Urusan pengejaran tawanan yang kabur, sudah dilimpahkan kepada orang-orang kepercayaan. Dan siang ini ia telah kembali ke desa mengingat calon istrinya sudah berada di tempat yang sama.
Namun, ia tidak ingin terburu-buru untuk menemui gadis itu. Ia ingin memata-matai, memastikan akan kecantikan dan kemolekan tubuh sang gadis sebelum ia benar-benar akan meminangnya.
"Lapor, Bos!" ujar Leo, kaki tangan Lucas. "Saya membawa kabar bagus buat Anda, Bos!!" ujarnya bersemangat lantaran dia yakin kabar yang dia bawa adalah kabar paling ditunggu-tunggu oleh Lucas.
"Ada kabar apa?" jawab Lucas sembari mengunyah makan siangnya. Gestur tubuh terlihat santai padahal sebetulnya dia menantikan informasi mengenai gadis incarannya.
"Gadis yang dijadikan alat penebus utang Omran sudah berada di rumahnya. Dan orang suruhan kita berhasil mendapatkan beberapa gambar gadis itu." Leo menyerahkan amplop cokelat besar, berisikan beberapa lembar foto Amanda yang diambil saat dia berada di depan rumah. Lucas meraih amplop tersebut lanjut membuka dengan antusias.
Mata pria jelalatan itu sontak berkilat bahagia sebab keindahan paras sang gadis yang membuatnya penasaran, bukanlah kabar burung semata. Namun, ia sungguh sempurna. Gadis itu memiliki semua kriteria yang diinginkan Lucas sebagai istri seorang mafia dan saudagar kaya. Cantik, seksi dan pastinya memiliki se-x appeal tinggi.
"Cantik sekali kamu sayang. Lihat tubuhmu... dadamu...! Uh... aku sudah tidak sabar ingin segera menjamahnya!" gumam Lucas lantas menciumi foto Amanda. Pria yang tidak ingat umur itu terus saja memandangi foto sang gadis pujaan seraya membelainya. "Bibirmu seksi sekali sayang. Pasti rasanya sangat... manis dan menggairahkan!" Lucas memejamkan mata dan menyapu bibirnya sendiri, membayangkan bercumbu rayu dengan Amanda.
"Foto siapa itu, Lucas?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dan bertanya dengan nada ketus. Dia mengerucutkan bibir, berdiri di samping Lucas sembari berkacak pinggang.
"Ini foto madumu Bellen, namanya Amanda," jawab Lucas datar, tetapi penuh penekanan. Bola matanya tak ingin lepas dari potret gadis itu. Dia benar-benar terpana oleh kecantikan paripurna seorang Amanda Shawnette. "Lihat! Dia sangat memesona, bukan?" Lucas terus membicarakan Amanda tidak mempedulikan bagaimana perasaan istri keempatnya.
Lucas memiliki istri sebanyak lima orang. Namun, hanya tersisa empat orang yang masih hidup sampai sekarang. Itu pun, yang tinggal satu atap dengannya hanya para istri muda, yakni istri keempat (Bellen) juga istri kelima (Lavina). Sedangkan istri kedua dan ketiga, diasingkan ke sebuah pulau terpencil lantaran mereka mengetahui bisnis gelap yang digeluti Lucas.
"Apa tidak cukup kamu bermain dengan para jalangg keparat itu, Lucas? Sampai-sampai, kamu berniat mencari madu lagi!" geram Bellen karena kebiasaan suaminya itu sama sekali tidak berubah. Dia tetap sama, seperti yang dulu. Meski memiliki istri lebih dari satu, tetapi tetap saja mencari kesenangan di luaran sana.
"Kenapa memangnya? Aku berhak bersenang-senang dengan siapa pun juga! Aku punya materi, aku punya kekuasaan. Aku memiliki segalanya...!!" berang Lucas. Dia berdiri lalu mengarahkan jari telunjuk ke wajah istrinya. "Jadi, kamu tidak usah bersikap seperti Nyonya besar, Bellen!" kesalnya karena Bellen ikut campur urusan pribadinya.
"Apa kami berdua tidak cukup memuaskan milikmu yang kisut itu? Setiap malam, kami menghajarmu habis-habisan. Tapi kamu sendiri, tidak mampu memenuhi hasrat kami berdua! Lalu sekarang dengan entengnya kamu mau menikah lagi? Come on, Lucas. Pakai otakmu itu!" cemooh Bellen.
"Tutup mulut lebarmu itu, Bellen! Karena aku tidak akan ragu-ragu buat merobeknya...!!" sungut Lucas naik pitam. Wajahnya memerah, menahan amarah. Kalau bukan karena membutuhkan Bellen sebagai penghubung dengan jaringan narkoba di negara C. Ingin sekali dia melenyapkan sang istri dari muka bumi, saat ini juga.
"Simak omonganku baik-baik! Aku tidak sudi kalau harus memiliki madu lagi...!" teriak Bellen di depan muka Lucas. "Ingat, umurmu sudah tak lagi muda. Bahkan urusan ranjang pun kamu sangat payah!"
Pria tua itu membalas selorohan Bellen kepadanya dengan menggepit pipi menggunakan ibu jari dan telunjuknya. "Terserah...! Kalau kamu tidak setuju aku menikah lagi, gampang! Tinggal ajukan saja surat cerai lalu angkat kaki dari istanaku ini!!"
Bellen geleng-geleng kepala seraya menatap dongkol suaminya. "Habis manis sepah dibuang. Itulah peribahasa yang pas, menggambarkan bagaimana kelakuanmu padaku!"
"Aku hanya ingin menikah lagi, tidak meminta apa pun darimu," kelit Lucas.
"Kamu laki-laki yang tidak memiliki perasaan...!!" pekik Bellen.
"Ya... itulah aku!"
Lucas menarik diri dari perdebatan tiada guna dan memilih melesap ke dalam ruang kerja. Di mana banyak hal yang harus dia tangani dan didiskusikan bersama beberapa anak buahnya. Terlebih masalah jual-beli anak perempuan tak berdosa dan penyelundupan obat-obatan terlarang.
...***...
Dunia seakan menertawakan, di saat diri terpuruk juga terjatuh. Bahkan dinding yang membisu pun kini turut mengolok-olok. Rasa bahagia yang membuncah, hancur seketika. Tiada lagi senyuman, hanya kegalauan.
Rasa sakit karena putus cinta belum seberapa dibandingkan mematahkan angan-angan masa depan yang sudah berkelibatan, tanpa alasan dan tanpa kata-kata.
"Ya Tuhan... aku habis mimpi apa ini?!" Amanda memilin pangkal hidungnya mendadak pening dan berdenyut nyeri. Memikirkan perkataan sang ayah yang sulit diterima oleh nalar juga sikap Matthew yang mendiamkannya seharian ini.
Amanda mengecek telepon dan kotak masuk, berharap ada secercah harapan dari kekasihnya itu. Namun sayang, tidak ada satu pun panggilan telepon atau pesan singkat dari nomor Matthew. "Semarah itukah, kamu? Apa kamu tidak bisa merasakan, kalau aku merindukanmu....?"
Tubuh lelah terbaring di atas ranjang dengan kedua tangan menggenggam handphone yang ditaruh di atas dada. Berulang kali dia menatap layar ponsel menantikan kabar dari Matthew. Akan tetapi, hingga waktu menunjukkan pukul satu pagi. Tidak ada sekalipun pesan darinya.
Harapan tinggal harapan dan mata pun kini terpejam. Meninggalkan mimpi buruk, menyambut mimpi indah yang sebetulnya hanya fartamorgana.
Sementara di belahan bumi yang lain, ada seorang pria yang juga tengah merindukan kekasihnya. Ia tidak marah maupun kesal, tetapi lebih dari itu. Ia merasakan kecewa yang teramat sebab rencana untuk melamar wanita tercinta di depan ayahnya, gagal dan musnah.
"Amanda... lihat ini! Aku sudah menyiapkan segalanya untuk hari spesial kita!" Matthew memutar-mutar kotak cincin sembari meracau. "Susah payah aku merencanakan semua ini. Tetapi, kamu malah menghancurkannya!" Pemuda yang tengah dirundung kecewa, berkali-kali meluapkan apa yang bersarang di dalam hati.
Pada akhirnya, kedua mata pun kini terpejam karena rasa lelah yang menerpa. Melupakan keresahan untuk sementara dan berharap bertemu dengan sang gadis pujaan di dalam seutas mimpi.
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
lucas.... lucas... benar2 tak sadar diri. sudahlah kisut masih juga mau nikah lagi...🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-15
1
Watik Yd
Hem belagu lu Lucas,dah tua sadar diri dong
2022-07-12
2
langit biru
wakakaka ternyata punya pak lucas dah kisut🤣🤣🤣🤣
ups...maaf keceplosan pak lucas 🤭✌damai damai
2022-06-15
3