, aku coba telepon papa lagi," gumamnya. Dia menaruh ponsel ke atas kasur kemudian memejamkan mata.

"Wake-up honey!!" bisik seseorang di samping telinga Amanda. "Kalau tidak bangun juga, jangan salahkan kalau aku berbuat lebih." Seseorang itu mengecup bibir Amanda berulang-ulang kali agar gadis yang terlelap itu terjaga dari tidurnya.

Amanda mengerjap-ngerjapkan kelopak mata. Bibirnya mengukir senyuman. Dia menarik kepala seseorang tersebut dan mencumbunya begitu dalam.

"Oh... Matthew... I miss you, darl!"

"Ayo bangun!!" Matthew membetot tangan Amanda. Agar kekasihnya itu mau beringsut dari posisinya.

"Aku ngantuk, baby!" Amanda mengucek kedua matanya. Berkali-kali dia menutupi mulut lantaran menguap. "Hari ini aku sangat lelah. Aku ingin tidur panjang...."

Matthew cengengesan. "Kamu bukan beruang, honey. So... wake-up, now! Aku sudah membuatkan makan malam spesial untuk kita berdua."

Pria dengan lesung pipi itu kembali membetot tangan Amanda. Kali ini lebih kencang dari sebelumnya. Amanda berusaha melepaskan tangannya. Akan tetapi sia-sia. sebab kekasihnya itu memegang sangat erat.

"Oke-oke, aku ikut denganmu. Tapi lepaskan dulu tanganku, sakit tahu!" ketus Amanda mendelikkan mata. Bibirnya mengerucut kesal karena sikap Matthew yang memaksanya untuk bangun.

Matthew mengulum senyum melihat Amanda yang bertingkah seperti anak kecil. "Amanda?"

"Apa?" kesal Amanda.

"Bibir kamu," jawab Matthew dengan kalimat menggantung. Andai saja saat ini Amanda melihat ke arah kekasihnya, dia akan tahu kalau lelaki pujaannya itu tengah menahan gairah yang datang tiba-tiba.

Amanda mendengkus. "Bibirku memangnya kenapa? Tidak ada yang aneh, 'kan?"

"Tidak, tapi...."

"Tapi apa?" potong Amanda."

"Bibirmu manis sekali. Boleh aku mengunyahnya?" canda Matthew.

Amanda mendengus lalu berdiri dan mendorong kening kekasihnya. "Lama-lama aku cuci juga otakmu ini! Biar bersih dari urusan sek-s dan selangkangann."

Matthew tergelak. "Maklumlah namanya juga laki-laki normal. Justu kalau aku tidak horny melihat perempuan seseksi dirimu, jadi tanda tanya besar. "

"Alasan!" cibir Amanda berjalan ke arah keluar kamar. "Ayo... nanti keburu dingin makan malamnya. Apa kamu mau diam saja di situ, Matthew?" cicit Amanda.

Matthew menggeleng-gelengkan kepala. "Kamu memang sangat licin dan sulit untuk ditaklukkan, Amanda. Tapi, itulah yang membuatku selalu merasa jatuh cinta."

Amanda menyimpulkan senyuman ke arah Matthew. Tatapan penuh cinta, dia layangkan untuk laki-laki yang telah menjadi kekasihnya selama tiga tahun terakhir ini. Keduanya sama-sama saling mencintai. Namun, takdir Tuhan akan memisahkan keduanya dalam sekejap mata.

...*****...

Terpopuler

Comments

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

Amanda bidan yang baik

2022-07-16

1

Ulfa

Ulfa

Hebat tuh, Amanda, karla yabg melahirkan, dia yang begitu semangat,,, Good

semanis apa sih tuh bibir Amanda 🤭🤭

2022-07-08

1

Senjaaa___

Senjaaa___

bidanya hebat kasih semangat.klau didunia nyata disuruh cesar aja pasti.

2022-07-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!