Bab 8 Lenyap!!

Tidak perlu menunggu lama, kabar mengenai lolosnya Ivana dan kematian kakak perempuannya sudah sampai ke telinga Lucas. Pria itu marah besar sebab baru kali ini usahanya hampir saja gagal.

"Tolol!!" gerundel Lucas setelah mengetahui apa yang sudah terjadi pada kedua tawanannya. Tanpa pikir panjang, dia langsung memerintahkan orang-orang kepercayaan menyiapkan kapal feri untuk menyusul kapal laut yang akan menyebrang ke negara P.

Sementara di dalam kapal, kondisi menjadi kacau balau. Semua anak perempuan yang berada di dalam dek menjerit-jerit lantaran mendengar suara tembakan yang memekikkan telinga. Mereka ketakutan kalau cerita-cerita indah dari mulut Lucas hanya sekedar isapan jempol belaka.

"Suruh mereka diam! Kalau masih saja ribut, jangan segan-segan buat menodongkan pistol ke kepala mereka!" titah John pada orang-orang suruhannya.

"Baik, Bos!" jawab anak buah John yang langsung bergerak tanpa menunggu komando kedua kalinya.

Mereka membuka pintu dek yang terkunci kemudian menghalau para gadis belia yang menyerang dengan kepalan-kepalan tak bertenaga.

"Apa kalian mau, nasib kalian sama seperti kedua gadis itu?" tekan salah satu pria.

Anak-anak perempuan tak berdosa tersebut terpaksa menarik diri menjauh lantaran takut kalau nyawa mereka pun ikut melayang sia-sia. Mereka mengunci mulut rapat-rapat dan kembali duduk meringkuk, menenggelamkan muka-muka sayu di antara kedua kaki lemas gemetaran.

"Bagus... bekerja samalah dengan kami. Maka nyawa kalian akan aman-aman saja!" kata salah satu anak buah John. "Tapi, kalau kalian memberontak seperti dua gadis bodoh itu ... tamat!!" ancamnya terdengar mengerikan.

Kaki tangan Lucas beserta komplotannya meninggalkan ruang sempit dan gelap itu untuk menemui John. Pria itu sekarang tengah mengurung diri, memikirkan nasib yang berada di ujung tanduk. Kelalaian yang dilakukan malam ini amatlah beresiko tinggi. Nyawanya bisa saja melayang di tangan si bos besar.

BRAKKK!!!

Lucas berdiri di depan lawang dengan tangan menempel pada daun pintu seraya menyalang kejam ke arah pria yang menunduk lesu. Pria yang sudah membersamainya lebih dari sepuluh tahun. Namun, malah mengecewakan pada akhirnya.

John tersentak dan langsung beringsut dari tempatnya untuk menghampiri Lucas. Dia kini bersimpuh, memegangi kedua kaki Lucas memohon pengampunan. "Bos... tolong maafkan saya. Kejadian ini, tidak akan terjadi buat kedua kalinya. Saya bisa pastikan itu!"

Lucas menghentakkan kakinya, membuat badan John terjungkal ke belakang. Dia berjongkok lanjut menjerat erat leher si begundal. "Berikan aku satu alasan, kenapa harus mengampuni dan mempertahankan anak buah dongok seperti kamu, John?"

Wajah John sudah memerah karena kesusahan untuk bernapas. Jangankan untuk menjawab pertanyaan Lucas. Sekedar menggerakkan tangannya pun, dia tak kuasa.

Akhirnya, Lucas melepaskan cekalan tangannya dari leher John. Pria yang dia cekik, sontak terbatuk-batuk sembari memegangi leher yang sakit. Suara napas tersengal-sengal, dada kembang kempis. John merasa kalau ajalnya akan segera tiba.

"Aku tidak akan membunuhmu hanya karena kesalahan hari ini. Kamu, aku bebaskan!" ujar Lucas tersenyum licik. Tidak tau apa dipikiran oleh pria itu. Mulut dan otaknya sering kali tidak sinkron. Ucapan dan perbuatan selalu bertolak belakang.

Mendengar selorohan Lucas, membuat John bisa menghela napas dengan lega. Dia mengusap-usap dada sebab bos-nya itu bersedia mengampuni dan memberikan kesempatan untuknya memperbaiki keadaan.

"Te-terima ka-kasih, Bos!!" kata John terbata-bata karena jalan napasnya masih tersendat.

Lucas menggeram lantas meninggalkan John di ruangan tersebut seorang diri. Pria malang itu tergolek lemas di atas lantai sembari tertawa hambar, meski napasnya masih terasa pengap.

Pria berusia 60 tahun menoleh ke arah bawahannya yang lain. Dia mengerdipkan mata, memberikan isyarat untuk menghabisi nyawa sang anak buah yang tidak becus.

Baru juga berjalan beberapa langkah, terdengar erangan panjang dari mulut orang kepercayaannya. Lucas menarik bibir ke salah satu sudut, kemudian berjalan teramat tenang seakan tidak melakukan dosa.

John Lincoln, orang yang banyak berjasa pada Lucas dalam menangani bisnis gelapnya. Harus meregang nyawa hanya karena satu kecerobohan yang berakhir dengan kematian tragis. Tiada kata maaf ataupun pengampuan. Melakukan kesalahan, artinya petaka.

...***...

"Amanda!!" panggil salah satu rekan kerjanya. Tunggu aku...!" teriaknya sembari berlarian menghampiri gadis berperawakan tinggi tersebut.

"Ann? Ada apa memanggilku?" tanya Amanda heran. Sebab asistennya itu berlarian menyusulnya ke tempat parkir. Di mana siang ini, dia akan makan bersama sang pujaan hati, di tepian pantai yang hanya ditempuh lima belas menit dari Rumah Sakit.

"Ini, ponselmu ketinggalan!" Seorang perempuan yang usianya sebaya dengan Amanda, menyerahkan benda tersebut sembari megap-megap.

Amanda menarik telepon genggam miliknya lalu tersenyum lebar. "Terima kasih, sahabatku tersayang. Makin cinta deh aku sama kamu...."

"Dih najis! Aku perempuan normal ya!" ketus teman karib Amanda yang bernama Ann.

Amanda hanya cengengesan mendengar ucapan sahabatnya itu seraya memasang helm ke atas kepalanya. "Aku titip Rumah Sakit ya. Mau berkencan dulu sama si lelaki tampan nan menggairahkan."

Ann mencebikkan bibirnya. "Dih, mentang-mentang punya kekasih. Selalu saja memanas-manasi. Lebih enak jadi wanita single tahu, bebas... lepas....."

"Itu sih alibi si perempuan kesepian," ledek Amanda yang membuat Ann bermuram durja. Dia senang sekali mengusili teman baiknya itu karena dengan begitu hubungannya dengan Ann semakin rekat.

"Begini amat ya punya sahabat!" keluh Ann mendelikkan mata.

Amanda terkekeh, "Tapi orang macam aku ini tidak ada duanya, Ann. Mau kamu keliling dunia sekali pun, tidak akan menemukan perempuan terunik sepertiku."

Ann mengerling lanjut merotasi kedua bola matanya. "Ya-ya-ya... pujilah dirimu sendiri, selama itu membuatmu happy!"

Amanda mencolek dagu sahabatnya. "Aku pergi dulu ya. Tidak mau membiarkan Matthew menungguku terlalu lama. Nanti banyak lalat hijau yang menggoda dia!"

Ann mengangguk tipis. "Hati-hati, jalanin motornya pelan-pelan saja! Aspal itu keras, tidak lunak seperti squishy!"

"Tenang saja, Ann. Aku bisa menjaga diriku sendiri...!" teriak Amanda sembari melajukan kendaraan roda dua miliknya dengan kecepatan 60 km/jam.

Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu nampak sangat bersemangat. Dia menjalankan motor cepat-cepat karena saat ini Matthew sudah menunggunya sejak lima menit yang lalu.

Sepuluh menit telah terlewati, Amanda sudah tiba di tempat yang lokasinya dikirim Matthew melalui aplikasi google map. Kepalanya bergulir ke sana ke mari sebab tidak menemukan siapa pun di sana.

"Matthew mana?" gumam Amanda mencari keberadaan sang kekasih hati. Dia mencoba untuk menelepon lelakinya itu. Akan tetapi, nomor ponselnya tahu-tahu tidak bisa dihubungi. "Matthew... kamu di mana sih?" resah Amanda lantaran dia sudah sepuluh menit berdiri di tempat itu. Namun, pria yang tengah dia nanti tak jua menampakkan batang hidungnya.

Gadis itu mendesah kecewa. Dia membalikkan badan untuk kembali ke tempat parkir pergi dari tempat sepi ini. Tetapi, dia malah membeku sebab lelaki yang dia tunggu, berdiri di hadapannya sembari memegang sebuket bunga dan sebuah kotak perhiasan.

"Matthew? Kamu...?"

...*****...

Terpopuler

Comments

langit biru

langit biru

berdiri di depan lawang ???lawang sewu ?yg bener aja kak senja.aku auto ngakak🤣🤣🤣

2022-06-15

2

Mbak Rin

Mbak Rin

wah.... kasian matthew donk lau nanti ditinggal amanda

2022-06-08

4

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

Naruto Ganteng 🌱 Yoko 🔱🎻

amanda dan lucas

2022-06-06

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!