Bab 14 Rindu

Urusan pengejaran tawanan yang kabur, sudah dilimpahkan kepada orang-orang kepercayaan. Dan siang ini ia telah kembali ke desa mengingat calon istrinya sudah berada di tempat yang sama.

Namun, ia tidak ingin terburu-buru untuk menemui gadis itu. Ia ingin memata-matai, memastikan akan kecantikan dan kemolekan tubuh sang gadis sebelum ia benar-benar akan meminangnya.

"Lapor, Bos!" ujar Leo, kaki tangan Lucas. "Saya membawa kabar bagus buat Anda, Bos!!" ujarnya bersemangat lantaran dia yakin kabar yang dia bawa adalah kabar paling ditunggu-tunggu oleh Lucas.

"Ada kabar apa?" jawab Lucas sembari mengunyah makan siangnya. Gestur tubuh terlihat santai padahal sebetulnya dia menantikan informasi mengenai gadis incarannya.

"Gadis yang dijadikan alat penebus utang Omran sudah berada di rumahnya. Dan orang suruhan kita berhasil mendapatkan beberapa gambar gadis itu." Leo menyerahkan amplop cokelat besar, berisikan beberapa lembar foto Amanda yang diambil saat dia berada di depan rumah. Lucas meraih amplop tersebut lanjut membuka dengan antusias.

Mata pria jelalatan itu sontak berkilat bahagia sebab keindahan paras sang gadis yang membuatnya penasaran, bukanlah kabar burung semata. Namun, ia sungguh sempurna. Gadis itu memiliki semua kriteria yang diinginkan Lucas sebagai istri seorang mafia dan saudagar kaya. Cantik, seksi dan pastinya memiliki se-x appeal tinggi.

"Cantik sekali kamu sayang. Lihat tubuhmu... dadamu...! Uh... aku sudah tidak sabar ingin segera menjamahnya!" gumam Lucas lantas menciumi foto Amanda. Pria yang tidak ingat umur itu terus saja memandangi foto sang gadis pujaan seraya membelainya. "Bibirmu seksi sekali sayang. Pasti rasanya sangat... manis dan menggairahkan!" Lucas memejamkan mata dan menyapu bibirnya sendiri, membayangkan bercumbu rayu dengan Amanda.

"Foto siapa itu, Lucas?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dan bertanya dengan nada ketus. Dia mengerucutkan bibir, berdiri di samping Lucas sembari berkacak pinggang.

"Ini foto madumu Bellen, namanya Amanda," jawab Lucas datar, tetapi penuh penekanan. Bola matanya tak ingin lepas dari potret gadis itu. Dia benar-benar terpana oleh kecantikan paripurna seorang Amanda Shawnette. "Lihat! Dia sangat memesona, bukan?" Lucas terus membicarakan Amanda tidak mempedulikan bagaimana perasaan istri keempatnya.

Lucas memiliki istri sebanyak lima orang. Namun, hanya tersisa empat orang yang masih hidup sampai sekarang. Itu pun, yang tinggal satu atap dengannya hanya para istri muda, yakni istri keempat (Bellen) juga istri kelima (Lavina). Sedangkan istri kedua dan ketiga, diasingkan ke sebuah pulau terpencil lantaran mereka mengetahui bisnis gelap yang digeluti Lucas.

"Apa tidak cukup kamu bermain dengan para jalangg keparat itu, Lucas? Sampai-sampai, kamu berniat mencari madu lagi!" geram Bellen karena kebiasaan suaminya itu sama sekali tidak berubah. Dia tetap sama, seperti yang dulu. Meski memiliki istri lebih dari satu, tetapi tetap saja mencari kesenangan di luaran sana.

"Kenapa memangnya? Aku berhak bersenang-senang dengan siapa pun juga! Aku punya materi, aku punya kekuasaan. Aku memiliki segalanya...!!" berang Lucas. Dia berdiri lalu mengarahkan jari telunjuk ke wajah istrinya. "Jadi, kamu tidak usah bersikap seperti Nyonya besar, Bellen!" kesalnya karena Bellen ikut campur urusan pribadinya.

"Apa kami berdua tidak cukup memuaskan milikmu yang kisut itu? Setiap malam, kami menghajarmu habis-habisan. Tapi kamu sendiri, tidak mampu memenuhi hasrat kami berdua! Lalu sekarang dengan entengnya kamu mau menikah lagi? Come on, Lucas. Pakai otakmu itu!" cemooh Bellen.

"Tutup mulut lebarmu itu, Bellen! Karena aku tidak akan ragu-ragu buat merobeknya...!!" sungut Lucas naik pitam. Wajahnya memerah, menahan amarah. Kalau bukan karena membutuhkan Bellen sebagai penghubung dengan jaringan narkoba di negara C. Ingin sekali dia melenyapkan sang istri dari muka bumi, saat ini juga.

"Simak omonganku baik-baik! Aku tidak sudi kalau harus memiliki madu lagi...!" teriak Bellen di depan muka Lucas. "Ingat, umurmu sudah tak lagi muda. Bahkan urusan ranjang pun kamu sangat payah!"

Pria tua itu membalas selorohan Bellen kepadanya dengan menggepit pipi menggunakan ibu jari dan telunjuknya. "Terserah...! Kalau kamu tidak setuju aku menikah lagi, gampang! Tinggal ajukan saja surat cerai lalu angkat kaki dari istanaku ini!!"

Bellen geleng-geleng kepala seraya menatap dongkol suaminya. "Habis manis sepah dibuang. Itulah peribahasa yang pas, menggambarkan bagaimana kelakuanmu padaku!"

"Aku hanya ingin menikah lagi, tidak meminta apa pun darimu," kelit Lucas.

"Kamu laki-laki yang tidak memiliki perasaan...!!" pekik Bellen.

"Ya... itulah aku!"

Lucas menarik diri dari perdebatan tiada guna dan memilih melesap ke dalam ruang kerja. Di mana banyak hal yang harus dia tangani dan didiskusikan bersama beberapa anak buahnya. Terlebih masalah jual-beli anak perempuan tak berdosa dan penyelundupan obat-obatan terlarang.

...***...

Dunia seakan menertawakan, di saat diri terpuruk juga terjatuh. Bahkan dinding yang membisu pun kini turut mengolok-olok. Rasa bahagia yang membuncah, hancur seketika. Tiada lagi senyuman, hanya kegalauan.

Rasa sakit karena putus cinta belum seberapa dibandingkan mematahkan angan-angan masa depan yang sudah berkelibatan, tanpa alasan dan tanpa kata-kata.

"Ya Tuhan... aku habis mimpi apa ini?!" Amanda memilin pangkal hidungnya mendadak pening dan berdenyut nyeri. Memikirkan perkataan sang ayah yang sulit diterima oleh nalar juga sikap Matthew yang mendiamkannya seharian ini.

Amanda mengecek telepon dan kotak masuk, berharap ada secercah harapan dari kekasihnya itu. Namun sayang, tidak ada satu pun panggilan telepon atau pesan singkat dari nomor Matthew. "Semarah itukah, kamu? Apa kamu tidak bisa merasakan, kalau aku merindukanmu....?"

Tubuh lelah terbaring di atas ranjang dengan kedua tangan menggenggam handphone yang ditaruh di atas dada. Berulang kali dia menatap layar ponsel menantikan kabar dari Matthew. Akan tetapi, hingga waktu menunjukkan pukul satu pagi. Tidak ada sekalipun pesan darinya.

Harapan tinggal harapan dan mata pun kini terpejam. Meninggalkan mimpi buruk, menyambut mimpi indah yang sebetulnya hanya fartamorgana.

Sementara di belahan bumi yang lain, ada seorang pria yang juga tengah merindukan kekasihnya. Ia tidak marah maupun kesal, tetapi lebih dari itu. Ia merasakan kecewa yang teramat sebab rencana untuk melamar wanita tercinta di depan ayahnya, gagal dan musnah.

"Amanda... lihat ini! Aku sudah menyiapkan segalanya untuk hari spesial kita!" Matthew memutar-mutar kotak cincin sembari meracau. "Susah payah aku merencanakan semua ini. Tetapi, kamu malah menghancurkannya!" Pemuda yang tengah dirundung kecewa, berkali-kali meluapkan apa yang bersarang di dalam hati.

Pada akhirnya, kedua mata pun kini terpejam karena rasa lelah yang menerpa. Melupakan keresahan untuk sementara dan berharap bertemu dengan sang gadis pujaan di dalam seutas mimpi.

...*****...

Terpopuler

Comments

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

lucas.... lucas... benar2 tak sadar diri. sudahlah kisut masih juga mau nikah lagi...🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-07-15

1

Watik Yd

Watik Yd

Hem belagu lu Lucas,dah tua sadar diri dong

2022-07-12

2

langit biru

langit biru

wakakaka ternyata punya pak lucas dah kisut🤣🤣🤣🤣
ups...maaf keceplosan pak lucas 🤭✌damai damai

2022-06-15

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!