Bab 13 Menikah!!!

"Di mana gadis itu, jawab?!" hardik anak buah Lucas pada salah satu pegawai Rumah Sakit tempat Amanda bekerja. Dia mengikat leher pegawai tersebut pada tiang melintang di bawah atap kamar jenazah dengan sebuah kursi menopang kedua kaki.

"Ga-gadis yang mana Tuan? Ada banyak pasien datang berobat ke Rumah Sakit ini," gugup pegawai tersebut. Matanya berurat merah sebab merasakan malaikat maut seakan berputar-putar di atas kepala.

Anak buah Lucas memperlihatkan potongan foto. "Ini! Kemarin siang dia dibawa ke sini, 'kan?"

Kelopak mata menyipit, tengah mengingat sosok di dalam foto tersebut. "I-iya... kemarin anak itu dirawat di Rumah Sakit ini. Tapi keesokan paginya sudah dibawa pergi."

"Ke mana?" tanya orang suruhan Lucas. "Dan dibawa oleh siapa?" tanyanya lagi.

"Sa-saya tidak tahu Tuan. Tolong lepaskan saya. Saya benar-benar tidak tahu perihal pasien itu," jawab wanita paruh baya merengek.

"Benarkah?" Pria bertubuh besar menggoyang-goyangkan kursi yang menjadi pijakan kaki. "Jangan main-main dengan kami. Karena apa? Karena kami tidak segan-segan membuatmu mati sekarang juga!" Ia menendang kursi tersebut. Wanita itu gelagapan sebab jeratan tali tambang perlahan mencekik lehernya.

Dirasa sudah cukup memberikan pelajaran, orang suruhan Lucas membetulkan kembali posisi kursi itu ke tempat semula. Wanita dengan setelan blazer merah muda akhirnya bisa menghirup napas kembali. Meski kini, ia merasakan sesak di dada dan nyeri di sekeliling leher.

"Bagaimana, sudah cukup main-mainnya? Atau, kita mau membuat permainan baru?" Pria dengan wajah sangar mengeluarkan pisau lipat dari dalam saku celana lantas membukanya. Dia menggesek-gesekkan senjata tajam tersebut ke atas bibir sanderanya. "Kira-kira kalau benda ini aku tusukkan ke dalam kerongkonganmu, bagaimana rasanya ya?" tanyanya bernada mengerikan.

Pundak wanita itu bergetar hebat sebab ia tengah menangis serta dilanda ketakutan. Kepalanya bergeleng-bergeleng memohon untuk diberi pengampunan. "Jangan sakiti saya, Tuan... kalau saya mati, kasihan anak-anak saya...."

"Maka dari itu, cepat katakan ke mana anak perempuan itu dibawa? Dan oleh siapa?" sentak anak buah Lucas tidak sabar. Sebab waktu terus berjalan. Semakin lama mereka bergerak, akan sangat membahayakan diri sendiri dan komplotannya.

"Ba-baik, sa-saya a-akan memberitahu Anda. Tapi se-setelah i-itu, le-lepaskan sa-saya..." sahut wanita itu kesulitan berbicara karena jalan napasnya masih tersekat.

"Bagus... katakan sekarang juga. Jangan mengulur-ulur waktu kami lagi!"

"Ga-gadis yang kalian maksud dibawa oleh dokter Matthew Alonzo ke Delonix Psychiatric Hospital (Rumah Sakit Jiwa Delonix). Karena dia dan kekasihnya yang membawa gadis itu ke Rumah Sakit ini," ungkap wanita nahas kepada para penjahat. "Sa-saya sudah mengatakan semuanya. Jadi, tolong lepaskan saya..." isaknya. Dia sangat berharap orang-orang yang menyanderanya menepati janji.

"Terima kasih atas informasinya, Nyonya," ucap salah satu anak buah Lucas. "Semoga Tuhan memberkati Anda!" Pria kejam itu mendepak kaki-kaki kursi hingga berguncang kemudian terjatuh. Tubuh pegawai Rumah Sakit itu melayang dengan leher terjerat kuat. Dalam hitungan beberapa detik, ajal sudah menjemputnya. Ia tewas mengenaskan, di kamar jenazah.

"Hilangkan semua barang bukti, sidik jari juga lainnya. Pastikan polisi tidak menemukan apa pun yang bisa menyusahkan kita. Atur semuanya, agar wanita ini seolah murni bunuh diri!" titah si ketua komplotan lebih dahulu bertolak dari ruangan dingin dan lembab itu.

"Siap, Bos!!" jawab dua orang anak buahnya.

Perlahan, keberadaan Ivana sudah terdeteksi musuh. Keselamatan gadis itu beserta Matthew kini terancam karena Lucas tidak akan membiarkan siapa pun yang berhubungan dengan bisnis gelapnya, akan hidup dengan tenang.

...***...

"Papa punya utang penjelasan padaku." Amanda menagih janji sang ayah untuk menceritakan apa yang telah terjadi, hingga kondisi rumah dengan wajahnya sama-sama mengenaskan. Amanda menatap lekat netra Omran, menanti jawaban dari apa yang bersarang di dalam akal pikiran. "Kenapa Papa masih diam saja?" protesnya sebab pria tua itu memilih diam seribu bahasa. Amanda mendengkus kasar, lalu merebahkan kepala ke sandaran kursi.

Omran menoleh ke arah Amanda seraya menghela napas. "Tapi Papa minta, kamu jangan marah apalagi murka."

"Lagi pula, kenapa Manda harus marah?" Gadis bernetra biru safir mengangkat kedua bahunya. "Manda tidak mungkin marah sama Papa karena Papa satu-satunya harta berharga yang Manda punya." Amanda menegakkan badannya lalu merengkuh pundak sang ayah. Dia merasa masih menjadi gadis kecil yang ingin selalu dimanja oleh lelaki yang menjadi cinta pertamanya.

Omran menepuk-nepuk lembut pipi Amanda. Hatinya berdesir, antara merasa bersalah juga keinginan untuk hidup enak, bila putri semata wayangnya itu menjadi istri saudagar kaya raya.

"Kamu sudah punya kekasih?" tanya Omran berbelit-belit. Dia mencari kalimat yang pas untuk bisa mengatakan kalau sebentar lagi akan ada pria yang meminang putrinya.

Amanda berdecih, "Ayolah Pa... jangan mengalihkan pembicaraan. Amanda harus tahu, apa yang sebenarnya terjadi!"

"Jawab dulu, baru Papa akan menjelaskan semuanya," sergah Omran.

"Iya... Manda sudah memiliki kekasih. Tadinya hari ini, dia mau ketemu Papa. Tapi tidak jadi, ada urusan lebih penting," jelas Amanda tiba-tiba merindukan sang pujaan hati.

"Mulai sekarang, akhiri hubunganmu dengan pria itu dan pria mana pun!" seru Omran tegas. Perkataannya sontak melonjakkan perasaan sang anak. Bagaimana mungkin jalinan yang sudah dirajut selama tiga tahun, harus pupus begitu saja tanpa alasan yang jelas.

"Ta-tapi kenapa, Pa?" Amanda tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Papa... sedang mengerjaiku, 'kan? Papa tidak sungguh-sungguh, 'kan?" lirihnya berharap perkataan Omran hanya sekedar lelucon.

"Apa kamu melihat raut Papa sedang bercanda, Manda? Apa omonganku terdengar sebuah bualan?" jawab Omran. Namun, dengan sebuah pertanyaan.

Amanda menggeleng lemah. "Lalu kenapa Pa? Manda benar-benar tidak mengerti. Manda pulang itu karena mengkhawatirkan Papa, bukan mau membahas masalah percintaan Manda!"

"Itu karena... Papa sudah menjodohkanmu dengan pria mapan. Pria kaya raya yang pastinya akan membuat hidup kita tidak sesengsara seperti saat ini," kilah Omran.

Amanda tertawa hambar dan mengusap mata yang tiba-tiba sembab. "Tapi Pa...."

"Sudah! Tidak ada tapi-tapi. Pokoknya kamu harus menikah sama laki-laki pilihan Papa. Papa tidak mau mendengar bantahan atau apa pun dari mulutmu itu!" sentak Omran tidak menjelaskan alasan yang sebenarnya. Dia menarik tubuhnya dari atas kursi meninggalkan Amanda yang masih bertanya-tanya. "Dan satu lagi, kamu tidak usah kembali ke kota. Kirimkan saja surat pengunduran dirimu. Karena kamu akan menikah dalam waktu dekat ini!" perintah Omran seraya pergi dari hadapan putrinya.

Amanda berteriak memangil sang ayah. "Pa... Papa... kita belum selesai bicara! Papa belum menjelaskan semuanya secara gamblang!"

Amanda terus bersuara meski Omran mengabaikan teriakan dan rengekannya. Pria itu masuk ke dalam kamar lalu mengunci dirinya sendiri. Gadis itu terisak, kecewa pada Omran dan merasa menyesal lantaran telah bertolak ke desa dan meninggalkan Mathhew di kota.

...*****...

Terpopuler

Comments

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

kalo yg begini ini komenku cuma..... sadiiiiiis.... tegaaaa banget....😭😭😭😭

2022-07-11

2

langit biru

langit biru

hadeuh pak lucas dan anak buahnya kejem"y ternyata...dah gak berani ngomenin pak lucas dah🥶.takut ilang nama aku ntar

2022-06-15

2

🍁𝐌𝐈❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ

🍁𝐌𝐈❣️💋🄽🄸🄻🄰-🄰🅁🄰👻ᴸᴷ

Masih penasaran 🤔🤔🤔🤔🤔

2022-06-08

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lucas Denver
2 Bab 2 Matthew Alonzo
3 Bab 3 Kiss me
4 Bab 4 Sadis
5 Bab 5 Anggur Merah
6 Bab 6 Mata
7 Bab 7 Melepaskan Diri
8 Bab 8 Lenyap!!
9 Bab 9 Kejutan
10 Bab 10 Siuman
11 Bab 11 Pulang
12 Bab 12 Jambret...!!!
13 Bab 13 Menikah!!!
14 Bab 14 Rindu
15 Bab 15 Bertemu Kembali
16 Bab 16 Jawab, Pa...
17 Bab 17 Meloloskan Diri
18 Bab 18 Rahasia
19 Bab 19 Klub Malam
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 No, Papa...
22 Bab 22 Istana Lucas Denver
23 Bab 23 Jangan Menikah!!!
24 Bab 24 Pernikahan
25 Bab 25 Gagal MP
26 Bab 26 Bebas
27 Bab 27 Ejakulasi Dini
28 Bab 28 Berpandangan Mata
29 Bab 29 Dilema Lucas
30 Bab 30 Godaan
31 Bab 31 Pintu Rahasia
32 Bab 32 Matthew Kembali
33 Bab 33 Mati
34 Bab 34 Allina
35 Bab 35 Kubur
36 Bab 36 Pergi
37 Bab 37 Memergoki
38 Bab 38 Kerja Sama
39 Bab 39 Pingsan
40 Bab 40 Meremang
41 Bab 41 Pasung
42 Bab 42 Kebakaran
43 Bab 43 Dokumen Penting
44 Bab 44 Roti Sobek
45 Bab 45 Ambulan
46 Bab 46 Televisi
47 Bab 47 Kabur
48 Bab 48 Ciuman Kedua
49 Bab 49 Ulet Bulu
50 Bab 50 Curiga
51 Bab 51 Melepasmu
52 Bab 52 Helikopter
53 Bab 53 Tertembak
54 Bab 54 Meledak
55 Bab 55 Hilang
56 Bab 56 Makan Malam
57 Bab 57 Bathtub
58 Bab 58 Mengintip
59 Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60 Bab 60 Saksi
61 Bab 61 Menyelinap
62 Bab 62 Senapan
63 Bab 63 Menggigil
64 Bab 64 Mayat
65 Bab 65 Kedatangan Polisi
66 Bab 66 Matthew Siuman
67 Bab 67 Ditangkap
68 Bab 68 Abigail
69 Bab 69 Allison Elizabeth
70 Bab 70 Bebas
71 Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72 Bab 72
73 Bab 73 Leo...
74 Bab 74 Kerinduan
75 Bab 75 Tulus
76 Bab 76 Batu
77 Bab 77 Obat
78 Bab 78 Sidang Pertama
79 Bab 79 Gagal Lagi
80 Bab 80 Donor Darah
81 Bab 81 Kritis
82 Bab 82 Janji
83 Bab 83 Tubruk
84 Bab 84 Monitor
85 Bab 85 Hidup dan Mati
86 Bab 86 Sidang Kedua
87 Bab 87 Tunggu!!!
88 Bab 88 Siapa ya?
89 Bab 89 Hakim Memutuskan...
90 Bab 90 Cemburu
91 Bab 91 Siuman
92 Bab 92 Buket Bunga
93 Bab 93 I Love You, Mom
94 Bab 94 Ivana?
95 Bab 95 Kau?
96 Bab 96 Desa
97 Bab 97 Pergi atau Kembali
98 Bab 98 Kecupp
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1 Lucas Denver
2
Bab 2 Matthew Alonzo
3
Bab 3 Kiss me
4
Bab 4 Sadis
5
Bab 5 Anggur Merah
6
Bab 6 Mata
7
Bab 7 Melepaskan Diri
8
Bab 8 Lenyap!!
9
Bab 9 Kejutan
10
Bab 10 Siuman
11
Bab 11 Pulang
12
Bab 12 Jambret...!!!
13
Bab 13 Menikah!!!
14
Bab 14 Rindu
15
Bab 15 Bertemu Kembali
16
Bab 16 Jawab, Pa...
17
Bab 17 Meloloskan Diri
18
Bab 18 Rahasia
19
Bab 19 Klub Malam
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 No, Papa...
22
Bab 22 Istana Lucas Denver
23
Bab 23 Jangan Menikah!!!
24
Bab 24 Pernikahan
25
Bab 25 Gagal MP
26
Bab 26 Bebas
27
Bab 27 Ejakulasi Dini
28
Bab 28 Berpandangan Mata
29
Bab 29 Dilema Lucas
30
Bab 30 Godaan
31
Bab 31 Pintu Rahasia
32
Bab 32 Matthew Kembali
33
Bab 33 Mati
34
Bab 34 Allina
35
Bab 35 Kubur
36
Bab 36 Pergi
37
Bab 37 Memergoki
38
Bab 38 Kerja Sama
39
Bab 39 Pingsan
40
Bab 40 Meremang
41
Bab 41 Pasung
42
Bab 42 Kebakaran
43
Bab 43 Dokumen Penting
44
Bab 44 Roti Sobek
45
Bab 45 Ambulan
46
Bab 46 Televisi
47
Bab 47 Kabur
48
Bab 48 Ciuman Kedua
49
Bab 49 Ulet Bulu
50
Bab 50 Curiga
51
Bab 51 Melepasmu
52
Bab 52 Helikopter
53
Bab 53 Tertembak
54
Bab 54 Meledak
55
Bab 55 Hilang
56
Bab 56 Makan Malam
57
Bab 57 Bathtub
58
Bab 58 Mengintip
59
Bab 59 Kamu Jahat, Samuel
60
Bab 60 Saksi
61
Bab 61 Menyelinap
62
Bab 62 Senapan
63
Bab 63 Menggigil
64
Bab 64 Mayat
65
Bab 65 Kedatangan Polisi
66
Bab 66 Matthew Siuman
67
Bab 67 Ditangkap
68
Bab 68 Abigail
69
Bab 69 Allison Elizabeth
70
Bab 70 Bebas
71
Bab 71 Aku Kembali, Ivana!
72
Bab 72
73
Bab 73 Leo...
74
Bab 74 Kerinduan
75
Bab 75 Tulus
76
Bab 76 Batu
77
Bab 77 Obat
78
Bab 78 Sidang Pertama
79
Bab 79 Gagal Lagi
80
Bab 80 Donor Darah
81
Bab 81 Kritis
82
Bab 82 Janji
83
Bab 83 Tubruk
84
Bab 84 Monitor
85
Bab 85 Hidup dan Mati
86
Bab 86 Sidang Kedua
87
Bab 87 Tunggu!!!
88
Bab 88 Siapa ya?
89
Bab 89 Hakim Memutuskan...
90
Bab 90 Cemburu
91
Bab 91 Siuman
92
Bab 92 Buket Bunga
93
Bab 93 I Love You, Mom
94
Bab 94 Ivana?
95
Bab 95 Kau?
96
Bab 96 Desa
97
Bab 97 Pergi atau Kembali
98
Bab 98 Kecupp

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!