Bab 18 Rahasia

Selepas kepergian Lucas, tubuh Amanda melangsur terduduk di atas lantai dengan kedua kaki melipat ke belakang. Bahunya berguncang hebat sebab kekuatan gadis itu telah berada pada titik terendah.

"Sampai kapan Papa mau berdiam diri seperti ini? Kenapa Papa tidak mau jujur?" Amanda menengokkan kepala ke arah Omran. "Nanti malam, aku mau kembali ke kota, aku tidak mau menikah sama laki-laki kurang waras itu!" Amanda langsung menarik tubuhnya, berdiri dan berjalan ke arah kamar. Tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di rumah yang tak sehangat dahulu.

"Tunggu!" pinta Omran menghentikan langkah kaki Amanda. Akhirnya pria itu memberanikan diri untuk berbicara pada Amanda mengenai permasalahannya dengan si lintah darat. "Papa terlilit utang yang sangat banyak pada Tuan Lucas. Terlebih, bunganya tiap hari bertambah."

"Berapa utang Papa?" potong Amanda.

"..." Omran membisu.

"Berapa memangnya utang Papa?" ulang Amanda dengan suara meninggi.

"U-utang Papa semuanya satu juta dolar (sekitar 10 miliar rupiah)," ungkap Omran.

Amanda melotot lalu membalikkan badannya ke arah Omran. "Satu juta Pa? Apa aku tidak salah dengar? Astaga... apa yang Papa lakukan sampai-sampai punya utang sebanyak itu?"

Omran beringsut dari atas kursi lalu menghampiri Amanda. Dia meletakkan kedua telapak tangan di atas bahu sang anak. "Maafkan Papa, Nak. Papa... Papa...."

Amanda menatap ke arah Omran. "Papa apa? Apa yang mau Papa katakan?"

"Papa... kalah bermain judi," jelas Omran dengan kepala tertunduk.

Amanda mengibaskan tangan sang ayah dari atas pundaknya. "Ya Tuhan... kebiasaan buruk Papa ternyata masih saja tidak berubah. Dari aku kecil, Papa selalu bermain judi hingga akhirnya kita jatuh miskin. Dan sekarang, kita sudah terpuruk seperti ini pun Papa tetap saja dengan kelakuan buruk Papa!!!"

"Maafkan Papa, Nak. Tadinya, Papa cuman mencari hiburan. Papa kesepian," kilah Omran.

"Alasan!!" sergah Amanda tidak ingin mendengarkan perkataan sang ayah. "Utang Papa, ya Papa sajalah yang mengurus. Kenapa harus aku juga yang dipertaruhkan?"

Omran mendesah, "Papa tidak punya pilihan lain. Mau menjadikan rumah kita sebagai jaminan, harga jualnya jauh dari jumlah utang Papa. Ditambah, bangunan ini banyak sekali menyimpan kenangan bersama mamamu."

Mendengar kata mama, kekerasan hati Amanda melunak seketika. Dia menatap ke sekeliling bangunan dingin dan lapuk kemudian memejamkan mata. Merasai kehadiran sang ibu di dekatnya. "Aku butuh waktu Pa. Aku ingin menenangkan diri...."

Omran mengangguk. "Iya, Nak. Tenangkan diri saja dulu. Dan tolong pikirkan masalah ini, pikirkan juga nasib Papa. Tuan Lucas bukanlah orang sembarangan. Kalau Papa tidak bisa melunasi semua utang, bisa-bisa anak buahnya membunuh Papa."

Amanda mendengkus kasar. "Itu bukan urusan Manda, Pa."

Gadis yang tengah berada dilema, menarik langkah kembali menuju kamar. Sementara Omran, tubuhnya menegang. Dia tidak percaya kalau Amanda si anak penurut bisa berbicara sedemikian rupa padanya.

"Amanda...!" teriak Omran.

Amanda hanya terpaku sesaat lantas melanjutkan laju kakinya masuk ke dalam kamar. Dia membanting pintu kemudian menghempaskan tubuh ke atas ranjang. Pada akhirnya tangis pun pecah karena dia berada dalam kebuntuan. Masalah utang Omran bagaikan buah simalakama baginya.

...***...

"Maaf, Tuan. Ada yang ingin bertemu dengan Anda," ungkap maid dari balik tirai kamar mandi.

"Siapa?" tanya Lucas.

"Sepertinya orang suruhan Tuan..." jawab maid.

"Biarkan dia masuk!" titah Lucas.

"Baik, Tuan." Pramuwisma tersebut keluar dari kamar menemui anak buah Lucas.

Tidak berselang lama, Leo orang kepercayaan Lucas sudah berada di dalam kamar untuk menyampaikan informasi pada pemimpinnya itu.

"Bos, orang yang ingin bertransaksi dengan Anda sudah di dalam perjalanan menuju markas. Mungkin tiga puluh menit lagi, dia akan sampai di sana," ungkap anak buah Lucas pada si bos yang sedang berendam di air hangat untuk meredakan rasa ngilu pada bagian vitalnya akibat perlakuan Amanda tadi.

Lucas meraih gelas berisikan anggur lalu menggoyang-goyangkannya. Kemudian meneguk minuman alkohol itu untuk menghangatkan badan. "Dua puluh menit lagi siapkan kendaraan. Saya belum selesai berendam...."

"Siap, Bos! Saya tunggu di depan," ujar Leo.

Lucas mengangguk lalu mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh Leo untuk segera keluar dari kamarnya. Dia menyandarkan kepala ke atas pinggiran bathtub dengan wajah mendongak. Bibirnya tersungging licik teringat akan sang pujaan hati.

"Amanda... Amanda... kamu memang pantas jadi istri mudaku. Cantik, seksi juga pemberani. Aku harus mendapatkanmu dengan segera, sayang...."

"Oh, jadi nama perempuan itu Amanda?" timpal Bellen yang tiba-tiba muncul seperti hantu. "Secantik apa sih dia, sampai-sampai seorang Lucas Denver dibuat seperti orang dongok?" tanya Bellen lantaran dia mendengar desas-desus mengenai Lucas yang tidak berkutik karena perlakuan Amanda.

"Kalau kamu sudah tahu, memangnya mau apa hm...?" Lucas tahu betul ada yang sedang dipikirkan Bellen mengenai Amanda saat ini.

Bellen menggelitik dada Lucas. "Aku hanya ingin bersenang-senang sedikit. Belati pemberianmu belum pernah aku pakai, kalau aku mencobanya pada wajah Amanda. Bagaimana?"

Lucas menoleh dan tetap tenang. "Boleh saja. Tapi setelah itu, kepalamu aku penggal!"

"Kamu hanya menggertakku, 'kan?" sahut Bellen.

Lucas menjambak rambut Bellen kemudian memasukkan kepalanya ke dalam bathtub. "Aku tidak sekedar menggertak ataupun menakut-nakuti. Jadi, jangan pernah berpikir untuk mengusik mainanku barang seinci pun. Karena kamu, tahu pasti apa akibatnya!"

Setelah beberapa saat, Lucas menarik keluar kepala Bellen dari dalam air. Napas wanita itu mengap-mengap, wajahnya lusuh oleh lelehan make-up. "Keparat kamu Lucas!!!"

Lucas membetot ujung rambut Bellen hingga kepala wanita itu turut mendongak. "Kamu paham betul aku seperti apa. Jadi, jagalah sikap dan mulut lebarmu itu Bellen!!"

"Dan sekarang, keluar dari kamarku! Aku malas melihat muka busukmu itu!!" bentak Lucas.

"Busuk teriak busuk," cibir Bellen lalu keluar dari kamar Lucas menuju kamarnya untuk mengganti pakaian juga merapikan diri.

"Kamu kenapa Bellen?" tanya Lavina dengan nada ejekan. "Habis berenang?" tanyanya sarkas.

"Iya, aku habis berenang dengan suami kita di dalam bathtub. Kamu tidak tahu, 'kan, apa yang sudah kami lakukan di dalam sana?" desah Bellen memanas-manasi Lavina. "Lucas... uh... kuat sekali."

Kening Lavina mengerut karena yang dia tahu Lucas sudah lemah dalam urusan ranjang. "Aku bukan anak kecil yang bisa kamu tipu, Bellen!"

"Aku bicara jujur!" sergah Bellen.

Lavina tergelak. "Ayolah... kita tahu sama tahu kalau pria itu sudah tidak bisa memuaskan kita berdua. Makanya, kamu sampai selingkuh sama si Leo!"

Bellen membekap mulut Lativa sebab khawatir celotehan wanita tersebut terdengar oleh Lucas atau pembantu di rumahnya. "Jaga mulutmu, Lavina!! Kalau ada yang menguping obrolan kita. Nyawa kita bisa melayang!"

Lavina melepaskan tangan Bellen dari atas mulutnya. "Sebelum bertindak gegabah, harusnya kamu pikirkan dulu resikonya!"

"Halah... sok naif! Kamu sendiri memuaskan kebutuhan biologis dengan sopir pribadimu itu, 'kan?" Bellen balik menekan.

Mata Lavina membola sebab rahasia yang dia jaga rapat-rapat rupanya sudah diketahui orang lain. Dia merapatkan jarak dan berbicara berbisik-bisik pada Bellen. "Kita sama-sama memiliki rahasia. Kamu simpan rahasiaku. Dan aku simpan rahasiamu! Deal?"

"Oke, deal!" sahut Bellen menyambut jabatan tangan madunya.

...*****...

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

trio busuk. bellen, lucas, lativa. kompak trus ya

2022-07-17

0

Watik Yd

Watik Yd

teryata istri" Lucas pd selingkuh

2022-07-12

2

langit biru

langit biru

wakakaka...ternyata pada selengkeh ma anak buahnya semua...itulah kalau dah bangkotan gatau di kadalin istri"mudanya🤣🤣🤣🤣

2022-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!